My Perfert Boss
Cast:
Choi Seungcheol
Hong Jisoo
Others Seventeen member
Rating:
T (untuk chapter ini)
Genre:
Romance / Drama (maybe)
Disclaimer:
Semua yang ada di ff ini bukan milik gue. Mereka milik diri mereka sendiri. Gue Cuma pinjem nama. Tapi kalo ff ini murni milik gue.
Summary:
Hong Jisoo adalah seorang pria yang harus rela menyamar sebagai seorang wanita demi mendapatkan sebuah pekerjaan. Bagaimanakah hari - hari Jisoo selanjutnya?
Happy reading guys ^^
.
.
.
.
.
"Jihoon-ie, hyung pulang." Seru seorang pemuda manis sambil memasuki rumahnya.
"Jisoo hyung, kau sudah pulang? Bagaimana kau sudah mendapat pekerjaan?" Jihoon menghampiri Jisoo -nama pria manis tadi- dan mendudukannya di sofa ruang tamu rumah mereka.
"Belum, Jihoon-ie. Semua perusahaan yang aku datangi semuanya mengatakan jika tidak ada lowongan pekerjaan." Jisoo memijat keningnya.
"Ah, tadi Soonyoung hyung datang kesini, dia bilang di kantor sepupunya sedang membutuhkan pegawai tapi mereka hanya membutuhkan pegawai wanita." jelas Jihoon.
"Jihoon-ie sayang, jika mereka hanya membutuhkan pegawai wanita kenapa kau mengatakannya kepadaku?" Jisoo memutar matanya malas. Sepertinya adik manisnya ini sudah tertular virus bodoh milik Soonyoung -kekasih adiknya-.
"Aish hyung, aku belum selesai bicara." Jihoo mencebikan bibirnya kesal. "Maksudku, kenapa kau tidak menyamar saja sebagai wanita dan melamar di kantor milik sepupu Soonyoung hyung." lanjut Jihoon.
"Apa kau sudah gila, Jihoon-ie? Aku memang membutuhkan pekerjaan tapi aku tidak akan segila itu untuk menyamar menjadi seorang wanita hanya untuk mendapatkan pekerjaan." tolak Jisoo.
"Aish hyung, kau tau kan kalau keuangan kita sudah semakin menipis. Lagipula aku dan Soonyoung hyung sudah mempersiapkan segalanya." Jihoon memberikan puppy eyesnya agar Jisoo mau menerima idenya.
"Apa maksudmu, Jihoon-ie? Aku tidak mengerti."
"Kau tunggu disini sebentar, hyung." setelah itu Jihoon segera berlari memasuki kamarnya meninggal Jisoo sendirian.
Tak lama kemudian Jihoon keluar dari kamarnya dengan membawa beberapa tas belanjaan di kedua tangannya.
"Apa itu Jihoon-ie." Jisoo menatap penasaran pada tas - tas yang dibawa Jihoon.
"Ini adalah barang - barang untuk penyamaranmu, Hyung." Jihoon mengeluarkan barang - barang yang dibelinya tadi bersama Soonyoung.
Jisoo menatap Jihoon tak percaya. Rupanya adiknya ini serius untuk menyuruhnya menyamar sebagai wanita. Lihat saja bahkan Jihoon sudah membelikannya blouse, rok, high heels, alat rias dan juga rambut palsu.
"Astaga Hong Jihoon, kau benar - benar sudah gila." seru Jisoo.
"Ayolah hyung, kau hanya perlu memakai ini dan melamar ke perusahaan sepupu Soonyoung hyung. Bahkan Soonyoung hyung sudah memanipulasi ijazahmu hyung. Hargailah kerja keras kami hyung."
"Bagaimana jika nanti aku ketahuan, Jihoon-ie? Aku bisa di laporkan ke polisi karena dianggap telah melakukan penipuan." Jisoo mengusap wajahnya frustasi.
"Kau berlebihan hyung, lagipula ada Soonyoung hyung yang akan melindungimu." Jihoon masih berusaha membujuk Jisoo.
"Baiklah, aku akan menerima ide gilamu itu Jihoon-ie. Sekarang aku ingin istirahat." ucap Jisoo sebelum melangkah memasuki kamarnya.
.
.
.
.
.
"Hyung, cepatlah turun. Kau tidak boleh terlambat hyung." Jihoon berteriak dari ruang makan.
"Baiklah, aku turun." Jisoo menuruni tangga dan langsung menuju ruang makan.
"Apa kau benar - benar Jisoo hyung?" Jihoon menatap tak percaya hyungnya sudah berubah menjadi seorang wanita. "Kau benar - benar cantik hyung, untung saja aku sudah memiliki kekasih kalau tidak mungkin aku akan jatuh cinta padamu." lanjutnya.
Jisoo hanya memutar bola matanya malas menanggapi ocehan Jihoon. Ia segera mendudukan dirinya di kursi meja makan dan mulai memakan sarapannya.
.
.
.
.
.
Tiin.. Tiin.. Tiin..
"Ah, itu pasti Soonyoung hyung." Jihoon menarik tangan Jisoo yang baru saja menyelesaikan sarapannya.
"Aku masih merasa ini bukan ide yang bagus, Jihoon-ie." ucap Jisoo saat ia dan adiknya sudah berada di depan rumah mereka.
"Aish, hyung tak akan terjadi apa - apa, oke?"
"Jihoon-ie benar, hyung. Aku akan menjaga rahasia ini. Sekarang lebih baik kita berangkat." Soonyoung membukakan pintu mobilnya untuk Jisoo dan ia juga segera memasuki mobilnya setelah memberikan kecupan di bibir kekasih mungilnya itu.
.
.
.
.
.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk." Soonyoung membuka pintu bertuliskan Direktur itu setelah mendapat persetujuan dari pemiliknya.
"Seungcheol hyung, aku membawa seseorang yang ingin melamar menjadi sekretarismu." seru Soonyoung membuat pria yang dipanggilnya Seungcheol itu mengangkat wajahnya menatap dirinya juga Jisoo.
"Jisoo noona, perkenalkan dirimu." suruh Soonyoung sambil menarik Jisoo maju.
"Annyeonghaseyo, Hong Jisoo imnida." Jisoo membungkukkan tubuhnya.
"Jadi benar kau ingin menjadi sekretarisku?" Seungcheol bertanya sambil menatap tubuh Jisoo dari atas ke bawah.
"I...iya." jawab Jisoo gugup.
"Seungcheol hyung, berhenti menatapnya seperti itu kau membuatnya takut."
"Ekhem, baiklah kau bisa mulai bekerja hari ini. Itu adalah mejamu." Seungcheol menunjuk meja di seberangnya. "Dan kau, Soonyoung kembalilah ke ruanganmu.
.
.
.
.
.
Jisoo duduk dengan risih di meja kerjanya. Pasalnya sejak Soonyoung keluar dari ruangan ini, atasannya yang bernama Seungcheol ini terus memandanginya. Dan itulah yang membuatnya risih.
Seungcheol berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati meja Jisoo. Seungcheol berhenti tepat di belakang kursi Jisoo. Ia menurunkan kepalanya hingga sejajar dengan leher Jisoo.
"Ini ada file yang harus kau periksa, Jisoo." Seungcheol berbisik di leher Jisoo, membuat sang pria manis itu bergidik karena geli.
"Maaf, Seungcheol-ssi. Tolong jangan berbisik di leherku, itu membuatku geli." Jisoo mencoba mencoba menjauhkan lehernya dari wajah Seungcheol.
"Bawa ke mejaku kalau sudah selesai." Seungcheol menegakkan tubuhnya dan meletakan file tadi di meja Jisoo sebelum berjalan kembali ke mejanya.
.
.
.
.
.
Tbc
03 Juni 2016
OoOoO Kim Venus OoOoO
