Disclaimer: masashi kishimoto

Warning : gak sesuai EYD, gaje, typo, alur aneh, author baru yang gaje.

Don't like.. Don't read..!

Dua sisi cinta, dua sisi dirimu

- jangan mengaku dirimu mencintai seseorang, apabila kau terpuruk dalam kepahitannya.

Emerlad itu menutup, diiringi hembusan nafas yang menyiratkan kelelahan.

Sorot matanya meredup, dan jemarinya menutup buku bersampul tebal berjudul 'love: lost and find'.

"Tahu apa tulisan konyol ini tentang cinta." tutur suara dingin sang gadis berambut pink.

Sang gadis berambut panjang sepunggung itu menutup buku tebalnya dan mengambil secangkir kopi seraya memandang ribuan mutiara putih yang turun malam ini, dan entah sudah berapa kali ia membuka dan membaca tulisan yang mulai usang itu terpatri didalam buku itu. Tubuhnya masih senantiasa bersandar di sofa yang menghadap langsung kearah luar apartemen mewahnya, tak lupa dengan secangkir kopi yang menemani malam-malamnya, butiran salju masih senantiasa turun melengkapi dinginnya malam yang tak cerah ini.

Dia, sakura haruno gadis berumur 20 tahun yang mempunyai IQ diatas rata-rata, wajahnya cantik, dan pribadi yang ramah. Dibalik semua keindahan itu dia mempunyai sebuah pengalaman yang cukup kelam. Dia, seorang pecandu kopi yang cukup 'akut' dan dia tidak pernah mau mempercayai tentang 'cinta'.

Menurutnya cinta itu sulit didefinisikan dengan 'logika', ya seorang mahasiswa jurusan psikologi yang terkenal akan pemikiraannya yang serius ini membuat teman seangkatannya bingung sendiri. Dia lebih suka membaca buku yang tebalnya sanggup membuat orang 'terbelalak' daripada membicarakan seorang 'kekasih' hati.

Konohagakure- atau yang lebih akrab dipanggil 'konoha', kota maju yang berada dipinggiran tokyo dengan segala keindahannya. Kerimbunan dan kententramannya yang sanggup membuat siapapun betah untuk memanjakan dirinya dikota yang tidak terlalu besar ini. Tetapi, ketika sang raja siang digantikan oleh penguasa malam, sang kota -konoha- berubah wajah menjadi kota penuh kemewahan, yang haus akan sentuhan malam, terlebih lagi dimusim sedingin ini, cinta bagaikan barang obralan ditengah-tengah salju putih tak berdosa yang turun membuat suasana di tempat-tempat tertentu menjadi 'panas'.

Tangan gadis itu kembali terulur untuk mengambil buku dengan sampul yang sudah cukup tua itu, membuka halaman demi halaman, mata emerladnya menatap dingin buku yang sedang dibacanya.

Bagian 1.

Definisi cinta:

Cinta adalah sebuah kata mungil yang dapat membuat seseorang merasa nyaman, tentram, dan juga-sakit.

Cinta memang membuat siapapun buta akan pesonanya, menarik lembut setiap insan dalam jeratnya.

Cinta merengkuh semua perbedaan.. Melebur menjadi satu dalam harmoni ketentraman.

Mata indah itu seakan tak mau berhenti membaca setiap kata demi kata yang tertera dibagian pembuka buku itu, terlalu banyak definisi.. Terlalu banyak kata-kata munafik dalam setiap kata-kata yang tertoreh dibuku usang itu. Buku itu - buku peninggalan almarhumah ibunda tercinta - yukorin haruno, sosok yang begitu berarti dihidupnya.

Dan kenangan pedih itu terputar kembali di dalam benaknya, menembus dinding keras yang sudah lama dibangunnya.

...-...-...-...

Dia, belum bisa melupakan saat ayah yang dia banggakan meninggalkan ibunya dalam keadaan hampir mati, rambut merah muda sang ibu lusuh awut-awutan mata rubynya redup wajahnya sedikit memar akibat pukulan ayah yang bejat itu. Tapi tak dapat dilupakan mata seindah emerlad itu adalah warisan dari ayahandanya, ayah yang meninggalkannya disaat umurnya 3 tahun. Dan kalian tahu.? Dia masih tak percaya dengan apa yang dikatakan sang bunda saat menjelang kematiannya.. Di saat sakura berumur 13 tahun.

"Sakura, kaa-san titip buku ini ya.. Kau harus mengerti bagaimana perasaan mencintai seseorang." suara serak itu membuat hati sakura belia sedih, takut, tak mau mengingat kejadian 10 tahun lalu.

"Kaa-san..." gadis itu merengkuh tubuh sang bunda dengan badan yang sedikit gemetar, takut menyaksikan ini.

"Jadilah kuat sakura, kau percaya ? Cinta akan membuatmu lebih kuat. Seperti cinta Kaa-san kepadamu, yang membuat kaa-san kuat seperti sekarang."

Di detik akhir hidupnya, dia masih membicarakan apa arti 'cinta' itu kepada sang gadis. Sampai waktunya...

"I love you sakura, good bye." sepatah kata asing dari sang bunda serasa ribuan jarum yang menusuk hatinya, membiarkan luka yang tertutup sekian lama terbuka kembali.

Musim itu, musim dingin yang sangat memilukan bagi sakura.

Ribuan mutiara dari sang kami-sama menyentuh permukaan batu nisan tanda tempat peristirahatan yang sangat memilukan bagi sakura. Dia, ingin pergi dari kota ini...

"Kaa-san, aku benci dengan cinta. Aku benci cinta yang telah membuat kaa-san menderita seperti ini. Kaa-san aku..."

Dan butiran bening dari iris emerlad itu turun membasahi pipi sang gadis yang memegang erat buku peninggalan sang bunda tercinta. Menangis dalam diam, melangkah pergi, ke tempat yang lebih tenang.

-...-...-

Cukup, dia tidak tahan lagi membicarakan tentang 'cinta'. Hanya membuka luka lama, hanya akan menghancurkan dinding baja yang merupakan tameng dari segala kekerasan hidup yang dideritanya.

...-...-...-...

Pagi ini sakura sudah siap dengan jadwal kuliah nya, yah jamnya akan dimulai 2 jam lagi dan dia harus sudah berada di kelasnya pagi ini.

Ketika si gadis dengan terburu-buru keluar dari lobby apartemen tidak sengaja dia menabrak seseorang yang notabene lebih tinggi darinya, jika saja tangan si 'tertabarak' tidak menangkap tubuh mungilnya. Mungkin saja dia sudah jatuh mencium lantai keramik, hei bibirnya masih perawan loh.

"Ah, maaf anda tidak apa-apa ?" suara barintone yang mempertegas bahwa dia adalah laki-laki mebuat sakura terhenyak dan sadar.

"Ah, maaf saya tidak sengaja. Maaf saya buru-buru." dan ketika emerlad itu mendongak, menatap iris mata serupa dengan batu obsidian. Onyx itu tajam, tapi lembut menatap sakura membuat sakura sejenak terpaku.

"Oh, iya silahkan." dan bibir tipis itu tersenyum menjulurkan tangan canggung kepada sakura.

"Sakura. Haruno Sakura." ucap sakura ramah, kepribadian sakura yang lainnya.

"Oh, aku Uchiha Sasuke. Doozo yoroshiku."

"Yoroshiku nee Uchiha-san." dan bibir terpoles lipp gloss natural itu tersenyum manis.

"Ah Uchiha-san maaf aku buru-buru." tutur sakura seraya ke arah pintu keluar.

"See you later haruno-san." ujar sasuke pelan dan berwibwa.

"Ya..!" kaki jenjang itu melanngkah menuju keluar apartemennya.

"Ohayo haruno-san."

"Ohayo sakura-chan."

Itulah sapaan-sapaan untuk sakura di pagi ini, ya apalagi yang membuat gadis berwajah polos ini disegani oleh orang sekitar jika bukan sikapnya yang ramah dan suka membantu orang sekitar? Sayangnya itu bukan sifatnya yang sebenarnya, hanya tameng kehidupan untuk menutupi cacat hatinya.

- skip time-

Konoha gakuen..

Disini, universitas dimana semua orang mengelu-elukannya. Universitas yang menampung ratusan orang yang mempunyai bakat dan kecerdasan diatas rata-rata, dan suasana di gedung ini sangat tentram, ditambah dengan sisa-sisa salju yang menumpuk di beberapa bagian pohon dan gedung. Seperti istana salju mungkin.? Haha konyol.

Disinilah haruno sakura berada, di universitas jurusan psikologi. Gadis dengan wajah polosnya dengan IQ diatas rata-rata.

Sakura melangkahkan kakinya menuju kelas dimana jam kuliahnya akan dimulai satu jam lagi, ketika memasuki kelasnya terlihat seorang sahabatnya yang sedang membuka buku melambaikan tangannya kepada sakura.

"Sakura..!" sapa gadis dengan rambut pirang panjang blondenya kepada sakura.

"Ohayo ino-chan." balas sakura tenang.

"Hei.. Hei.. Kau tidur kemalaman lagi ya.?" tanya ino kepada sakura. Ya, setelah lima tahun terakhir sakura berada di konoha, ino lah yang selalu menemaninya disaat sedih dan senang. Hanya ino yang tahu 'sisi' lain dari seorang sakura haruno.

Sakura merapatkan syal biru muda yang dipakainya hari ini, dan tangannya kembali mengeluarkan 'buku' usang dari sang bunda.

Tanpa menjawab pertanyaan ino tadi, menurut sakura pertanyaan itu tidak perlu dijawab, karena tiap pagi ino selalu menanyakan itu.

"Ya ampun sakura, kamu masih membawanya.?" tanya ino.

"Aku masih belum mengerti dengan kata-kata yang ada dibuku ini." kata sakura dengan tatapan mata yang kosong, dan itu membuat ino kembali teringat dengan sakura yang lima tahun lalu ditemuinya.

"Bagian mana yang membuat kamu begitu penasaran.?" tanya ino agak heran, bagaimana tidak sudah selama itu sakura membaca, tetapi sampai sekarang dia belum mengerti juga kata-kata yang tertera di kertas tua itu.

"Semua. Terutama bagian ini." tunjuk sakura ke arah tulisan di kertas lusuh itu.

Cinta memiliki sisi yang saling bertolak belakang,

Sisi kebahagiaan yang dapat menuntun kita kedalam sesuatu yang indah sampai

Sisi cinta yang tidak bisa memiliki, sisi yang termasuk dalam cinta!

Cinta adalah pengorbanan, itulah cinta yang dilakukan seseorang untuk cinta sejatinya.

"Kenapa harus ada sisi yang begitu menyakitkan ? Kenapa kadang semua tidak adil ?" tutur sakura dengan dingin, ino yang mendengarkan hanya mampu diam. Percuma membicarakannya dengannya, toh dia yang terluka akibat masa lalu dan cinta dari sang bunda tidak akan mendengarkan tanggapan-tanggapan yang menurutnya 'konyol'.

Dia, yang memiliki dua sisi dalam dirinya. Orang yang susah untuk ditebak, sulit untuk dimengerti. Tapi ino selalu tahu, dia yakin suatu saat nanti sakura bisa menemukan arti cinta itu sendiri. Ino yakin, pesan sang bunda sakura adalah yang terbaik untuknya.

"Hm, aku yakin nanti kamu akan tahu." ya, kata-kata itu lagi. Entah sudah berapa kali sakura mendengarnya, dia yakin ino dapat mejawabnya dengan sangat tepat apalagi dirinya yang terkenal akan kemampuan berbicaranya di depan umum, tetapi kenapa setiap ia bertanya selalu dijawab dengan kata-kata menyebalkan seperti itu?

"Kau menyebalkan." tutur sakura setengah ngambek.

"Eh, kamu tahu gak katanya hari ini ada dosen baru, masih muda lagi!" tutur ino bersemangat berusaha mengelak, tetapi hanya ditanggapi dengan helaan nafas panjang oleh sakura.

"Iya iya deh."

"Ayolah sakura-chan, siapa tahu dosen baru kita tampan..!" ujar ino dengan wajah yang memohon.

"Hentikan, wajahmu sangat menjijikan ino." ujar sakura sarkastik, tentu saja ditanggapi dengan biasa oleh ino.

Tapi terbesit sesosok pemuda tampan yang tadi pagi ditemuinya. Sosok laki-laki sempurna. Yah, sangat sempurna.

'Apa yang kau fikirkan tentang sasuke..! Sadarlah sakura.." inner sakura menolak

Dan beberapa saat kemudian kelas menjadi hening diiringi seseorang yang memasuki ruang kelas itu.

Dosen sangar.? Oh tidak bukan itu.

Adakah quis mendadak.? Bukan, bukan itu.

Tetapi sesosok malaikat tampan, dengan wibawanya yang memasuki kelas dengan sejuta pesonanya, bukan maksudnya tebar pesona tetapi aura kelam dan tenang dipancarkan oleh seorang pemuda dengan rambut emo berwarna deepblue itu. Mata onyx nya tajam memandang lurus kedepan. Dan seketika itu juga, sakura haruno diam terpaku melihat sosok yang membuatnya penasaran.

"Perkenalkan saya dosen baru kalian." suara barintone itu membuat sakura menatap lurus kedepan menatap onyx itu, entah terlalu percaya diri atau tidak, sakura merasa obsidian itu menatap lurus kearahnya membuat wajahnya yang dingin memanas, hei apa ini?

"Saya... Sasuke Uchiha." dan perkenalan singkat itu sanggup membuat hati sakura sesak dengan berbagai macam perasaan aneh.

"Dia..." bisik sakura pelan, yang ada di fikirannya sekarang penuh dengan seseorang yang sedang berdiri dengan tegap beberapa meter didepannya. Pertanyaan tentang sosok hangat didepannya sosok yang baru saja ditemuinya kurang dari tiga jam yang lalu.

T..b...c...

Maaf ya gaje begini..! Maaf ya kalo ada typo, saya masih baru sih disini..

Mohon bantuannya para senpai ya..! Ini fict gaje kedua kira..

teruskan or delete.?

Apakah genrenya sesuai?

Mind to r n r..?

Saran selalu diterima..

Flame.? Saya rasa ga usah.. :D