Disclaimer : Kak Masashi Kishimoto
Summary : "Eh, anak baru itu aneh banget deh. Peralatan sekolahnya kok serba pink ya?"
"Padahal dia kan cakep plus cool juga. Tapi kasihan ya kepribadiannya melenceng."
Pairing : That's a secret for now
Warning : Sad, family, kagak sesuai sama kaidah kalimat efektif, gaje ending,
miss typo(s) anytime anywhere, and don't forget
DON'T LIKE DON'T READ READERS ;)
HAPPY READING MINNA :D
* (for this chapter, the title is a secret too) *
By : Ayume Natsuki
...-o0o-…
.
.
.
CHAPTER 1 : KEMBALILAH KE KONOHA
Pagi yang cerah dengan udara yang sejuk. Terlihat seorang pemuda keren dengan rambut biru donker panjangnya dan mata onyx yang terlihat masih enggan untuk beraktifitas. Itachi, nama pemuda tersebut, sedang menuruni anak tangga dengan malasnya.
"Aniki, sudah bangun", sapa seseorang yang mirip sekali dengan Itachi namun terlihat lebih muda. Itachi yang melihat bocah tersebut masih mengenakan piyama dan handuk yang ia selempangkan begitu saja di bahunya serta rambut pantat ayamnya yang masih acak-acakan langsung saja menyahut.
"Cepat mandi Sasuke, aku tunggu 15 menit lagi."
Tanpa pikir panjang, Sasuke langsung masuk kamar mandi dengan langkah yang dipercepat. Dia sudah paham karakter kakaknya. Kata-kata Itachi barusan berarti kalau Sasuke melebihi batas waktu maka dia akan ditinggal oleh Itachi ke sekolah, karena Itachi sudah rapi mengenakan seragam SMAnya.
Pukul 6.00 pagi, Itachi sedang mengunci pintu rumahnya.
"Kenapa berangkat pagi-pagi sekali, aniki?" tanya Sasuke sambil mengikuti kakaknya menuju mobil namun dengan tangan yang masih saja sibuk merapikan dasinya.
"Aku tidak mau kau terlambat", Itachi menjawab dan kemudian terdengar suara pintu mobil yang ditutup di kedua sisinya.
"Tapi aku belum sempat sarapan."
Itachi segera meluncurkan mobil sedan hitam metalik kesayangannya dengan mulus.
"Ambil bekal makanan di tas aniki. Sekolah di Konoha ini lebih ketat peraturannya daripada di Suna, Sasuke."
Sasuke segera mengambil bekal makanan di tas kakaknya yang terletak di samping tempat Sasuke duduk. Sasuke duduk di kursi belakang. Entah mengapa ia tidak suka duduk di samping kakaknya di depan sana. Berangkat ke sekolah pagi-pagi begini bukanlah sebuah halangan yang berarti bagi Itachi untuk memasak bekal untuk dirinya sendiri dan juga untuk adiknya tercinta. Sungguh kakak yang perhatian dan pengertian. Sasuke memicingkan sebelah matanya karena melihat pemandangan aneh di dalam tas kakaknya. Namun, Sasuke tidak ambil pusing atas keganjilan ini.
"Memangnya SMP di sini masuknya jam berapa, aniki?" Sasuke membuka pembicaraan kembali.
"Setengah tujuh."
"Pagi sekali?"
Pertanyaan Sasuke tidak sempat terjawab karena Itachi memberhentikan mobilnya di depan gerbang sekolah yang terlihat mewah. Itachi segera turun diikuti dengan Sasuke yang masih heran. Ini sekolah atau istana?
Itachi segera menuju ruang guru dan bertemu dengan wali kelas baru Sasuke. Tak lama kemudian Itachi berpamitan karena sekolahnya akan dimulai sebentar lagi. Meskipun SMP dan SMA Konoha bersebelahan, Itachi tidak ingin terlambat di hari pertamanya sekolah di sekolah baru.
"Terima kasih Kakashi-sensei. Saya pamit dulu karena sebentar lagi sekolah saya akan dimulai."
"Baiklah Itachi-san. Saya harap Sasuke-kun senang sekolah di sini."
"Ya semoga saja. Sasuke, tunggu aniki di depan gerbang sepulang sekolah nanti."
Itachi menyentuh dahi Sasuke pelan dengan telunjuknya dan diikuti ekspresi cemberut dari adiknya sebelum Itachi pergi.
"Kakakmu itu sangat menyayangimu ya, Sasuke?"
"Aku rasa tidak."
Kakashi hanya tertawa kecil melihat Sasuke dan segera menuju ruang kelas tempatnya mengajar yang tentu saja menjadi ruang kelas baru bagi Sasuke.
Meskipun Sasuke sudah SMP kelas 1, Itachi masih saja menganggapnya sebagai bocah yang manja. Karena Sasuke memang manja kepada Itachi meskipun tidak secara terang-terangan.
.
.
SELAMAT DATANG
SMA NEGERI 1 KONOHA
Itachi segera memarkirkan mobilnya lalu sedikit berlari agar ia tidak terlambat sampai kelas. Sesampainya di depan ruang guru ia sedikit terengah-engah. Salah satu guru yang hendak keluar dari ruangan tersebut menyapa Itachi.
"Uchiha Itachi?"
"Iya, maaf Anda siapa?"
"Aku Minato. Kenapa terburu-buru begitu?"
"Oh, jadi Anda Minato-sensei. Wali kelas 12-IPA 1? Maaf saya belum melihat Anda kemarin."
"Tidak perlu meminta maaf Itachi. Kemarin saya ada diklat guru di luar kota jadi tidak bisa menemuimu saat berkunjung ke sini. Mari saya antar ke kelas. Kebetulan sekarang waktu saya untuk mengajar di kelas 12-IPA 1."
"Sensei tahu nama saya dari mana?" tanya Itachi sembari berjalan berdampingan dengan wali kelas barunya.
"Sebelumnya aku turut berduka cita atas meninggalnya ayahmu."
"Dari mana sensei tahu soal ayah saya?"
"Dulu kami satu SMA, dan kebetulan SMA kami ya di sini. Jadi pertanyaan tentang 'dari mana aku tahu namamu' itu sepertinya tidak perlu aku jelaskan lagi."
Tak lama kemudian, mereka sampai di kelas yang dituju. Minato masuk terlebih dahulu ke dalam kelas yang berisi lebih kurang 31 siswa itu. Setelah memberi salam, Minato segera mempersilakan Itachi untuk masuk ke kelas. Terlihat para siswa di dalam yang saling berkasak-kusuk ria.
"Selamat pagi. Namaku Itachi, lebih tepatnya Uchiha Itachi. Salam kenal."
1 detik
2 detik
"Apa dia bilang? Uchiha?"
3 detik
4 detik
"Kyaaaaaaa! Uchiha-san, duduk di sebelahkuuu!"
"Tidaaaakk! Dia hanya boleh sebangku denganku."
"Denganku saja!"
"Jangan sentuh diaa!"
"Memangnya kau siapa?"
"Uchiha-san hanya pantas denganku. Benar kan Uchiha-san?"
"Eh?" Itachi kaget setengah mati. Teman-teman perempuan barunya tiba-tiba saja menyerangnya di depan kelas. Dan sekarang yang terjadi adalah perang 'menjambak rambut' khas para wanita. Melihat ini, Minato-sensei yang sedari tadi hanya bisa sweat drop, segera mengambil sempritan dan berteriak "OFF SIDE!"
#dhuaakk!
Aduh gomen reader ada sedikit gangguan, back to the story (author habis dilempar meja guru (?) sama Minato-sensei).
Minato segera berdehem sekeras mungkin dan secara tiba-tiba para semut (baca : siswi) yang mengerubungi gula (baca : Itachi) kembali ke asal mereka.
"Kau boleh duduk pojok depan bersama Kisame, Itachi-san", begitulah petuah sang wali kelas dan Itachi segera melejit ke bangku yang telah ditunjuk oleh senseinya.
Author yakin 100% kalau Sasuke juga mengalami hal yang sama seperti Itachi di kelas barunya.
.
.
.
Teeeeett! Teeeeeet!
Pelajaran Fisika yang diberikan oleh Minato-sensei begitu mudahnya diterima oleh Uchiha sulung yang satu ini. Sehingga bel istirahat terdengar membosankan di telinganya. Pemandangan berbeda akan kalian lihat pada seisi kelas ini yang hampir kosong hanya dalam hitungan detik.
"Kau tidak ke kantin seperti yang lain, Uchiha-san?" Kisame mulai membuka pembicaraan.
"Hn, aku tidak lapar." Sahut Itachi jujur sambil menenggelamkan kepalanya pada tangan yang ia lipat di atas meja.
"Uchiha-san tidak istirahat?"
Dengan malas, Itachi mendongakkan kepalanya dan mendapati seorang wanita sedang berdiri di sampingnya.
"Namaku Konan, salam kenal." Konan menyunggingkan senyumnya yang manis.
"Hey Konan, kau sedang apa?" tiba-tiba seorang pria menghampiri Konan dan segera menggenggam pergelangan tangannya. Pria dengan wajah yang dipenuhi piercing ini menimbulkan tanda tanya besar bagi Itachi. Di sekolah se'elit' ini masih ada berandalan juga. Usut demi usut, ternyata orang tua dari pria ini adalah salah satu pendiri Konoha Academic yang terkenal ini. Tapi jangan khawatir, kelakuan siswa ini tidak sesangar penampilannya.
"Aku hanya mengajak Uchiha-san ngobrol kok."
"Oh, kalau begitu kenalkan aku Pein. Ketua kelas 12-IPA 1, ketua OSIS, dan sekaligus pacar Konan."
"Senang berkenalan dengan kalian." Itachi mencoba tersenyum namun terlihat dipaksakan karena memang dia sedang bosan.
"Daripada kau bosan di sini, bagaimana kalau kau ikut kami ke ruang OSIS Uchiha-san?" Ajak Pein.
"Baiklah, kalian panggil aku Itachi saja agar terasa lebih akrab."
"Oke."
Dan mereka berempat (Pein, Konan, Itachi, dan Kisame) pun berjalan bersama menuju ruang OSIS.
.
.
PUPIL ORGANIZATION'S ROOM
"Haaahh…. Akhirnya bisa bersantai juga." Suara Pein menggema di ruangan yang baru di buka oleh Konan sembari mendudukkan dirinya di atas sofa empuk.
Tak lama kemudian dua orang yang masuk ke ruangan itu. Salah satu diantaranya memiliki rambut merah dan yang satunya memiliki rambut pirang panjang.
"SENI ITU LEDAKAN DANNA UN!"
"Jadi yang kau maksud meledakkan laboratorium science waktu itu juga termasuk SENI, huh?"
"K-kalau yang itu kecelakaan, Danna. Aku tidak sengaja. Lagi pula belum benar-benar meledak kan un?!"
"Tetap saja teori SENI mu itu salah."
"Danna menyebalkan un!"
"Sasori, Deidara, sopanlah sedikit pada tamu!" Kedua makhluk hidup yang sedang berdebat di ambang pintu segera menoleh saat mendengar ketuanya mengatakan sesuatu.
"Eh, ada anak baru ya un? Perkenalkan aku Deidara. Dan ini danna baka, namanya…."
"Sasori." sahut Itachi.
"Uchiha-san sudah mengenal danna un?"
"Tadi aku menceritakan pada Itachi kalau ada dua cowok yang satu berambut merah dan yang satunya lagi pirang cerewet dan mereka selalu berdebat masalah 'seni' tapi tetap terlihat romantis, mereka adalah Sasori dan Deidara."
Pein cengar-cengir melihat ekspresi marah dari Deidara yang lebih terkesan imut, namun Pein langsung terdiam saat mendapat death glare gratis dari Sasori. Yaah, meskipun di sini Pein adalah leader, namun tetap saja ia takut pada Sasori yang sedang marah. Tapi tak bisa dipungkiri kalau Pein lebih takut lagi pada Konan.
"Kalian memang pasangan yang romantis kok", Itachi ikut mendukung ucapan Pein. Mungkin Pein lupa belum menjelaskan pada Itachi kalau Deidara itu cowok.
Sasori yang masih di ambang pintu segera mengambil sepatunya dan melemparkan ke arah Itachi.
DHUUAAAGG!
Itachi berhasil menghindar, di sini membuktikan bahwa hipotesis masyarakat yang mengatakan Uchiha memiliki gerak reflek yang bagus itu memang benar. Lalu siapa yang terkena lemparan sepatu Sasori?
Oh, ternyata Kisame yang langsung bangun dari tidurnya dan ngamuk-ngamuk nggak jelas reader. Yang terjadi selanjutnya adalah kejar-kejaran antara Sasori dan Kisame di lapangan basket (karena memang ruang OSIS dekat dengan lapangan basket).
Bisa disimpulkan bahwa setelah Sasori melempar sepatunya dan berhasil dihindari oleh Itachi, ia segera berlari menuju lapangan basket untuk menyelamatkan diri. Namun sayang, sepertinya dewi fortuna tidak berpihak pada Sasori. Pada menit-menit terakhir Kisame berhasil mendaratkan sepatu yang mengganggu tidurnya tadi di kepala si pemilik sepatu dengan mulus. Walhasil, Sasori tepar di tempat.
Tapi mungkin itu hanyalah khayalan author saja, karena yang sebenarnya terjadi adalah ketika Kisame terbangun dan ngamuk-ngamuk nggak jelas, Sasori malah ngelemparin sepatu yang ada satu per satu ke arah Kisame hingga akhirnya Kisamelah yang tepar di TKP.
"Maaf saja Itachi, aku dan si baka ini bukan sepasang kekasih. Aku masih normal. Lagi pula benalu ini yang selalu mengikutiku semenjak pementasan drama akhir semester genap kemarin."
Sekedar informasi bahwa drama yang dimaksud Sasori adalah pada saat akhir semester kelas XI kemarin ada pementasan drama. Kebetulan Sasori adalah ketua klub drama yang ikut mengambil peran sebagai prince di drama Snow White. Saat itu lawan mainnya adalah Hinata, tapi entah kenapa mendadak di hari pertunjukan Hinata malah tidak hadir dan peran Hinata digantikan oleh Deidara. Sebab pada saat itu klub drama kekurangan anggota perempuan sehingga Deidaralah yang sepertinya cocok untuk memerankan Snow White bersama Sasori.
Tak disangka tak dinyana, pada saat adegan 'kissing' Sasori secara tidak sengaja benar-benar mencium bibir Deidara karena pijakan di kakinya sedikit terpeleset sehingga Sasori tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. First kiss Deidara telah dirampas oleh Sasori begitu juga sebaliknya. Namun, panitia malah memilih drama mereka menjadi juara pertama dalam pementasan tersebut.
Sejak saat itu mereka menjadi lebih akrab lagi. Di mana ada Deidara, di sana pasti juga ada Sasori.
.
.
.
Pukul lima sore, Itachi dan Sasuke sudah berada di rumah dengan kegiatan masing-masing. Sasuke yang sedang asik berkutat dengan laptopnya di atas kasur dan telinganya yang tersumbat oleh headset. Sedangkan Itachi, selesai mandi sore, dia segera menata kamarnya. Tapi sebelum dia pergi ke kamarnya, Itachi melihat kamar Sasuke (letaknya di sebelah kamar Itachi) yang masih berantakan. Sejak kepindahannya ke Konoha kemarin pagi, Sasuke enggan menata kembali kamarnya. Itachi hanya mendengus ringan dan berjalan mendekati Sasuke.
1 tepukan di bahu Sasuke
Tidak ada respon
2 tepukan
Hening
3 tepukan
….
"Ada apa sih aniki?" gerutu Sasuke sambil pasang wajah stoic setelah headsetnya dilepas paksa oleh Itachi.
"Bereskan barang-barangmu, Sasuke. Betah sekali tinggal di kamar seperti kapal karam begini?"
"Berisik!" Sasuke memasang kembali headsetnya, namun Itachi terlebih dahulu mencabut kabel penghubungnya dari laptop.
"Bereskan atau kau tidak dapat jatah tomat selama seminggu."
"Baiklah baiklah aku menyerah aniki." Sasuke yang memang tidak bisa hidup tanpa 'buah tomat' akhirnya memilih untuk menuruti perintah kakaknya.
"Em aniki, memangnya kenapa sih Tou-san menyuruh kita tinggal di sini?"
"Sebelum meninggal, Tou-san mengatakan padaku kalau kita harus tinggal di Konoha agar setelah lulus nanti Aniki bisa langsung mengurus Uchiha Restaurant sambil kuliah juga."
"Lalu sekarang siapa yang mengelola restaurant Tou-san selama aniki masih sekolah?"
"Saat ini Madara-jii san yang mengambil alih jabatan Tou-san untuk sementara waktu." ucap Itachi sambil mengacak-acak rambut raven Sasuke kemudian keluar dari kamar adiknya. Tak lama kemudian acara 'beres-beres rumah baru' dilakukan oleh kedua kakak beradik tersebut dengan damai, aman, nyaman, dan sentausa.
.
.
.
Keesokan harinya.
"RAZIAAAAAAAAAA!" teriak salah satu siswa sejadi-jadinya ketika ia masuk ke dalam kelas. Seketika itu juga para murid berhamburan ke bangku masing-masing (minus someone yang masih duduk santai dan memperhatikan kekacauan teman-teman sekelasnya) sembari mengamankan barang berharga bagi mereka namun dilarang oleh pihak sekolah. Biasanya sekolah akan merampas barang kosmetik, senjata tajam, kaset porno, dan memeriksa isi HP mereka satu per satu. Kemudian memberikan sanksikepada murid yang barangnya disita.
"Gawat! Aku sembunyiin di mana nih kaset (porno)?" Siswa lain bingung sendiri. Tapi sebelum ia berhasil menyembunyikan barang bawaannya itu, petugas razia sudah tiba di kelas mereka terlebih dahulu.
"Letakkan tas dan semua barang bawaan kalian termasuk HP di depan kelas, sekarang!"
.
.
Semua tas telah diperiksa, hanya tinggal satu tas lagi berwarna hitam yang terdapat sedikit garis pink dan juga HP touchscreen berwarna pink. Setelah petugas menggeledah semua isinya yang terbukti aman, petugas tersebut segera menyerukan sesuatu.
"Tas dan HP ini aman. Bagi pemiliknya silakan mengambil barang-barang ini."
Semua perempuan di kelas tersebut cengo. Bagaimana tidak, setelah mereka saling memperhatikan, ternyata semua tas, HP, dan barang-barang siswi sudah kembali ke tangan si empunya. Lalu, tas dan HP siapakah di depan sana? Mengingat seluruh barang yang ada di dalam tas berwarna pink, mustahil pemiliknya adalah laki-laki, namun itu tidak meutup kemungkinan bahwa barang-barang tersebut adalah milik salah satu teman laki-laki mereka di kelas ini.
"Tas dan HP itu milikku. Terima kasih sensei."
.
.
.
to be continue
