Naruto ©Masashi Kishimoto

Drabble Collection

Sakura/Sasuke


Senja

.

Senja di rumah sakit memang sunyi. Tak terdengar lalu-lalang manusia di koridor pun orang-orang yang berbicara. Sunyi sekali.

Gadis merah muda itu memasuki sebuah ruangan bernuansa sejuk khas rumah sakit dengan cat berwarna putih yang bersih dihiasi oleh dua buah jendela bergorden hijau muda.

Di pojok ruangan, terlihat seorang pemuda dengan rambut raven yang mencuat di belakang kepalanya, terbaring dengan onyx tertutup rapat. Beragam selang dan alat-alat penunjang kehidupan melekat rapat dengan tubuhnya yang kurus.

Wajah pemuda itu terihat setenang air yang mengalir, meskipun napasnya tersenggal-senggal mendapati aliran oksigen yang dingin memasuki paru-parunya.

Meskipun waktu kerjanya telah berakhir, tapi gadis itu seperti tidak mempermasalahkan semua rasa lelah yang menyelimutinya hari itu. Menjadi dokter sekaligus perawat pribadi pemuda itu adalah keputusannya sejak mendapati pemuda yang dicintainya itu terluka parah dalam sebuah perang hebat di desa Angin dua tahun lalu dan mengalami koma.

"Sasuke-kun, terimakasih selalu berada disisiku." Gadis itu membelai lembut wajah pemuda tersebut.

"Tapi aku rasa semua ini sudah cukup. Mendapatimu masih dalam keadaan bernapas adalah suatu anugerah." Gadis itu menggenggam erat tangan pemuda bermarga Uchiha itu erat dengan tangan kecilnya.

"Tapi, melihatmu dapat tersenyum kembali adalah keajaiban terbesar dalam hidupku." Air mata gadis merah muda itu tidak dapat terbendung lagi.

Senja dengan segera meninggalkan keduanya.

Senja adalah satu-satunya sahabat yang menemani aliran sungai yang lembut di wajah cantik gadis merah muda itu setiap kali ia menatap pemuda Uchiha itu.