No!
.
By donini
.
Chanyeol, Park
Kyungsoo, Do (GS)
Minseok, Kim (GS)
Baekhyun, Byun
.
.
.
Kyungsoo kembali melapisi bibir heartshape-nya dengan lipstick berwarna pink tua. Merapikan lagi poninya yang dirasa kurang rapi. Mengenakan sweater abu-abu yang ia klaim sama seperti sweater idolanya, Chanyeol. Sekarang Kyungsoo siap untuk pergi menemui Minseok.
Hari ini Kyungsoo dan Minseok berencana untuk pergi kesebuah cafe, kegiatan rutin mereka setiap bulan. Berkumpul bersama penggemar EXO lainnya. Bertukar info, membeli photobook dari para fansite yang ikut berkumpul. Kyungsoo selalu melakukan itu.
Sebenarnya Kyungsoo sudah punya photobook masing-masing member EXO. Chanyeol, Baekhyun, Joonmyeon, Jongin, Yixing, Jongdae. Semuanya Kyungsoo punya. Bahkan lebih dari satu. Tapi entah kenapa Kyungsoo selalu membeli photobook itu lagi. Kyungsoo bilang sih itu hobi. Dan Luhan, kakaknya, bilang itu hobi yang buruk. Buang-buang uang.
"Kyungsoo! Minseok!" Kedua gadis yang baru memasuki cafe itu menoleh mendengar nama mereka dipanggil. Zitao sedang melambaikan tangannya di sudut cafe.
"Hai, eonnie!" Kyungsoo mengambil tempat duduk di hadapan Zitao, sedangkan Minseok di sebelah kiri Zitao.
"Kau bawa photobook pesananku?" Tanpa ijin, Kyungsoo meminum jus stroberi Zitao yang tinggal setengah hingga tandas.
"Biar aku pesan minuman." Minseok beranjak menuju kasir untuk memesan.
"Tentu saja aku bawa. Dan aku punya bonus spesial untuk pelanggan setia sepertimu." Zitao merogoh tas hitamnya, mengeluarkan sebuah buku berisikan foto hasil jepretannya.
Zitao itu seorang fansite salah satu member EXO, Chanyeol. Hasil jepretannya selalu dinilai yang terbaik oleh kebanyakan orang. Zitao juga bisa dikatakan seorang sasaeng fan. Gadis bermata panda asal China itu selalu mengikuti EXO—terutama Chanyeol—kemana pun mereka pergi. Tak jarang Zitao selalu mendapatkan foto yang fansite lain tak dapatkan. Dan Zitao akan dapat uang banyak dari foto limited editionnya itu. Dari Kyungsoo misalnya, gadis itu pelanggan setianya yang siap membayar mahal untuk foto limited editionnya itu.
"Bonus? Apa photobook member lain?" Zitao menggeleng. "Lalu?"
"Foto Chanyeol dan Baekhyun waktu mereka pergi ke Thailand." Kyungsoo menatap Zitao dengan sebelah alisnya yang terangkat.
"Hanya itu? Apa yang spesial? Aku punya banyak foto mereka dari photobook sebelumnya."
Minseok kembali dengan tiga gelas jus stroberi dan semangkuk besar kentang goreng. Zitao langsung menyambar satu diantara ketiga jus itu. Meminumnya sebelum menjawab pertanyaan Kyungsoo.
"Ini beda dari yang sebelumnya, Kyung."
Kyungsoo mengikuti Zitao, mengambil satu-satunya jus stroberi—Minseok sudah mengambil yang satu lagi terlebih dahulu—dan meminumnya.
"Chanyeol dan Baekhyun tengah berciuman di foto tersebut, Kyung!" Sial! Kyungsoo hampir tersedak jus yang belum sempat mengarungi tenggorokannya saat mendengar perkataan Zitao tadi.
"Kau serius?" Ini Minseok. Mata sipitnya membesar dengan kilat penasaran yang kentara jelas. Jelas saja. Minseok itu fujoshi akut penggemar Chanyeol Baekhyun.
Zitao kembali merogoh tas hitamnya, kali ini ia mengeluarkan album foto berukuran saku. Membuka covernya dan memperlihatkan foto pertama pada album tersebut.
Dalam foto itu terdapat dua orang pria yang Minseok dan Kyungsoo kenal dengan jelas. Pria tinggi dengan kaos putih polos itu Chanyeol, dan pria yang lebih mungil dengan kemeja kotak merah itu Baekhyun.
Zitao memotret dari arah kiri Baekhyun dan kanan Chanyeol. Keduanya tengah berhadapan. Berdiri di depan sebuah bar. Bar khusus para pecinta sesama jenis.
"Apanya yang berciuman. Mereka hanya sedang berhadapan di depan sebuah bar." Minseok yang tadinya penasaran, kini menyandarkan punggung sempitnya ke sandaran kursi.
"Lihatlah yang berikutnya." Zitao membuka lembar berikutnya pada album tersebut.
Demi wajah datar Sehun—kekasih Luhan! Apa yang dikatakan Zitao itu sungguhan! Mata Kyungsoo yang sudah bulat makin membulat dibuatnya!
Di foto kedua yang ditunjukkan Zitao, Chanyeol tengah menangkupkan wajah mungil Baekhyun dengan kedua bibir mereka yang menyatu. Mata keduanya juga terpejam, menikmati penyatuan bibir mereka.
"My ChanBaek!" Minseok yang tadinya bersandar, kini kembali menegakkan tubuhnya. Merampas album yang ada di tangan Zitao.
"Yak! Minseok! Hati-hat-"
"Kau mengeditnya?" Zitao belum juga menyelesaikan kata-katanya, Kyungsoo sudah menyerobot dengan sebuah pertanyaan.
"Kau tahu aku tidak bisa menggunakan photo editor apapun, Kyung. Bagaimana bisa aku mengedit foto itu?"
"Kau bisa saja menyuruh seseorang untuk melakukannya." Kyungsoo itu memang gadis keras kepala. Luhan saja sampai menangis jika berdebat dengan Kyungsoo.
"Aku sungguh! Aku memotretnya sen-"
"Itu tempat umum, eonnie! Jika kau sungguhan memotretnya langsung, pasti orang lain juga melihatnya dan memotretnya! Mereka member EXO! Siapa yang tak kenal mereka?"
Zitao mengehela napasnya lelah. Jika saja ia memberikan foto itu pada Minseok pasti tak akan seperti ini. Minseok akan dengan senang hati—dan tanpa banyak tanya juga tentunya—menerimanya dan memajangnya di lemari pakaiannya.
Tapi Kyungsoo? Harusnya Zitao tahu kalau Kyungsoo itu tidak suka dengan itu. Kyungsoo memang suka melihat moment dimana Chanyeol dan Baekhyun bersama, menunjukkan keakraban dengan tingkah konyol mereka. Kyungsoo juga suka membaca fanfiction bertemakan yaoi dengan Chanyeol dan Baekhyun sebagai main castnya. Tapi demi semua koleksi tas Gucci Zitao! Kyungsoo sangat benci jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Chanyeol dan Baekhyun itu real. Real dalam artian sebagai seorang kekasih.
Kyungsoo dan Minseok bahkan pernah bertengkar karena hal itu. Menurut Kyungsoo, Minseok itu gila. Gadis berpipi bakpao itu selalu mengatakan bahwa Chanyeol dan Baekhyun itu sungguhan punya hubungan. Dan Kyungsoo dengan senang hati akan mencibir Minseok mati-matian.
"Tak sembarang orang bisa kesana, Kyung. Hanya mereka yang menyukai sesama jenis yang bisa kesana." Minseok mewakili Zitao menjawab Kyungsoo yang masih setia menatap sengit Zitao.
"Lalu Zitao eonnie? Dia wanita, dan normal. Bahkan Zitao eonnie akan menikah beberapa bulan lagi. Bagaimana bisa ia masuk kesana?"
"Aku punya orang dalam, Kyung." Zitao memijit pangkal hidungnya. Bicara dengan Kyungsoo yang sedang emosi membuat kepalanya pusing.
Kyungsoo membuang pandangannya keluar cafe. Menyandarkan punggung sempitnya ke sandaran kursi dengan tangan yang dilipat di depan dada. Pandangannya tertuju pada sebuah toko boneka, tapi Zitao tahu Kyungsoo tak benar-benar menatap kesana. Pikiran si gadis mata bulat itu pasti sedang melayang entah kemana.
Menghembuskan napasnya dengan kasar, Kyungsoo merebut paksa album foto yang sedang diteliti Minseok. Menyampirkan tas tangannya lalu pergi meninggalkan Minseok dan Zitao yang menatapnya diam.
Kyungsoo membawa album ukuran saku yang menjadi bonus untuknya, tapi tak membawa photobook yang menjadikan album saku itu bonus. Kyungsoo yang emosi memang jadi sedikit pelupa.
.
"Yak! Dimana sopan santunmu, Kyungsoo?" Luhan berkecak pinggang melihat adiknya masuk rumah tanpa mengucapkan salam 'aku pulang'. Bahkan Kyungsoo tak menghiraukan teriakan Luhan.
Kyungsoo terlalu emosi untuk itu.
Membuang sembarang tas tangannya, Kyungsoo langsung menjatuhkan tubuh mungilnya ke atas ranjang berspreikan tokoh kartun. Pororo.
"Ini tidak benar. Zitao eonnie salah orang. Mungkin saja seorang fan merubah wajah mereka seperti Chanyeol dan Baekhyun. Pria yang menjadi wanita di sana saja banyak." Kyungsoo mengusak rambutnya frustasi.
Ini tidak bisa! Tidak bisa! Sungguh Kyungsoo bingung apa yang akan dilakukannya. Chanyeol dan Baekhyun tak mungkin real 'kan? Mereka itu sama-sama pria. Pria ditakdirkan untuk wanita. Seperti dirinya. Meskipun Kyungsoo tak jarang melihat pasangan sesama jenis. Tapi... ya Tuhan, itu hanya segelintir orang! Mungkin satu banding seribu.
"Atau... bisa saja kan itu hanya ciuman persahabatan? Dulu aku juga pernah seperti itu dengan Minseok." Pikiran Kyungsoo kembali melayang. Mengingat hari dimana Kyungsoo dan Minseok berciuman. Saat itu Kyungsoo mencium pipi Minseok dan Minseok mencium kening Kyungsoo. Itu sama saja berciuman 'kan? Masa bodo! Kyungsoo harap yang ia pikirkan, itulah yang sebenarnya.
.
Matahari telah tergantikan oleh rembulan. Sinarnya tak begitu nampak karena lampu di setiap rumah dan pinggir jalan menghalangi sinarnya. Sudah sekitar enam jam Kyungsoo mengurung dirinya di kamar. Kyungsoo juga kembali menghiraukan Luhan yang memanggilnya untuk makan malam.
Pikirannya masih tak tenang memikirkan foto itu.
"Ah, aku harus bagaimana?" Kyungsoo mengacak rambutnya yang sudah tampak seperti rambut singa. Masa bodo!
Kyungsoo mengambil ponselnya yang tergeletak tak berdaya di atas meja belajar, album berisikan foto yang membuatnya uring-uringan itu juga ia bawa ke meja belajar. Jemari lentiknya mengusap layar sentuh ponsel, membuka aplikasi kamera.
Gadis mata bulat itu membuka album tersebut, menampilkan foto yang tadi membuatnya emosi. Mengarahkan kamera pada ponselnya ke arah foto. Memastikan foto tersebut dapat ia foto kembali dengan baik. Jepretan pertamanya dirasa kurang bagus, ada sekilas cahaya lampu yang mengalangi foto. Kembali mengambil foto untuk yang kedua kalinya, dan hasilnya dirasa cukup bagus.
Layar ponselnya tak lagi menunjukkan aplikasi kamera, melainkan aplikasi twitter. Kyungsoo memperhatikan layarnya dengan serius, kedua alisnya bahkan hampir menyatu.
Kyungsoo mengupload foto yang tadi ia ambil ke account twitter khusus ia melakukan fangirling. Kyungsoo tak mau melibatkan kehidupan pribadinya untuk melakukan itu. Biarkan saja Kyungsoo memiliki dua dunia.
'seseorang memberikanku foto ini. Menurut kalian apa ini asli? Aku tidak bisa tidur karena ini. Tolong aku.'
Dan tak butuh waktu lama. Beberapa account fangirl lainnya langsung merespon. Dari Korea maupun luar Korea. Semuanya begitu penasaran dengan hal itu. Ada yang menganggap itu adalah hasil rekayasa Kyungsoo. Ada yang bersorak riang—Kyungsoo langsung menekan tombol block pada account tersebut. Ada yang meyanyangkan itu—Kyungsoo langsung merespon dengan senyum merekah.
Dari sekian banyak account yang memberikan tanggapan atas foto yang diuploadnya, Kyungsoo menemukan satu account yang begitu dikenalnya. Itu account Minseok.
'Kyung, mengapa kau melakukan ini?'
"Kenapa aku melakukan ini?" Kyungsoo menatap balasan Minseok itu sambil mencebik bibirnya.
'Karena aku penasaran dengan ini. Aku ingin mencari tahu yang sebenarnya. Mungkin seseorang bisa memberikanku kebenarannya.'
Kyungsoo langsung melempar halus ponselnya—Kyungsoo masih sayang pada ponselnya—ke atas meja belajar setelah membalas Minseok. Kyungsoo masih kesal dengan Minseok.
Kasur menjadi pilihan Kyungsoo untuk meredakan emosinya. Dan tidur akan menjadi obat akan emosi Kyungsoo.
.
Ini akhir pekan, dan Kyungsoo tak biasa bangun sepagi ini. Ini masih pukul tujuh, dan Kyungsoo biasa bangun pukul delapan pada akhir pekan. Tapi lihat? Gadis itu tengah terduduk dengan selimut yang masih membalut tubuh mungilnya. Mata bulatnya juga masih belum terbuka sempurna. Salahkan saja ponselnya yang terus berdering hingga Luhan menggedor-gedor pintu kamarnya.
"Yak! Kyungsoo! Cepat angkat teleponmu!" Kyungsoo terkejut mendengar teriakan Luhan di depan pintu kamarnya.
"Ne, eonnie." Jawab Kyungsoo seadanya. Matanya sungguhan masih berat dan bantal itu begitu menggoda untuknya.
"Kyungsoo!" Baru saja kepalanya ingin menyentuh bantal, Luhan sudah kembali berteriak.
Kyungsoo mengacak rambutnya. Ia harus segera ke rumah sakit untuk mengecek kesehatan jantungnya hari ini. Luhan selalu membuat jantungnya hampir copot dengan teriakannya itu.
Dengan malas Kyungsoo melangkahkan kakinya ke meja belajar, tempat dimana ia biasa menaruh ponsel. Selimut masih mengerubungi tubuhnya. Baru saja ia ingin menjawab panggilan yang mengganggu tidurnya, tapi ponselnya sudah berhenti berdering.
Mata bulatnya membesar ketika melihat layar ponselnya.
20 panggilan tak terjawab. Minseok.
Ada apa? Tak biasanya Minseok menghubunginya sebanyak itu. Pernah sih tapi tak sampai dua puluh seperti ini. Bahkan tak sampai sepuluh. Oh! Minseok juga mengirimkan dua belas pesan.
'Bangunlah putri tidur dan cepat angkat teleponku!'
'Yak! Kyungsoo angkat teleponku!'
'Kau marah padaku?'
'Foto itu kan dari Zitao eonnie, kenapa aku yang kena marahmu?'
Dan banyak lagi pesan yang Minseok kirim. Kyungsoo tak membaca semuanya. Kyungsoo yakin isinya pasti sama. Menyuruhnya bangun dan mengangkat panggilannya.
"Mungkin ini penting." Kyungsoo baru saja melakukan sambungan telepon dengan Minseok saat Luhan lagi-lagi membuat jantungnya hampir copot.
"Kyungsoo, Minseok datang!" Minseok datang? Kyungsoo memutuskan sambungan telepon—untungnya sambungan itu belum sampai ke ponsel Minseok.
Dengan gerakan kilat, Kyungsoo merapikan penampilannya. Rambut singanya ia sisir agar terlihat sedikit lebih rapi. Masa bodo ia belum sikat gigi ataupun belum cuci muka. Salahkan Minseok yang bertamu ke rumahnya pagi-pagi begini. Well, menurut Kyungsoo pukul tujuh pada akhir pekan itu masih sangat pagi.
"Kau sungguhan baru bangun?" Kyungsoo belum juga menginjakkan kakinya di anak tangga terakhir, Minseok sudah mengajukan pertanyaan yang jelas-jelas sudah ia tahu jawabannya.
"Menurutmu?"
"Ya, sepertinya begitu." Minseok mengangkat bahunya acuh.
"Ada apa? Tak biasanya kau menghubungiku berkali-kali. Bahkan sampai ke rumahku segala." Kyungsoo menguap dengan tidak elit. Toh, Minseok bukan kekasih hatinya, jadi ia tak perlu bersusah payah untuk bersikap anggun.
"Kau sudah liat twitter atau surat kabar hari ini?" Minseok berusaha keras menahan senyumnya. Gadis bermata sipit itu tak mau memperlihatkan senyum sumringahnya. Bisa-bisa Kyungsoo langsung menendangnya atau lebih parahnya lagi mematahkan lehernya.
"Kau pikir dalam tidur aku bisa melihat twitter? Dan memangnya dalam mimpi itu ada penjual surat kabar?" Minseok meringis. Kyungsoo rupanya masih emosi setelah beberapa hari lamanya. Haruskah ia teruskan niatnya ini?
Minseok mengeluarkan sebuah surat kabar dari dalam tasnya. Memberikannya pada Kyungsoo yang masih mencoba terpejam di sofa.
"Lihat ini, Kyung."
Dengan malas Kyungsoo mengambil alih surat kabar yang ada di tangan Minseok. Mengerjapkan matanya untuk mendapatkan fokus yang hilang ditelan kantuk. Dan sepertinya Kyungsoo tak perlu melakukan itu. Mata yang digelayuti rasa kantuk itu langsung hilang begitu melihat foto sampul surat kabar tersebut. Bahkan Kyungsoo tak berkedip dibuatnya.
Chanyeol dan Baekhyun mengaku dalam sebuah hubungan.
Judul itu tertulis dengan jelas dan besar. Lengkap dengan foto yang ia tahu jelas itu adalah foto yang beberapa hari lalu diuploadnya dan beberapa foto lain yang entah siapa yang mengunggahnya ke internet. Tapi foto-foto itu masih berkaitan, menunjukkan bahwa Chanyeol dan Baekhyun sungguhan dalam sebuah hubungan. Beberapa diambil di tempat berbeda dan juga waktu yang berbeda, sih.
Kyungsoo membuka lembar berikutnya, di sana tertulis beberapa pernyataan yang dibuat oleh pihak management dan si artis yang bersangkutan.
Kenapa Kyungsoo baru tahu ini semua? Oh! Salahkan saja dirinya sendiri yang tak mau membuka twitter dan terus mengurung dirinya di kamar beberapa hari ini. Kyungsoo bahkan tak membantu Luhan di cafe penginggalan orang tua mereka.
Ya, Tuhan! Jantung Kyungsoo bisa-bisa sungguhan copot! Seseorang sungguh harus mengingatkan Kyungsoo untuk mengecek kesehatan jantungnya nanti. Bisa-bisa ia mati muda jika tak segera memeriksakan jantungnya.
"Kyung." Minseok menyentuh bahu Kyungsoo yang membantu dengan mata melotot dan bibirnya yang sedikit terbuka.
"Aku bisa gila."
"Kau okay, Kyung?" Kyungsoo menghadiahkan sebuah plototan gratis pada Minseok.
Minseok bilang apa? Dia okay? Itu sebuah pertanyaan, bukan sebuah pernyataan, tapi tak bisakah Minseok lihat keadaannya sekarang? Kyungsoo sungguhan tidak okay dan Minseok masih saja menanyakan keadaannya.
"Okay your ass. Pagi ini aku mendapatkan senam jantung pagiku dengan baik." Kyungsoo mendengus kasar.
Minseok menggigit bibir bawahnya, ia takut sekaligus merasa bersalah atas keadaan Kyungsoo sekarang. Seharusnya Minseok membiarkan sahabatnya itu tahu dengan sendirinya tentang berita ini, jadi ia tak perlu repot dengan rasa takut dan bersalahnya itu. Masa bodo dengan Kyungsoo yang mungkin nantinya akan menangis histeris.
Kyungsoo mengusap wajahnya kasar. Rambut yang tadi sudah disisirnya rapi kembali berantakan seperti singa. Mata bulatnya mulai terhalang dengan sesuatu yang bening menggenang di pelupuk matanya. Kyungsoo yakin, dengan sekali kedip atau mungkin sedikit suara saja sesuatu yang bening itu akan meninggalkan mata bulatnya.
"Kyung." Dan sebulir air mata jatuh dari mata bulat Kyungsoo."Ya, Tuhan, Kyung. Kau menangis! Kyungsoo maafkan aku." Minseok memeluk Kyungsoo yang mulai terisak. Perasaan bersalahnya semakin menumpuk saja. Padahal ini bukan sepenuhnya salahnya. Ia hanya ingin berbagi berita.
Tangan Minseok terus membelai punggung sempit Kyungsoo yang masih bergetar. Pikiran buruk Kyungsoo selama ini menjadi nyata. Kenapa pikiran buruknya? Kenapa tak pikiran baiknya saja yang menjadi kenyataan?
Beberapa hari terakhir Kyungsoo terus mencoba untuk berfikiran positif tentang foto yang diberikan Zitao beberapa hari lalu. Mencoba untuk menepis semua pikiran buruk yang berkeliaran di pikirannya. Mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua yang terlihat dalam foto tersebut adalah sebuah editan semata atau mungkin hanya seseorang yang mirip dengan Chanyeol dan Baekhyun. Tapi sekarang apa?
Semuanya lenyap dalam beberapa menit! Semua yang dipikirkannya hancur dengan sebuah judul artikel disurat kabar pagi ini. Semua pikiran positifnya juga lari entah kemana, menyisakan sebuah...kekecawaan? entahlah, Kyungsoo juga tak mengerti.
Perasaannya terlalu kacau untuk mengerti ini semua. Jika saja dirinya Minseok yang mendukung dan setuju ini semua, mungkin dirinya akan baik-baik saja. Tapi ia bukan Minseok dan penggemar lain yang mendukung dan setuju dengan semua ini. Ia Kyungsoo. Seorang fan yang cukup mendukung mereka menjadi satu dalam sebuah cerita. Bukan menjadi satu dalam sebuah ikatan nyata.
Hatinya kacau. Lebih kacau daripada saat ia putus dengan Hyunsik, mantan kekasih yang dulu sangat dicintainya.
Kyungsoo tak tahu apa yang akan ia lakukan setelah ini. Saat ini otaknya hanya bisa memikirkan bagaimana cara untuk menghasilkan airmata lebih banyak lagi.
.
.
.
To be continue
.
Hai! Sorry cerita yang sebelumnya rada kacau karena ada kesalahan. Jadi susah dibaca hehe! Nini juga gatau kenapa bisa gitu, jadi nini buat yang baru dan nini perpanjang.
Di ff ini yang sebelumnya nini publish, sudah ada beberapa komentar yang sepertinya perlu nini perjelas.
Nini Cuma mau meluruskan aja nih untuk baekku, maksud aku mendukung itu, sungguhan mendukung, menjurus kemendoakan mereka. Percaya kalau mereka itu gay sungguhan dan malah yakin kalau mereka seperti itu. Temenku seperti itu. Dia ngotot kalau ChanBaek itu real. Sungguhan real. Aku juga mendukung ChanBaek. Chanyeol Baekhyun juga bias aku. Tapi mendukung yang aku maksud dan temenku—mungkin juga kamu—pikirkan itu beda. Aku mendukung kebersamaan mereka sebagai sahabat, aku seneng ngeliatin mereka berdua, lucu-lucu, moodboster. Tapi temenku itu mendukung yang ke sebuah hubungan. Aku juga terserah seperti apa nantinya chanyeol dan baekhyun itu, aku mah apa atuh cuma fan biasa. Tapi aku ga suka temenku yang terlalu 'mendukung' ga mikirin gimana nanti perasaan orang tua dan gimana nanti chanyeol baekhyun di hadapan Tuhannya.
Dan untuk byunniepuppy kenapa disini aku fokus ke chanyeol baekhyun, karena aku buat disini mereka awal dari semua konflik. Kenapa ga couple yg lain seperti kaisoo, hunhan, sulay, chenmin, atau kristao, menurutku dari keenam couple exo itu, chanbaek yang paling menonjol. Ga bermaksud apa-apa. Dan aku juga pakai kyungsoo, minseok, zitao, dan luhan sebagai cast utama, terutama kyungsoo. Jadi ga mungkin aku pakai kaisoo atau chenmin atau kristao. Untuk hunhan mungkin ada, tapi ga banyak, hanya sekilas.
And last, untuk noname. Awalnya saat baca komentar kamu nini rada down. Mata sampai perih bacanya. Hhaahhhhh. Kamu bilang jijik itu saat baca ff chansoo yang menyertakan chanbaek di dalamnya? Lalu kenapa kamu baca? Saya engga maksa kamu baca. Saya author di cerita ini. Semua alur, dan cast cerita sesuai kehendak saya, jika kamu ga suka engga usah dibaca juga tidak apa. Atau mungkin kamu bisa bikin cerita kamu sendiri.
idiot/dungu adalah saat lo nulis ff CRACK pair fav lo tapi didalemnya lo tulis juga tentang pairing OFFICIALnya. Saya memang sengaja masukin chanbaek dan menjadikan chansoo sebagai couple utama. Disini saya jadikan chanbaek sebagai konflik utama dan menjadikan chansoo sebagai penyelesaian. Kalau kamu engga suka, engga usah baca cerita saya. Saya engga rugi kok.
Dude, smart please. This is 2015 after all. But you still being an idiot. Learn to be RESPECT bruh. Klo lo mau dihargain hardshipp yg laen! Haahhhh, bingung saya. Disini siapa yang idiot sebenarnya? Saya atau kamu? Kamu suruh saya jadi pintar, kamu pikir kamu cukup pintar dari saya? Kamu bilang learn to be respect? Lalu, where's ur respect, honey? Saya menghargai penggemar chanbaek dan couple lainnya. Saya juga penggemar chanbaek kalau kamu mau tahu. Tapi disini saya mau buat crack pair chansoo. kalau kamu keberatan dan merasa gak suka, silahkan, saya tidak memaksa kamu untuk menyukai couple yang saya buat di cerita saya. Saya menghargai chanbaek hardshipper dan kaisoo hardshipper, saya juga bagian dari mereka. Tapi, sebelum kamu menyuruh orang untuk menghargai kamu yang mungkin kamu itu chanbaek hard—really really really—hardshipper, coba hargai dulu diri kamu sendiri dengan tidak memberikan komentar tanpa nama. Saya bukan bermaksud kasar, sok pintar, atau apapun yang kamu pikirkan, saya hanya tak suka dengan kata-kata yang kamu pakai.
.
.
.
Review juseyo?
.
Donini.
