I Hate Childern 'CHAPTER 1'
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rating : T menjurus ke M.
Genre : Horror, Family, and Romance.
Warning : Sedikit OOC!, M-PREG, Lime aja nggak usah lemonan :v , BoysLove, Typo (s)
.
.
Ini Fanfic sudah pernah aku post di Facebook, aku pindahin kemari buat kalian readers yang belum baca atau kalian yang mau baca lagi tapi sudah kependem (Bahasa Jawa Kumat).
Langsung aku post 5 Chapter dan kalau reviewnya sudah cukup akan aku post Chapter selanjutnya :D
.
.
HAPPY READINGG!
.
"Kau meremehkanku teme?! Lihat saja! Saat aku berhasil membangun perusahaan bangkrut itu, aku akan langsung menikahimu!"
Sasuke tersenyum mengingat perkataan bodoh dari seorang yang bodoh bernama Uzumaki Naruto.
"Ah~ Tidak kusangka kalian benar-benar akan menikah. Selamat ya! Naruto! Sasuke-kun!"
"Hehehe Sakura-Chan, Arigatou!"
"Wah kita keduluan si idot ini nih!"
"Hahaha aku tidak idiot lagi tahu!"
Ia bahagia sekali, sangat malahan. Tidak berhenti ia untuk tersenyum ke arah sosok menawan yang kini berdiri berdampingan dengan dirinya, sosok pirang yang mulai saat ini berstatus sebagai suaminya.
Ya...
Pirang idiot itu menepati janjinya.
Dalam waktu 2 tahun, pemuda berusia 24 tahun itu berhasil membangkit perusahaan yang ayahnya bangun dulu menjadi perusahaan yang kembali menjadi incaran para investor untuk bekerja sama. Ia di bantu dengan sang ibu, kakek dan juga saudara-saudaranya untuk membangun perusahaan yang bergerak di bidang alat elektronik.
"Sasuke..."
"Hm?"
Ia cukup terkejut saat Naruto mengecup bibirnya singkat disaat ia sedang melamun.
"Jangan melamun terus dong sayang, kau tidak menikmati pernikahan kita?" tanya Naruto dengan nada pura-pura sedih.
Sasuke yang mendengar itu lekas menggelengkan kepalanya, "Ah tidak, aku tidak melamun kok. Aku sangat senang dengan pernikahan kita, jangan khawatir..."
"Beneran?"
Sasuke kembali menganggukkan kepalanya.
"Aku merasa sangat bahagia Naruto. Terima kasih..."
.
.
Acara pernikahan yang memakan hampir setengah hari itu telah usai, kini mereka berdua tengah duduk berdampingan bersama keluarga besar mereka. Wajah mereka tersirat kebahagiaan.
"Jaga Sasuke baik-baik Naruto-kun, kalau ia sudah mengerjakan tulisannya ia pasti lupa makan dan tidur." Ujar Mikoto mulai menasehati sang menantu.
"Aku mengerti, aku akan sedikit memaksanya." Balas Naruto seraya tersenyum aneh dan Sasuke tahu apa arti senyum itu.
'Dasar mesum!' gerutunya.
"Lalu... Apakah kalian bernait mengadopsi anak? Rumah tanpa anak terasa sepi sekali loh." Celetuk Kushina di ikuti anggukan setuju dari yang lain.
Sasuke mendadak membatu.
Naruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Ahaha tidak tahu sih... Sasuke? Bagaimana? Kau mau tidak?"
"Tidak!"
Mereka kompak memandang Sasuke, wajah pemuda itu penuh dengan ketidaksetujuan.
"Aku tidak ingin ada anak kecil di antara kami, aku sangat membenci mereka!" ujar Sasuke keras. "Silahkan lanjutkan obrolan kalian tanpa aku, permisi." Ia pun segera melesat menuju ke kamarnya, muak rasanya saat keluarga mulai membicarakan tentang anak kecil.
"Sasuke? Hey ada apa? Kenapa kau tiba-tiba meninggalkan obrolan?" Naruto berjalan mendekati Sasuke yang tengah terduduk di atas ranjang mereka.
Pemuda Uchiha itu menjatuhkan punggungnya ke atas kasur lalu menyelimuti dirinya, "Aku hanya lelah, jika kau masih ingin mengobrol dengan mereka silahkan saja."
Naruto menghela nafasnya lalu mulai melucuti sepatu putihnya, "Aku juga lelah, bagaimana kalau kita mengobrol berdua disini saja?" ia meletakkan jas putih itu pada gantungan baju, mencabut dasinya dan sedikit melonggarkan kemeja putih miliknya.
"Terserah."
"Hahh.." Naruto menyamankan dirinya pada kasur empuk yang tengah ia tiduri, ia mencolek bahu Sasuke yang masih tertutupi oleh jas putih yang kembar seperti dirinya, "Kau tidak gerah memakai jas itu terus menerus? Aku saja yang sudah terbiasa memakai merasa panas, lepaskan saja dan hadapkan wajah seksimu itu kepadaku."
Sasuke bangkit sejenak untuk melepaskan jasnya lalu kembali menidurkan diri dengan menghadap ke Naruto.
Naruto pun tidur menghadap ke arah sang Uchiha, menyangga kepalanya dengan tangan kirinya lalu tangannya yang lain ia gunakan untuk mengusap surai kehitaman 'sang istri' tampannya ini.
"Mau cerita?"
Sasuke memejamkan kedua matanya, menikmati belaian lembut Naruto yang membuatnya mengantuk, "Aku tidak mau memiliki anak, aku sangat membenci sosok itu." Ujarnya lirih.
Naruto teringat kejadian beberapa tahun yang lalu saat ia mengajak Sasuke ke rumahnya dan menyuruh sang Uchiha untuk menggendong keponakannya yang masih bayi. Sasuke menolaknya dengan keras dan langsung saja kabur dari rumahnya. Saat di tanyai kenapa alasannya, Sasuke hanya menjawab jika ia membenci anak kecil.
"Kenapa kau membencinya? Mereka lucu loh." Tanya Naruto penasaran.
Sasuke memilih untuk diam.
"Sasuke? Apa kau sudah tidur?"
"Tidak ada alasan khusus, aku memang benar-benar membenci anak kecil. Mereka..." tanpa sadar tangan putihnya memeluk dada bidang Naruto, pupil hitamnya bergetar. "Sangat menakutkan..."
.
.
TBC
