Sand's Mate

Cr. Masashi Kishimoto
Cast : Gaara x Shijima
Lenght : Chaptered

Summary :
"Carikan saja yang menurutmu pantas. Maka aku akan menikahinya." Temari sudah cukup stres setahun belakangan. Bukan hal yang mudah untuk mencari calon istri untuk sang adik yang seorang Kazekage. Tapi, kenapa dia harus mencari ke seluruh penjuru negeri kalau ternyata ada Shijima sang asisten di rumah Gaara yang mengerti adiknya itu luar dalam.

:

:

:

Chap 1

:

:

:

Gaara masih fokus pada dokumen yang di periksanya. Sementara Temari berdiri di depannya dengan pandangan jengkel. Sudah setahun belakangan ini, ia sedang gencar-gencarnya mencarikan pasangan yang cocok untuk adik bungsunya itu. Gaara memang baru dua puluh empat tahun. Tapi para tetua Suna sudah menyarankan sang Kazekage agar segera menikah. Bahkan mereka sudah mempersiapkan putri para Daimyo agar Gaara dapat memilih.

Bukannya Temari tidak mau adiknya menikah dengan salah satu dari putri dari para petinggi Suna itu. Tapi ia mau gadis yang menjadi istri Gaara paling tidak memiliki kemampuan ninja dasar untuk melindungi diri. Tidak harus sekuat dirinya. Tapi setidaknya bisa menjaga dirinya sendiri. Tidak seperti putri para Daimyo yang ia tahu hanya bisa berdandan dan manja.

"Sudah kukatakan, tidak apa-apa. Kau bisa menikah dengan si Nara itu tanpa menungguku menikah dulu. Kurasa aku sudah mengatakan hal itu ratusan kali, Temari."

"Tapi kau harus mendapatkan gadis yang tepat. Shikamaru bisa menunggu."

"Jadi kenapa kau bersikeras aku tidak boleh menikahi para putri itu? Dengan begitu semua beres dan para tetua tidak lagi membahas hal yang sama setiap kali rapat."

"Kau kira menikah politik?"

"Sama saja kan?"

"Aku mau kau menikah dengan gadis yang menyukaimu dan kau juga menyukainya. Dengan begitu cinta bisa tumbuh dan kalian bisa hidup bahagia. Bukan hanya sekedar status politik dan supaya para tetua tidak lagi menekanmu."

"Dan kenapa kau belum membawa satu wanita pun untuk menyukaiku dan aku menyukainya?"

"Belum ada yang tepat. Dan asal kau tau ya, adikku yang tampan tapi dingin dan kaku."

Terdengar decakan kesal dari Gaara.

"Banyak yang kupertimbangkan untuk hal itu. Termasuk fisik dan kemampuan ninjanya."

"Kenapa harus ninja?"

"Supaya dia bisa setidaknya melindungi dirinya sendiri."

Gaara kemudian menghela nafas dan menatap pada manik teal sang kakak. Ia mengerti semua perkataan Temari adalah untuk kebaikannya. Dan sebenarnya ia harus berterimakasih pada satu-satunya kakak perempuan yang ia punya itu. Namun tetap saja, Ia sendiri bingung gadis seperti apa yang harus ia nikahi. Kalau para tetua menyarankan pada putri Daimyo, sementara sang kakak bersikeras bahwa gadis itu haruslah seorang ninja. Sekali lagi Gaara menghela nafas.

"Aku mengerti. Carikan saja yang menurutmu pantas. Aku akan menikahinya."

Kini gantian Temari yang menghela nafas. Ia membungkuk kecil kemudian meninggalkan ruaangan adiknya itu.

:

:

:

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam saat Gaara keluar dari gedung Kage untuk pulang ke rumahnya. Pemimpin Suna itu berjalan menyusuri pemukiman penduduk yang sebagian besar sudah tutup dan hanya lampu yang menyala. Dia bisa saja berteleportasi karena jujur, sebenarnya ia cukup lelah dengan dokumen yang sangat banyak hari ini. Namun ia memilih berjalan kaki. Menikmati angin malam Suna yang menusuk kulit sambil melihat-lihat negeri yang sangat ia cintai. Suna kini semakin makmur dengan semakin eratnya kerjasama dengan negara lainnya. Perang dunia berhasil mempererat persahabatan antar negara ninja. Dan kehidupan dunia ninja sudah bisa dibilang damai.

Gaara tiba di kediamannya yang berada agak terpisah dari pemukiman penduduk. Rumah itu terlihat lebih besar dari rumah lainnya. Gaara sudah tinggal disana selama tujuh tahun. Dan setahun belakangan ini, ia tidak lagi tinggal sendiri. Melainkan bersama dengan seorang gadis berkacamata bernama Shijima yang bertanggung jawab atas kebersihan dan makanan serta segala keperluan untuk Gaara. Baki yang merekomendasikan gadis itu untuk mengurusi segala keperluan Gaara di rumah.

"Tadaima," Gaara bersuara sambil membuka sepatu ninjanya dan meletakkannya di getabako yang terletak di sisi kiri pintu.

"Okaerinasai, Gaara-sama." Shijima menyambut Gaara dan membantu Gaara membuka jubah Kagenya, dan menggantung benda itu beserta topi Gaara di gantungan khusus yang ada di sudut ruang tamu.

Gaara berjalan menuju kamarnya dalam diam. Gaara akan mandi sekitar sepuluh menit untuk kemudian makan mala di dapur. Shijima mengatur makanan dan minuman serta perlengkapan makan Gaara. Kemudian gadis itu kembali ke kamarnya untuk membaca buku yang tadi siang di pinjamnya dari perpustakaan Suna.

Hal yang sudah menjadi pekerjaannya selama setahun belakangan ini. Terimakasih pada Baki yang merupakan teman dari ibunya yang membantunya keluar dari keluarga yang hanya menganggapnya sebagai sampah keluarga hanya karena sharingan hasil manipulasi Orochimaru yang seharusnya berhasil terpasang padanya gagal.

Ia jadi dikucilkan di keluarganya dan selalu di ejek sebagai heiress gagal keluarga Hoki. Terimakasih pada ibunya yang mengerti akan kondisinya dan meminta pertolongan pada temannya yang berada di Suna. Dan satu tahun yang lalu, kehidupan barunya dimulai. Bukan sebagai anggota keluarga Hoki. Melainkan hanya sebagai Shijima yang berkerja sebagai asisten rumah tangga Kazekage Suna.

Suara bangku yang di geser mundur menandakan sang Kazekage sudah selesai dengan makan malamnya. Gadis itu kemudian keluar untuk membereskan meja makan. Gaara sudah tidak ada di disana saat Shijima tiba di dapur. Gadis itu sudah hafal kebiasaan sang Kage. Pria itu tidak membawa dokumen apapun saat pulang tadi. Jadi dia pasti akan langsung ke kamarnya untuk istirahat dan tidak turun lagi. Jadi dia tidak perlu membuatkan secangkir teh chamomile untuk menemani pria itu melanjutkan pekerjaannya di ruang kerja.

Selesai membereskan dapur, Shijima pun kembali ke kamarnya. Jam masih menunjukkan pukul delapan malam. Jadi, ia masih bisa membaca beberapa bab dari buku yang tadi dibacanya sebelum menutup hari ini dengan tidur di kamarnya.

:

:

:

Gaara bangun lebih awal pagi ini. Bisa dipastikan ini karena dia juga tidur lebih awal semalam. Selesai mandi dan berpakaian, ia menuruni tangga untuk turun menuju dapur. Shijima yang sebelumnya tengah memasak berbalik begitu mendengar suara langkah kaki.

"Ohayou-gozaimasu, Gaara-sama. Sarapan akan selesai sebentar lagi. Atau anda ingin segelas teh selagi menunggu sarapan selesai." Shijima cukup kaget melihat Gaara turun pagi-pagi sekali. Biasanya pria itu akan turun sekitar jam tujuh dimana ia telah selesai memasak dan menyiapkan perlengkapan makan. Tetapi pria itu turun sebelum sup ayam buatannya matang. Ia cukup merasa bersalah pada sang majikan.

"Tidak perlu. Aku bisa menunggu. Lanjutkan pekerjaanmu."

"Baik, Gaara-sama."

Gaara tidak mendudukkan dirinya di meja makan, melain beranjak dari dapur menuju halaman depan rumahnya yang kini terlihat lebih asri dan berwarna. Selama tinggal sendirian disana, Gaara tidak pernah memperhatikan halaman depan rumahnya. Namun ia tidak bisa menampik bahwa banyak yang telah berubah di rumah besarnya ini. Halaman yang dulu gersang dan kosong, kini penuh dengan berbagai jenis bunga. Entah dari mana gadis itu mendapatkannya dan entah bagaimana juga ia bisa merawat tanaman itu di tanah gersang Suna. Jangan lupakan gorden jendela dan juga bedcover tempat tidurnya yang rutin di ganti oleh Shijima. Rumah yang dulu terkesan kosong pun kini terlihat lebih berwarna.

Gaara mengakui bahwa keberadaan gadis itu di rumahnya membuat Gaara merasa nyaman dirumah. Sebelumnya ia bahkan jarang pulang kerumah dan hanya pulang untuk berganti baju. Ia lebih sering menghabiskan waktunya untuk memeriksa dokumen di gedung Kage. Gadis itu membuat rumah Gaara benar-benar terasa seperti rumah. Karena apa yang gadis itu perbuat pada rumah dan halamannya kah ? Karena masakan gadis itu kah? Atau justru karena keberadaan gadis itu ?

"Gaara-sama?"

Gaara berbalik tanpa suara, menatap pada wajah gadis itu yang terbingkai kacamata tebal. Ia belum pernah memperhatikan gadis ini dari dekat. Karena mereka memang belum pernah benar-benar berinteraksi.

"Sarapan sudah siap. Anda bisa makan sekarang, Gaara-sama."

Gadis itu menunduk. Dan memang selalu begitu. Mungkin fakta bahwa ia pernah membunuh ratusan orang membuat gadis ini takut padanya. Dari yang ia dengar dari Baki, Shijima memang tidak tinggal di Suna sebelumnya.

"Hn."

Gaara melangkah memasuki rumah, dan langsung menuju dapur. Benar saja, wangi sup ayam serta sayuran menguap ketika Gaara duduk. Sebelumnya Gaara selalu melewatkan sarapan. Ia tidak mau merepotkan Temari dan ninja Suna lainnya untuk mengantarkan makanan padanya pagi-pagi buta. Ia juga terlalu bodoh untuk memasak sendiri. Dia bisa saja mlumpuhkan seratus orang dalam hitungan menit dengan pasirnya, tapi ia tidak yakin bisa mengalahkan kompor dan bahan makanan lainnya dengan pasirnya. Mungkin ia harus berterimakasih atas saran Baki untuk menempatkan seseorang sebagi asisten di rumahnya.

Tidak perlu banyak waktu untuk Gaara menghabiskan makanannya. Masakan gadis itu selalu lezat. Tidak pernah sekali pun Gaara kecewa dengan hasil masakan Shijima. Sekali lagi, Baki merekomendasikan orang yang tepat. Selesai makan, ia beranjak dari kursi dan melangkah mengambil jubahnya untuk berangkat ke gedung Kage. Shijima terlihat sedang menyiram bunga saat Gaara selesai memakai jubahnya dan melangkah. Gadis itu memegang selang yang terhubung pada keran di samping rumah. Terimakasih pada kemajuan yang terjadipada pembangunan saluran air Suna, sehingga warga Suna tidak perlu jauh-jauh mengambil air. Terdengar senandung kecil dari gadis yang sepertinya tidak mendengarkan langkah kaki Gaara yang semakin dekat padanya.

Shijima melangkah mundur tanpa tahu bahwa selang telah melilit kakinya.

"OOH..!"

Ia nyaris saja jatuh kebelakang kalau saja Gaara tidak menahannya. Posisi Gaara saat ini seolah tengah memeluk gadis itu dari belakang. Keduanya terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Terutama Gaara, Ia bisa saja menggunakan pasirnya untuk menahan gadis itu. Namun tubuhnya bergerak sendiri untuk menahan gadis itu tepat sebelum gadis itu terjatuh ke belakang.

"Ehem. Apa aku baru saja melihat salah satu adegan di Icha-icha Paradise?"

Temari yang berniat menunjungi adiknya pagi ini cukup kaget melihat adegan romance di hadapannya saat ini. Dan ini adalah pertama kalinya, dalam seumur hidup Temari, melihat adik bungsunya yang dingin, kaku dan tanpa perasaan, melakukan skinship dengan seorang gadis.

:

:

:

TBC

:

:

:

New story from a newbie. Hope you enjoy it guys.

Masih chap 1, bisa dibilang masih pengenalan aja. Jadi mohon masukannya ya teman-teman sekalian.

See you on the next chap.

Love

D