A/N: Halo semua ! Kali ini, aku akan membuat cerita dari Inazuma Eleven Go ! Tapi aku tidak akan mengikuti alurnya, aku akan membuat cerita lain. Dan aku akan membuat cerita ini dalam bahasa yang kucintai yaitu bahasa Indonesia. Ok ! Tanpa basa - basi lagi, silahkan nikmati makanannya~ Eh, salah maksudnya ceritanya.

Crystal: Hai semuanya~ aku kembali...

Semuanya: *sweatdrop* kembali...

Crystal: Kenapa ? Memangnya ada yang salah ? *evil glare*

Semuanya: Ti-tidak kok...

Crystal: Oo..ya sudah, aku tidak memiliki Inazuma Eleven dan karakter lainnya..

Tsurugi: Tumben lo ngomong disclaimer sendiri

Crystal: Emangnya kenapa ? Sekali - sekali boleh dong

Tsurugi: Terserah lo aja deh

Crystal: Nah, gitu dong ! Ok selamat menikmati ceritanya...

Don't Underestimate Me

Chapter 1

Anak Baru SMP Raimon

Normal POV

Seorang anak perempuan menggeser sebuah pintu geser dan memasuki sebuah kelas yang ricuh, eh salah...maksudnya riuh. Anak perempuan tersebut memakai seragam SMP Raimon dengan pita hitam, kaus kaki sebetis berwarna putih dan sneakers hitam. Rambut hitamnya yang panjang sepinggang diikat menjadi ponytail dengan poni ke kanan yang mebingkai wajahnya.

Ia masuk dengan malu - malu dan duduk di barisan paling belakang di tempat duduk yang berada di pojok kanan ( ribet banget ngejelasinnya ). Ia duduk dengan diam sambil membaca novel Lucid Dreams ( Itu lho, novel keren yang diterbitin sama Fantasteen | promosi lo ! | Biarin suka - suka aku dong, yang bikin cerita juga aku ! Ok balik ke cerita ).

Tanpa ia ketahui, Tsurugi, yang biasanya duduk di tempat yang diduduki perempuan itu, mengirim perempuan itu sebuah death glare. Dan untung saja, perempuan itu masih sibuk membaca hingga bel pun berbunyi. Beberapa menit kemudian, seorang guru pun masuk dan mengabsen murid - muridnya. Beberapa nama telah dipanggil sampai akhirnya...

"Gouenji Kataoka" Panggil guru tersebut.

Aku menutup novelku dan berdiri. Semua mata yang ada di kelas tersebut memperhatikannya dengan kaget.

Kataoka's POV

"Gouenji Kataoka" Kudengar guruku memanggilku.

Aku menutup novelku dan berdiri tegap. Aku dapat melihat semua mata memandangku. Karena aku cukup pemalu, kedua tangan saling berpegangan di depan rokku.

"Namaku Gouenji Kataoka, selama 6 tahun terakhir aku ikut home schooling, salam kenal" aku melakukan ojigi.

Saat aku duduk kembali, semua orang mulai berbisik satu sama lain. Karena aku tau apa yang mereka bicarakan, aku hanya membuka kembali novelku dan kembali membaca.

Waktu Ekstrakulikuler...

Akhirnya, waktu ekskul tiba juga dan tebak eskul apa yang aku ambil ? Sepak bola pastinya. Aku senang banget, rasanya pengen loncat loncat + nari nari gaje tapi karena ini sekolah dan aku adalah anak baru, aku harus jaim. Setelah sampai di tempat klub sepak bola, aku menggeser pintunya dan melihat bahwa kelas sudah ramai dengan orang - orang. Aku masuk dan disambut oleh 11 death glare ( yang tidak menakutkan sama sekali ).

Suasana menjadi ramai dengan cacingan ( buset pada euww banget dong | maksudku cacian bukan cacingan ). 'Lo penipu' 'pembohong' 'tukang cari popularitas'. Semua cacian itu diarahkan kepadaku. Lalu seseorang dengan rambut coklat keabuan sebahu yang kukenal sebagai Shindou, maju ke depanku.

"Mau apa kamu disini ? Mau menjadi manajer dan menawarkan popularitas ? Kami tidak butuh ! Aku yakin, bahwa ayah dan ibumu sengaja menamaimu 'Gouenji' demi popularitas !" Ucapnya dengan kejam ( walau kejam, Shindou masih punya manners ).

Deg !

Rasanya sakit, aku menundukan kepalaku hingga poniku menutupi mataku. Kukepalkan tanganku sampai memutih. Mereka boleh menghinaku, tapi mereka tidak boleh menghina Mama dan Papaku.

"Shindou, hentikan itu !" Dua orang laki - laki menghentikan Shindou.

Satu diantaranya adalah teman sekelasku, Tenma sedangkan yang satu lagi adalah mantan kapten tim Inazuma Jepang, Endou Mamoru. Dari sudut mataku, aku juga bisa melihat Tsurugi hanya diam sambil bersandar di tembok.

"Kalau aku mau main sepak bola, memangnya kenapa ?" Ucapku pelan.

"Heh...cewek kayak kamu ma..." Ucapan Shindou kupotong

"Kalau aku bukan anaknya Gouenji-San, memangnya kenapa ?" Kataku pelan.

Ruang tersebut langsung hening, sehening kristal ( itu sebening ).

"Tuh, lihat aku be..." Ucapan Shindou yang penuh dengan kebanggaan dipotong olehku.

"Kalau aku cuma anak angkatnya Gouenji-San, MEMANGNYA KENAPA ?!" Ucapku dengan meneriakan dua kata terakhir dengan mata yang berair.

"Dengar aku Shindou TAKUTo, kamu boleh ledek aku, kamu boleh nge-bully aku, kamu bahakan boleh bunuh aku tapi aku gak akan pernah biarin kamu meledek ORANG TUAKU !" Teriakku dengan marah.

Seketika, semua yang ada di ruangan tersebut hanya bisa cengo alias jawdropped dengan rasa bersalahnya.

Brak !

Setelah menngucapkan kata - kata itu, aku langsung membanting pintu klub sambil keluar. Aku lari dengan mata yang berair ke batang pohon beringin ( angker dong ) dekat sekolah. Aku duduk dibawah pohon tersebut sambil memeluk kakiku dan membenamkan wajahku ke lututku ( Kataoka udah ganti baju dari seragamnya menjadi kaos hitam, jaket latihan SMP Raimon yang disleting setengah dan celana latihan SMP Raimon, jadi jangan pada nosebleed ya...)

Aku menangis dan menangis dan menangis dan...( Woi ! Panjang banget nangisnya | iya iya, sorry ). Tiba - tiba, aku mendengar suara langkah kaki, langkah kaki tersebut, menuju ke arahku. Aku mulai ketakutan, tapi ada yang aneh 'Hantu kan gak punya kaki, lagian hantu mana yang mau kesini siang - siang, oh iya, Casper sama temen - temennya kan mainya siang - siang' pikiranku membuatku makin takut.

"Oi ! Lo dicariin sama satu klub tuh" Terdengar suara orang yang terdengar tidak peduli.

Pelan - pelan, aku mengangkat kepalaku dan melihat orang yang sepucet kuntilanak. Berhubung, mataku masih burem karena air, maka..

A/N: Hehehe, clifhanger ! Pada penasaran ya...sama Kataoka ? Kapan - kapan, aku ceritain deh historynya. Tapi, kapan - kapan ya...