RASA

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Genre : Maybe Hurt

Rate : M

Cast : -Haruno Sakura

-Uchiha Sasuke

-Other Cast

Warning : typo banyak, misstypo, penggunaan bahasa yang mungkin amburadul dan DON'T LIKE DON'T READ ajalah, aku udah peringatin lho!

So, let's read!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Author POV

Sebuah tepukan dipundak Sakura membuatnya menoleh ke kanan dan mendapati sahabatnya Ino menatap dengan pandangan sedih, dia tahu arti tatapan itu dan dia hanya mampu menggelengkan kepala mengartikan bahwa dia baik-baik saja. Ino memberikan tatapan maklum dan menghela nafas.

"Ayo ke kantin! " ajak Ino

Sakura hanya mengangguk dan mulai berdiri menjinjing tas mengikuti Ino yang telah menariknya menuju ke kantin. Ino berbicara dan mengomentari apapun yang dilihatnya, sedangkan Sakura hanya tersenyum melihat sahabatnya sangat cerewet berbeda dengannya yang agak pendiam. Tiba-tiba dia teringat sesuatu, sesuatu yang harusnya tidak ingin diingat tapi malah terus berputar dan membuat kepalanya seakan pecah.

Lalu tepukan dipundaknya lagi membuatnya kembali menoleh ke Ino yang menatap semakin khawatir. Dia menatap Ino dengan pandangan bertanya dan tanpa terduga dia memeluk Ino, mulai menangis.

"Sebaiknya kita ke dokter Sakura,aku takut dengan kondisimu yang seperti ini," kata Ino

Sakura hanya mengangguk dalam pelukan dan Ino-pun semakin memperat pelukannya, membuat Sakura melakukan hal yang sama.

.

.

-..-

.

.

Langit mulai menumpahkan airmatanya ketika Sakura berada di mobil dalam perjalanan menuju rumah sakit bersama Ino yang menyetir sambil sesekali melihatnya yang sedari tadi hanya menatap butiran air jatuh di jendela mobil tanpa mengubah posisi.

Sampai di parkiran rumah sakit Sakura mulai turun dengan digandeng tangan Ino, ekspresinya datar dan tanpa minat menatap orang yang berlalu lalang disepanjang lorong. Ino berhenti berjalan ketika berada didepan sebuah pintu yang bertuliskan Dr. Namikaze Hinata, merekapun masuk dan Sakura didudukkan di ranjang sedangkan Ino mengawasi Sakura.

Seorang wanita seumuran dengan Sakura datang dan berdiri di hadapannya, dia merupakan salah satu sahabat terdekat juga, dan disini dia adalah seorang psikiater. Dia menatap datar, seolah memang nyawanya telah hilang. Dia terlihat benar-benar telah mati, bahkan hanya bisa menurut.

"Aku mati. " kata Sakura entah darimana

"Bagaimana ini Hinata, sudah seminggu Sakura seperti kehilangan semangat hidupnya. Dia seperti tidak punya nyawa dan sering sekali melamun lalu menangis tiba-tiba. " Sakura melihat Ino berkata dengan dramatis

"Ino-Chan tenanglah, ini adalah gejala depresi dan tidak bisa sembarang menanganinya jika tidak mengetahui penyebabnya secara langsung. Katakan padaku Sakura, apa yang terjadi? Apa yang membuatmu seperti ini? " Hinata bertanya pada Sakura dan menatapnya dalam

"Aku baik-baik saja Hinata, aku hanya... kamu tahu kecewa bukankah itu hal yang wajar bagi sesorang?" Sakura membuka suara dengan mudah

"Apa yang dilakukan Sasuke padamu Sakura? "

Seketika itu juga Sakura menegang mendengar pertanyaan Ino, tangan dan kakinya gemetar ketika mendengar nama itu. Membuatnya mengingat malam dimana dia melihat Sasuke melakukan seks dengan wanita lain dikamar yang biasa dia tempat di tempati, bukan hanya satu tapi tiga wanita sekaligus. Bahkan salah satu diantara mereka diikat di kepala ranjang dan nyaris seluruh tubuh mereka membiru dengan garis memanjang, didekat Sasuke terdapat sebuah pecut.

Sakura langsung menutup mulutnya yang hampir memekik keras dan memejamkan mata ketika pecut itu digunakan, lalu terdengarlah sebuah teriakan yang memekakkan telinga bahkan mirip seperti lolongan kesakitan. Dia sudah tak sanggup lagi mendengarnya, tubuhnya merosot ke lantai dengan tubuh gemetar karena takut juga dari pelipisnya keluar keringat panas dingin menyaksikan itu semua. Dia berharap semua itu hanya mimpi, tapi ketika dia tersadar keesokan harinya di pagi buta dia masih melihat mereka tertidur. Segera saja dia pergi menaiki mobil dan pergi ke apartemen yang dulu, sebelum pindah kerumah suaminya, Sasuke Uchiha.

Lagi-lagi Sakura tersadar ketika Ino menepuk pundaknya, diapun menatapnya sambil menggeleng, menggigil hebat dan menekuk kedua lututnya lalu mendekap mereka.

"Ino,Hinata tolong aku! Aku takut! Tolong aku! " ulangnya berulang

Siapapun yang melihatnya pasti akan dapat langsung menyimpulkan bahwa Sakura terkena trauma yang mendalam, sampai membuat dia ketakutan.

"Tolong jawab pertanyaanku Sakura-chan, agar aku bisa membantumu. " Hinata ikut mengeluarkan airmatanya.

Sakura lalu memceritakan semuanya, Ino dan Hinata yang mendengarkan hanya menghela nafas beberapa kali sambil mengusap air mata yang menetes di pipi ketiganya. Dia menceritakan dengan gugup, penuh ketakutan dan air mata yang tak berhenti meleleh, benar-benar sesuatu yang menyayat hati siapapun. Setelah selesai pun mereka tetap tak berhenti sesenggukan dan mencoba menenangkan satu sama lain dengan berpelukan, sisa hari ini Ino dan Hinata menemani Sakura dan lukanya.

-..-

Sebuah bantingan pintu membuat pria yang sedang serius mengerjakan file-file perusahaan itu berdecak kesal meski tetap berwajah datar, dia menatap orang yang berdiri di pintu. Wanita itu berjalan dengan langkah pasti dan cepat, membuat pria itu terdiam menanti apa yang dilakukannya. Dan apa yang dilakukan wanita itu membuat sang pria langsung berdiri, menatapnya dengan pandangan marah.

"Apa yang kau lakukan Yamanaka? " tanya pria itu sambil membersihkan sisa-sisa air diwajahnya yang tersiram

"Kau brengsek Uchiha! " Ino berkata dengan geram

"Apa maksudmu Ino? " Sasuke menahan emosi

"Itu belum seberapa dengan apa yang kamu lakukan pada sahabatku Uchiha! " kata Ino sinis

"Apa maksudmu Ino, aku tidak mengerti? " tanya Sasuke tampak bingung "Memangnya ada apa dengan Sakura? Kukira dia sedang sibuk dengan kuliahnya dan dengan persiapan pernikahan Tenten. "

Ino menghembuskan nafas keras, lalu mendekati sofa dan duduk menyilangkan kaki dengan wajah angkuh.

"Alu penasaran, apa sofa juga pernah kau gunakan? " Ino mengelus sofa lembut itu

"Kau membuatku jengkel Ino, sungguh berkatalah dengan jelas!" Sasuke duduk kembali agak frustasi karena pertanyaanya tidak dijawab oleh sahabat terdekat istrinya itu.

Hening, itulah yang terjadi setelahnya. Sasuke memutar kursi membelakangi Ino dan menaruh tangannya diwajah menutupi dari sinar matahari yang mulai terbenam. Sedangkan Ino menahan dengusan sambil terus menatap Sasuke benci, sangat benci.

"Kau tidak tahu saja Uchiha Sakura sekarang ada dirumah sakit. " itulah yang diucapkan Ino setelah lama diam

"Memangnya dia kenapa Ino? Kecelakaan atau apa, katakan padaku! " perintah Sasuke dengan nada cemas lalu memutar kursi memandang Ino

"Sakitnya bukanlah fisik Uchiha," wajah Ino menunduk menahan tumpahan airmatanya

"Lalu apa Yamanaka, jangan membuatku bingung! " Sasuke mulai tidak sabar dan berdiri lalu berjalan mendekati Ino

"Stop Sasuke!" kata Ino memperingatkan Sasuke, Sasuke-pun berhenti melangkah "Dia di rumah sakit khusus kejiwaan Sasuke, dan... dan itu semua karenamu. Dia melihatmu seks dengan wanita lain, dia terpukul dengan itu,"

Seperti ditimpa beban yang sangat berat Sasuke mulai limbung dan dia jatuh dilantai dengan mengusap wajah dan rambutnya dengan frustasi. Wanitanya menderita karena dirinya dan dia tidak tau apa-apa soal itu, betapa gagalnya dia menjadi suami.

"Dia trauma Sasuke, kau harus lihat dia seperti tidak punya nyawa, waktunya dihabiskan dengan melamun, lupa dengan dirinya sendiri dan bahkan kadang-kadang bisa menangis dan tertawa dalam waktu yang bersamaan." Ino menangis menceritakan nasib sahabatnya yang dulu sangat ceria "Dan keadaan itu makin parah sejak... sejak... hiks... " Ino tidak tega meneruskan ceritanya.

Sasuke yang melihat itu mulai penasaran dengan perkataan Ino selanjutnya, dia menunggu hingga Ino mulai berhenti sesenggukan.

"Apa Ino? Katakan padaku?" Sasuke tidak sabar dan mengguncangkan bahu Ino pelan

Ino berdiri melepaskan tangan Sasuke dari bahunya dan berjalan menuju pintu. Sebelum membukanya dia berbalik dan menatap Sasuke dengan marah.

"DIA KEGUGURAN UCHIHA, APA KAU PUAS SEKARANG? MENGHANCURKAN HIDUPNYA MENJADI DEBU? " Teriak Ino lalu pergi

Sasuke merosotkan tubuhnya kembali dilantai, kesalahan yang dibuatnya menghancurkan istrinya sampai berkeping-keping. Ego seorang Uchiha terbuang karena saat ini dia menangis bahkan meraung mengingat semua kesalahannya pada Sakura.

.

.

.

-..-

.

.

.

Seorang wanita sedang duduk disebuah ranjang dengan pandangan kearah jendela yang menampilkan pemandangan indah pegunungan, meskipun begitu mata itu terlihat kosong dan tidak pernah berpindah objek selain sebuah pohon pinus yang terlihat sudah tua.

Masuklah seorang laki-laki dengan wajah sendu melihat wanitanya seperti tidak punya nyawa dan kehilangan kesehatan mentalnya. Laki-laki itu segera duduk di dekatnya, membelai helaian rambut yang masih terasa lembut ditangannya, dan tanpa terasa airmatanya terjatuh di pipi mulusnya.

Sakura menoleh saat dirasa ada yang membelai rambutnya, tangannya menghapus airmata Sasuke. Sasuke tersenyum berharap Sakura ingat dengan dirinya, tapi detik berikutnya Sasuke menelan pil kekecewaan karena sebuah pertanyaan dari bibir istrinya.

"Siapa? "

"Sasuke Uchiha, " jawab Sasuke

Tanpa diduga Sakura berubah pucat dan badannya gemetar lalu mendorong Sasuke menjauh bahkan mencakarnya, meraung histeris, dan akhirnya Hinata datang menyuruh Sasuke pergi dengan airmata semakin deras. Selepas kepergian Sasuke, Hinata memeluk Sakura yang sudah tenang.

"Bagaimana aktingku Hinata? Apakah aku bisa mendapat sebuah piala? " tanya Sakura dengan seringai mematikan

"Apakah kamu akan membunuhnya Sakura-chan? "

"Ya, tentu saja dengan perlahan. Biar dia merasakan apa yang aku rasakan Hinata. "

"Apa kamu yakin Sakura? Dia suamimu,"

"Lihat saja nanti Hinata," seringai Sakura lebih lebar

.

.

.

.

.

.

FIN

.

.

.

Terimakasih telah membaca ff ini, aku harap kalian suka.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

OMAKE

Sakura POV

Dua Tahun Kemudian

Aku sekarang di Suna menikmati kembali masa lajangku, oh bukan berarti aku bercerai dengan Sasuke hanya saja aku sedang kerumah orangtuaku.

"Cherry, aku haus! " kata Sasuke disampingku sambil menarik bajuku

"Mau apa? " tanyaku lembut

"Jus tomat, tolong. "

"Okey Sasuke-kun, jangan kemana-mana ya?"

Setelah melihat anggukan Sasuke, aku memesan minuman yang dipesannya dengan pesananku sekalian. Belum lama aku pergi tiba-tiba ada sebuah jeritan dan raungan memanggil namaku, akupun segera mencari sumber suara dan kudapati Sasuke meringkuk memeluk kedua lututnya dan memandang sekeliling takut.

"Sasuke-kun! " panggilku

Dia langsung menerjangku memeluk erat, seolah-olah aku akan hilang lagi.

"Ada apa Sasuke-kun? " tanyaku padanya

"Aku takut kehilanganmu Cherry, kamu dari mana saja jangan tinggalkan aku! " katanya masih dengan suara yang gemetar

"Kamu tidak akan kehilanganku Sasuke-kun, asalkan kamu tidak nakal, "

"Ya Cherry, aku janji tidak nakal. " kata Sasuke sambil mengangguk dalam pelukanku

"Baiklah ayo kita pulang, mungkin anak-anak sedang menunggu! "

"Ye... Apakah kita akan bermain lagi? "

"Emm, tentu Sasuke-kun. "

Kamipun pergi dari restoran seolah-olah tidak terjadi apa-apa, semua orang memandang kami bingung tapi aku tidak peduli. Ya, aku egois dan aku senang dengan hal ini.

.

.

.

.

.

OWARI