LOVE IS ABNORMAL
AUTHOR : Miko Yuuki
CAST: SasuSaku, Ino, Sai, dll
RATE : T semi M (sedikit unsur yaoi)
GENRE : Romance, Hurt, friendship
DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO.
WARNING: Alur muter2, TYPO, OOC, AU, gak sesuai EYD!?
Sakura's POV
Aku senderkan tubuhku ke sebuah pohon berbunga kuning. Hari ini aku sedang menunggu kekasihku. Katanya ada sesuatu yang ingin dia bicarakan. Entahlah aku juga tidak mengerti urusan apa.
Biasanya kalau dia ingin bicara sesatu bisa lewat telpon atau sms. Tapi smsnya kali ini tertulis seperti ini.
From : Yamanaka
Anata, tunggu aku di taman dekat perempatanyang biasa ya.
Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.
Kalian kira nama pacarku memiliki nama seperti cewek kan. Atau mungkin kalian mengira pacarku menggunakan HP saudara perempuannya untuk mengirim sms ini padaku.
Tidak, tidak, tidak usah berusaha memaksakan untuk ber-positive thinking. Aku tahu pasti kalian mengira aku menyukai cewek. Dan itu memang benar adanya.
Aku ini lesbi. Dan aku tidak merasa aneh dengan hal itu. Walau banyak yang menganggap kalau hal itu adalah hal yang tidak normal.
Menurutku normal tidak normal itu relatif. Sesuatu disebut normal karena mayoritas orang melakukannya.
Sedangkan hal yang disebut abnormal sering di karenakan hanya minoritas orang yang melakukannya. Misalnya sekarang ini. Mayoritas orang menyukai lawan jenis. Sedangkan hanya sekian persen orang menyukai sesama jenis.
Sehingga orang yang menyukai sesama jenis di anggap tidak normal. Padahal kalau kenyataan di dunia ini justru orang penyuka sesama jenis yang mendominasi, pasti orang yang menyukai lawan jenis akan dianggap abnormal.
Betul kan, betul kan? Camkan itu baik-baik untuk kalian yang ragu memilih siapa cinta kalian.
Lagipula, aku bisa seperti ini juga bukan sepenuhnya salahku. Ini semua salah orang tuaku. Mereka bercerai karena ingin jadian dengan teman homo dan lesbi nya masing-masing.
Ya, sebenarnya mama dan papa yang sama-sama penyuka sesama jenis sengaja menikah. Hal ini untuk berusaha "menyembuhkan" keabnormalan mereka.
Tapi kenyataannya, keharmonisan mereka tidak bertahan lama. Sampai akhirnya mereka memutuskan kembali ke pasangan mereka masing-masing.
Sejak saat itu aku selalu kebingungan harus bersama siapa. Aku pun memilih tinggal sendiri di sebuah ruko dan papa mama akan mentransfer uang untukku secara rutin. Hingga sampai sekarang aku terus membawa sifat orang tuaku yang menyukai sesama jenis.
Dan lagi, menurutku laki-laki itu menjijikan. Menurutku tubuh mereka tidak indah sama sekali. Kalau perempuan sih dikaruniai tubuh yang indah.
Jelas saja laki-laki lebih bergairah daripada perempuan. Aku bingung, bisa-bisanya seorang istri mau melakukan "kontak fisik" dengan suami yang menjijikan seperti itu.
Kalau di suruh memilih, aku lebih baik tidak punya anak daripada harus menyentuh tubuh jorok itu.
Setelah aku menunggu beberapa menit, akhirnya orang yang aku tunggu datang juga. Wajahnya tidak tampak ceria seperti biasanya.
"Ino sayang, ada apa? Kok sepertinya mukamu agak takut?" tanyaku. Ino pun makin terlihat gugup. Digigitnya bibir bawahnya.
"Eh, eto, Sakura-chan. Aku…" Ino makin terlihat ragu-ragu.
"Nani? Ayo katakan saja," kataku tidak sabaran.
"A, a, aku mau kita putus aja ya…" seru Ino pelan.
"APA?! Kenapa?" pekikku kaget.
"Aku, aku ingin jadi seperti orang normal lainnya Sakura-chan. Aku… Lebih suka laki-laki daripada perempuan sekarang," sesal Ino. Argh! Ini yang aku takutkan. Akhir-akhir ini aku sudah mulai curiga dengannya. Ternyata dia SELINGKUH!
"Siapa laki-laki itu hah? Siapa yang telah menghasutmu seperti ini?" amukku.
"Sakura-chan, dengar. Aku tahu bagimu ini berat. Tapi kenyataannya beginilah dunia. Sudah kondratnya wanita menyukai pria dan pria menyukai wanita. Apa aku salah?" ujar Ino ikut kesal.
PLAAKK
Tanpa sadar aku malah menampar pipi Ino, orang yang aku cintai? Sakura Baka! Kenapa kau malah menamparnya? Ino melemparkan tatapan sinis padaku.
"Mulai hari ini, kita PUTUS!" bentaknya. Dia langsung membanting tubuhnya untuk membelakangiku dan cepat-cepat pergi dariku.
"Ino!" panggilku. Tapi dia tetap tidak mengubris. "Arggh, Ino! Dengarkan aku dulu!" Aku berlari menyusulnya lalu meraih tangannya. Namun, langsung saja dia tepis.
"Tinggalkan aku sendiri," Ino makin membentak. Ucapannya membuatku makin sakit. Dia langsung membuang muka dan pergi meninggalkanku sendirian.
Aku hanya bisa diam melihat punggungnya yang makin menjauh. Dia benar-benar serius mau putus dariku?
"Aaarrrrgggghhhh…..!" Aku tendang sebuah batu karena kesal. Kenapa malah berakhir seperti ini. Saat aku hendak menendang sebuah batu lagi, aku melihat di sebelahnya terdapat sejaring kertas. Aku ambil kertas itu. Saat aku balik, ternyata…
Sai! Oh, jadi ini cowok brengsek yang merebut pacarku itu. Padahal dulu dia itu sahabatku. Berani sekali dia menghancurkan hubungan aku dan Ino. Oh shit, bisa-bisanya Sai busuk itu menghasut Inoku yang tak berdosa. Akan aku balas dia!
Tapi bagaimana caranya? Sial, aku tidak punya ide! Aaaaaarrrrrrgghh…!
Tenang…. Sakura tenang…
Baiklah, tarik napas dalam-dalam… Lalu keluarkan. Fiiiiuuuhhh…!
Nah, lebih baik aku tenangkan pikiran dulu. Aku dengar coklat dapat menenangkan pikiran. Ya, aku ingin secangkir coklat panas. Sepertinya di rumah masih ada persediaan bubuk kakao. Asik!
Aku langsung semangat berjalan pulang ke apartemen. Sebenarnya aku masih kesal, tapi berpikir dengan kepala penuh emosi tidak akan ada gunanya. Aku harus rileks dulu.
Oh iya, aku belum kenalkan namaku. Namaku Haruno Sakura. Kalian sudah tahu kan bagaiman masa laluku.
Nah, sekarang ini aku bekerja sebagai pengusaha kue kecil-kecilan. Well, seharusnya sekarang aku masih kuliah.
Tapi aku bosan belajar. Meski banyak yang bilang aku anak yang cerdas. Setiap pelajaran biologi aku selalu merasa terhina.
Kenapa sih hal yang berhubungan dengan seks harus dipelajari? Bukankan hewan tetap bisa berkembang biak tanpa mempelajari cara berkembang biak. Bukankah naluri manusia sendiri sudah menuntun manusia untuk berkembang biak. Kenapa harus dipelajari? Betul tidak?
Aku berjalan untuk pulang ke rumah. Aku mau rileks se-rileks rileksnya. Lama-lama aku jadi makin bener-bener benci dengan dunia yang membedakan antara normal dan tak normal ini.
Saat sedang berjalan, tiba-tiba…
BRUUKK
Aku tertabrak oleh seorang laki-laki.
"Heh, jalan yang bener dong! Punya mata nggak sih?" bentakku. Laki-laki itu hanya tertunduk lalu tetap berjalan dengan lunglai.
"HEI! Bilang maaf dulu padaku!" bentakku lagi. Dia tidak mendengarkanku. Tiba-tiba dia memegang tembok dengan tangan kanannya. Lalu dia pegang kepalanya dengan tangan kirinya. Kemudian…
GUBRAK
Tubuhnya jatuh ke tanah.
TBC
Lanjut or Delete?
Mine to Review Please!?
