Yang terpanggil langsung mendongak ke arah ayahnya dan berhenti membereskan berkas-berkas di atas meja, semua warna tiba-tiba terkuras habis dari wajahnya. "Per...misi...?"
"Bapak nanya, lho. Kamu kapan nikah?"
Steven melirik ke sekitarnya dimana orang-orang berpakaian formal lain duduk diam memperhatikannya tanpa bergerak. Lalu ia kembali menatap ayahnya, wajah pasif tapi sebenarnya kepengen nangis, dua mata menyampaikan pesan bisu padanya berharap sang ayah Joseph Stone mengerti bahwa mereka sedang rapat antarperusahaan internasional dan bukan sedang duduk bersama di meja makan sambil minum teh membahas masalah pribadi.
"Nak!" Seru Joseph lagi. "Kamu itu sudah berumur 25 tahun. Lihat tuh, anak teman-teman Bapak sudah ada yang nikah duluan, bahkan ada yang sudah punya anak."
Nggak kena ternyata.
Berharap tidak ada orang yang melihatnya meneguk ludah dan mulai berkeringat dingin, Steven membalas dengan apa yang mungkin dianggap umum bagi kaum muda yang juga dihadapkan dengan pertanyaan terkutuk itu – tertawa canggung dan mengiyakan saja.
"Um... haha–"
"Oh, apa mungkin kau sudah punya gadis pilihan dari salah satu liburanmu? Dan mungkin kamu tidak memberitahu atau bahkan menyembunyikannya dari Bapak. Hmm! Hmm! Mencurigakan."
(Padahal kerjaannya dalam 'liburan' itu cuma nyari batu di gua daerah luar Hoenn.)
Steven memejamkan mata, berdoa di dalam hati agar ayahnya berhenti berbicara soal hal mengenai kehidupan pribadinya. Setelah beberapa saat berlalu dan keadaan masih hening, ia hendak menghembuskan nafas lega sebelum –
"Oh! Tuan Stone," Salah seorang kolega Joseph, seorang pria paruh baya berwajah cerah, mengacungkan tangan. "Putriku juga belum menikah, dan usianya sekitaran putramu itu. Jadi, bagaimana kalau kalian berdua kita jodohkan?"
Steven makin lemas. 'AKU NGGAK MAU DIJODOHIN!'
"Hmm... Ohoho! Ide bagus. Dengar itu, Steven? Bapak disana sampai dengan dermawannya menawarkanmu seseorang yang sampai sekarang belum kau temukan!"
Jika bukan karena dirinya sebagai putra pemilik perusahaan terkemuka sekaligus juara liga Hoenn yang memiliki harga diri tinggi, mungkin sekarang ini Steven sudah lompat keluar jendela, memanggil Skarmory, pergi jauh-jauh dari Rustboro dan mengisolasi dirinya di dalam Gua Granite selama berbulan-bulan lamanya.
...
Hey, itu tidak terdengar buruk.
"Kalau begitu, dari sekarang kita sudah bisa membicarakan tanggal pernikahannya, kan? Desember kedengarannya tidak buruk. Dan jangan lupakan maharnya!"
Yup, dia sudah tahu hal pertama yang akan dilakukannya setelah semua ini selesai – lompat keluar jendela gedung Devon dari ruang rapat di lantai 10.
sorry not sorry
