Disclaimer © Masashi Kishimoto

.

.

Summary : Pertemuan Sasuke dengan gadis kursi roda yang membuat Sasuke melupakan ketakutannya akan Jatuh cinta.

.

DLDR

.

Happy Reading

.

.

Setiap harinya dijam pulang sekolah, Sasuke akan selalu datang ke sebuah danau yang tak jauh dari sekolahnya. Disana ia akan duduk dibalik pohon Sakura dan menunggu gadis itu datang. Sasuke sangat menikmati kebiasaan barunya yang sudah ia lakukan sejak dua bulan yang lalu itu.

Ketika gadis itu datang dengan kursi rodanya, Sasuke akan mulai menyembunyikan dirinya di balik pohon Sakura itu sebaik mungkin. Ia selalu saja memperhatikan gadis itu dari balik pohon tanpa ada keinginan untuk menampakkan dirinya dan menyapa gadis itu.

Ia selalu merasa nyaman ketika memandangi wajah pucat gadis itu.

Senyumnya, tawanya, ekspresi cemberutnya, apapun yang ada di gadis itu Sasuke selalu menyukainya. Katakan kalau Sasuke seorang pengecut, maka dia akan menerimanya. Mungkin ia jenius dalam setiap pelajarannya, tapi ia nol besar dalam urusan perasaan. Terlalu banyak yang ia takutkan, ia takut untuk jatuh cinta karena semua yang berawal dari kata jatuh pasti akan Sakit. Ia takut akan perpisahan, karena hal itu akan menghancurkan dirinya. Ia juga tak ingin menyakiti ataupun disakiti. Ia tak ingin seperti kedua orang tuanya yang terpisah, karena jalan yang mereka inginkan sudah berbeda. Cukup dengan memandangnya saja sudah membuat Sasuke puas, walau terkadang ingin sekali ia menjabat tangan putih itu, memandang emerald yang menyejukan milik gadisnya, mengelus rambut soft pinknya yang indah. Bolehkan Sasuke menyebut gadis itu sebagai miliknya?

"Hei, kau yang disana." suara lembut itu menghentikan fantasi Sasuke. "Bisakah kau membantuku? Roda depanku masuk kedalam lubang. Bisakah kau menarikku?" gadis itu menatap Sasuke memohon.

Sasuke bangkit dari duduknya dan berjalan kearah gadis itu, ia memegang pegangan pada kursi roda itu dan mulai menariknya kebelakang.

"Terima Kasih."

"Hn."

"Namaku Haruno Sakura, siapa namamu?" Sakura tersenyum begitu manis dimata Sasuke.

"Uchiha Sasuke."

"Apa yang kau lakukan dibalik pohon itu? Kenapa setiap harinya kau selalu berada disana?" Sasuke kaget mendengar pertanyaan Sakura, jadi selama ini gadis itu menyadari keberadaannya.

"Aku hanya merasa nyaman berada disana," jawab Sasuke

"Ohh." Sasuke bisa menangkap kekecewaan dalam suara Sakura.

"Kenapa?"

"Aku pikir kau memperhatikan aku, karena aku sempat beberapa kali melihatmu menatapku, hahaha. Mungkin hanya perasaanku saja."

Keadaan berubah hening. Sasuke tak bisa mengatakan apapun. Lidahnya terasa keluh.

"Sudah lama aku ingin mengajakmu berkenalan, tapi aku takut. Semua orang pasti tidak mau berteman dengan gadis penyakitan sepertiku." wajah itu berubah sendu dan itu sangat mengganggu Sasuke.

"Tidak seperti itu. Aku mau berteman denganmu," ucap Sasuke buru-buru.

"Benarkah? Senangnya punya teman setampan Sasuke-kun." Sakura terlihat begitu ceria.

"Sasuke-kun?" tanya Sasuke dengan wajah datarnya, sebenarnya didalam hatinya Sasuke jingkrak-jingkrak kesenangan.

"Eh? Apa tidak boleh aku memanggilmu seperti itu? Kepikir karena kita sudah berteman jad..."

"Tidak masalah," potong Sasuke cepat.

Sakura hanya tersenyum dan menengadakan kepalanya kelangit. Hari ini cuaca sedang begitu cerah. Sasuke terus saja memandangi wajah Sakura tanpa bosan.

"Sasuke-kun, bolehkah aku mengatakan sesuatu sebelum aku pergi?" Sakura masih saja memandang langit biru diatasnya.

"Pergi?"

"Ya, besok aku akan ke Jerman untuk melakukan operasi pertamaku, kau tahu kenapa aku bisa berada di kursi roda ini? Aku penderita leukimia." Sasuke benar-benar terkejut, ia tak menyangka gadis ini memiliki penyakit seperti itu, tatapan Sasuke berubah menjadi khawatir.

"Sejujurnya saat pertama kali melihatmu, sepertinya aku sudah mulai menyukaimu, gomen," ujar Sakura dengan kepala tertunduk, "Hari ini aku berani menyapamu karena aku takut tak punya kesempatan lagi untuk melakukannya." setetes cairan bening jatuh dari pelupuk mata Sakura.

"Tolong jangan membenciku." cicit Sakura

Sasuke yang sudah tak tahan mendengar perkataan Sakura segera memeluk gadis itu erat. Untuk pertama kalinya onyx itu menitikan air matanya.

"Jangan bicara begitu, kumohon. Berjanjilah untuk sembuh. Aku juga menyukaimu. Tidak, aku mencintaimu Sakura." Sasuke sudah tidak perduli lagi dengan ketakutannya akan cinta. Ia hanya ingin membuat gadis yang sudah mengisi hatinya itu tetap berada disisinya.

"Berjanjilah kau akan sembuh." onyx itu menatap lembut emerald Sakura.

Sakura menganggukan kepalanya. "Berjanjilah kau akan selalu menungguku disini, dibawah pohon Sakura ini," ucap Sakura

Mereka saling mengaitkan kelingkingnya. "Janji," ucap Sasuke dan Sakura bersamaan.

.

.

.

.

.

.

The end.

Berawal dari iseng-iseng dan jadilah seperti ini.

Sekian dan Terima Kasih

cherryRyn96.