Life without you

Disclaimer : character © Masashi Kishimoto

Temari akhirnya mendapatkan cinta Shikamaru. Semuanya sangat manis, indah, dan panas. Tetapi itu hanyalah awalnya saja. Shikamaru tidaklah sesempurna yang ia pikirkan.


Senja memerah, berbarengan dengan hembusan angin musim panas yang membuat siapa pun nyaman akan belaiannya. Ujian chunnin telah berakhir sekitar 4 jam yang lalu. Hampir setiap orang yang berada di Konoha, terutama para ninja, sibuk mempersiapkan pesta kembang api yang dilaksanakan pukul 7 malam nanti sebagai tanda ujian Chunnin telah berakhir. Para Gennin yang berhasil lulus menjadi Chunnin akan diberi penghargaan khusus di malam yang istimewa tersebut.

Para pemuda dan pemudi mempersiapkan diri mereka sebaik mungkin untuk festival musim panas yang merangkap sebagai pesta pelantikan Chunnin. Tak terkecuali para ninja dan kunnoichi. Sungguh semangat pesta yang hebat.

Shikamaru tertidur di atap apartemennya. Tampaknya buaian lembut angin dan tatapan manis sang langit senja membuatnya mengantuk. Entah pemuda nanas itu yang kelelahan akibat tugasnya yang merepotkan, atau memang dia yang sedari dulu tukang tidur, saat ini pemuda itu tertidur lelap sampai-sampai tidak menyadari kedatangan sosok gadis berambut pirang. Gadis itu berusaha membangunkan pemuda yang sedang asyik berkelana dalam alam mimpinya itu. Namun apalah dayanya, Shikamaru sepertinya sudah tidak dapat disadarkan untuk saat ini. Menyerah, Temari membiarkan Shikamaru tetap tertidur, sementara sendirinya ikut-ikutan berbaring disamping Shikamaru. Angin sepertinya memang obat tidur yang bagus. Temari pun tertelap mengikuti jejak Shikamaru.

Telapak tangan Shikamaru berhasil meraih dua buah gundukan yang sangat asing baginya. Penasaran, diremaslah salah satunya sambil tetap menutup matanya. 'hangat, lembut, dan empuk…', batin Shikamaru. Tangannya ketagihan meremas benda itu, jadi di remasnya lebih keras lagi. Malang bagi Shikamaru, sang empunya dua benda tadi terbangun dengan ekspresi yang sangat terkejut setengah mati. Sebuah teriakan keras memaksa Shikamaru membuka kedua matanya dengan kecepatan kilat. 'mampuslah aku..', batin Shikamaru. Sesosok gadis dengan ekspresi terkejut dan marah berada kurang dari semeter disampingnya.

Langit malam yang gelap dan kurangnya pencahayaan tidak dapat menyamarkan ekspresi Temari. Namun Shikamaru terheran dengan apa yang baru disadarinya sedetik lalu, wajah gadis itu memerah saat Shikamaru menatap bagian dada gadis itu yang hampir Terbuka seratus persen. 'apa dia terangsang?', pikir Shikamaru nakal.

" Apa yang kau lihat? Dasar mesum!"

" Eh, bukan apa-apa… maaf untuk yang barusan.."

" Cih! Hampir saja aku menerbangkanmu ke Suna.." ujar Temari dengan cuek.

" Eh? Maaf, aku tidak sengaja! Seingatku aku hanya sendiri saat aku tertidur"

" Kau ini memang tukang tidur! Tadi sore aku berusaha membangunkanmu. Tapi kau tidak mau bangun. Jadi aku ikut tidur disini."

" Kau tidak marah?"

" Soal apa?"

" Umm.. yang barusan"

" Tidak masalah. Lagipula kau bukan sengaja melakukannya kan?"

" Tentu saja. Aku belum mau mati", ujar Shikamaru lirih,"ada perlu apa mencariku?"

" Aku ingin kau mengajakku ke Festival"

" Hah. Mendokuse.. aku sedang malas ke Festival. Pergilah sendiri"

" Tidak bisa.. tidak mungkin kan aku pergi ke Festival sendirian. Aku tidak mau melihat kembang api sendiran saja."

" Kalu begitu, akan aku panggilkan Ino untuk menemanimu"

" Kau pasti bercanda! Jangan kau pasangkan aku dengan gadis sok cantik itu!"

" Hahh mendokuse.. bagaimana dengan Chouji?"

" Terlalu rakus, uang jajanku bisa habis untuk mentraktirnya"

" Sasuke?"

" Aku benci Uchiha"

" Neji?"

" Terlalu cantik" (?)

" Lee?"

" Aneh"

" Kiba?"

" Aku tidak suka anjing"

" Shino"

" Bocah serba tertutup itu? Yang benar saja.."

" Guru kakashi?"

" Uhh.. mesum"

" Kalau begitu tidak usah pergi! Mendokuse.."

Temari mendengus kesal. Kembang api adalah hal yang selalu dinanti-nanti olehnya setiap musim panas. Bahkan dia rela jauh-jauh datang ke Konoha hanya untuk melihat indahnya kembang api. Kembang api juga lah yang membuatnya bersemangat menjadi wakil Suna untuk panitia ujian Chunnin setiap tahunnya. Melihat respon Shikamaru seperti barusan, kandaslah harapan Temari untuk ujian Chunnin tahun ini. Yah, setidaknya tidak semuanya. Alasan sebenarnya Temari bersemangat setiap tahunnya adalah si pemuda Nara.

Temari tumbuh di Suna, negeri pasir yang hampir semua musimnya adalah musim panas. Suhu saat siang hari sanggup mencapai 37 derajat, namun hanya 19 derajat celcius pada malam harinya. Sebagai putri sulung seorang Kazekage, dia harus membesarkan kedua adiknya pada saat umurnya masih 8 tahun. Ibunya meninggal pada saat umurnya baru 2 tahun. Setelah paman Yashamarunya meninggal, dialah yang berkewajiban mengasuh kedua adiknya. Kemana ayahnya? Percayalah padaku, kau tidak akan pernah ingin memiliki ayah seperti tuan Kazekage. Ayahnya tidak pernah memperdulikan dirinya dan kedua adiknya. Temari dan kedua adiknya dididik untuk menjadi ninja pembunuh yang hebat, terlebih Gaara. Keberadaan Shukaku dalam tubuh adik kesayangannya itu menjadikan Gaara dimanfaatkan oleh ayahnya sebagai mesin pembunuh terhebat. Meskipun ayah Temari begitu kejam, tak pernah sedikit pun dia membenci ayahnya. Baginya, keluarga adalah jiwanya.

Sedangkan Shikamaru, si pemuda nanas, sangatlah berbeda. Sejak kecil Nara-boy ini hidup di lingkungan yang biasa-biasa saja. Tidak ada tekanan sedikit pun yang mewarnai hidupnya. Baiklah, mungkin hanya satu, ibunya. Ibunya yang sangat cerewet membuatnya jengkel. Baginya, amukan para wanita, terutama ibunya, sangatlah merepotkan. Hal merepotkan tersebut menjadikannya kebal terhadap wanita. Di matanya, wanita tidaklah lebih dari hanya sekedar hal yang merepotkan belaka. Namun dari semua wanita, menurutnya Temari lah yang paling merepotkan. Bagaimana tidak? Dia benar-benar berbeda dari gadis pada umumnya. 'Kuat, tegar, cerdik, dan.. cantik' begitulah pikir Shikamaru. Setiap bersama Temari, jantungnya mengalunkan tempo super cepat yang sulit dinetralisasi olehnya. Sungguh merepotkan.

Shikamaru tersenyum puas atas kepasrahan Temari yang akhirnya memutuskan untuk tidak pergi ke festival. Kini keduanya hanya duduk terdiam menatap langit malam Konoha. Pikiran keduanya masing-masing melayang jauh tak terkendali. Satu hal yang tak mereka sadari, sebenarnya mereka saling memikirkan satu sama lain. Keduanya sangat menikmati momen berduaan ini, walaupun hanya dengan saling diam.

Temari berjalan menuju pagar pembatas gedung. Angin malam Konoha menyapanya dengan lembut. Alunan angin Konoha ini dengan lancang dan malu-malu menyikap bagian bawah terusan violet selutut Temari, hingga menyisakan pemandangan indah bagi Shikamaru yang tepat berada dibelakangnya. Dan jujur saja, pemandangan tersebut membuat Shikamaru kehilangan control dirinya untuk sesaat.

Shikamaru mendadak menarik kedua simpul tali terusan Temari yang bertengger indah dipundak gadis itu. Kontan saja terusan Temari gugur perlahan mengikuti arus paten gravitasi. Beruntung Temari segera menahan terusannya sebelum tubuhnya terekspose oleh Shikamaru. Ekspresi terkejut setengah mati tidak dapat disembunyikannya. Kali ini Shikamaru pasti sengaja melakukannya. Tapi mengapa? Sebelum Temari sanggup berspekulasi lebih, Shikamaru sudah mendekapnya erat dari belakang.

Temari tidak sanggup mencegah rona merah wajahnya merebak luas hingga ke seluruh wajahnya. Melihat hal tersebut, Shikamaru membalik tubuh Temari lalu metap mata hijau Temari lekat. Derap jantung Temari melaju kencang. Sedetik kemudian, Shikamaru melumat bibir lembut Temari dengan lembut. Perlahan ciuman Shikamaru semakin ganas dan liar. Temari terkejut bukan main. Tetapi apalah daya, apa yang sedang dilakukan Shikamaru sekarang membuatnya hilang kendali akan akal sehatnya. Temari pun hanyut dalam arus nafsu Shikamaru.

Akal sehat Shikamaru kembali menguasainya. Sempat terpikir oleh Shikamaru untuk menghentikan aksinya dan meminta maaf pada Temari. Namun niat itu ditepisnya saat Temari mendadak membalas ciumanya dengan lebih ganas dan liar. Jadilah keduanya beradu dengan sangat hebat. Desahan-desahan kecil keluar dari Temari yang sangat menikmati adegan ini. Desahan-desaahan kecil itu menuntut nafsu Shikamaru untuk meminta lebih. Digigitnya tengkuk Temari. Dijilatinya area leher Temari tanpa menyisakan lahan kering sedikitpun. Dihisapnya daging lehernya hingga membekas merah hampir diseluruh bagian leher Temari. Temari sangat menikmatinya, diikuti dengan desahan-desahan kecil lainnya.

Shikamaru yang sudah dikendalikan nafsu seutuhnya, melepas genggaman Temari yang terus menahan terusannya. Dilepasnya kait bra yang dirasa mengganggu. Tubuh bagian atas Temari kini terekspose dengan sangat jelas oleh Shikamaru. Tangan kanannya memainkan dada kanan Temari, sementara mulutnya sibuk mengulum, menggigit dan menjilati belahan yang lain. Tangan kiri Shikamaru pun tidak mau ketinggalan. Disusupkannya lengan kirinya ke celana dalam Temari. Perlahan Shikamaru memasukkan jari-jarinya kedalam tubuh Temari. Kini desahan Temari tidak dapat dikendalikannya. Begitupun nafsu Shikamaru yang semakin liar. Dipermainkannya tubuh Temari sesuka hatinya. Kini hanyalah langit malam dan angin musim panas Konoha yang menjadi saksi tiap kenikmatan dan desahan keduanya serta teriakan-teriakan kecil Temari yang kesakitan.

" Aishiteru.." ucap Shikamaru dengan penuh kejujuran dan ketulusan. Temari hanya membalasnya dengan senyum bahagia penuh kepuasan. Sedetik kemudian, terdengar suara kembang api serta keindahan cahayanya dari atap apartemen.

" Ternyata aku pun masih dapat melihat kembang api bersamamu. Dengan cara yang berbeda tentunya." Papar Temari yang tertawa penuh bahagia.

2 minggu kemudian di Konoha.

Temari sedang bersiap-siap untuk kepulangannya ke Suna. Misinya sebagai panitia ujian kali ini selesai. Tetapi berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini Temari telah mendapatkan apa yang diinginkanya, cinta Shikamaru. Memikirkannya saja Temari sudah girang setengah mati. Sebelum pulang, Temari berencana memberi kejutan kepada Shikamaru dengan datang ke apartemennya.

Di sepanjang jalan menuju apartemen Shikamaru, Temari senantiasa bersenandung. Tampaknya makhluk berambut pirang ini benar-benar bahagia. 'bagaimana kalau aku dan Shikamaru nanti sampai menikah? Gyaaa!' Temari sibuk berkhayal dalam ruang tanpa batas imajinasinya. Bahkan mungkin saja setiap orang yang berpapasan dengan Temari pasti mengira Temari agak kurang waras.

Temari bermaksud mengetuk pintu apartemen Shikamaru, tapi diurungkannya. Kalu Temari mengetuk pintunya terlebih dulu, itu bukan kejutan tapi bertamu. Dubukanya pintu apartemen Shikamaru yang ternyata tidak dikunci secara perlahan. 'dasar pemalas, mengunci pintu saja tidak mau..' gumam Temari.

Sebuah siluet pemandangan yang membutakan kedua mata Temari muncul sesaat setelah pintu itu dibuka sempurna. 'bajingan!' pekik Temari dalam hati. Sosok pemuda berambut nanas pemnghuni apartemen itu terpergok sedang asik berciuman dengan gadis yang dikenal sebagai Yamanaka Ino. Rambut Ino yang acak-acakan serta tubuh keduanya yang saling tindih membunarkan akal sehat Temari. Sepertinya bukan Temari yang membuat kejutan untuk Shikamaru, malah dia yang mendapat kejutan. Temari berlari sekuat tenaga menjauhi apartemen dan sesegera mungkin meninggalkan Konoha.

Butuh 2 hari penuh untuk mencapai Suna. Selama itu pula Temari menguras tenaganya hanya untuk menangisi nasibnya sebagai pecinta. Seorang gadis pecinta yang cintanya harus terhempas secepat kilat yang menyengat seluruh indera tubuhnya. Mati rasa, itulah Temari saat ini. Sungguh menyedihkan.

(to be continued)