Everything Has Changed
DISCLAIMER
Kuroko No Basket © Fujimaki Tadatoshi
.
.
Warning :
OOC, OC, alur berantakan, Typo, cerita ngawur, Fem!Kuroko, garing, membosankan, DLL.
.
RnR?
Welcome Readers-sama and Silent Readers
.
Happy Reading
xxx
"Indah." Gumam gadis itu. Dia melangkahkan kakinya menuju 'sesuatu' yang dia sebut indah. Banyak orang yang menuju tempat itu untuk menimba ilmu dan berbagi ilmu. Ya, tempat itu adalah sekolah. Hari ini adalah hari pertama dia menimba ilmu di sekolah itu. Tahun lalu, dia bersekolah di sekolah yang berbeda dan di kota yang berbeda. Gadis itu terus melangkahkan kakinya menuju sekolah yang megah yang sekarang menjadi tujuannya setiap hari. Gadis itu tersenyum manis. Tapi sayang tidak ada yang bisa melihat senyum itu, bahkan melihat gadis itu. Dia bukan hantu, hanya keberadaannya sulit terdeteksi. Dia terus berjalan dan memasuki gedung itu.
xxx
"Mulai hari ini dia akan menjadi siswa kelas 2-A dan menjadi teman kalian." Kagari-sensei memegang pundak gadis itu.
"Kuroko Tetsuna-desu, yoroshiku." Gadis bersurai biru cerah itu membungkuk.
Setelah itu, matanya tertuju pada seseorang yang sangat familiar. Matanya membulat melihat orang itu, begitu juga orang itu. Seorang pemuda bersurai crimson dan berwajah tampan.
"Kuroko?"
"Akashi-kun?"
Akashi Seijuro, pria yang sedang memperhatikan dan di perhatikan oleh Kuroko yang belum lama ini kalah di pertandingan final Winter Cup melawan Seirin High School-sekolah lama Kuroko- duduk di bangku ke-2 deret ke-2 dari kanan Kuroko. Ah, itu kekalahan pertama Akashi. Pahit dan menyakitkan tapi dia berterima kasih pada Seirin, terutama pada Kuroko yang membuat'nya' kembali dan mengusir pergi 'dia'. Ya, Akashi yang dulu, pemuda yang baik dan bagai orang yang di berkati telah kembali, dan Akashi yang absolut, yang menganggap dirinya selalu benar karena memenangkan segalanya sudah lenyap.
"Baiklah, Kuroko-san, silahkan duduk di bangku yang kosong." Perintah Kagari-sensei, guru matematika sekaligus wali kelas 2-A.
"Hai' Sensei." Kuroko duduk di bangku yang kosong, bangku ke-2 deret ke-3 dari sebelah kanan Sensei. (sebelah kanan bangku Akashi)
"Baiklah sensei akan mengulang materi yang kita bahas kemarin."
Pelajaran berlangsung kondusif. Akashi seperti biasa memperhatikan penjelasan Kagari-sensei dan mencatat hal-hal penting. Kuroko meski terlihat santai dia selalu memperhatikan pelajaran Kagari-sensei. Sesekali Akashi melirik ke arah Kuroko yang sedang mencatat. Banyak pertanyaan di benak Akashi. 'Kenapa tiba-tiba dia pindah ke sini? Lalu dia tinggal di mana? Setahuku Kuroko tidak punya rumah di Kyoto, apakah dia punya saudara di sini? Lalu bagaimana dengan tim basket Seirin? Dan bukankah dia pacar Kagami? Ah, kenapa aku menjadi penasaran seperti ini?' Ucap Akashi dalam hati.
'Tong ting ting tong..'
Jam makan siang telah tiba. Kuroko mengeluarkan bento yang di buatkan ibunya.
"Kuroko, ikutlah denganku." Akashi menarik tangan Kuroko.
"Akashi-kun, kita mau ke mana?"
"Ikut saja."
Kuroko menuruti perintah Akashi dan masih membawa bentonya. Sepanjang jalan, Akashi menggandeng tangan Kuroko, membuat para siswa yang mereka lewati bertanya-tanya.
"Siapa gadis itu?"
"Aku belum pernah melihat gadis itu sebelumnya."
"Apa dia murid baru?"
"Kenapa Akashi-sama menggangdengnya?"
"Apa mereka berpacaran?"
Akashi terus menggandeng Kuroko tanpa mempedulikan pertanyaan dari orang-orang yang dia lewati, sedangkan Kuroko..
"Akashi-kun, mereka membicarakan kita, bisakah kau melepaskan tanganku?"
"Biarkan saja mereka, aku tidak akan melepaskanmu."
"Eh?" Kuroko terkejut mendengar kalimat Akashi.
Tidak lama, mereka sampai di atap. Akashi melepaskan tangan Kuroko dan berjalan menuju pagar dan di ikuti Kuroko. Kuroko masih membawa bentonya.
"Kuroko.."
"Hm?" Kuroko memalingkan wajahnya pada Akashi.
"Kenapa kau tiba-tiba pindah ke sini? Setahuku keluargamu tidak memiliki rumah di Kyoto, dan kau meninggalkan Seirin?"
Kuroko memalingkan wajahnya ke langit biru yang cerah secerah surai panjangnya dan tersenyum.
"Entahlah, Akashi-kun, semua terjadi begitu saja dan yang bisa aku lakukan hanya menuruti perintah Tou-san."
"Tou..san?"
"Ya, Tou-san"
*Flashback*
"kenapa Tou-san?"
"Tou-san tidak perlu mengatakan alasannya, kau dan ibumu akan aman di Kyoto."
"Tapi kami akan tinggal di mana?"
"Tou-san sudah menghubungi Oba-chan mu di Kyoto, kau akan tinggal bersama keluarganya."
"Oba..chan?"
"Ya, kau akan tinggal bersama mereka."
Kuroko menundukkan kepalanya.
"Hai' Tou-san."
Berat hatinya melakukan perintah sang Ayah. Tapi, dia tidak punya pilihan. Menolak berapa kali pun sia-sia.
-Di Seirin-
"APA?! Kenapa tiba-tiba begitu, Kuroko-chan?" Aida Riko, pelatih tim basket Seirin terkejut.
"Maaf, Riko-senpai, tapi aku tidak punya pilihan lain." Kuroko tertunduk.
"Lalu, kau akan meninggalkan kami?" Hyuuga Junpei, kapten tim basket Seirin bertanya dengan wajah kecewa.
"Um!" Kuroko mengangguk. "Maafkan aku, minna-san."
"Jangan meminta maaf begitu, Kuroko.. Itu bukan salahmu." Kali ini Kagami Taiga, Ace tim basket Seirin mengusap kepala biru Kuroko.
"Kagami-kun.." Air mata tiba-tiba mengalir. "Maafkan aku, Kagami-kun, aku harus meninggalkanmu."
"Tidak apa-apa Kuroko, sebenarnya cukup menyakitkan untukku, setelah kau menolakku, kau pergi. Tapi aku tidak berhak melarangmu."
Kuroko terdiam memandang Kagami yang memaksakan dirinya untuk tersenyum.
"Hentikan senyum palsumu itu, Kagami-kun. Aku membencinya."
Senyuman Kagami langsung menghilang.
"Tim ini akan menjalani hal-hal yang sulit tanpamu, Kuroko."
"Hyuuga-senpai, jangan bicara seperti itu, aku hanya manager, dan selama ini aku tidak terlalu banyak membantu jadi.."
"Sudah cukup!" Riko memotong kalimat Kuroko. "Kuroko-chan, jika kau harus pergi, silahkan pergi. Jangan khawatirkan kami, lagi pula kita semua masih bisa bertemu lagi kan? Bagaimana pun juga, Kuroko-chan tetap bagian dari Seirin! Kita adalah keluarga, Kuroko-chan." Riko tersenyum tulus dan membuat Kuroko merasa lega meski dia merasa bersalah melihat Kagami yang sedang pundung.
"Sudahlah, Kagami.. kau kan sudah di tolak 2 kali oleh Kuroko, tidak ada gunanya kau mengharapkan Kuroko, lagi pula dia sudah menyukai A-" Kuroko segera membekap mulut Izuki Shun.
"Izuki-senpai tolong jangan membongkar rahasiaku." Kuroko berbisik pada Izuki.
"Siapa? Siapa yang kau suka, Kuroko?" Kagami bertanya dengan nada menginterogasi.
"Tidak ada, Kagami-kun.." Kuroko tersenyum.
"Sudahlah kalian semua! Kuroko, jangan khawatirkan kami." Sang kapten tersenyum.
Hati Kuroko lega melihat senyuman teman-temannya itu.
"Arigatou, minna-san." Kuroko membungkukkan badannya dan pergi.
*Flashback End*
"Begitu ya? Aku pikir kau dan Kagami berpacaran." Terlihat perasaan lega dari wajah Akashi, entah lega karena sudah mendapat jawaban Kuroko atau lega mengetahui Kuroko belum menjadi milik siapapun.
"Tidak, Akashi-kun. Aku menganggapnya sebagai sahabat saja."
"Lalu, kau tinggal bersama Oba-chan mu?"
"Aku tinggal di rumahnya bersama Kaa-san, Ba-chan, Ji-chan dan Nii-san."
"Begitu ya?" Wajah Akashi terlihat datar namun tatapannya penuh makna.
Kuroko membuka kotak bentonya.
"Akashi-kun, kau tidak makan?"
"Ah? Aku biasa makan siang bersama anggota klub basket."
"Kalau begitu, karena Akashi-kun di sini, Akashi-kun harus makan denganku!"
Kuroko mengambil salah satu makanan dengan sumpitnya dan menyodorkannya ke mulut Akashi.
"Ini untuk Akashi-kun, Kaa-san yang memasaknya."
Akashi memakan makanan yang di suapkan ke mulutnya. 'Masakan Kaa-san ya? Jadi seperti ini rasanya? enak sekali.' Akashi tersenyum.
"Enak kan?"
Akashi mengangguk.
"Jika Akashi-kun mau, aku bisa membawakan bekal dari Kaa-san untuk Akashi-kun." Kuroko tersenyum.
"Kau sedikit berubah ya, Kuroko."
"Eh? Berubah?"
"Kau lebih sering tersenyum. Saat di Teiko, setiap hari aku selalu melihat wajah datarmu, dan sekarang kau tersenyum, kau berubah."
"Benarkah?" Kuroko melihat langit biru cerah. "Kaa-san selalu bilang padaku, tersenyum akan membuat hati dan pikiran menjadi lebih baik, makannya aku mecoba tersenyum dan kata-kata itu benar."
"Bagus kalau begitu, aku lebih suka melihat senyummu dari pada wajah datarmu." Akashi tertawa kecil seakan menggoda Kuroko.
Kuroko tersenyum dan kembali memberi-lebih tepatnya menyuapi- Akashi makan siangnya.
"Kuroko, jika kau mau kau bisa menjadi manager di timku."
"Eh? Benarkah?"
"Tentu saja, tapi apa kau tidak bermain saja? Maksudku kau bergabung ke tim basket putri."
"Aku lebih suka menjadi manager, lagi pula aku terus memikirkan kata-kata Akashi-kun waktu itu."
*Flashback*
Sebelum pertandingan Final Winter Cup, Akashi bertemu dengan Kuroko.
"Aku tidak menyangka kau bisa membimbing Seirin sampai sejauh ini." Ucap Akashi bernada dingin.
"Akashi-kun akan menyesal jika meremehkan kami." Kuroko pun menjawab dengan nada dingin.
"Meremehkan kalian? Jangan bercanda! Aku akan menghancurkan siapa saja lawanku, meski itu kau, Tetsuna!"
"Lakukan saja, tapi kali ini Akan aku ajarkan pada Akashi-kun bagaimana rasa kekalahan itu." Kuroko masih mempertahankan wajah datarnya.
"Kekalahan? Aku tidak pernah merasakannya dan tidak akan pernah merasakannya, aku yang sudah menemukan bakat basketmu, Tetsuna, kau hanya seorang pengguna misdirection dan kau tidak akan bisa berkembang, kau adalah pemain bayangan yang hanya sedikit membantu tim, lagi pula saat ini kau hanya seorang manager di Seirin, jadi kau tidak pantas berbicara seperti itu padaku! Sadarilah posisimu!"
Akashi meninggalkan Kuroko yang mematung di tempat itu.
*Flashback End*
"Maafkan aku, Kuroko.."
"Akashi-kun tidak perlu meminta maaf, lagi pula yang mengatakan itu bukan Akashi-kun yang sekarang kan?"
Akashi menatap Kuroko yang masih tersenyum. 'Terbuat dari apa hatimu itu, Kuroko?' Tanya Akashi dalam hati.
"Bel masuk sebentar lagi berbunyi, sebaiknya kita segera masuk ke kelas." Kuroko menutup kotak bentonya yang sudah kosong itu.
"Kau benar." Akashi kembali menggandeng tangan Kuroko.
Pelajaran berikutnya di mulai.
xxx
"Kau sudah pulang atau belum?"
"Belum, Akashi-kun memintaku ke gym untuk meminta izin pada pelatih agar bisa menjadi manager di timnya."
"Kau pulang jam berapa?"
"Entahlah, jika Nii-san keberatan, aku akan pulang sendiri."
"Jangan bodoh! Aku akan kena marah jika tidak menjeputmu, meski aku tidak mau melakukannya."
"Terserah Nii-san saja, maaf kalau sudah merepotkan."
"Iya, kau sangat merepotkan, Tetsuna!"
"Maaf…"
"Beritahu aku kalau kau sudah pulang!"
"Hai' Nii-san."
Kuroko menutup flip ponsel biru mudanya. Wajahnya terlihat datar meski hatinya sakit dengan perlakuan Kakak sepupunya yang sepertinya tidak menyukai kehadirannya.
"Pelatih, dia adalah Kuroko Tetsuna." Ucap Akashi menggandeng tangan Kuroko.
"Oh, jadi kau ya? Hm.. baiklah, kau menjadi manager di Rakuzan." Pelatih menyetujui keputusan Akashi.
"Pelatih, aku hanya ingin Kuroko menjadi manager khusus tim inti saja."
"Baiklah, aku percaya pada keputusanmu, Akashi."
"Arigatou, pelatih." Kuroko membungkukkan badannya.
Mereka memulai pelatihan.
"Oi, Akashi, dia kan manager Seirin, kenapa bisa ada di sini?" Tanya Hayama pada Akashi.
"Dia pindah dari Tokyo ke Kyoto dan bersekolah di sini."
"Apa kau yakin dia bisa menjadi manager di sini? Maksudku kita kan kalah saat melawan timnya, apakah dia akan meremehkan kita dan memperlakukan kita dengan tidak baik?"
"Itu tidak mungkin, dia gadis yang baik, dia juga teman baikku sewaktu di Teiko, jadi percayalah padanya."
"Ba..baiklah.."
-Saatnya istirahat-
Kuroko membagikan minuman dan handuk pada setiap pemain inti.
"Arigatou, Kuroko." Ucap Akashi.
Kuroko hanya tersenyum.
"A..akashi..anoo..apakah..boleh jika aku izin membeli makanan? Etooo..saat makan siang tadi..aku tidak sempat..jadi..boleh atau..tidak?" Hayama meminta izin pada Akashi dengan nada bicara ketakutan.
"Kenapa meminta izin padaku? Mintalah pada pelatih."
"Eh? Maksudmu?"
"Aku tidak bisa melarangmu jika kau lapar, jadi izin saja pada pelatih."
"Benarkah? Kau mengizinkan?"
"Tentu saja."
"Ah..aku belum terbiasa dengan perubahanmu yang sangat drastis, biasanya kau akan mengacungkan gunting jika aku meminta izin keluar saat pelatihan berlangsung, kau yang sekarang terlalu baik."
"Apa maksudmu? Aku tidak berubah, aku hanya kembali karena Akashi yang absolut sekarang sudah tidak ada."
"Baiklah, semoga aku cepat terbiasa dengan Akashi yang baik hati." Hayama berdiri dan bergegas menghampiri pelatih.
"Akashi-kun.."
"Ada apa Kuroko?"
"Apakah Akashi-kun tahu jalan menuju rumah keluarga Mayuzumi?"
"Mayuzumi? Maksudmu Mayuzumi-san pengguna misdirection?"
"Um!" Kuroko mengangguk.
"Tentu saja, rumahnya searah dengan rumahku."
"Benarkah? Kalau begitu, bisakah kita pulang bersama? Aku tidak mau merepotkan Nii-san, jadi.."
"Tunggu.. Nii-san? Dan rumah keluarga Mayuzumi? Jangan-jangan kau adik Mayuzumi-san?" Mibuchi tiba-tiba bertanya.
"Um!" Kuroko mengangguk.
"HEEHH?! Benarkah?" Nebuya sampai berdiri dari duduknya.
"Hanya adik sepupu, senpai." Kali ini Kuroko memasang wajah datar.
"Tapi kalian cukup mirip, aku jarang menyadari keberadaan Mayuzumi-san, dan jika tadi kau tidak memberi minuman dan berbicara pada Sei-chan, aku juga tidak akan menyadarimu."
"Benarkah?" Wajah Kuroko masih datar.
"Aku akan mengantarmu pulang, Kuroko." Akashi menyela pembicaraan mereka.
"Arigatou, Akashi-kun."
TBC? or Delete?
Maaf atas segala Typo, tanda baca yang salah dan kata-kata yang membingungkan.
Di sini Kishi bikin Akashi manggil Kuroko pakai nama keluarga, soalnya baca di manga waktu Seirin vs. Rakuzan, setelah Akashi yang dulu kembali dia manggil Kuroko pakai nama keluarga, bukan Tetsuya.
Mohon Reviewnya.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan.
Arigatou~
