Hai mina... kusa kembali lagi dengan multy chappy baru *ditimpukin sendal butut*

Owh iya, ini fic kelanjutan dari fic LOST. Bagi reader yang kurang mengerti isi fic ini, silahkan baca LOST agar lebih jelas.

Arigatou...

Disclaimer: BLEACH punya Tite Kubo


Toushirou... kenapa kau seorang shinigami...

Karin... kenapa kau manusia biasa...

2 tahun setelah pertarungan terakhir Soul Society dengan Aizen, Karin dan Toushiro berpacaran

Tetapi Soul Society melarang adanya hubungan antara shinigami dan manusia.

Dan sebagai seorang taichou, Toushiro harus patuh kepada hukum Soul Society

Bagaimanakah mereka berdua menjalankan hubungan mereka?

Akankah Soul Society mengetahui Toushiro berpacaran dengan Karin?

Dan apakah yang akan Soul Society lakukan ketika mereka mengetahuinya?

Akankah hubungan mereka berakhir tragis seperti kisah Romeo and Juliet?

~H~

LOST: Memory

Chapter: 1

Seorang taichou muda berjalan menyusuri koridor divisi 1 dengan langkah terburu-buru. Dia baru saja selesai menghadiri rapat taichou yang selalu diadakan seminggu sekali untuk mengecek kegiatan semua divisi. Biasanya, rapat akan selesai sebelum pukul 10.00. Tapi hari ini rapat berakhir pukul !0.30. 30 menit lebih lama dari waktu yang dijadwalkan.

Setelah sang taichou muda berada lumayan jauh dari markas divisi 1, ia bershunpo menuju divisi 13 dan membuka portal menuju dunia manusia. Dalam hatinya ia mengumpat Kenpachi dan Ichigo yang mengacau dalam rapat, sehingga rapat menjadi tertunda.

"Urahara-san..." teriak taichou muda itu begitu ia sampai di dunia manusia. Dengan kasar ia membuka pintu geser Urahara shouten yang terbuat dari kayu dan kertas. Lalu dia mendapati sang pemilik toko berdiri didepan pintu dengan kipas menutupi separuh wajahnya seperti biasanya, "Hai...hai...aku mengerti. Aku sudah menyiapkan gigai untukmu. Segera pakai, lalu pergilah menemuinya. Dia pasti sudah menunggumu."

Setelah sang taichou muda mengenakan gigainya. Lalu ia segera berlari keluar toko dengan terburu-buru sambil melihat jam tangannya, "Dia terlambat lagi ya?" tanya Yoruichi yang tiba-tiba saja muncul disamping Urahara dalam bentuk manusianya, "Yah...begitulah. Apa boleh buat, perkerjaan seorang taichou memang berat," jawab Urahara sambil melihat ke arah sang taichou muda menghilang.

"Tak ku sangka bocah itu akan tumbuh secepat itu," kata Youruichi lagi, "Dua tahun yang lalu dia masih seorang bocah yang keras kepala. Aku heran mengapa hanya dalam waktu dua tahun dia tumbuh menjadi remaja berusia 18 tahun."

Urahara menarik ujung topinya hingga matanya tertutupi bayangan topinya," Entahlah, mungkin itu pengaruh dari kekuatan cincin raja, "dari bayangan topinya ia melirik kearah Yoruichi, "atau mungkin... itu pengaruh karena ia terlalu sering mengunjungi dunia manusia sehingga pertumbuhannya menjadi manusia pada umumnya."

"Cepat atau lambat Soul Society pasti akan mengetahuinya," kata Yoruichi sambil menghela nafasnya. Ia bersandar di tembok sambil menatap langit, "Entah apa yang akan mereka lakukan ketika mengetahui hal ini..."

Urahara bersandar pada tembok di sebelah Yoruichi, "Entahlah..." jawabnya sambil menghela nafas.

~H~

Hitsugaya Toushiro, shinigami termuda dalam sejarah gotei 13 yang berhasil mencapai level taichou, juga shinigami termuda yang berhasil mengaktifkan bankainya. Tetapi sang taichou bukan lagi seorang bocah atau pun anak kecil yang keras kepala. Dua tahun berlalu sejak pertarungan terakhir Aizen dan Soul Society, ia tumbuh menjadi seorang remaja tampan. Dalam dua tahun tingginya sudah mencapai 173 cm, dan masih akan terus bertambah tinggi dalam beberapa tahun kedepan.

Sang taichou muda sekarang ini sedang berlari menuju sebuah taman di kota Karakura untuk menemui gadis yang ia cintai, Karin. Sudah dua tahun ia berpacaran dengan gadis itu tanpa sepengetahuan Soul Society. Karena, Soul Society melarang adanya hubungan antara shinigami dan manusia. Entah apa yang akan Soul Society lakukan ketika mengetahui taichou muda mereka menjalin hubungan dengan seorang gadis yang masih hidup.

Hari ini, mereka berjanji untuk kencan. Tetapi Toushiro terlambat dari waktu yang mereka janjikan. Itu akibat Ichigo dan Kenpachi mengacau saat rapat, sehingga waktu rapat lebih lama dari waktu yang biasanya, "Maaf...aku terlambat lagi..." kata Toushiro, kepada gadis berambut hitam yang berdiri dihadapanya, dengan nafas terengah-engah.

"Tidak apa-apa, aku mengerti..." jawab gadis itu lembut, "pekerjaan seorang taichou memang berat, ya kan, Shirou-chan?"

"Karin! sudah ratusan kali ku katakan, jangan panggil aku dengan nama itu," protes Toushiro sambil mengangkat wajahnya dan bertatapan langsung dengan wajah gadis itu yang sedang nyengir penuh kemenangan karena berhasil mengoda Toushirou.

"Tapi aku menyukainya..." jawab Karin sambil membalikan badannya. Tidak seperti biasanya kali ini Karin mengenakan gaun putih selutut dengan cardigan berwarna biru muda. Gaunnya melambai dengan anggun saat ia berputar. Ia juga mengenakan bandana berwarna putih yang kontras dengan rambut hitam indahnya yang panjang. Sedangkan Toushiro sendiri, ia mengenakan kemeja hitam dengan coat putih panjang dan celana serta sepatu yang berwarna hitam. Mereka berdua terlihat seperti pasangan selebrity. Lalu Karin membalikan badannya lagi dan menatap Toushiro lagi, "aku menyukai melihat wajahmu yang merenggut saat aku memanggilmu 'Shirou-chan'. Kau terlihat sangat imut."

Hitsugaya merasakan wajahnya merona. Tetapi ia juga merasa kesal, "Owh...begitu ya..." kata Toushiro dengan nada kesal, "Owh...iya Karin, apa kau membawa payung?" tanya Hitsugaya sambil menyengir jahil, "Uh'uh...tidak," Jawab Karin bingung. Langit terlihat sangat biru dan cerah. Sama sekali tak menunjukkan tanda akan turun hujan, "hari ini kau mengenakan gaun, kayanya akan turun hujan lebat nih!" goda Toushiro.

Wajah Karin lalu merona. Ia menggembungkan pipinya kesal, "Ini semua karena Yuzu," jawabnya dengan nada kesal, "kalau Yuzu tak memaksaku, aku tidak mungkin mau mengenakan pakaian ini."

"Tapi itu cocok untukmu kok!" kata Toushiro. Tatapan matanya berubah menjadi lembut. Melihat tatapan Toushiro, wajah Karin bertambah merah. Lalu ia pun membalikan tubuhnya kembali untuk menyembunyikan wajahnya yang bertambah merona, "Hump..." karin merasa kesal karena Toushiro berhasil menggodanya, walaupun sebenarnya Toushiro mengatakan hal yang sebenarnya.

"Hari ini kita pergi kemana?" tanya Toushiro kepada Karin. Lalu dengan bersemangat Karin membalikkan tubuhnya, "pertama kita pergi ke bioskop, terus makan siang di kafe favoritku dan terakhir aku ingin melihat bunga sakura," jawab Karin dengan bersemangat. Wajahnya terlihat sangat senang, "sekarang ini, pohon sakura di bukit Karakura pasti bunganya sudah mekar dengan indah."

Toushiro mengangkat sebelah alisnya, "Aku tidak tahu kalau kau tipe orang yang suka dengan hal romantis seperti melihat buanga sakura," kata Toushiro sambil menyengir.

"Urusai!" kata Karin dengan wajah merona, "aku menyukai melihat sakura karena mereka sangat indah saat berguguran, seperti hujan salju pink di musim semi. Dan, aku juga menyukai bau manis bunga sakura. Entah mengapa dengan melihat pohon sakura membuat hati ku menjadi senang dan tentram."

"Ya, aku mengerti. Di samping rumahku ada pohon sakura yang cukup tua. Saat musim semi, bunganya bermekaran sangat indah. Ketika melihatnya, semua rasa lelahku setelah bekerja menjadi hilang. Suatu saat kau harus melihatnya," kata Toushiro sambil tersenyum lembut. Lalu ia menggandeng tangan Karin, "Ayo...kau tidak mau kehabisan tiket film yang ingin kau tonton kan?"

Setelah itu, mereka pergi ke bioskop yang berada di pusat perbelanjaan kota Karakura. Seperti karakternya, Karin lebih memilih film horror tentang vampire yang berdarah-darah di bandingkan menonton film romance yang mengharu-biru. Ketika para gadis berteriak ketakutan menonton film itu, Karin tak mengeluarkan suara sedikitpun. Malah ia menatap layar dengan mata berkaca-kaca. Dan ketika para gadis menutup mata dan melompat memeluk orang di sampingnya, Karin malah melompat kesenangan seperti orang yang menontor pertandingan bola. Sementara itu, Toushiro sendiri dalam hatinya bertanya-tanya vampire itu sejenis bounto ya? hidup dari menyerap kehidupan orang lain.

~H~

Selesai menonton, mereka pergi ke sebuah cafe yang tak jauh dari bioskop tempat mereka menonton. Cafe itu adalah cafe kecil dan sederhana tetapi, tembok kafe terbuat kayu mahoni yang dipelistur, begitu juga dengan kursi dan mejanya. Meja cafe itu dihiasi oleh taplak berwarna putih bersih dengan renda berwarna pink dan hiasan bungan mawar putih diatasnya. Sedangkan gordengnya juga berwarna putih yang matching dengan warna taplak mejanya. Semua peralatan tertata dengan apik dan rapi. Walaupun cafe itu adalah cafe keluarga, tapi pelayan yang ramah dan tempat yang nyaman, membuat kualitas cafe itu tak kalah dengan cafe besar lainnya.

"Hai Karin," sapa seorang pelayan wanita sambil tersenyum ramah. Rambut hitamnya ia ikat kebelakang. Menyadari pelanggannya tak datang sendirian, ia melirik ke arah Toushirou yang masih memperhatikan keadaan cafe itu lalu berbisik pada Karin, "Karin... jangan-jangan itu pacarmu yang pernah kau ceritakan itu ya?" tanya pelayan itu kepada Karin. Ia memperhatikan Toushiro dengan mata berkaca-kaca.

"Uh'uh... ya begitu lah," kata Karin dengan wajah sedikit merona.

"Pacarmu keren sekali. Pantas kau menolak berpacaran dengan shuji, pada hal shuji kapten sepak bola dan sangat terkenal di sekolah kita," bisik pelayan itu lagi. Kelihatannya ia teman satu sekolah Karin.

"Uh'hum..." Toushiro berdehem sambil melihat kearah Karin dan Yumi dengan tatapan penasaran. Lalu perhatian mereka berdua pun tertuju pada Toushirou, "Owh iya... Toushiro, perkenalkan, ini teman sekelasku, Kazuki Yumi," kata Karin mengenalkan Yumi. Lalu Yumi membungkukan sedikit badannya memberi salam, "Yumi, ini Hitsugaya Toushiro..." kata Karin sambil menujuk kearah Toushirou yang duduk dihadapannya, "Yoroshiku..." kata Hitsugaya memberi salam kepada Yumi.

"Oh iya Karin, kau mau pesan apa?" tanya Yumi.

"Aku pesan seperti biasanya ya," jawab Karin. Ia sering datang ke cafe itu, dan selalu memesan makanan yang sama. Yumi sudah hapal makanan kesukaan Karin, "Baiklah... bagai mana denganmu, Hitsugaya-kun?"

"Uh'uh... aku sama seperti Karin saja," jawab Hitsugaya.

"Ok... tunggu sebentar. Aku akan segera membawakan pesanan kalian," kata Yumi sambil beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

"Cafe ini adalah milik keluarga Yumi," kata Karin membuka percakapan. Lalu mata Toushirou tertuju pada Karin, "setiap pulang sekolah aku selalu mampir ke cafe ini bersama Yuzu. Aku sangat menyukai sandwich dan cappucion cafe ini, mereka sangat enak," jelas Karin.

Tak lama, tiga orang pemuda datang mendekati mereka, "Hai Karin, aku tak menyangka akan bertemu denganmu di tempat ini," kata salah satu dari mereka. Dia mempunyai rambut coklat kemerah-merahan, kulitnya berwarna gelap terbakar cahaya matahari. Diantara mereka bertiga ia yang paling tinggi dan tampan.

Karin mengerutkan dahinya, dia mencoba tidak menghiraukan kedatangan ke tiga orang itu. Sementara itu Toushiro menatap Karin dengan wajah bingung, tiba-tiba saja raut wajah Karin berubah menjadi tidak senang, "Hei... Karin kau kenapa sih?" tanya orang itu sambil merangkul pundak Karin. Lalu dengan marah Karin menepis tangan orang itu, "Pergi Shuji... aku tidak ingin berurusan denganmu," kata Karin dengan nada marah. Hitsugaya yang melihatnya menjadi marah dan mengirim death glare kepada orang yang bernama Shuji itu. Tetapi Shuji sendiri tak menyadari keberadaan Toushirou, "Karin setelah ini ayo kita pergi ke karoke ya?" ajak Shuji.

"Tidak... apa kau tidak lihat aku datang bersama orang lain," jawab Karin dengan marah. Setelah itu baru lah Shuji menyadari keberadaan Toushiro. Toushiro masih mengirim death glare kepadanya, tetapi Shuji tak menghiraukan death glare Toushiro, "Ah... kau tidak perlu malu-malu seperti itu, Karin," ajak Shuji lagi sambil berusaha menarik lengan Karin.

Toushiro yang melihat hal itu menjadi sangat marah dan menangkap tangan Shuji, "Hentikan... dia sudah bilang kalau dia tidak mau kan?" kata Toushiro dingin. Matanya terlihat ia sangat marah. Merasa terganggu, Shuji mengirim death glare kepada Toushiro, "Siapa kau?" tanya Shuji kesal.

Belum Toushiro menjawab pertanyaan Shuji, Karin menjawab pertanyaan Shuji untuk Toushirou, "Dia pacarku," jawab Karin. Lalu mata Shuji terbelalak mendengar penyataan Karin. Setelah itu dia kembali mengirim death glare kepada Toushiro yang juga mengirim death glare kepadanya, "Huh... tak mungkin kau berpacaran dengan si pendek ini," kata Shuji sambil menarik tangannya dari Toushirou dengan kasar. Ia menatap Toushiro dengan tatapan meremehkan. Ya... tinggi Shuji 180, 7 cm lebih tinggi dari Toushiro.

Mendadak suhu ruangan turun 5 derajat, "Aku memang pacarnya, apa urusanmu?" tanya Toushiro dengan nada kesal. Mendengar jawaban Toushiro, Shuji menjadi marah dan menarik baju Toushiro. Karin sudah bersiap-siap menghajar Shuji, Shuji melepaskan tangannya karena seseorang memukul kepalannya dengan nampan dari belakang.

Shuji memegang kepalanya, dan membalikan tubuhnya dengan marah untuk melihat siapa yang memukulnya. Lalu ia melihat Yumi menatapnya dengan tatapan marah sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. di belakang Yumi, ayah Yumi yang berwajah menyeramkan melotot kearah Shuji sambil. Shuji yang melihatnya menjadi merinding, "Kalau kau datang hanya untuk membuat keributan, lebih baik kau pergi," usir Yumi.

Shuji yang keras kepala, masih mengirim death glare kepada Toushiro yang juga tak mau kalah dengannya. Lalu dua temannya yang lain menepuk pundak Shuji dan menyeretnya keluar dari cafe itu. Setelah Shuji dan teman-temannya menghilang dari pandangan mereka, Yumi tersenyum kepada Karin dan Toushiro. Lalu membawakan pesanan Karin. Setelah itu Karin dan Toushiro menikamati makan siang mereka.

~H~

Selesai maka siang, Karin dan Toushiro berjalan bergandengan tangan menuju bukit Karakura. Di bukit itu, bunga pohon sakura bermekaran dengan sangat indah. Kelopak bunga yang berguguran, jatuh bagaikan salju berwarna pink. Ketika mereka sampai di bukit, hari sudah hampir sore.

Mereka berdua duduk dibawah pohon sakura yang rindang oleh bunga sakura. Angin berhembus sepoi-sepoi membuat kelopak bunga sakura berguguran dengan anggunnya dan membuat bau manis bertebaran di udara. Mereka duduk di tempat itu sambil menatap langit yang dihiasi kelopak sakura yang berguguran. Untuk sementara waktu mereka hanya diam sambil berpegangan tangan. Untuk sementara mereka melupakan bahwa hubungan manusia dan shinigami dilarang. Untuk sementara mereka hanya lah Karin dan Toushiro, dua orang yang mencintai satu sama lain.

Perlahan, langit berubah menjadi jingga keemasan membuat pemandangan menjadi lebih indah. Sinar matahari yang hangat membuat perasaan menjadi hangat dan nyaman. Mereka sangat nyaman dengan keberadaan orang di samping mereka, "Karin..." Toushiro membuka pembicaraan.

"Hm?" tanya Karin, kepalanya bersandar pada pundak Toushiro. Dia terlihat sangat nyaman, "Uh'hum... saat kita di cafe, siapa laki-laki yang menggodamu tadi?" tanya Toushiro.

"Dia teman sekolahku, namanya Himura Shuji. Setengah tahun yang lalu dia mengajakku berpacaran, aku menolaknya dan bilang kalau aku sudah mempunyai pacar. Tetapi, dia tidak percaya dan terus menggangguku," jawab Karin. Kepalanya masih bersandar di pundak Toushiro.

"Uh? Kau tidak pernah cerita kepadaku kalau ada orang yang suka mengganggumu," kata Toushiro terdengar sedikit sedih.

Karin mengangkat kepalanya dari pundak Toushiro. Dan menatap mata emerald Toushiro, "Tenang saja, aku sanggup mengatasinya sendiri," kata Karin sambil menyengir. Matanya terlihat sangat bersemangat "dua minggu yang lalu aku pelintir tangannya, minggu kemarin aku menendangnya, dua hari yang lalu aku menonjok hidungnya. Tadi, aku berniat mengirimnya ke rumah sakit, sayangnya Yumi datang. Dia sangat beruntung."

Toushiro mengangkat sebelah alisnya mendengar pernyataan Karin. Lalu kemudian ia tersenyum. Pernyataannya terdengar Karin sekali, "Aku tidak menyangka kalau aku mempunyai pacar beruang buas," kata Toushiro sambil menyengir.

"Hump... kau jahat Toushiro," kata Karin sambil cemberut. Melihat hal itu Toushiro tertawa kecil.

~H~

Toushiro dan Karin berdiri di depan rumah keluarga Kurosaki. Hari sudah gelap dan bintang-bintang pun bermunculan. Toushiro mengantar kekasihnya pulang . Sebelum Toushiro pergi, Karin berjalan mendekati Toushiro hingga wajahnya berjarak beberapa cm dari Toushiro, dan Toushiro membungkukan sedikit badannya.

Tetapi, sebelum bibir mereka bersentuhan, mereka mendengar suara langkah kaki terburu-buru. Dengan panik mereka menatap kearah pintu, "Reiatsu ini... " kata Karin merasakan reiatsu yang bermeluap- luap. Lalu pintu depan terbuka dengan kasar.

Dari balik pintu itu muncul lah sesosok makluk berkepala jeruk yang di panggil strawberry alias Ichigo, "Toushirooo..." teriak Ichigo marah, "berani-beraninya kau membawa adik kecilku pergi," Ichigo melompat kearah Toushiro dalam tubuh manusianya.

Sebelum Ichigo sempat menyentuh Toushiro, Karin menendang kakaknya hingga terpental kembali kedalam rumah, "Ichi-nii..." kata Karin berbahaya, "kalau kau berani menyerang Toushiro, akan kubuat kau tidak bisa dikenali lagi," Karin mengirim death glare kepada Ichigo. Sementara itu, Isshin yang berniat 'menyambut putri dan calon menatunya' menatap Karin sambil gemetaran. Setelah itu, Toushiro dan Karin bisa mendengar Isshin menggumamkan, "Masaki... putri kita menyeramkan."

Perhatian Karin kembali kepada Toushiro. Lalu Tpushiro pun menatap karin, "Baikalah sampai jumpa Karin," Kata Toushiro sambil beranjak pergi. Tak jauh, Toushiro mendengar suara raungan Ichigo dari rumah keluarga Kurosaki.


Yay... chappy pertama selesai...

Gimana menurut reader? Suka kah? Benci kah?

Silahkan beri kesan kalian tentang chappy pertama fic ini.

Arigatou...

Mind to review?

-kusanagi-