Akhhh!! Penyakit wa kumaaat!! cerita yang lain belum complete, dah bikin cerita baru lagi... Huhuhu... beginilah... berusaha mikir chapter lanjutan dari semua fanfic wa yang ada.. tapi malah jadi cerita lain... sudahlah. Mending di tumpahin dulu aja... begitu saran dari senpai wa... sebagai junior yang baik dan berbudi pekerti lu-- (dilemparin granat sebelum menyelesaikan kata-kata)
DISCLAIMER : Masashi dan Gue... (sadddaaaaah... di timpukin sendal)
Disini wa sengaja merubah karakter dari si pemeran utama dan kawan-kawan... (idiih...atas izin sapa tuh?) sooo... jangan heran!! and enjoy it!!
XXXXXXXXXXXXX
Chapter 1
Pukul 24.00
Di sebuah perumahan tepatnya di depan sebuah gang kecil.
"Giela lama banget sih……"seorang gadis berambut panjang berwarna kebiruan sedang memandangi arloji yang melilit di pergelangan tangan kirinya dengan malas. Seperti biasa, malam ini dia berpakaian simple namun seksi. High heels, mini skirt (20 cm dari pinggang), tank top putih yang di tutup cropped jacket berbahan jeans. Sedari tadi dia hanya mondar-mandir sambil menggerutu tidak jelas.
"Hinata..Hinata... Elu nggak sabaran banget sih..." sahut seorang gadis dengan rambut pink yang sedang duduk di sebuah bangku panjang, sembari menghisap puntung rokoknya dalam-dalam. Ia merasa sedikit terganggu dengan tingkah laku gadis itu.
"Yah, gimana yah... dia kan habis absen dua malem... wajar donk kalo dah kangen ma pelanggannya..." balas si gadis berambut kuning yang duduk disebelahnya sambil tertawa nakal.
"Berisik deh... elu sendiri?" tanya Hinata yang sekarang sedang melipat tangannya di depan dada.
"Fuuh... kalo dia malam ini emang terlambat..." Jawab si rambut pink cuek, ia terus menikmati rokoknya.
"Huh, Gue dapet orang baru nih… cape deh.. padahal gue dah pewe ma yang kemaren... tu orang nggak ada kabarnya lagi.." gerutu si rambut kuning.
"Eh, Sakura.. btw si Tenten kemanah kok malem ini gue nggak liat dia tadi dirumah (AN: Rumah para pekerja)...?" Tanya Hinata kepada si rambut pink dengan heran.
Sakura menepuk keningnya. "Ya ampun, Nonaaaa... dia tuh selalu chao tiap sore kaleeee ma om barunya ituh!!" jawabnya tak sabaran.
"Omnya terlalu bersemangat sih... sore-sore dah disamber.. kayak nyari jajanan bukaan ajah.." tambah Ino si rambut kuning sambil tertawa cekikikan.
Hinata menggeleng ia kembali menatap arlojinya. "Heran gue... kenapa dia dateng terlambat sih, secaranya waktu gue absen dia juga absen... jangan-jangan dia nggak kangen ma gu--"
"Hahahaha... Halooooo... tau dari mana loo kalo dia ikutan abseeeen...??" tanya Sakura dan Ino serempak menyela perkataan Hinata.
"Eh?" wajah Hinata mendadak berubah bingung.
"Lo nggak tau... kalo Tsunade-sama masukin pengganti sementara elo khusus buat om lo yang satu ituh...?" Tanya Sakura yang sudah menghabiskan sebatang rokoknya.
"Hah?" gadis itu membelalak kaget. "Siapa...?"
"Siapa lagi kalo bukan... Karin-chaaaan" jawab mereka lagi serempak.
"Apa!! Dia gantiin Gue!! Bukannya tu anak dah kebanjiran pelanggan!! Brengsek! maruk banget tuh anak!!" sergah Hinata tidak percaya. Karin.. Karin... sang ratu buaya yang sudah lama menjadi saingan terberatnya selama ini. Yang paling disegani sekaligus dibenci para pekerja lain lantaran sirik dengan kemampuannya yang bisa membuatnya berpenghasilan jauh lebih besar. Yah, walaupun tidak terlalu jauh dengan penghasilan Hinata. Keahliannya tidak hanya dalam menarik pelanggan baru, tapi juga merebut pelanggan lama milik teman-temannya. Dan, Gadis itu lebih lihai mencari peluang dibanding Hinata. Merupakan Anak kesayangan Tsunade-sama yang pertama sebelum Hinata karena dia seperti mesin pencetak uang super cepat untuknya.
"Yah, secaranya dia yang paling kuat diantara kita... so... gitu deh..." Jawab Sakura cuek seraya mengambil sebatang rokok baru dari dalam cluth pink-nya, kemudian menggantungkannya di bibir, lalu menyalakannya. Dia tidak pernah menghitung seberapa banyak pelanggannya yang pindah ke tangan ratu buaya itu.
Sementara Hinata mulai gelisah. "Brengsek!!" makinya. Seolah-olah wajah Ratu buaya itu sedang menertawakannya dengan penuh kemenangan.
"Hati-hati lho... bisa-bisa om lo yang ini diambil ma dia lageee..." si Ino lagi lagi tertawa cekikikan.
Hinata sama sekali tidak menggubris perkataan Ino. Dia menggigit ujung telunjuknya. Cemas...cemas...cemas... dia sedang cemas, seperti akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga baginya. –brengsek...!! liat aja kalo beneran dia berani ambil lagi..- batinnya. Marah Cemas bercampur dalam benaknya. Dia tidak pernah bisa memaafkan saingannya itu, Mengingat dua pelanggannya berhasil direnggut darinya. Hmm... Dua orang. itu jumlah yang paling sedikit. Sementara pekerja lain sudah pasrah karena hampir dari setiap pelanggannya beralih ke ratu buaya itu. Kenapa dijuluki ratu buaya? Karena kelakuannya sangat mirip dengan buaya yang gemar mengendap-endap di balik rerumputan rawa, lalu menyambar mangsanya secepat kilat dan mencabiknya tanpa ampun. Yah, begitulah alasan mereka memberi julukan tersebut.
Mengetahui temannya yang sedang gelisah, Sakura beranjak dari duduknya. Ia berjalan ke arah Hinata dengan Langkahnya yang sedikit lunglai. Kalau diperhatikan baik-baik, Wajahnya terlihat sedikit... Pucat.
"Udah lah… gue tau lo nggak bakal kalah semudah itu ma dia" Ucapnya sambil menepuk pundak Hinata. Isyarat pemberi semangat. Dia mengerti persaingan berat yang terjadi antara Hinata dan Karin. Tidak hanya dia, Semua pekerja lain juga tau. Tapi setidaknya dia yang paling tau.
"Ya iyalah!! Gue..!! Hinata Hyuuga!! Nggak mungkin kalah dari dia!!" sahutnya sambil mengibaskan rambutnya dengan angkuh. "yah, tapi gue nggak rela aja kalo yang satu ini berhasil dia ambil..." lanjutnya lagi dengan helaan nafas panjang.
"Yang ini Rewardnya banyak sih..." celetuk Ino.
"Diem lo...!!" tuding Hinata seraya menunjukkan tatapan membunuhnya.
"Yeeee... gomen!!" Ino balas mencibir.
Tak lama kemudian sebuah mobil sedan hitam nan elegan berhenti tepat di depan mereka. Hinata yang merasa yakin kalau itu adalah tumpangan yang ia tunggu-tunggu, tersenyum sumringah. Tanpa pikir panjang ia langsung berlari dan membuka pintu mobil dengan tidak sabaran. "Gue cabut duluan yaw!!" pamitnya pada Ino dan sakura setelah masuk ke dalam mobil seraya melambai.
"Yaoo!!" jawab mereka berdua kompak diikuti cibiran.
Dan Wusss... sedan itu melesat dengan cepat.
"Kayaknya dua-duanya yang nggak sabaran..." Sakura berkomentar dengan pandangan tertuju pada mobil itu hingga hilang di satu titik. Ia kemudian memandang arlojinya. "Duuuuuuh, btw nie orang lama banget siiiieee...!!"
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
"Sayang, tadi dah lama ya nunggunya...?" Tanya Pria paruh baya berjanggut itu seraya menginjak pedal rem. Mobil tersebut berhenti di tepi jalan yang sepi dalam malam berkabut.
Hinata mendengus kesal. "Hampir lumutan tau..!!" jawabnya asal. Dengan perlahan Ia mulai melepas cropped jacket-nya.
"Maaph deh... om tadi masih ada kerjaan tadi di kantor.. sibuk lembur... jadi nggak sempet sms..." ujarnya beralasan tangannya sibuk membelai rambut panjang Hinata. "Maaph ya... jangan cemberut gitu donk..." Rayunya. Tangan kirinya berusaha meraih bahu kiri gadis itu (AN: posisi pengemudi di sebelah kanan). Badan kekarnya yang diselimuti kemeja putih panjang itu bergerak mendekat. Ia mengayunkan Tangan kanannya hingga bertemu dengan tangan kirinya. Dan posisi gadis itu sekarang terkunci. Apa reaksi dari gadis itu? mengelak ketakutan dan lari sekencang-kencangnya? Hmm, tentu tidak seperti itu. ini adalah bagian dari pekerjaannya. Dan tentu ia akan sangat menikmatinya.
Gadis itu membalas dengan melingkarkan tangannya ke leher pria yang sedang melayangkan tatapan menggoda padanya itu.
"Om, Kangen sama Hinata..." suaranya yang nge-bass namun cenderung seksi itu semakin menggodanya. Membuatnya semakin tidak sabaran untuk cepat melakukan semua pekerjaan yang sangat 'menyenangkan' itu.
"Ribut deeh.. Hinata tau kok... Hinata juga kangen sama ooomm..." ucapnya manja.
Tanpa basa-basi pria itu mengecup bibir mungil Hinata dengan lembut. Selang beberapa menit ia kemudian melepas pelukannya. "Nah, Kita kemana sekarang??" tanya pria berkulit coklat itu seraya memajukan posisi tongkat persenelingnya.
"Ke tempat biasa...!!" sahutnya.
To Be Continuueeeeddd...!!
AKHHH!!
Selalu begini...!!
Gak tau kenapa pengin nulis nie cerita... padahal ceritaku yang lain belum pada tuntas... (mengarahkan pistol aer ke kepala... bermaksud bunuh diri)
Mmhh... kira-kira nama om-nya Hinata siapa yah...??
Pasti dah ketebak... wakakakakakakak
Maaph ya, kalo ada diksi yang kurang tepat.. ku ngerasa kok.. bisnya bete jadi nggak aku periksa lagi dah... (banting2 keyboard) jdulnya juga aneh ya... palagi summary-nya... hadoh!! Sudahlah..!!
Okeh!! REVIEW!!
Next chapter mungkin bakal jadi rate M... setujuh?? Pastilah!! Wakakakakakk (dasar maniak)
