Synchronicity

Author: Park Hyesung

Pairing: YeWook (Yesung x Ryeowook)

Genre: Family, Friendship, Hurt, Adventure, Fantasy, Romance? Not yet maybe

Rate: T

Warning: Typo(s), EYD tidak sesuai, alur kecepatan

Disclaimer: Author hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita. Tak suka dengan pairing ini? Tinggal keluar dari halaman ini kok

Prolog

.

.

.

Bruk! Brak!

"Akh!" Teriaknya kesakitan sebelum dirinya menghembuskan nafas terakhir. Tubuhnya terlempar hingga terbentur keras di sisi gua yang dingin. Sisi kepala kirinya mengeluarkan darah segar dan pekat. Membanjiri tubuh dan lantai batu disana. Membuat selera makan untuk makhluk disana terbangun.

Makhluk besar itu menggeram antara kesal dan lapar, "Aku ingin Diva baru secepatnya!" Teriak makhluk yang rupanya sosok naga besar. Sisik silver berada diseluruh tubuhnya. Sayap lebar dan terlihat mewah jika terbias sinar matahari itu mengepak keras, menandakan dia sedang marah.

Salah satu tangannya yang berkuku tajam menusuk tubuh namja yang diketahui bernama Leeteuk tersebut. Mengangkatnya hingga di depan mulutnya dan memasukkan tubuh tak berdaya itu ke dalam rongga mulutnya. Menggigit-gigitnya seperti ia anggap mainan dan kemudian ditelan habis.

"Apa kau tak mendengarku?" Sang naga kembali berucap keras. "Kubilang carikan Diva yang baru untukku!"

Disisi lain, tepatnya di depan pintu besar yang terbuat dari besi, terdapat sang penjaga naga. Sepasang matanya tertutup oleh topeng aluminium dan lubang matanya terdapat kaca hitam. "Baiklah, Naga. Aku mendengarnya. Tunggu sebentar, aku akan mencarinya." Ujar namja sang penjaga.

Tangan kanannya memegang sebuah tongkat besi yang tinggi. Diatas tongkat tersebut dibuat melingkar melindungi sebuah bola kristal. Namja itu menurunkan tiangnya, mensejajarkan wajahnya dengan bola kristal. "Tuan, kita butuh Diva baru."

Lalu nampaklah sebuah bayangan di bola tersebut, "Sudah kuduga. Akan ku perintahkan prajurit untuk mengambil diva baru." Ujar bayangan orang didalam kristal mengkilat itu.

.

.

.

Tempat lain, disebuah rumah yang berlokasi dalam daerah perdesaan, seorang Umma sedang tersenyum manis menatap kedua anaknya yang masih bayi tertidur pulas diatas tempat tidur.

"Kalian begitu tampan dan menggemaskan. Umma tak menyangka akan mendapat dua anak sekaligus. Ini aneh, kalian keluar dari rahimku hanya berbeda beberapa menit tapi kenapa kalian tidak kembar?" Sang ibu tertawa aneh menyadari pertanyaannya tak mungkin dijawab oleh kedua bayi tersebut.

Bayi-bayi tersebut tertidur dalam damai. Bibir mereka menyunggingkan senyum. Umma mereka berpikir pasti mereka memimpikan hal yang menyenangkan. "Ah, chamkaman. Umma punya hadiah untuk kalian." Dengan langkah tergesa-gesa, yeoja berumur diatas dua puluh lima tahun tersebut membuka lemari bajunya.

Mengambil dua buah kalung yang ia simpan di antara tumpukan baju. Kemudian menghampiri kedua bayinya yang berumur sekitar tiga bulan. "Yesung-ah, kau adalah seorang kakak. Jaga adikmu ne~ Karena ini hari ulang tahunmu, umma berikan sebuah kalung yang dulu dipakai almarhum Appa-mu. Saengil chukae Yesungie."

Setelah mengelus pipi chubby milik anak tertua, Kim Yesung, yeoja tersebut mengalungkan sebuah kalung berliontin clef bass atau biasa dikenal kunci nada F. Sang ibu tersentak namun setelahnya ia tersenyum ketika melihat Yesung menggerakkan tangannya langsung menggenggam liontin tersebut.

"Ryeowookie, kau adalah seorang adik yang menggemaskan. Umma harap kau tidak dijahili nantinya ketika sudah besar karena kau benar-benar menggemaskan. Saengil chukae chagiya. Umma kasih kalung yang dulu umma pernah pakai saat bersama appa-mu." Kali ini, ia mengalungkan sebuah kalung berliontin clef treble atau lebih dikenal kunci nada G.

Jemari sang ibu menggabungkan liotin itu hingga berbentuk hati. "Umma percaya kalian akan terus bersama dan akur nantinya. Saling menyayangi juga." Ujar yeoja yersebut.

Tok Tok Tok!

Pintu rumah terdengar terketuk kasar. "Ne! Tunggu sebentar!" Yeoja itu meninggalkan bayinya, membukakan pintu dan terlihatlah beberapa prajurit kerajaan. "A-ada apa ya?"

"Kami ingin mengambil Diva baru." Kata salah satu prajurit dingin. "Mwo? Ta-tapi mereka masih bayi! Pasti kalian salah orang." Balas yeoja bernama Kim Ahra tersebut. "Ani. Kami tak salah orang. Berikanlah anakmu atau kami akan mengambil paksa."

Ahra tetap tak mau memberikan anaknya. Berbagai alasan ia berikan agar salah satu anaknya tak diambil. "Pengawal, pegang yeoja ini! Aku akan mengambil anaknya." Printah prajurit yang rupanya adalah ketua prajurit. Langsung saja para pengawal memegang tangan Ahra agar tak dapat bergerak.

"Mwoya? Lepaskan aku! Jangan mengambil mereka! Mereka masih bayi!" Seru Ahra kesal. Matanya mulai menitikkan air mata namun prajurit tetap tak mengindahkan perkataan yeoja itu. Prajurit tersebut berjalan masuk ke dalam rumah, ke kamar sang bayi berada.

Yesung dan Ryeowook menangis bersamaan. Seperti mereka merasakan akan terpisah jauh, salah satu tangan mereka saling bergenggaman erat agar tak terpisah. Ironis. Terasa mereka sudah mengerti arti perpisahan. Seperti mereka sudah mengerti akan masa depan yang akan datang.

Dengan kasar, prajurit tersebut menggendong tubuh yang lebih mungil dari yang satunya. Berkalung sebuah kunci nada G. Yesung menangis dengan volume yang semakin keras. Begitu juga Ryeowook dan Ahra, ibu mereka.

"Jebal! Jangan bawa anakku!" Pinta Ahra sambil menangis sesegukan. "Mianhae, pendeta Kangin yang memberi perintah pada kami. Kami tak bisa melakukan apapun." Setelah itu, para prajurit membawa Ryeowook yang masih menangis keras ke arah kerajaan.

Ahra mematung menatap anaknya yang telah digendong menjauhi rumahnya. "Ryeowookie... Mianhae.. Hiks.. Aku bukan umma yang baik.."

"Huweee! Huweeee!" Suara tangisan Yesung menyadarkannya kembali setelah menatap punggung prajurit yang mulai menjauh. Dengan cepat ia masuk kedalam kamar dan menggendong Yesung untuk menenangkannya. "Chagiya, uljimayo. Umma bersamamu sekarang." Kata Ahra sambil berusaha menghentikan tangisannya.

Namun Yesung semakin keras menangis. Seakan memanggil nama Ryeowook untuk kembali. Seakan memanggil Ryeowook untuk menemaninya lagi. "Mianhae, Yesungie. Umma tak berguna... Umma tak dapat menjaga adikmu..."

Ahra mencium pipi Yesung lembut. "Aku harap kau bisa menyelamatkan adikmu kelak. Sebelum ia dibunuh oleh sang naga buas."

The End

or

The And?

Annyeong! Saya kembali dengan FF baru! Kali ini saya memakai genre adventure and family. Saya tidak tahu FF ini akan mengambil peminat para pembaca atau tidak karena saya berpikir kalau rata2 YeWook shipper lebih memilih genre Romance dan Drama daripada hal seperti FF ini. Saya sebenernya juga ragu untuk mempublish FF ini. Banyak hal yang harus saya pelajari lagi agar berkembang tapi malah bikin FF fantasy ala kerajaan -v Jika kalian bingung sama liontinnya, bisa liat di image gambar FF ini. Yang kiri itu kunci nada G kalo yang kanan kunci nada F. Oh ya, chappie selanjutnya (jika ada yang berminat FF ini akan lanjut) saya bakal jelasin maksud prolog ini~ Jadi give me a review yang udah sempetin baca :3