KaiHunHan

Author : chickenKID

Title : I Yah (I You and Him)

Main Cast : Sehun

Kai

Luhan

Pair(s) : KaiHun, HunHan, KaiLu

Support Cast : Other EXO

Genre : Romance, Friendship, School Life

Rate : T (Maybe)

Length : Chaptered

Warning : YAOI,, TYPHO(S)…OOC.. (BOY X BOY=LOVE) hhhaa

Desclaimer : ONEw milik saya(?) semua tokoh yang ada disini milik orangtuanya dan Tuhan YME

Note : Annyeong readers, chickenKID comeback bawa FF KaiHunHan, ni pairing terkenal dengan cinta segitiganya itu lho. Tapi untung ada Kyungsoo ya, jadi Kai gak usah gangguin HunHan lagi Hohoho^^, eh tapi sebelumnya, saya mau minta maaf sama HunHan Shipper, disini ada sesuatu yang nyakitin kalian kayanya. Tapi entahlah, karena saya HunHan Shipper jadi menurut saya disini ada sesuatu yang menyakiti saya(terus kenapa juga diketik?-_-) saya ingin ada sesuatu yang berbeda gitu. Sepertinya jika saya terus membuat HunHan bahagia itu terlalu sering ya, jadi sekali-kali saya buat HunHan menderita hahaha *ketawa evil #plak XD

Okeh daripada banyak ngomong mending langsung aja ne~

IF YOU DON'T LIKE, PLEASE DON'T READ

IF YOU READ PLEASE DON'T BE SILENT READERS

HAPPY READING ^^

Teng teng teng teng

Bel pulang berbunyi. Seluruh siswa di sekolah khusus namja XOXO Highschool membereskan barang-barangnya untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Sehun, namja berkulit seputih susu itu membereskan peralatan belajarnya. Setelah selesai membereskan peralatannya. Sehun melangkah pergi dari kelas dan berniat pulang ke rumahnya.

Di perjalanan, Sehun berniat mampir terlebih dahulu ke toko buku langganannya. Dia bukan berniat membeli buku pelajaran, sepertinya mustahil bagi Sehun untuk membeli buku pelajaran dengan kesadarannya sendiri. Karena Sehun termasuk namja yang malas, dia lebih senang bermain game, atau membaca komik daripada belajar. Maka dari itu, Sehun mampir ke toko buku langganannya bukan untuk membeli buku pelajaran, melainkan untuk membeli komik. Komik favoritnya yaitu Detective Conan.

Saat baru saja akan membuka pintu toko buku itu, seseorang telah membukanya terlebih dahulu dari dalam, dan itu membuat Sehun tersungkur kea rah depan, karena pintu yang akan didorongnya ternyata lebih dulu ditarik dari dalam oleh seseorang.

"Appo" lirih Sehun saat dirasa sakit pada bagian lututnya yang berhasil mencium lantai.

"Gwenchana?" tanya namja yang baru saja membuka pintu toko tersebut. Dan namja itupun membantu Sehun untuk bangun dari posisi tidak elitnya itu.

"Ne, gwenchana" jawab Sehun sambil menepuk-nepuk celananya pada bagian lutut.

"Pasti cocok" ujar namja itu lagi.

"Mwo?" tanya Sehun yang tidak mengerti tiba-tiba saja namja tersebut mengatakan itu.

"Kupinjam kau sebentar ne" ujar namja itu lalu menarik tangan Sehun.

"Ya, waeyo? Kau mamu membawaku kemana?" tanya Sehun. Sehun tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja namja itu membawanya. Dan kemana namja itu akan membawanya?

"Nanti saja aku jelaskan, a-yo, sekarang kau masuk saja" ujar namja itu lagi seraya membukakan pintu mobil dan menyuruh Sehun untuk masuk.

Sehun, tanpa curiga sama sekali ia menurut untuk masuk kedalam mobil. Dan namja yang tadi menarik Sehun pun masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku pengemudi, lalu menjalankan mobilnya.

"Nah, sekarang tolong jelaskan kita akan kemana tuan" ujar Sehun.

"Aku masih muda, kenapa kau panggil tuan?"

"Kau orang asing, mana aku tahu kau masih muda"

"Kau kelas berapa?" tanya namja itu.

"2 SMA"

"Kukira kau masih anak SMP"

"Ya, kau meremehkanku? Kau tak melihat almamaterku eoh? Aku bersekolah di XOXO Highscholl"

"Mana aku tahu sekolah itu SMP atau SMA, lagipula wajahmu itu seperti anak SMP, innocent sekali. Bahkan kau tak bisa menyebutkan huruf 'S' dengan benar"

"Mwo? Aish, turunkan aku sekarang"

"Nanti aku antar kau pulang ke rumah, jika aku turunkan kau sekarang, aku khawatir kau akan tersesat"

"Ya, aku ini sudah kelas 2 SMA, mana mungkin aku tersesat"

"Kalaupun kau tak tersesat, aku khwawatir nanti kau di culik"

"Aish, kau benar-benar meremehkanku, aku ini sudah besar, dan aku namja kuat. Jangan pernah meremehkanku. Dan sekarang turunkan aku" ujar Sehun, dia sangat kesal telah diremehkan oleh namja di sampingnya ini. Sayangnya namja disampingnya itu tak menghiraukan ucapan Sehun sama sekali, ia hanya terus melajukan mobilnya tanpa berniat untuk menghentikannya.

"Turunkan aku sekarang, turunkan aku, turunkan aku" rengek Sehun.

CKIIIT

Dan namja itu memberhentikan mobilnya di tepi jalan. Sehunpun kaget, karena namja itu menghentikan mobilnya secara tiba-tiba. Dan namja itu sekarang tengah menatap Sehun

Deg

Sehun baru sadar ternyata namja yang dihadapannya itu begitu tampan. Dengan mata yang sekarang sedang menatapnya tajam, kulit kecoklatan yang sangat kontras dengan kulit putih susu miliknya. Bibir tebal yang berbanding terbalik dengan bibirnya yang tipis. Dan selain tampan namja inipun begitu seksi di mata Sehun. Sehun sangat iri dengan kulitnya yang kecoklatan itu, menurut Sehun namja yang manly itu namja yang memiliki kulit kecoklatan seperti kulit namja yang sekarang ada di hadapannya ini. Berarti bagi Sehun, namja dihadapannya ini termasuk kategori namja manly.

"Lihat, bahkan kau merengek seperti anak kecil. Sekarang diamlah dan kau hanya perlu menutup mulutmu itu hingga kita sampai di tempat tujuan. Jika sudah sampai, kau pasti tahu apa tujuanku membawamu ke tempat itu" ujar namja berkulit kecoklatan itu.

Sehun terdiam, dan dia tak lagi berbicara sepatah katapun. Ajaib sekali, namja asing yang baru pertama kali ditemui Sehun itu membuat Sehun terdiam. Bagaimana jika namja itu berniat jahat pada Sehun? Tapi sedikitpun Sehun tak mempunyai pikiran buruk terhadap namja asing itu.

Dan mobilpun berjalan kembali dengan keheningan yang sekarang hinggap di antara mereka. Sehun memilih untuk menatap keluar jendela. Sedangkan namja itu focus dengan kemudinya.

oOoOoO_oOoOoO

Akhirnya Sehun dan namja itupun sampai di tempat tujuan.

Sehun hanya bisa menatap tempat itu dengan ketidakpercayaannya, ia hanya menatap dengan mata yang tidak berkedip hingga hampir satu menit. Dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Aku tak menyangka, di kota kita ada tempat seperti ini" ujar Sehun dengan terkagum-kagum. Bagaimana tidak, tempat itu begitu indah, dengan pohon yang agak rindang membuat tempat itu sedikit sejuk, tanaman-tanaman lengkap dengan bunga yang berwarna-warni, entah apa tempat ini ada yang mengurus atau bagaimana. Tapi tempat ini begitu indah, tak jauh dari sana, ada kolam dengan air yang lumayan bersih. Gemercik airnya menambah kesan sejuk di tempat itu.

Namja yang tadi mengajak Sehun sedang sibuk membawa sesuatu dari dalam mobilnya.

"Sebenarnya apa yang akan kita lakukan disini?" tanya Sehun.

"Kau hanya perlu membantuku, kulitmu itu bagus sekali, putih mulus, wajahmu innocent sekali, sepertinya kau cocok menjadi modelku"

"Mwo? Mo..model?" tanya Sehun sedikit tidak percaya. Dan namja itu tersenyum, tak menjawab pertanyaan Sehun. Ia sibuk mengotak-atik kamera yang ada di tangannya.

"Kau bercanda? Menjadikan orang asing bagimu untuk menjadi modelmu?" tanya Sehun.

"Ani, menurutku kau memang cocok, tema pemotretan kali ini adalah flower boy, dan sejak pertama aku melihatmu, kupikir kau pasti akan cocok menjadi modelku kali ini"

"Tunggu, maksudmu kau akan memotretku dengan aku yang berseragam sekolah seperti ini?"

"Menurutku tak masalah, itu menambah kesan remaja untuk hasil potretku"

Sehun terdiam, ia tak menyangka akan menjadi model orang lain. Ini pertama kali baginya harus berhadapan kamera seperti itu.

"Ya, kau rapikan sedikit rambutmu, kau tak perlu riasan, wajahmu memang sudah sempurna"

Deg

Jantung Sehun tiba-tiba berdetak lebih kencang karena ucapan namja asing baginya itu.

Dan perkataan namja itu malah membuatnya terpaku dengan pikiran yang entah kemana arahnya.

"Ya, kau malah diam, aish, kau merepotkan" ujar namja itu lalu menghampiri Sehun. Namja itu merapikan rambut Sehun dengan tangannya, lalu merapikan seragam Sehun dan sedikit menepuk-nepuk celana Sehun bagian lutut yang tadi memang sedikit kotor karena Sehun terjatuh di depan toko buku tadi.

Dan tanpa sadar perbuatan namja itu justru membuat jantung Sehun semakin berdebar, Sehun hanya bisa tercekat saat namja asing itu tersenyum tepat setelah ia merapikan Sehun.

"Kalau begini, baru bisa diterima. A-yo sekarang persiapkan diri untuk kupotret" dan Sehun hanya bisa mengangguk.

Sebenarnya ia masih setengah sadar atau tidak, percaya atau tidak, ia mimpi atau tidak. Hanya dengan waktu singkat namja asing itu sukses membuat jantungnya berdetak tak karuan. Dan hanya karena ia terjatuh lalu ditolong namja itu dan sekarang tiba-tiba saja ia harus menjadi modelnya. Dan dengan seenaknya namja asing itu menyebut diri Sehun sempurna yang membuat detak jantung Sehun menjadi tak karuan. Entahlah apa yang akan diperbuat namja itu nanti.

"Bisakah kau tak kaku seperti itu? kau bisa merusak lensa kameraku jika kau kaku seperti itu" ujar namja itu pada Sehun, dan perkataannya sukses membuat Sehun kesal.

"Ya, aku ini bukan seorang model, wajar jika aku kaku seperti ini. Lagipula ini pertama kalinya bagiku harus berhadapan dengan kamera seperti ini. Aku bukan namja narsis yang suka berfoto-foto" ujar Sehun, ia sedikit mempoutkan bibirnya karena kesal.

"Apa yang paling kau suka di dunia ini?" tanya namja asing itu tiba-tiba.

"Mwo? Kenapa kau malah bertanya seperti itu?"

"Sudahlah, kau hanya perlu menjawab"

"Emh, yang paling aku suka di dunia ini adalah bubble tea" ujar Sehun dengan senyum terpampang di wajahnya.

CEKREK

Namja itu mengambil foto Sehun.

"Ne, lalu kenapa kau sangat suka bubble tea"

"Karena bubble tea itu minuman yang sangat enak, jika kita meminumnya ada sensasi tersendiri, bubble yang ada di dalamnya itu serasa menggelitik lidahku" ujar Sehun dengan girangnya menceritakan bubble tea.

CEKREK

Namja itu mengambil foto Sehun lagi.

"Ya, kau itu memotretku tanpa aba-aba" ujar Sehun.

"Justru itu membuat hasilnya menjadi bagus, senyum yang terpampang di wajahmu itu senyum alami tanpa di paksakan" jawab namja itu dan Sehun hanya mengangguk.

"Oke, sekarang ke pertanyaan selanjutnya, apa ada orang yang kau sukai?" tanya namja itu. dan Sehun langsung terdiam mendengar pertanyaannya.

"Lewat pertanyaan yang itu, karena aku belum pernah merasakannya" jawab Sehun. Namja yang sedari tadi melihat Sehun dari lensa kameranya kini menoleh kea rah Sehun.

"Jinjja? Kau benar-benar belum pernah merasakannya?" tanya namja itu lagi.

"Ne, tapi jika kau bertanya apakah ada orang yang kau sayangi, aku bisa menjawabnya" lanjiut Sehun.

"Baiklah, pertanyaannya diganti, siapa orang yang paling kau sayangi?" ujar namja asing itu seraya kembali menatap lensa kameranya.

"Ibuku, dan Hyungku" jawab Sehun.

"Lho? Kau tak menyebutkan ayahmu?"

"Ani, karena aku memang tak menyayangi ayahku"

"Kau tak punya adik?"

"Ani, aku anak tunggal"

"Lalu siapa yang kau maksud dengan Hyungmu?"

"Dia Sunbaeku di sekolah, tapi sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri, dan aku sangat menyayanginya" ujar Sehun dengan senyuman yang tulus

Deg

Seketika namja yang sedari tadi menatap lensa kameranya kini mengalihkan pandangannya ke arah Sehun dan menatapnya.

"Wae? Apa ada yang salah?" tanya Sehun. Dan namja asing itu hanya terdiam, lalu dengan perlahan mendekati Sehun.

Seketika Sehun menegang saat namja asing itu kini sudah berada di hadapannya. Ia mendekati wajah Sehun, dan Sehun tersentak akan perlakuan namja asing itu.

"Wa..wae?" tanya Sehun lagi. Lalu namja asing itu tersenyum dan mengambil daun yang berada di kepala Sehun.

Sehun tertegun, ia mengira namja asing itu akan melakukan sesuatu padanya. Tunggu, sesuatu seperti apa yang Sehun maksud? Setelah sadar akan pikiran aneh yang seharusnya tak di pikirkan oleh Sehun, ia menggelengkan kepalanya, lalu kembali menatap namja di hadapannya itu.

"Kau sangat manis saat tersenyum" ujar namja asing itu.

BLUSH

Wajah Sehun seketika memerah, kontras dengan kulitnya yang putih. Dan namja asing itu tersenyum.

"Kau benar-benar manis saat tersenyum, jadi teruslah tersenyum dan aku akan banyak mengambil fotomu" ujar namja itu lagi.

Sehun terdiam, ia baru sadar bahwa ia hanya menjadi model namja asing itu, dan pujian itu adalah pujian semata-mata untuk menjadi model namja asing itu.

Namja asing itu kembali ke tempatnya di mana kamera berada. Lalu ia kembali melihat Sehun dari lensa kameranya.

"Oke kita ke pertanyaan berikutnya" ujar namja itu.

"Ani, tak usah banyak bertanya, aku akan tersenyum" jawab Sehun.

"Baiklah, a-yo tersenyum"

Dan Sehun mulai berusaha tersenyum dengan menampakan deretan gigi rapinya.

"Ani, bukan senyum seperti itu yang aku maksud" ujar namja asing itu. Lalu Sehun mengubah gaya senyumnya dengan tersenyum kaku yang terlihat di paksakan.

"Aish, kau kembali kaku"

"Jadi aku harus bagaimana? Aku tak mau ditanya-tanya lagi oleh orang asing sepertimu" ujar Sehun mempoutkan bibirnya lagi.

Namja asing itu terdiam, lalu ia kembali mendekati Sehun lagi.

"Sudah kubilang kau itu manis saat tersenyum, jadi kau tak usah mempoutkan bibirmu seperti itu" ujar namja asing itu.

"Habisnya, aku itu bukan model, aku tersenyum pada saat aku ingin tersenyum, tak bisa di paksa seperti itu" jawab Sehun.

"Maka dari itu aku memberimu beberapa pertanyaan"

"Tapi aku tak mau ditanya-tanya oleh orang asing sepertimu, bahkan mengenalmu saja tidak" jawab Sehun.

"Jadi kau ingin mengenalku?" tanya namja asing itu.

"Ani, setelah ini selesai aku tak ingin bertemu denganmu lagi" jawab Sehun.

Dan namja itu terdiam mendengar penuturan Sehun, lalu ia kembali melangkah kea rah kamera, ani tepatnya kea rah mobilnya. Ia mencari sesuatu disana, setelah menemukan sesuatu yang dia cari ia kembali mendekati Sehun.

"Jika kau memang tak bisa di paksa untuk tersenyum, aku bisa menggunakan tema sedih" ujar namja asing itu seraya memberikan sebuah paying kepada Sehun.

"Ya, memangnya wajahku terlihat menyedihkan? Dan untuk apa payung ini?" tanya Sehun.

"Gunakan saja payungnya" jawab namja asing itu singkat, lalu ia kembali pada kameranya.

"Ingat saja hal yang paling menyedihkan yang pernah kau alami" lanjut namja itu.

Dan Sehun terdiam, lalu ia membuka payung itu dan menatap kamera namja asing itu dengan tatapan tajam.

"Ya, apa itu ekspresi saat kau bersedih?" tanya namja asing itu.

"Ne, ini tatapanku saat aku sedang bersedih"

"Itu tatapan marah, bukan tatapan sedih"

"Tapi aku bersedih saat aku marah"

"Kau ini merepotkan sekali"

"Kalau aku merepotkan kenapa kau malah memilihku untuk jadi modelmu? Aku ingin pulang saja" ujar Sehun.

"chankamman, yasudah terserahmu saja mau berpose seperti apapun, aku akan mengambil gambarmu setelah itu kita pulang" ujar namja asing itu dan Sehun langsung terdiam. Terlihat raut wajah sedih yang terpampang di wajahnya.

"Nah itu pose yang bagus, itu bisa dipakai untuk tema yang sedih" ujar namja asing itu.

Tes

Tiba-tiba satu tetes air keluar dari pelupuk mata Sehun, namja itupun kembali menatap Sehun langsung tanpa melihat dari lensa kamera.

"Kenapa kau malah menangis? Apa kau benar-benar membayangkan hal yang menyedihkan?" tanya namja asing itu.

Sehun hanya terdiam.

"Ya, jangan menatapku seperti itu, baiklah a-yo kita pulang saja" ujar namja asing itu lagi. Sehun masih terdiam di posisinya.

Namja asing itu terdiam dan menatap Sehun yang sedang menatapnya. Mereka menatap satu sama lain.

Lalu namja asing itu mendekati Sehun.

"Sudah kubilang kau manis saat tersenyum, dan aku tak suka melihat wajahmu yang seperti ini" Sehun masih terdiam menatap namja asing itu.

"Jangan salahkan aku saat aku berusaha mengembalikan senyummu" ujar namja asing itu dan tanpa aba-aba

CUP

Namja asing itu mencium bibir tipis Sehun, sontak Sehun membulatkan matanya.

Bruk

Payung yang sedari tadi dipakai Sehun pun terjatuh. Namja itu melepas ciumannya.

"Sudah kubilang jangan marah saat aku berusaha mengembalikan senyummu, jadi itu bukan salahku" ujar namja asing itu. Sehun masih terdiam, mencerna apa yang sebenarnya terjadi barusan. Wajahnya merona dan ia hanya menatap namja asing itu.

"Dan kau terlihat manis, saat kau tersipu seperti ini" ujar namja asing itu, lalu ia menarik tangan Sehun dan kembali menciumnya.

Tak seperti yang pertama, kini Sehun memejamkan matanya. Menerima apa yang diberikan namja asing itu. Namja asing itu menarik kepala Sehun memperdalam ciumannya, dan Sehun mulai mengalungkan tangannya pada leher namja itu. Tangan namja asing itu memeluk pinggang Sehun, dan mereka saling berpagut. Dengan lihai namja asing itu menggigit bibir tipis Sehun hingga

"Akh" pekikan Sehun terdengar dan dengan itu lidah namja asing itu berhasil menerobos masuk goa hangat Sehun, mengabsen satu-persatu deretan gigi Sehun, dan menggoda lidah Sehun untuk berperang dengan lidahnya.

"Emmh" hingga terdengar lenguhan dari bibir Sehun.

Setelah berpagut satu sama lain, pasokan oksigen yang semakin menipis membuat mereka harus menghirupnya kembali. Dengan perlahan keduanya saling melepaskan satu sama lain. Dan rona merah kembali terpampang di wajah Sehun.

"Kau tahu betapa manisnya dirimu saat ini?" ujar namja asing itu dan Sehun hanya tertunduk malu. Namja asing itu tersenyum lalu melepas pelukannya dari pinggang Sehun.

"A-yo kita pulang, ini sudah sore, aku tak mau di sangka penculik oleh ibumu karena telah membawa anaknya tanpa seizinnya"

"Kau memang penculik, kau membawaku secara tiba-tiba"

"Jika dipikr-pikir memang iya, yasudahlah, yang penting aku akan mengembalikanmu dengan selamat tanpa ada cacat sedikitpun" ujar namja asing itu. sehun hanya mengangguk dan langsung masuk ke mobil.

Namja asing itu membereskan barang-barang yang tadi dipakai, setelah selesai ia pun masuk ke mobil.

"Dimana rumahmu? Aku akan mengantarkanmu" ujar namja asing itu.

"Kau antarkan aku ke toko buku tadi saja, aku ingin membeli sesuatu, tapi kau malah membawaku kemari tadi"

"Ne, ne, ne, mian, kalau begitu aku akan mengantarmu kesana"

Dan mobilpun berjalan.

oOoO_oOoO

"Gomawo, kau sudah mau menjadi modelku, meskipun tak berhasil" ujar namja asing itu.

"Setidaknya aku sudah berusaha" jawab Sehun sambil memeletkan lidahnya.

"Ne, jongmal gomawoyo, setelah membeli sesuatu itu pulanglah, nanti jika terlalu malam penculik berkeliaran"

"Sudah berapa kali aku bilang, aku ini sudah besar"

"Ne, ne, ne, arra, yasudah kalau begitu aku pulang, kau hati-hati ya, kita tak akan bertemu lagi, jadi selamat tinggal"

"Kenapa kau seyakin itu bahwa kita tak akan bertemu lagi?"

"Kau sendiri yang bilang, jika sudah pemotretan tadi kau tidak ingin bertemu denganku lagi kan?"

"Ah benar, aku lupa, yasudah kalau begitu, selamat tinggal" jawab Sehun sambil melambaikan tangannya. Dan mobil namja asing itupun melaju lagi.

Sehun hanya tersenyum, meskipun tak akan bertemu dengannya lagi Sehun sangat bersyukur sempat bertemu dengannya.

Tiba-tiba Sehun menghentikan langkahnya. Dan segera menyentuh bibirnya

"Apa yang aku lakukan tadi? Aku berciuman dengan namja asing yang bahkan aku tak tahu siapa namanya, aish jinjja, Oh Sehun, kau pabbo" gerutu Sehun. Ia menggelengkan kepalanya lalu memasuki toko buku itu.

TBC

ini apa? -_-"

jangan timpuk saya ne..

ni baru chap awal..

blum ada konflik..

mau lanjut or delete?

it tergantung kalian readers.. hohoho^^

so tinggalkan jejak..

DON'T BE SILENT READERS...