Main Cast :

Oh Se Hoon.

Kim Jong In / Kai.

.

Support Cast :

Xi Lu Han.

Byun Baek Hyun.

.

Rating : M.

.

Genre : School-Life, Romance, Family, Incest, GenderSwitch. Uke!Sehun.

.

Haii... cerita pertama gue ini hasil re-make dari komik karangan "Youshimi Touda" dengan judul "Lonely Night". Ohya, btw, meskipun ini re-make yang artinya gue bener- bener bikin alur ceritanya plek- plek kan banget sama komik itu, tapi ada beberapa adegan yang gue tambahin berdasarkan hasil imajinasi liar gue (Read : adegan dewasa), jadi mohon perhatian tentang adegan dewasanya, karena itu gada di komik nya, itu hasil imajinasi liar gue sendiri, oke? Sipp.. cekidot!

.

.

.

How Do You Look At Me?

.

.

Chapter 1

.

.

Awal musim semi tahun ini bertepatan dengan dimulai nya tahun ajaran baru. Pohon- pohon sakura mulai menunjukkan tanda- tanda kemekaran nya dengan tumbuhnya kuncup- kuncup merah muda di setiap ranting nya.

Seorang siswi kelas 2 di Seoul Of Performing Art School terlihat menatap keluar jendela kelas nya dengan tangan kanan yang menumpu dagu. Memperhatikan siswa- siswi kelas 1 yang baru saja menyelesaikan upacara penerimaan murid baru di aula sekolah.

"Hei.. hei.. lihat deh! Murid kelas 1 tahun ini rada mencolok ya, banyak yang rambutnya pirang, hehehe" sahut seorang gadis cantik berwajah baby face dengan mata rusa yang berkilat jenaka.

"Ah, ya kau benar Lu, tapi.. ada cowok yang imut- imut ngga ya? Aku bosan melihat cowok keren terus disekolah ini!" sahut perempuan dengan eyeliner yang menghiasi mata cantiknya.

"Ah seleramu payah Baek.." ejek gadis berwajah baby face, Luhan.

"Biar saja! Hei, Luhan lihat! Ada yang melihat kesini!" sahut perempuan ber- eyeliner, Baekhyun dengan nada antusias.

"Mana.. mana? Kyaaa.. dia tersenyum! Tampan sekali! Kulitnya seksi!" jerit Luhan bahagia.

"Iya.. dia juga sedikit manis, ya kan Sehun?" tegur Baekhyun pada Sehun yang daritadi hanya menatap keluar jendela dengan tatapan malas.

"Cih! Manis apanya?" ketus Sehun.

"Kau terlihat tidak bersemangat sekali Sehunie.."

"Iya, jangan memasang wajah jutek begitu, nanti kau jadi perawan tua! Hahaha"

"Aishh! Diamlah!" kesal Sehun yang hanya ditanggapi tawa oleh Luhan dan Baekhyun.

.

Sehun P.O.V

Aku masih menatap lelaki yang tadi tersenyum itu dengan tatapan jengkel sampai lelaki itu hilang dari pandangan ku. Cih! Apa Luhan dan Baekhyun sudah buta? Apanya yang manis dari iblis kecil seperti anak itu?

Musim semi tahun ini, aku punya keluarga baru, dan saat ini aku sudah berada dirumah, melakukan pekerjaan rumah seperti memindahkan baju yang baru diangkat dari jemuran. Ngomong- ngomong soal keluarga baru, aku sebenarnya sedikit menyayangkan keputusan ibuku yang memutuskan untuk menikah lagi, tapi dia terlihat bahagia setelah menikah jadi menurutku tidak apa- apa, hanya saja..

"Hei, Sehun! Makanannya belum siap? Aku lapar! Cepat sedikit!"

Aku mendengus kasar saat mendengar suara yang menegurku dengan tidak sopannya. Ya.. dia adalah adik laki- laki angkat ku, laki- laki yang katanya Luhan dan Baekhyun 'manis' ini sebenarnya adalah adikku, tapi sungguh.. aku benar- benar malas mengakuinya sebagai adikku. Karena, ya Tuhan! Perilaku nya sangat tidak sopan pada ku, lihat saja gayanya yang seperti raja duduk diatas sofa dengan kaki yang di naikkan keatas meja.

"Jongin! Urus dulu cucian mu! Jangan menyusahkan orang!" tegur ku jengkel.

Jongin, -nama adikku- menutup buku yang sedang di baca nya dan melihat kearah ku dengan tatapan datar "Malas ah! Merepotkan! Kau saja yang cuci!"

"Enak saja! Urus sendiri cucian mu! Aku tidak perduli dasar muka dua!" sungut ku kesal yang hanya di balas lirikan mata bosan oleh Jongin, dia benar- benar jauh dari kata 'manis'.

"Iya Tante"

"Anak ini!" ujar ku dengan tangan yang mengepal kesal.

Saat ini aku dan ibu tinggal dirumah mereka. Mereka adalah orang terpandang, jadi wajar saja jika rumah mereka sangat besar, sangat berbeda jauh dengan apartemen yang aku dan ibu tinggali dulu. Namun, walaupun ayah Jongin yang telah sah menjadi ayah ku itu selalu melarang ibu untuk bekerja karena penghasilan dari perusahaan yang dimiliki ayah sudah lebih dari cukup bahkan mungkin sangat berlebih untuk menghidupi kami semua, ibu yang pada dasarnya wanita karier yang gemar bekerja pun menolak dengan keras, akhirnya ayah memutuskan untuk mempekerjakan ibu sebagai supervisor lapangan di kantornya. Dan hal tersebut membuat ku harus berdua dengan Jongin dirumah untuk waktu yang cukup lama sampai ibu dan ayah pulang. Seperti saat ini.

"Ibu pulang!"

Aku melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 10 malam, pantas saja ibu sudah pulang, ibu memang selalu pulang lebih dulu dibandingkan ayah. Ibu menghampiri aku dan Jongin yang ada di ruang makan, melihat kedatangan ibu, Jongin langsung memasang muka sok innocent nya yang ingin sekali kutendang atau mungkin ku ludahi, oke itu menjijikan.

End Sehun P.O.V

.

"Selamat datang ibu!" sahut Jongin ceria.

"Wah! Jonginie semangat sekali! Ohya, apa kalian sudah makan? Sehun apa kau sudah memasak?"

"Belum bu, tapi aku baru akan memasak"

"Kalau begitu kau duduk saja, biar ibu yang memasak!"

"Apa ibu tak lelah?"

"Tentu saja tidak, kau tunggu saja di meja makan ya!"

"Ibu, aku ingin omelet!" teriak Jongin dengan gaya sok imut yang membuat Sehun mual.

"Siap!" sahut ibu semangat.

Sehun berjalan menuju meja makan dan duduk di depan Jongin yang masih asyik membaca buku. Jongin mengalihkan tatapannya dari bukunya dan menatap Sehun dengan pandangan meledek.

"Dasar ngga guna!" ledek Jongin kasar membuat Sehun mendelik.

"YA! Adik bodoh! Sopan lah sedikit!"

Dengan kesal Sehun beranjak dari meja makan menuju ke kamar nya, Jongin yang melihat nya pun merasa tak enak, dan memutuskan untuk mengikuti kakak cantiknya yang sedang dalam ngambek mode on nya itu ke kamarnya.

"Mau apa kau mengikuti ku?!" sungut Sehun kesal.

"Hei.. hei ayolah, aku hanya bercanda! Kau ini sensitif sekali!"

"Sensitif kepala mu! Kau itu keterlaluan!"

"Hahaha.. baik.. baik.. maafkan aku, oke?" ujar Jongin sambil berusaha membalikkan badan Sehun yang membelakangi nya.

"Tidak mau, lepaskan!" tolak Sehun malas.

"Ayolah Sehun! Aku hanya bercanda, maaf ya?" paksa Jongin, masih berusaha membalikkan badan Sehun.

"Tidak ma-"

Bruk

Sehun tak bisa menjaga keseimbangan tubuh nya saat tiba- tiba Jongin menarik nya dengan begitu kencang menyebabkan mereka terjatuh dengan posisi Sehun yang menindih Jongin dan tangan Jongin yang..

Deg

Astaga, Sehun bisa merasakan pipi nya memerah dengan jantung yang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Sehun menatap lurus mata elang Jongin yang menatap nya sayu. Ini gila!

"S-Singkirkan t-tangan mu Jong.." gugup Sehun pelan, kemudian Jongin menatap ke arah tangan kanan nya yang ternyata menekan payudara kiri Sehun dengan mata terbelalak kaget, seketika itu juga, Jongin menahan nafas nya yang tiba- tiba terasa berat.

"Jongin- ahh.. apa yang kau lakukan?" desah Sehun pelan saat diluar dugaannya Jongin meremat payudara nya dengan lembut, membuat jantung nya semakin berdegup kencang.

Bruk

Lagi, diluar dugaan nya, Jongin membalik posisi mereka menjadi Jongin yang berada diatas Sehun sementara Sehun hanya telentang pasrah di bawah Jongin dengan mata yang menatap Jongin sayu.

Jongin mengangkat tangan kanan nya dari payudara Sehun menuju pipi putih Sehun yang bersemu merah lalu mengelusnya lembut, membuat Sehun terenyuh karena perilaku manis Jongin.

"A-Aku.." lirih Jongin pelan membuat Sehun menatap nya bingung.

"Jongin?" panggil Sehun pelan.

Sedetik kemudian, Jongin mendengus keras seraya bangkit dari atas tubuh Sehun "Dasar Sehun bodoh! Lain kali jika ada orang yang sedang minta maaf lebih baik kau dengarkan dengan benar, jadi tidak akan terjadi hal- hal memalukan seperti tadi, dan.. maaf soal yang tadi, aku kelepasan, bagaimana pun juga.. aku ini.. tetap laki- laki normal kan? Ah.. p-permisi.." ujar Jongin salah tingkah dan segera keluar dari kamar Sehun.

"Apa- apaan anak itu.." lirih Sehun sambil menutup matanya dengan lengan nya seraya mencengkram erat dada kiri nya yang masih berdentum kencang "Dan.. ada apa dengan perasaan ini?"

.

Ke esokkan hari nya Sehun berangkat pagi- pagi sekali untuk menghindari Jongin, dia masih belum punya muka untuk bertatapan dengan adik nya itu. Sehun berlari menyusuri jalan dengan angin yang terasa meniup lembut helaian rambut kelam nya yang berkilau. Udara pagi ini pun cukup sejuk, rumput- rumput yang menari bersama angin benar- benar terlihat menghijau dengan indah.

Bruk

Terlalu asyik dengan pikiran nya sambil berlari, Sehun tak menyadari ada orang lain di dekatnya sehingga dia menabrak orang itu, dia menoleh dan seketika menutup hidung nya dengan dahi mengernyit jijik, orang yang di tabrak nya ini mabuk! Tercium jelas dari bau tubuh nya yang sangat berbau alkohol.

"Ada apa? Kenapa memelototi ku begitu hah?" bentak orang itu secara tiba- tiba.

"Aku tidak-"

"Ah.. kamu manis juga ya? Lebih baik temani aku bermain saja yuk, aku traktir kau minum, bagaimana?" orang itu menyela ucapan Sehun dan dengan lancang nya meraih dagu Sehun dan menatap Sehun dengan pandangan mesum.

"M-Maaf, saya masih pelajar" gugup Sehun, yang Sehun tahu, dia tak bisa melawan orang mabuk dengan tindakan kasar kalau tak ingin terjadi hal yang lebih buruk lagi.

"Apa?! Kamu berani menolak yang lebih tua? Tak pernah di didik orang tua mu apa?" sentak orang itu lagi, dan dengan kasar menarik lengan Sehun secara paksa.

"Tidak! Lepas-"

Bugh

Sehun merasakan tubuhnya ditarik lembut oleh seseorang hingga dirinya menabrak sesuatu yang Sehun yakini adalah dada bidang milik orang yang menariknya. Sehun mengarahkan pandangan nya kedepan dan alangkah terkejutnya dia melihat orang mabuk yang tadi hampir melecehkan nya mendapat hantaman keras menggunakan tas oleh orang yang menariknya.

"Hei paman! Hentikan! Orang- orang melihat!"

Deg

Suara datar ini..

Jantung Sehun kembali berpacu cepat, tak diragukan lagi, ini suara Jongin. Berarti.. Jongin menolongnya? Seseorang tolong tutupi pipi Sehun yang terasa panas, Sehun yakin, semburat merah mudah pasti telah menghiasi pipinya yang terlampau putih itu.

"Berani- berani nya! Anak kecil tak usah gang-"

.

"Memalukan sekali dia, mengajak anak kecil!"

"Sudah tua masih mabuk- mabukan, tak ingat umur!"

"Tak pantas sekali menjadi contoh yang baik, masih memakai seragam kantor lagi! Rendahan!"

Ucapan orang mabuk itu terputus saat terdengar desas- desus orang- orang sekitar yang mulai menghina nya. Dia pun lari terbirit- birit dari hadapan Sehun dan Jongin.

"Makasih" gugup Sehun pelan.

"Ya.. ya.. ngomong- ngomong paman itu seleranya jelek!" ledek Jongin.

"YA! Apa maksud mu?!" kesal Sehun.

"Hahaha, Sehun kan jelek!"

"Jongin bodoh! Panggil aku noona!"

"Tidak mau! Lagi pula, tak apa kan?" sahut Jongin sambil berbalik kemudian tersenyum manis kearah Sehun "Kalau aku ingin memanggil 'Sehun' saja!"

Sehun membuang muka nya yang terasa panas "Apasih! Menyebalkan!" sungut nya dan mulai mengikuti langkah Jongin dari belakang. Sehun menatap punggung lebar Jongin dengan tatapan sayu. Angin sepoi terasa membelai surai kelamnya lembut membuat Sehun menutup mata, menikmati.

.

Jongin..

kau.. adikku kan?

Apa akan baik- baik saja?

Bolehkah aku..

.

.

... berharap?"

.

.

.

To be continue..

.

.

Nah.. that's the end. Jujur sebenernya rada ga pede publish ini untuk FF debut, apalagi ini re-make, kesan nya gue kaya ga bisa berkarya banget, wkwk. tapi maklum ya, namanya masih amatiran, masih belum berani publish FF yang murni hasil karya sendiri, haha. So... Mau tau kelanjutannya? Jangan lupa review nya ya! Makasih! :)