DISCLAIMER:: MASASHI KISHIMOTO

STORY:: SAIKURAPIKA

WARNING :OOC GAJE ABAL KRIUK DLDLD

MAINT CAST :: Sai, sasuke , naruto, dll

Menjadi Siswa di sebuah sekolah yang tidak ternama itu rasanya seperti berada di tempat yang jauh dari peradaban, siswa-siswa yang tak mempunyai kemampuan apapun dan hanya mengejar gelar lulus SMA. Ya itulah yang kurasa saat ini, namaku Sasuke Uchiha dan aku baru saja Duduk di kelas 11.

Sekolah jelek ini sebenarnya bukan pilihanku, tetapi pilihan kakak ku. Dia menyuruhku untuk bersekolah di sebuah sekolah yang tidak mempunyai nama terkenal, ini semua karena aku kalah taruhan saat beberapa hari yang lalu. Maka dengan terpaksa aku pindah ke sekolah ini, Menyesal... Tidak juga. Karena disini aku menjadi orang yang paling pandai mungkin?

Siswa di kelas ku sendiri cuma ada lima orang saja termasuk aku, di hari pertama aku menginjakan kaki di sekolah ini saja itu sudah menjadi suatu kehebohan tersendiri. Ya... Maklum saja sekolahku yang dulu berada di samping sekolah ini.

Konoha International School, dulu tempatku menimbah ilmu dan bahkan teman-temanku berkali-kali mengirimi ku Email ketika mereka tahu aku pindah kesekolah ini, komentar mereka cukup beragam saat aku pindah ke Nami Shiroi School.

Bahkan teman akrab ku si Naruto menjadi semakin cerewet atas kepindahanku disini, ya mau bagaimana lagi ini semua sudah menjadi bayaran atas kekalahanku dalam taruhan Balap Motor dengan itachi-niichan, menyebalkan?

"Sasuke-kun, jiraiya-sensei memangil mu ke ruangannya" ini adalah teman sekelasku, namanya Sai. Dia orang paling aneh dan dia selalu tersenyum, dan senyumanya itu sangat menyebalkan. Sai dia termasuk orang yang sedikit memiliki bakat, mungkin?

Dia tak pernah berhenti membuat sketsa-sketsa lukisan dan desain-desain suatu benda, cita-citanya ingin menjadi seorang desainer ternama. Tapi soal pelajaran biasa nilainya di bawah rata-rata, dan aku membenci dia karena senyumnya yang terasa aneh.

"hn.." Aku bangkit dari duduk ku beranjak keluar dari kelas ini. Tak perlu waktu lama untuk menuju kantor Guru, ya.. Sekolah ini terlalu kecil berbanding terbalik dengan KIS.

Ruang Guru amat rapi dan bersih, alat-alat mahal tak ku jumpai disini. Hanya sebuah komputer Tua yang berada di meja yang rapi dan bersih.

"ehm.. Sasuke-kun, bapak memangil mu kesini karena bapak ingin meminta mu untuk ikut serta dalam pertandingan tahunan seluruh sekolah di perfektur konohagakure"

"..."

"mungkin dulu waktu kamu sekolah di Konoha International School tidak pernah mengikuti kompetisi ini"

"ehm.. Maksud Sensei kompetisi survivor di hutan"

"akh... Rupanya kau tahu Sasuke?"

"sedikit"

"jadi.. Bapak harap kamu bersedia ikut, karena sekolah ini kekurangan orang"

"baik Sensei"

"nah.. Ini formulir kompetisi, tolong bagikan kekelas mu ya"

Aku mengambil kertas formulir itu, kemudian aku bangkit dari duduk ku dan membungkuk pada Jiraiya Sensei.

Kompetisi tahunan, akh... Ini seperti mimpi karena aku tanpa menunggu seleksi langsung bisa ikut serta menjadi salah satu peserta.

Tapi jika kau menjadi seorang siswa di sebuah sekolah yang ternama, kau harus mengikuti seleksi untuk ikut lomba ini.

Bahkan siswa disini sudah biasa saja menghadapi sebuah kompetisi-kompetisi seperti ini, dan mereka tidak heboh sama sekali.

Sedangkan waktu di K.I.S, semua siswa akan heboh mendengar kabar soal kompetisi seperti ini.

Jungle survivor adalah kompetisi bergengsi yang tiap tahun diadakan oleh seluruh sekolah di perfektur Konohagakure, nama sekolah menjadi taruhan di kompetisi ini.

"hn.." aku menyodorkan sebuah kertas kepada seorang pemuda berambut Nanas.

"apa ini?"

"formulir Jungle survivor"

Pemuda di depanku ini hanya menguap sambil merentangkan tanganya, ia dengan malas menerima kertas itu sambil bergumam 'Mendokusai'.

"apa aku juga dapat?" ujar teman-teman sekelas ku ketika aku menyodorkan kertas pada Shikamaru nara.

"ya.. Kita semua dapat, mau tidak mau kita harus mau" cerocos pemuda berambut mangkok dan beralis tebal bernama Rock Lee.

"akh... Aku akan membawa banyak makanan" gumam seorang bertubuh tambun sambil meneteskan air liurnya, dia bernama Chouji akimichi.

Sedangkan Sai, dia hanya melirik kertas itu dan melanjutkan aktifitasnya membuat sketsa lagi(?)

"Jadi.. Siapa yang akan menjadi ketua team kita?" pemuda berambut mangkok itu menatap kami berempat.

"kita putuskan pada rapat rutinan sabtu malam oke" celoteh Shikamaru sambil menyalakan sebatang rokok dari sakunya.

Sai tersenyum tipis, Lee mengepalkan tanganya penuh semangat dan Chouji tetap meneteskan liurnya. Benar-benar kumpulan oarang-orang aneh?

oOo

Mataku terasa sangat mengantuk, dan aku sekarang tengah membaringkan tubuhku diatas kasur empuk ku.

Sekolah yang mempunyai sedikit murid itu sangat menyiksa bagaimana tidak, kita akan ketahuan saat tidak mempedulikan pelajaran tersebut. Ya... Walaupun pelajaran itu sangat mudah untuk ku.

Tapi, cara mengajar di sekolah itu berbeda dari K.I.S, sangat jauh berbeda. Jika di K.I.S semua murid boleh menggunakan jaringan internet dan memakai laptop di dalam kelas untuk menunjang pelajaran mereka. Tapi di N.S.S semua di lakukan secara manual, bahkan kami di perbolehkan keluar masuk kelas mencari buku dalam pertpustakaan.

N.S.S tidak boleh di angap remeh, buku di perpustakaan sekolah itu cukup lengkap. Bahkan Buku yang sangat langkah pun ada disana.

DRRRRTTTTT...

Phonesell ku bergetar diatas kursi warna biru gelap yang ada di sudut kamar ku, benar-benar menganggu istirahat siang ku.

Kuhampiri Phonesell ku itu. Dan kulihat sebuah pesan dari Sai.

Ya tadi sebelum kami pulang, aku dan Sai saling bertukar nomer Phonesell. Dia bilang "ini demi kemenangan sekolah kita"

Menyebalkan sekali anak itu, baru saja aku merebahkan tubuhku diatas kasur empuk ku dia sudah mengirim sebuah pesan.

'Sasuke-kun, nanti malam kita berkumpul di rumahku'

apa? Dia bilang berkumpul di rumahnya? Rumahnya saja aku tidak tahu, dasar bodoh.

'Hn..., aku tidak tahu rumah mu, jadi jemput aku saja'

kubalas sekenanya pesan dari Sai tersebut dan tak lama kemudian dia membalas pesan ku.

'ok.. Aku jemput, nanti jam 7 malam ^_^'

Setelah selesai kubaca pesan itu, aku menaruh lagi phonesell ku ke atas meja belajar ku. Jam sudah menunjukan pukul lima sore dan kuputuskan untuk mandi biar badan ku terasa segar, dan ya.. Kaki ku terasa pegal karena aktifitas keluar masuk dalam kelas tadi siang.

oOo

Segar rasanya ketika selesai mandi, rambut sedikit basah dan tubuh terasa dingin. Kulihat refleksi diriku sendiri di kaca dan ya... Aku masih tetap tampan dan keren.

Ketika aku sedang asik merawat diri agar terlihat 'Cool', tiba-tiba saja phonesell ku berdering cukup keras. Dan ringtone khas untuk Naruto itu menggaung di dalam kamar ku yang bernuansa biru tua.

"hn..."

"Teme... Apa kau di rumah atau masih di sekolah mu?"

"aku di rumah"

"oke.. Teman-teman mengajak mu kumpul-kumpul di tempat biasa sekarang, apa kau bisa?"

"ia.. Dobe aku bisa, aku akan kesana segera"

flip...

Naruto memutuskan obrolan kami via telephone, kulirik jam sekali lagi dan sepertinya aku masih memeiliki beberapa waktu untuk berkumpul dengan Naruto sebelum berkumpul dengan Sai.

Apa penting berkumpul dengan anak-anak NSS? Akh... Masa bodoh toh mereka cuma rapat penentuan ketua team saja?

Motor matic kesayanganku sudah ku keluarkan dari garasi rumahku, sebelum berangkat aku berpamitan pada Ibu. Ya... Maklum saja Ibu ku itu orang yang mudah cemas dan selalu khawatir, bahkan aku yang sudah sebesar ini masih dia anggap seperti anak kecil.

"Ibu aku berangkat" teriak ku dari atas motor matic ku, kulajukan motor matic ku menuju sebuah Cafe yang sering ku kunjungi saat aku masih sekolah di Konoha International School.

Hanya butuh waktu lima belas menit aku sudah sampai disana, Neji, Naruto, Sasori dan gaara sudah ada disana sedang menikmati cappucino.

Naruto melambaikan tangannya ketika aku memasuki cafe tersebut, dan langsung saja aku menuju tempat mereka berkumpul.

Aku memilih duduk di sebelah Sasori, karena dia orang yang paling pendiam di antara kami. Kalau aku duduk di sebelah Naruto bisa-bisa telingaku rusak, Naruto adalah orang yang memiliki suara paling keras di antara kami semua.

Kami saling bercanda mengejek satu sama lain, dan yang menjadi bahan ejekan kami selalu Naruto. Ya.. Karena dia memiliki berjuta emosi, hahahaha... Ini menyenangkan dan aku melirik kearah jam tanganku dan aku mendapati jam setengah sembilan malam. Masa bodoh dengan orang-orang itu, lagi pula aku tidak berminat dengan kegiatan mereka.

"Sas.. Bagaimana dengan sekolah baru mu itu?" ucap Neji sambil menaruh kembali gelas cappucino-nya.

"lumayan, disana tidak ada yang namanya PR"

"wah... Pasti menyenangkan itu Sas, jadi tidak perlu memeras otak seperti kita" sahut Naruto menggebu-gebu.

Entah kenapa saat aku melirik lagi jam tanganku, ada sebuah perasaan tak enak. Ya seperti perasaan bersalah pada Sai yang sepertinya menunggu ku.

Phonesell ku matikan agar tak ada yang menganggu ku di saat aku berkumpul dengan anak-anak K.S.I, tapi... Aku menjadi sedikit gelisah. Bagaimana jika nanti ibu marah atau itachi marah padaku karena membiarkan Sai menungguku dirumah.

Phonesell kunyalakan lagi(?), dan ya... Yang benar saja?

Banyak pesan yang masuk ke phonesell ku itu, akh... Ini menyebalkan.

"he.. Sasuke ada apa ha?" Sugietsu yang baru saja datang tengah mengamatiku yang sedang gelisah ini.

"hn... Tidak apa-apa"

"apa... Itachi-san mengirimu pesan agar cepat pulang?" ledek Naruto.

"hn...bukan, ada tamu keluarga yang mengharuskan ku pulang" kilahku sambil berdiri dari kursi ku, entah kenapa aku berbohong seperti ini dan aku juga tak tahu kenapa?

Aku benar-benar ingin pulang dan melihat keadaan di rumah, apa Sai sudah pulang atau menungguku?

Untunglah jalanan saat ini tidak begitu padat sehingga membuatku mampu mengebut di jalan yang terasa lenggang ini.

Tembok pagar dan gerbang rumahku terlihat kokoh, aku menyuruh Satpam untuk membuka kan pintu gerbang. Setelah ku parkirkan motor matic ku segera mungkin aku masuk kedalam rumah, ada hal yang aneh ku temui disini.

Lampu tempat Ayahku bermain Shogi menyala, tempat Itachi-niichan mengerjakan pekerjaan seni-nya juga menyala terang.

Mungkin biasanya aku terlalu masa bodoh dengan hal seperti ini, tapi kali ini sangat berbeda. Kenapa dua lampu ruangan itu menyala?

Itu menjadi sebuah pertanyaan besar bagiku, tak mau ambil pusing aku segera menuju dapur untuk membasahi kerongkonganku yang sudah amat sangat kering.

Kudengar dari kejauhan ibu tengah memasak dan berbicara pada seseorang?

"bagaimana masakan Bibi?"

"enak sekali Bi, ini sangan luar biasa" jawab seseorang penuh dengan semangat, dan bagiku ini terdengar seperti suara Rock Lee.

"aku tidak sabar memakannya" sahut seseorang dengan gerutunya dan itu seperti suara Chouji Akimichi.

"Ibu, Chouji, Lee, kalian sedang apa?"

"wah... Sasuke sudah pulang, Ibu, Lee dan Chouji sedang memasak" jawab Ibuku penuh semangat dan senyum manis.

"iya Sas, aku dan Chouji sedang memasak dengan Bibi"

Jawab Lee sambil menunjuk kearah hasil masakan mereka, seketika itu pula pikiran ku tertuju pada ruangan Itachi dan Ayah.

Aku dengan rasa penasaran yang tinggi melangkah dengan sangat terburu-buru dan ketika sampai di depan pintu ruangan Ayah, kubuka sedikit pintu guna mengintip siapa yang menemani Ayah bermain Shogi.

Ternyata, Shikamaru Nara yang duduk berhadapan dengan Ayah. Wajah mereka nampak tegang dan sebuah rokok terselip di kedua bibir orang itu.

Dan sekarang aku tahu siapa yang ada bersama Itachi-nii, pasti dia adalah Sai. Pemuda seumuran denganku yang memiliki senyum menjengkelkan dan aku membencinya, senyum yang memuakan dan sulit di artikan dari pemuda seumuranku itu.

Kubuka pelan pintu yang berwarna coklat tua itu, kucoba mengintip kedalam ruangan itu. Yah... Benar saja Itachi-nii sedang berdiri di belakang Sai yang duduk di kursi kayu sambil menunjuk kearah kertas sketsa yang Sai pangku.

"wah... Lukisanmu bagus Sai, ini malah lebih tampan dari Sasuke?"

Apa dia bilang?

"ehm.. Bagiku.. Sasuke itu lebih tampan dari lukisan ini" ucap Sai sambil tersenyum.

Menyebalkan sekali dua orang ini, akh... Awas saja kalian nanti hem?

Tapi.. Tunggu dulu, tadi Sai bilang 'aku lebih tampan dari lukisan dia', tanpa terasa sunggingan senyum terukir di bibirku. Dan aku berharap perkataan Sai tentang diriku benar adanya(?)

Aku segera beranjak dari tempat itu, berpura-pura berjalan melewati pintu itu sebelum Itachi-nii membuka pintu ruang seni-nya.

CEKLEK

Pintu ruangan tersebut terbuka, munculah sosok Itachi-nii dan Sai yang ada di belakangnya.

"baru pulang Sasuke-kun?"

"hn.."

"dasar payah"

"hn.." ucapku singkat sambil menatap tajam kearah Itachi-nii.

Sai menganguk kepadaku, kemudian ia berjalan meningalkan ku dan Itachi-nii, saat aku hendak meningalkan Itachi-nii. Dia Itachi Uchiha dengan se-enak jidatnya dengan tatapan horor menepuk pundak ku sambil berkata.

"kau payah, ingat setelah mereka pulang kita harus bicarakan ini?"

Ucap Itachi-nii sambil berlalu meningalkanku yang membatu di koridor rumah kami, aku menoleh kebelakang dimana Itachi-nii tengah berjalan menuju ruang keluarga sampai dia menghilang di tikungan sana.

Apa maksudnya dengan 'payah', apa dia mau menceramahiku soal anak-anak N.S.S yang ku tinggal begitu saja?

Dasar payah!

-oOo-

Aku, Ayah, Ibu, Itachi dan anak-anak NSS sedang duduk di meja makan. Ada yang berbeda kali ini, biasanya di meja makan kami diam dan tak mengeluarkan kata-kata sedikit pun. Tapi kali ini berbeda, Ayah sedang mengobrol dengan Shikamaru tentang permainan mereka, Ibu malah mengobrol dengan Chouji dan Lee soal masakan, sedangkan Itachi-nii mengobrol soal seni dan sebagainya.

Ini sangat membuatku 'Bete', entah kenapa aku merasa kalau saat ini semua orang di rumah ini men-cuekan ku?

Sebenarnya seberapa besar anak-anak NSS merubah keluarga-ku yang terkenal dingini ini?

To be Countinued

hehehehe... Aku bawa ep ep baru... Kali ini ceritanya anak2 sma :p

ehm... Terimakasih udah mau baca2 epep abala aku,

senpai-senpai di fandom sasusai...

mohon kritiknya ya... Yg pedas banget...

Supaya ngebantu cara penulisanku in (n_n)v

oke... G banyak bacot lg, makasih udah baca and jgn lupa RnR please...

*goyang mirotic bareng tvxq*