Ini adalah fict ke duaku. Aku mulai membuat ini sebagai pelarian dari pengerjaan tengah-tengah chapter Lost In Nightmare. Mana publish-nya malam hari pula.
Suka tidak suka-nya tergantung para pembaca.

Silakan dibaca.


DON'T LIKE DON'T READ (DLDR)

CRACKHACKERZ

NARUTO © Masashi Kishimoto

STORYLINE:
CrackHackerz © Huicergo Montediesberg

The cover was created by Huicergo Montediesberg
"DON'T STEAL OTHER PEOPLE'S WORK, IF YOU DON'T WANT YOUR WORK BE STOLEN!"

WARNINGS:
OOC, OC, miss typo(s), Work In Progress(WIP), terdapat adegan baku hantam, jadwal update tidak tetap,
and many more inside.

GENRE:
Crime, Action, Romance(Coming Soon), Thriller(maybe), Friendship

RATED:
Just T... perhaps

COMMAND:
"SSSHH... DON'T DISTURB!
BECAUSE
SASUKE IN HIS ACTIVITY NOW!"

.

"HAPPY READING AND ENJOY IT, PAL!"

.

.

COMPUTER SYSTEM WAS FOUND THE

DATA ERROR 000001

IN

INTRO'S DOCUMENTS

Pagi ini langit tampak mendung, awan hitam yang tebal berhasil menutupi cakrawala—yang seharusnya—berwarna biru terang serta cahaya matahari yang sangat terang benderang. Tapi, semangat dari keinginan para siswi untuk meneriaki nama para pangeran sekolah di Konoha Memoriam of School tidak dapat dipadamkan—atau lebih tepatnya ditutupi begitu saja. Beberapa nama pria yang menurut para siswi itu keren untuk diteriaki oleh mereka adalah para putra dari keluarga yang memiliki perusahaan besar yang berhasil di berbagai negara. Tidak lain dan tidak bukan adalah:

Inuzuka Kiba. Anak kedua dari dua bersaudara klan elit Inuzuka. Mempunyai perusahaan besar yang bergerak dalam bidang kehewanan—lebih khususnya binatang anjing. Perusahaan besarnya bekerja sebagai penyalur eksport-import hasil hewan yang dikawinsilangkan dengan hewan yang mempunyai ras atau jenis berbeda lainnya. Selain meng-ekspor-import kan hewan, The World Pets of Inuzuka juga menerima permintaan perkawinan silang hewan dari para konsumennya di seluruh dunia.

Akasuna no Sasori. Anak tunggal dari suatu klan yang dijuluki 'klan tersembunyi Akasuna'. Selidik demi selidik, tenyata klannya memiliki sebuah perusahaan besar yang telah menjenjang kedudukan International selama 49 tahun lamanya. Bahkan karena terlalu rahasianya klan ini, para anggota keluarganya menggunakan nama perusahaannya sebagai pengganti nama klannya. Sampai saat ini nama klannya yang sebenarnya masih tidak diketahui. Akasuna Licensed of United beroperasi dalam memproduksi berbagai macam mainan anak di seluruh dunia, mulai dari mainan anak berumur dua tahun hingga mainan terpopuler kaum remaja saat ini.

Yakushi Kabuto. Anak sulung dari dari dua bersaudara klan terpopuler Yakushi. Belum lama ini terdengar kabar bahwa anak kedua dari klan Yakushi—adik Yakushi Kabuto—telah meninggal dunia karena penyakit yang sudah lama dideritanya sejak kecil. Klan Yakushi mempunyai perusahaan yang beroperasi dalam bidang kesehatan. Yakushi's Medicine and Sanitary adalah perusahaan yang bergerak dalam memproduksi dan meng-eksport-import kan barang perusahaannya ke seluruh dunia. Barang hasil produksi klannya dijual di seluruh apotik maupun disarankan oleh seluruh rumah sakit di seluruh dunia. Klan Yakushi juga mempunyai sebuah rumah sakit terkenal di seluruh dunia yang terletak di benua Eropa—lebih spesifiknya negara Rusia.

Hyuuga Neji. Anak pertama dari tiga bersaudara klan terkenal Hyuuga. Lima tahun sudah berlalu sejak kematian kedua adik kesayangannya. Menurut kabar yang beredar di berbagai media massa, kedua adiknya meninggal karena mengalami kecelakaan dengan pesawat terbang yang sedang ditumpanginya saat hendak berlibur menuju negeri 'Paman Sam' bersama beberapa pelayan kepercayaan keluarganya. Klan Hyuuga tidak memiliki perusahaan yang beroperasi dalam bidang khusus. Klan Hyuuga terkenal karena mempunyai sebuah panti asuhan tersukses di dunia, disebut sukses karena Hyuuga's Orphanage mempunyai anak-anak asuh yang berpotensial tinggi sehingga tawaran yang diberikan para pengadopsi kepada mereka juga tinggi. Hasil dari uang pengadopsian tersebut digunakan untuk penanaman modal atau saham dibeberapa sekolah dan perusahaan elit, contohnya: The Worlds Pets of Inuzuka, Akasuna Licensed of United, dan Yakushi's Medicine and Sanitary.

Keempat pemuda ini memiliki sudut pandang yang baik di mata para siswa-siswi, guru, kepala sekolah, bahkan staff sekolah sekali pun. Hal ini sangat jelas terlihat ketika mereka berempat secara bersamaan menginjakkan kakinya keluar dari mobil pribadi mereka masing-masing dan berjalan masuk menuju lobby Konoha Memoriam of School.

Para siswi yang sudah menunggu di sisi kiri dan kanan lobby pun akhirnya mengeluarkan seluruh tenaganya untuk meneriaki masing-masing nama dari The Four Prince of Memoriam—setidaknya itulah julukan yang diberikan para fansgirl mereka di sekolah.

"INUZUKA-SAMA! DAISUKI YO~!"

"HYUUGA-SAN, KAKKOI DESU NEE~!"

"YAKUSHI-KUN! I WANT YOU, I NEED YOU, I HEART YOU, I LOVE YOU FULL!" Hah?

"AKASUNA-SENPAI! MARRY ME!"

"THE FOUR PRINCE OF MEMORIAM! KYAAAAAA!"

Sorakan dan teriakan mereka hanya dibalas dengan lirikan mata mematikan, senyuman maut, serta lambaian tangan menakjubkan dari mereka berempat sembari berjalan melewati para fansgirl yang sudah datang pagi-pagi hanya untuk menyambut kedatangan mereka di sekolah.

Setelah sukses melewati santapan pagi bagi gendang telinga mereka dan sampai pada koridor kelas lantai Lower Ground, mereka menghela napas dan tertawa kecikikan.

Kiba tertawa. "Kau lihat mereka tadi? Hampir setiap hari mereka selalu siap sedia untuk menyambut kedatangan dan melepas kepergian kita di sekolah ini," ungkap Kiba seraya memegang perutnya yang sakit karena telah tertawa terbahak-bahak.

Sasori yang berada di sebelahnya hanya dapat tersenyum-senyum licik. "Kau benar. Mereka hanya tidak tahu apa yang telah kita lakukan dibalik kesuksesan besar perusahaan besar kita. Iya, 'kan, Neji?"

Pemilik nama kecil Neji yang disebut Sasori hanya dapat tersenyum kecil nan tulus. "Yah, asalkan salah satu dari mereka tidak ada yang tahu wajah dibalik topeng kita yang sebenarnya... sepertinya kita akan terus disambut hangat oleh mereka seperti ini." Kedua tangannya ia silangkan di depan dadanya.

"Tapi, tidak disangka kita yang telah menggunakan cara seperti ini tidak diketahui oleh publik." Kabuto membenarkan posisi kacamatanya. "Benar-benar menguntungkan dan cepat membuat kita kaya raya."

"YAAAHHOOOO!" sorak Kiba karena kesenangan yang ada dalam dirinya. "Yang penting, mari kita bersenang-senang dengan kekayaan kita sepulang sekolah nanti!" Ia melangkahkan kakinya menuju ke ruangan kelas mereka.

Mereka bertiga yang melihat aksi Kiba hanya dapat mengikutinya di belakang.

"Memangnya kita akan ke mana sepulang sekolah nanti?"

"Benar, hampir semua tempat sudah kita kunjungi dan semua barang telah kita beli, kurang apa lagi?"

"Baru hampir, belum semuanya, 'kan?"

"Terserah kalian ingin ke mana saja."

"Tuan Neji, Anda selalu saja seperti itu,"

"Kau—Hhh... sudahlah,"

Sosok The Four Prince of Memoriam itu pun menjauh dari pelupuk mata dan menghilang ketika lift sekolah yang mereka gunakan sampai di lantai mereka berada.

.

~Crack or Hack?~

.

Menara jam Konoha Memoriam of School pun berdentang—pertanda bahwa sekarang menunjukkan pukul delapan pagi—yang artinya para pelajar di sekolah itu pun memulai kegiatan belajar mengajar mereka dengan sangat disiplin dan teratur. Gerbang sekolah yang elit pun sudah tertutup dengan rapat.

Di jalan panjang depan sekolah terdengar suara deru mesin yang semakin lama semakin mendekat ke arah gerbang sekolah ini. Lamborghini Reventon berwarna hijau melaju dengan kecepatan tinggi saat berada dalam jalan lurus nan panjang yang menuju ke arah satu-satunya tujuan, yakni gerbang sekolah Konoha Memoriam of School.

Salah seorang penjaga gerbang sekolah yang telah melihat dari kejauhan kedatangan mobil Lamborghini Reventon tersebut, mulai mengambil tindakan untuk keluar dari pos penjaga dan berdiri di tengah-tengah gerbang sekolah seraya melambaikan tangan kanannya dengan menggenggam rambu STOP untuk menghentikan aksi kebut-kebutan Reventon di depan matanya.

Pengendara itu terus saja mengebutkan kendaraannya, bukannya diperlambat, tetapi semakin dipercepat kecepatannya. Penjaga gerbang sekolah mulai mengeluarkan keringat dingin di pelipis matanya. Dan tinggal beberapa meter lagi...

CKIIIITTTT!

Pengemudi tersebut menginjakkan pedal remnya yang hanya menyisakan jarak sedikitnya satu sentimeter dari penjaga gerbang sekolah. Pada akhirnya, penjaga gerbang sekolah itu pun dapat bernapas lega.

Saat hendak melihat seperti apa wajah sang pengemudi Reventon, retina penjaga gerbang sekolah itu tidak dapat menangkap sedikit pun wajahnya karena kaca film mobil yang digunakannya mempunyai angka persentasi kegelapan yang sangat tinggi, yakni delapan puluh persen. Belum lagi tertutup dengan pantulan bayangan pepohonan di sekitar lingkungan tersebut yang tergambar di kaca depan mobil.

Karena rasa penasaran tidak dapat melihat wajah sang pengemudi Lamborghini Reventon, penjaga gerbang sekolah itu mengetuk kaca samping kemudi—pertanda untuk segera menurunkan kacanya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menunggu sang pengemudi mobil menurunkan kacanya. Saat kacanya sudah terbuka sepenuhnya, terlihat di dalam mobilnya terdapat seorang lagi yang duduk di samping sang pengemudi. Keduanya menggunakan kacamata berwarna hitam.

Dengan tegas dan sopan penjaga gerbang sekolah membuka percakapan antara mereka bertiga, "Selamat pagi, Anda tidak dapat masuk ke dalam sekolah ini karena kegiatan belajar mengajar sudah berjalan, dan..." Mata penjaga gerbang itu melihat pakaian yang mereka berdua kenakan dengan seksama. "Tampaknya kalian bukan dari siswa Konoha Memoriam of School, jika tidak ada izin terlebih dahulu Anda tidak da—"

Sebelum penjaga gerbang sekolah itu menyelesaikan kalimatnya, sang pengemudi menunjukkan sebuah lencana yang mempunyai bentuk yang unik.

Seketika matanya terbelalak saat melihat lencana yang ditunjukkan dari mereka berdua. "Kalian... Silakan masuk! Kepala yayasan sudah menunggu kedatangan Anda, silakan!"

Penjaga gerbang sekolah itu memberi sebuah kode pada jari tangannya dan ditindaklanjuti oleh penjaga gerbang lainnya yang masih berada di dalam pos penjaga dengan menekan sebuah tombol saklar berwarna hijau yang tertanam di salah satu sisi dinding pos tersebut.

Terlihat dengan sangat jelas gerbang tersebut terbuka otomatis secara perlahan dan pada akhirnya terbuka secara sempurna.

Seluruh penjaga gerbang sekolah melakukan pose hormat dengan meletakkan tangan kanan di pelipis mata mereka masing-masing.

"Selamat datang di Konoha Memoriam of School!"

Sang pengendara menaikkan kacanya kembali. Ia mulai melajukan Lamborghini Reventon-nya dengan kecepatan tinggi menuju ke dalam sekolah yang mempunyai perkarangan depan yang dapat dibilang sangat luas. Tapi, dengan kecepatan kendaraannya sekarang—tidak butuh satu menit—Reventon hijau itu hampir sampai di depan gedung sekolah. Sebelum sampai di depan tangga pintu masuk sekolah, Lamborghini itu melakukan drift ke arah kanan secara sempurna.

Tampak—di atas tangga pintu masuk sekolah Konoha Memoriam of School—seorang wanita berambut blonde dengan seorang wanita berambut hitam pendek di sebelah kirinya. Mereka berdua menuruni anak tangga secara santai, tetapi berwibawa.

Bersamaan dengan acara-menuruni-anak-tangga kedua wanita itu, pintu kiri dan kanan Lamborghini Reventon hijau itu terbuka secara otomatis ke atas dengan mulusnya, menampilkan dua orang pemuda yang sedang menginjakkan kakinya keluar dari mobil yang mereka kenakan untuk kebut-kebutan tadi.

Kedua pemuda itu menggunakan kacamata berwarna hitam di matanya dan jas berwarna putih dengan disertai kemeja hitam di dalamnya, kerahnya pun dihiasi oleh sebuah dasi panjang berwarna merah. Mereka pun berjalan perlahan menuju tepat di bawah tangga pintu masuk sekolah setelah mengambil dan menggantungkan salah satu lengan ransel di pundak mereka masing-masing.

"Selamat datang di Konoha Memoriam of School!" ucap wanita yang berambut blonde dengan merentangkan kedua tangannya. "Nama saya Tsunade." Kepala wanita itu tertunduk—memberi hormat kepada kedua pemuda di depan matanya. "Saya kepala yayasan di sekolah ini, dan yang di sebelah saya..."

"Nama saya Shizune." Kepalanya menunduk, memberi salam. "Saya wakil kepala yayasan di sekolah ini, sungguh sebuah kehormatan dapat menerima Anda sebagai tamu kehormatan di sekolah ini." Tampak oleh mata, sang wakil kepala yayasan membawa sebuah koper berukuran sedang berwarna hitam di tangan kanannya.

"Tidak perlu sungkan, saya dan rekan saya datang ke sini untuk menyanggupi permintaan Anda yang menawarkan 'program pertukaran pelajar' kepada sekolah kami, Konoha School of Art, Science, and Public Relations." Suara tersebut berasal dari salah satu dari kedua pemuda itu.

"Maaf jika Anda merasa tersinggung, bolehkah kami mengetahui wajah Anda dan silakan memperkenalkan diri Anda satu persatu?"

"Tentu, why not?" jawab mereka kompak. Lalu secara bersamaan kedua pemuda tersebut membuka kacamata hitamnya.

Pemuda yang mengendarai Lamborghini Reventon miliknya itu memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. "Nama saya Narukami Minato." Pemuda satu ini berwajah emo dan datar, serta mempunyai rambut raven yang berwarna hitam dan iris mata onyx yang kelam. Data yang lainnya dirahasiakan. "Dan dia rekan saya." Kepalanya sedikit ia miringkan ke arah kiri, di mana rekannya berada sekarang.

Pemuda yang tadi duduk di sebelah sang pengemudi itu pun memperkenalkan diri. "Nama saya Shirozaki Shiki!" Pemuda yang satu ini berwajah ceria dan murah senyum. Di pipi kiri dan kanannya terdapat goresan masing-masing tiga buah, serta mempunyai rambut jabrik berwarna kuning. Data yang lainnya dirahasiakan. "Salam kenal!" Sebuah senyuman khas nya terbentuk begitu saja.

Dalam saat itu juga, kedua wanita yang berada di depan mereka terkesima oleh karisma dan wajah rupawan kedua pemuda itu.

Selama beberapa detik speechless, akhirnya sang kepala yayasan memecah kesunyian yang membentang di antara mereka berempat. Tsunade berdeham. "Bagaimana kalau Anda sekalian kami antar untuk mengelilingi sekolah kami terlebih dahulu?"

"Saya minta maaf sebelumnya jika jawaban dari kami membuat Anda tersinggung , tapi bisakah Anda langsung memberitahu di mana ruangan yang akan kami pakai untuk mengikuti program pertukaran pelajar sementara ini?" ucap Shiki dengan sangat lancar dan tanpa bebannya.

"Tidak apa-apa, jangan sungkan... kami hanya menawarkan saja, untuk menerima atau menolak tawaran kami itu terserah Anda." Terlihat dengan jelas ekspresi gugup dan tidak enak hati dalam raut wajah Shizune.

Minato menebarkan pandangan ke segala sudut gedung sekolah tersebut. "Apakah kelas kita tersembunyi dan rahasia? Aku harap seperti itu." Mata onyx-nya memandang dalam iris mata Tsunade.

"Tentu. Program pertukaran pelajar dan kedatangan Anda sangat dirahasiakan bagi para siswa-siswi di sekolah ini. Dengan kata lain, tidak ada seorang pun yang tahu, kecuali para staff Konoha Memoriam of School." Tsunade melirik jam tangan yang tergantung di lengan kirinya. "Kegiatan belajar mengajar sudah berjalan sejak sepuluh menit yang lalu, mari saya antar ke ruang kelas khusus Anda."

"Silakan ikuti kami dari belakang," timpal Shizune.

Pada akhirnya kedua pemuda—yang telah kita kenal bernama kecil Minato dan Shiki—mengikuti Tsunade dan Shizune setelah memberikan kunci mobilnya kepada staff sekolah yang tiba-tiba datang kerena perintah Tsunade, dan mengaku bertugas sebagai valet service khusus untuk mobil mereka berdua kendarai selama masih bersekolah di Konoha Memoriam of School.

Setelah beberapa lama berjalan, tibalah mereka di lantai keempat dari empat lantai gedung sekolah Konoha Memoriam of School. Mereka terus berjalan hingga terdapat sebuah pintu kelas yang berbeda dari ruangan yang lainnya.

"Nah, ini adalah ruangan kelas Anda hingga hari terakhir kalian berada di sekolah ini, dan ini adalah beberapa lembaran kertas yang dibuat khusus oleh sekolah kami untuk menuliskan jawaban dari pekerjaan sekolah Anda sekalian," ujar Tsunade saat mereka tiba tepat di depan pintu ruang kelas khusus untuk Shiki dan Minato. "Oh iya, satu hal lagi."

Tsunade menjentikan jarinya dan segera di respon oleh Shizune yang membuka tas kopernya dan memperlihatkan isinya kepada Tsunade. Secara perlahan, tangan kanannya mengambil dua buah benda berbentuk segi empat yang tipis dan memberikannya kepada Minato dan Shiki, yang pastinya diterima oleh mereka berdua dengan lapang dada.

Melihat mereka mengamati secara seksama benda itu, akhirnya Tsunade memutuskan untuk menjelaskannya kepada mereka, "Itu adalah kartu tanda pengenal siswa Konoha Memoriam of School yang diberikan dan digunakan oleh para siswa yang mengikuti program pertukaran pelajar yang kami tawarkan kepada mereka."

"Selain sebagai kartu tanda pengenal, dibalik kartu itu terdapat sebuah barcode yang berguna agar pengguna kartu tersebut dapat masuk ke dalam kelas dengan cara memperlihatkan barcode tersebut di depan scanner yang telah tersedia." Tangan Shizune bergerak untuk memberi tunjuk secara sopan letak scanner yang menggantung di sisi tembok sebelah kiri dari pintu masuk kelas di depan mereka.

"Apakah Anda sudah jelas dengan keterangan yang saya dan wakil saya berikan kepada Anda?" tanya Tsunade untuk mengecek ulang apakah petunjuk yang mereka ucapkan dapat dipahami dengan mudah oleh kedua orang laki-laki di depannya.

"Hn, tentu. Sangat jelas." Minato memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana panjang putihnya.

Mendengar pernyataan pasti dari Minato, Tsunade hanya dapat memberikan sebuah senyuman yang biasa ia lontarkan. "Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu, karena kami ada pertemuan dengan beberapa wali murid di suatu tempat hari ini. Jika ada perlu sesuatu, Anda dapat mengirimi saya e-mail dari laptop Anda yang berada di atas meja kelas. Permisi."

Dengan rasa wibawa yang tinggi, Tsunade dan Shizune meniggalkan kedua orang di balik punggung mereka. Hanya dalam hitungan detik, mereka menghilang dari pandangan secara sempurna.

"Jadi, kapan guru yang akan mengajari kita akan datang ke kelas kita? Yah, setidaknya itulah yang dilakukan oleh mereka yang bersekolah di sekolahan ber-sistem manual seperti ini." Mata aquamarine Shiki menatap rendah bangunan serta teknologi yang digunakan oleh Konoha Memoriam of School.

Iris onyx Minato menatap iris aquamarine rekan di sebelahnya. "Guru?" Pemuda berambut raven ini tertawa kecil. "Mereka tidak akan datang... dan tidak akan pernah datang untuk mengajari kita."

Mata Shiki terbelalak, heran. "Ee? Kenapa? Bukankah kita jauh-jauh datang ke sini untuk melaksanakan program pertukaran pelajar sementara yang ditawarkan oleh sekolah ini? Sekolah macam apa ini?" rutuk Shiki karena merasa kedatangannya ke sekolah ini berstatus kesia-siaan belaka.

Melihat rekannya yang kesal karena mendengar pernyataan dari mulutnya, terukir senyuman tipis di bibirnya. "Kita datang ke sini bukan untuk belajar, mengajar, maupun diajari, tapi..."

Shiki mengangkat sebelah alisnya. "Tapi?"

Senyuman tipis Minato semakin melebar. "Tapi... untuk membereskan serangga-serangga nakal di sekolah ini."

~CrackHackerz~

Tsuzuku

To be Continued...

Hari Minggu | Jakarta, 20 Mei 2012 | Pukul 11.37 WIB


COMPUTER SYSTEM WAS FOUND THE

DATA ERROR 000001

IN

INTRO'S DOCUMENTS

CANCEL(DELETE) OR NOT?

NEXT(CONTINUED) OR NOT?