Kuroko no Gakuen

Kuroko no Basuke merupakan milik Tadatoshi Fujimaki Sensei.

Author hanya menggunakan karakter yang dibuatnya sebagai bahan berimajinasi.

Pairing AkaKuro, Shonen Ai (jangan dibaca kalau tidak terbiasa), multichapter, cerita sedikit bertele-tele jadinya panjang, OOC

/Ini Fanfiction pertama newbie author jadi mohon bantuannya./

'…..' Pikiran karakter

"….." Pembicaraan karakter

/…../ Pesan penulis


Chapter 1: Kepala Strawberry

Pada pagi yang cerah, seorang anak terbangun dari tidurnya. Terdengar suara dering jam berisik di samping tempat tidurnya. Ia meraih benda itu dan membuatnya diam. Matanya yang masih mengantuk terpaku pada sinar matahari pagi di jendela. Untuk sesaat Ia mencoba untuk mengumpulkan kesadaran dengan mata yang terpaku pada atap kamar tidurnya. Ia berpikir tentang hal yang harus dilakukannya hari ini, 'Kenapa Ia harus bangun di pagi hari?'. Pandangannya lalu berubah menuju dinding dekat lemari pakaian dan melihat seragam sekolah yang tidak biasa dirinya pakai.

'Ah, hari ini adalah hari pertama masuk SMA.'

Anak itu bangun dari tempat tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi. Mencuci muka, menggosok gigi, merapikan rambut adalah hal yang selalu dilakukannya saat akan pergi ke sekolah. Ia menatap ke cermin dan melihat rambut sewarna biru langit yang berusaha Ia turunkan dengan sisir. Entah apapun yang dilakukannya saat tidur, Ia selalu terbangun dengan rambut berantakan yang menyebalkan. Selesai dengan kegiatan di kamar mandi, Ia mengambil dan memakai seragam barunya. Seragam biru SMA Teikou lengkap dengan dasi dan blazer putih.

Anak itu keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan, makanan sudah tersedia diatas meja dengan rapi.

"Selamat pagi Ibu."

"Ah, selamat pagi Tetsuya! Sarapan sudah siap, Kau bisa langsung makan."

Wanita yang dipanggil Ibu itu memperhatikan Tetsuya dengan seksama.

"Seragam itu cocok sekali denganmu, terlihat serasi dengan rambut dan mata yang kita miliki."

'Ya, rambut dan iris mata berwarna biru muda yang sudah diturunkan secara turun-temurun dari keluarga Ibu. Entah gen ini berasal darimana tetapi ini bukan warna yang jelek.'

Sarapan pagi dilakukan dengan tenang. Cerita dari ibu kepada anaknya adalah musik yang mengiringi kegiatan sarapan. Ibu yang selalu tersenyum dan anak tanpa ekspresi. Sarapan pagi yang damai adalah rutinitas dari keluarga Kuroko.

"Ibu, Aku berangkat."

"Ah, selamat jalan Tetsuya. Kau tidak lupa membawa bekalmu, kan?"

"Aku sudah membawanya Ibu."

"Hati-hati dijalan, berkenalan yang baik dengan temanmu. Jangan malu meskipun ini hari pertamamu."

"Baik Ibu."

oOo

Kuroko Tetsuya berangkat dari rumahnya menuju sekolah baru dengan perasaan yang biasa. Ia tahu dengan persis jalan yang akan dilewati, toko yang akan dilewati, dan penjaga toko yang mungkin dilihatnya. Ia juga tahu kira-kira seperti apa tata letak bangunan di sekolah barunya. Kuroko bersekolah di SMP Teikou dan Ia pernah beberapa kali mengunjungi bagian SMA. Ia hanya pindah beberapa meter dari SMP-nya, banyak juga murid yang memilih jalan yang sama dengannya. Mungkin karena cara itu terkesan lebih mudah.

Saat berjalan Kuroko beberapa kali melewati anak yang memakai seragam yang sama dengan dirinya, tapi tidak ada satu pun yang menyadari kehadirannya. Sejak dulu Kuroko memiliki hawa keberadaan yang tipis sehingga Ia berhasil membuat temannya terkejut dengan kemunculan yang tiba-tiba. Dengan kondisi yang dimilikinya Ia bisa menyelinap diam-diam sehingga tidak tertangkap saat terlambat.

'Kuroko, kau kurang menunjukkan ekspresimu, makanya banyak yang tidak menyadari kehadiranmu.'

Hal ini adalah pernyataan yang biasa dikeluarkan oleh orang yang mengenalnya. Ia sering dilupakan saat pembagian kelompok, pembagian makan siang, aktivitas keluar sekolah, bahkan saat pelajaran.

'Bukannya ingin bermaksud seperti itu, tapi mau bagaimana lagi. Diriku memang sudah seperti ini dan rasanya hal ini bukan sesuatu yang harus benar-benar diubah.'

Dengan kemampuaannya yang aneh, kehidupan Kuroko Tetsuya terus berlanjut.

oOo

Sesampainya di sekolah, halaman sekolah sudah dipenuhi dengan stand – stand kegiatan club. Kuroko belum memikirkan akan mengikuti club yang mana. Waktu SMP Ia mengikuti Reading Club karena bisa memberikan ketenangan baginya untuk membaca buku apapun. Selain itu, club tersebut juga tidak memiliki banyak kegiatan yang menyita banyak waktu. Saat melewati deretan senpai-senpai yang menyuarakan club-nya masing-masing, terlihat ada club membaca. Mungkin Ia akan mempertimbangkan club tersebut, tetapi sekarang Ia belum mau memikirkannya.

'Ini masih hari pertama sekolah, tidak perlu terburu-buru.'

Hari pertama dibuka dengan pidato kepala sekolah dan ucapan selamat datang. Kemudian dilanjutkan dengan homeroom oleh wali kelas masing-masing. Kuroko memperhatikan beberapa murid dikelasnya, kelas 1-B. Yang pertama adalah orang yang duduk didepannya. Murid tersebut mempunyai rambut merah dengan gradasi yang semakin gelap, matanya juga berwarna merah darah. Namanya adalah Kagami Taiga, Ia tinggal di Amerika dari kelas 5 SD sampai SMP. Kagami memiliki tubuh yang tinggi dan besar. Ia bilang bahwa dirinya menyukai basket.

'Hm, dia seorang atlet basket rupanya. Dia memiliki aura yang kuat dan sangar. Cocok dengan namanya, Taiga.'

Yang kedua adalah orang yang duduk disampingnya. Orang berkulit hitam yang memiliki rambut dan mata berwarna biru tua. Ia mengenalkan dirinya sebagai Aomine Daiki dan bergabung dengan club basket semasa SMP. Mukanya menunjukkan eskpresi yang malas dan mengantuk tapi Ia sepertinya bisa menujukkan aura yang kuat jika sedang serius. Tingginya hampir sama dengan Kagami dengan perawakan tubuh yang mirip.

'Hm, dia pasti bisa berteman baik dengan Kagami-kun, mereka memiliki hobi yang sama. Dengan kulit yang seperti itu Ia pasti juga pernah disebut ganguro.'

"Berikutnya Kuroko Tetsuya!"

Kuroko mengangkat tangannya keatas.

"Kuroko Tetsuya? … Kuroko-kun? Hmm, dimana dia duduk?"

Kuroko bangkit dari tempat duduknya.

"Um, permisi. Saya ada disini Sensei."

"Eeeh? Kau ada dibelakang Kuroko-kun! Maaf, Sensei tidak melihatmu."

'Aku pasti semakin tidak terlihat jika di depan ada Kagami-kun dan disamping ada Aomine-kun. Kedua orang ini memiliki hawa yang cukup besar untuk menutupi diriku.'

"Perkenalkan, nama Saya Kuroko Tetsuya. Saya berasal dari SMP Teikou. Hobi saya adalah membaca novel dan dulu pernah tergabung dalam Reading Club. Mohon bantuannya untuk setahun ke depan."

Sayup-sayup terdengar suara dari murid lain.

"Eh? Apa kau sadar tadi anak berambut biru muda saat masuk kelas tadi?"

"Eh? Aku tidak sadar."

"Aku juga berasal dari SMP Teikou tapi tak pernah melihatnya. Mungkin dia dulu murid pindahan di tahun terakhir."

"Mukanya tadi tidak berekspresi sama sekali, hawa keberadaannya juga tipis. Aku benar-benar tidak menyadarinya."

Kuroko kembali duduk di tempatnya. Dalam hatinya, Ia menghela napas dan merasakan déjà vu yang sudah dialaminya berkali-kali.

/ Maaf, penulis tidak tahu mengenai urutan nama di Jepang. Jadi, mohon dimaklumi jika urutan pemanggilan diatas salah. /

oOo

(Satu bulan kemudian)

Di waktu istirahat, Kuroko akan pergi menuju atap sekolah untuk makan siang. Ia juga membawa novel bersamanya untuk dibaca setelah makan siang. Terkadang Ia juga pergi ke perpustakaan setelah makan siang. Di atap sekolah Ia bisa makan dengan tenang dan tidak perlu membuat orang disekitarnya terkejut karena tiba-tiba tercium harum makanan dari makan siang dibawanya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan beberapa orang yang saling mengobrol.

"Jika kita tidak bisa makan dikantin, kita bisa makan disini. Aku dengar dari temanku kalau tidak ada yang pernah menggunakan atap saat istirahat –ssu."

"Hoo, lumayan juga nih. Hari ini cerah dan tidak terik jadi kita bisa makan dengan santai. Sehabis itu Aku juga bisa tidur siang sampai waktunya pulang."

"Pantas saja namamu berubah menjadi Ahomine."

"Apa Bakagami? Kau lebih bodoh dariku!"

"Kalau kalian tidak ingin nama kalian berubah, gunakan waktu kalian untuk belajar nanodayo."

"Midorimacchi benar –ssu. Kalian selalu saja membuat keributan kalau bertemu."

"Apa Kise? Kau yang selalu ribut ini itu. Kalau tidak, kau pasti nangis seperti bocah."

"Heei~, Aku ingin cepat makan siang. Kalian tidak bisa makan kalau ribut terus." *kruk*krus*kruk

"Kau sekarang sedang makan Mukkun."

"Tapi~ ini bukan makan siang Sacchin."

Enam orang dengan rambut yang berbeda-beda keluar dari pintu dan mencari tempat untuk makan.

'Hm, Aku mengenal suara itu. Itu suara Aomine-kun dan Kagami-kun. Akhir-akhir ini hubungan mereka memang sedang baik karena masuk ke club yang sama walaupun sering ribut tapi itu pertanda yang baik. Dan itu pasti Kise Ryota, Ia sering ke kelas untuk menjemput Aomine-kun dan Kagami-kun di kelas. Aneh, biasanya tidak ada yang kemari.'

Keenam orang tersebut mulai duduk dan memakan bekalnya. Kuroko duduk dibalik ruangan kecil yang ada di atap sekolah jadi dirinya tidak terlihat oleh keenam orang tersebut. Kuroko sebenarnya merasa tidak enak karena bisa mendengar pembicaraan mereka tanpa mereka ketahui. Tetapi Ia sudah lebih dulu disini dan makan siangnya juga belum habis. Jadi Ia hanya mengintip dari tempatnya.

'Mereka bisa membentuk kelompok Rainbow Head dengan warna rambut mereka yang berbeda-beda. Ah, tapi Aku juga seperti itu. Mereka pasti dari club basket dengan fisik seperti itu. Lalu yang perempuan, hmm, rasanya pernah lihat. Oh, itu teman kecil Aomine-kun. Ia sering ngobrol dengan Aomine-kun.'

"Aomine-kun! Aku sudah membuatkanmu bekal jadi kenapa masih beli." Momoi yang duduk di sebelah Aomine menunjukan benda yang ada di tangannya.

Aomine lalu melihat bekal makanan yang bentuknya kurang jelas. / Entah kenapa, bekalnya sedikit disensor. / "Masakanmu selalu tidak bisa dimakan, Satsuki! Dan Aku sudah bilang tidak usah buat bekal lagi."

"Tapi Aku harus belajar makanya Aku membuatnya."

"Oi! Jangan jadikan Aku sebagai kelinci percobaanmu. Aku bisa mati."

Pemuda berambut kuning mulai angkat bicara. "Aomine-cchi, jahat –ssu. Sebagai teman yang baik kau harus bertahan."

"Diam, Kise! Sebaiknya kau makan saja bekal Satsuki!" Aomine lalu menengok ke samping untuk berbicara dengan teman sekelasnya. "Oi, Kagami! Apa kau tidak bisa mengobati Satsuki dari penyakitnya?"

"Aku tidak sakit, Aomine-kun!"

Kagami memperhatikan bekal buatan Momoi lalu menelan ludah yang tertahan. "Momoi, kalau kau ingin belajar masak dariku, bisa saja. Tapi cara mengajarku keras desu"

"Kyaa! Kagamin memang baik. Beda dengan Ahomine!"

Di sebelah Kagami terlihat pemuda berambut ungu yang berkonsentrasi penuh dengan makanannya. "Kau bisa masak Kaga-chin?~ Aku ingin coba masakanmu."

"Yaah, walaupun Ia Bakagami, kemampuan memasaknya setara dengan istri yang baik." Aomine berkata dengan nada santai.

"Aku ini laki-laki, Ahomine! Harusnya suami yang baik."

"Suami yang baik tidak harus pintar masak, Baka!"

"Itu adalah cara Aomine-kun untuk memujimu Kagamin." Momoi tertawa kecil melihat kelakuan dari teman masa kecilnya yang mulai genit.

Di bagian atap yang lain Kuroko juga ikut berpendapat. 'Hm, muka Kagami-kun terlihat memerah.'

Pemuda berambut hijau akhirnya bersuara. Pemuda tersebut duduk dengan bahu yang tegak. "Kalau kalian ribut terus, kalian tidak bisa mengunyah dengan baik nanodayo."

"Oh, ya Midorima-cchi! Akashi-cchi tidak makan bersama kita?"

"Akashi mempunyai keperluan yang harus diurus jadi Ia tidak akan ikut hari ini."

"Akashi-cchi hebat –ssu. Aku dengar Ia akan dijadikan sebagai wakil kapten walau masih kelas satu. Tapi terkadang Aku suka merinding kalau Ia tiba-tiba tersenyum –ssu."

"Akashi berasal dari keluarga terpandang nanodayo. Ia memiliki kemampuan analisis dan memimpin yang baik."

'Akashi? Ternyata masih ada satu orang lagi dalam kelompok Rainbow Head. Apa kepalanya juga berwarna selain hitam? Dan sepertinya Ia juga hebat dalam basket.' Sambil mengunyah makanannya, Kuroko membayangkan kira – kira warna apa lagi yang bisa masuk kedalam kelompok Rainbow Head.

Obrolan keenam orang tersebut terus berlanjut dan Kuroko juga terus mendengarkan sambil makan. Dari obrolan tersebut Kuroko mengetahui nama ketiga orang lainnya. Selain itu, Ia juga mengetahui bahwa si kepala hijau menyukai ramalan zodiak Oha-Asa dan si kepala ungu sangat suka makan snack. Kise juga bekerja sebagai model sehingga banyak perempuan yang suka meneriakinya.

Akhirnya waktu berlalu dan keenam orang tersebut kembali ke kelasnya. Setelah keadaan sudah sepi Kuroko juga kembali ke kelasnya.

oOo

(Tiga minggu kemudian)

Kuroko akhirnya berhasil mendapatkan teman di kelasnya dan mereka adalah Aomine dan Kagami. Mereka bertiga berada di kelompok yang sama saat pelajaran home economics. Kuroko berhasil mengagetkan mereka beberapa kali dan semenjak itu mereka bertiga mulai terbiasa dalam berinteraksi. Aomine dan Kagami ingat kebiasaan Kuroko makan di atap sekolah. Oleh karena itu, jika hari cerah dan tidak terik, Aomine dan Kagami akan ikut makan bersama Kuroko. Dengan begitu anggota Rainbow Head yang lain akhirnya berkenalan dengan Kuroko. Tetapi saat makan bersama, tidak pernah terlihat satu kepala lagi yang terkadang mereka sebut dalam obrolan mereka.

Akashi Seijuurou, wakil kapten tim basket SMA Teikou, anak laki-laki dari CEO Akashi Group, salah satu anggota OSIS, pintar dalam akademik dan olahraga, terkenal sebagai murid yang sangat dapat diandalkan. Singkatnya, Akashi Seijuurou adalah sempurna di SMA ini, tidak ada yang bisa menandinginya. Ia juga terkenal ketat dalam latihan basket dan terkadang kejam. Kemenangan harus selalu ada dan semua harus berjalan sesuai dengan apa yang telah diatur. Jika kau membantahnya, Ia akan menyiksamu sampai kau mengikutinya. Dirinya selalu menang, oleh karena itu Ia selalu benar dan dirinya adalah absolute.

'Hm, bisa dibilang Akashi Seijuurou ini sangat wow dan arogan. Di masa lalu kau memang selalu menang tapi di masa depan belum tentu kau selalu menang karena masa depan tidak bisa diketahui secara sempurna.'

Kuroko berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah berurusan dengan Akashi karena bagaimana bisa dirinya yang tidak terlihat masuk kedalam dunia yang akan menjadi pusat perhatian banyak orang. Jadi dia tidak pernah berpikir untuk mengetahui secara lebih lanjut.

Saat ini Kuroko sedang berada di perpustakaan. Ia mencari buku yang kira-kira menarik untuk dibaca. Sekilas terlihat sesuatu berwarna merah diantara buku-buku dan rak yang menutupi pandangannya. Kuroko sekali lagi memperhatikan warna merah itu.

'Oh, itu kepala manusia. Ternyata ada juga disini yang warna rambutnya seperti itu. Warnanya lebih terang dan menyala dari rambut Kagami. Berarti dia adalah Kepala Strawberry dan sudah pasti lolos audisi untuk masuk kedalam Rainbow Head Group.'

Setelah itu Kuroko kembali dengan aktivitasnya mencari buku. Rak demi rak Ia telusuri sambil melihat judul buku yang ada. Sekolah ini terbilang memiliki jumlah buku yang sangat banyak. Jumlahnya jelas jauh berbeda dengan perpustakaan yang ada di SMP. Mulai dari buku pelajaran, buku keterampilan, buku ilustrasi, buku cerita kuno dan modern.

"Buku apa yang sedang kau cari?"

'Eh?'

Kuroko dengan cepat menoleh ke sumber suara yang membuatnya kaget. Matanya melebar karena kaget tetapi dengan cepat kembali dengan normal sehingga mukanya kembali tidak berekspresi.

'Dia adalah Kepala Strawberry. Aneh, biasanya tidak ada yang pernah sadar keberadaannya kalau Ia sedang sendiri. Dan biasanya orang lainlah yang terkejut.'

"Um… novel yang menarik untuk dibaca."

"Bagaimana dengan ini?"

'Eh? Sudah ada novel ditangannya'

Kuroko mengambil buku itu dan membaca sinopsis buku tersebut. Ia memperhatikan judul, ilustrasi, pengarang, judul bab.

'Hm, ini genre misteri dan cukup menarik dari sinopsisnya. Aku juga pernah membaca buku lain dari pengarang ini. Boleh, ini menarik perhatiannya.'

"Kau boleh segera membacanya jika kau memang mau membacanya."

"Maaf, tapi ini bukan buku yang ingin kau pinjam?"

"Bukan. Aku tidak ingin meminjam buku."

'Terus kenapa bisa disini.'

"Baiklah, Aku akan membacanya. Terima kasih dan permisi."

Kuroko berbalik dan berjalan menuju tempat untuk membaca. Ia pergi menuju spot yang memang biasa Ia tempati untuk membaca. Ia membuka buku dan mulai membaca.

(20 menit kemudian)

"Apakah buku itu menarik?"

'Eh? Kepala strawberry lagi!'

"Um… cukup menarik. Aku baru membaca bagian awalnya dan penasaran untuk tahu kelanjutannya."

Kepala Strawberry lalu memberikan sedikit senyuman di wajahnya. "Bagus! Artinya perkiraanku mengenai seleramu itu benar."

"Eh? Maaf, apa kau mengenalku?"

"Akhir-akhir ini Aku sering melihatmu bersama dengan anggota club basket saat sedang istirahat. Aku hanya penasaran kau seperti apa."

'Hmm, orang ini penasaran dengan club basket atau denganku. Aneh. Aku juga bingung apakah Aku harus menjawab atau tidak. Tapi tadi itu pernyataan bukan pertanyaan. Jadi lebih baik Aku diam, tetapi kenapa dia bisa penasaran?'

"Maaf, ada urusan yang harus Aku selesaikan sekarang. Jadi Aku permisi dulu." Pemuda berambut merah berdiri dan meninggalkan Kuroko sendirian.

"Ah, baiklah."

(Tiga menit berlalu)

'Siapa dia?! Kenapa tiba-tiba bertanya? Dan dia menyadari keberadaanku. Sebelum ini Aku belum pernah melihatnya ada di perpustakaan. Oh, Aku juga tidak menanyakan namanya.'

Kuroko merasa bingung dengan apa yang baru saja dialaminya. Tetapi Ia memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi karena hal tersebut percuma. Orang yang bisa menjawab pertanyaannya tidak ada disini jadi Ia kembali membaca buku sampai waktu istirahat selesai.

oOo

Sepulang sekolah Kuroko tinggal di perpustakaan sampai tutup. Kagami memberitahunya bahwa latihan hari ini akan selesai lebih cepat jadi mereka bisa pulang bersama jika Kuroko bersedia menunggu. Setelah dari perpustakaan, Kuroko memutuskan untuk menunggu mereka di dekat gerbang sekolah saja. Sebelumnya, Aomine sudah mengirimkan pesan kepada Kuroko kalau mereka sudah selesai latihan. Kuroko berjalan menyelusuri lorong sekolah sambil memperhatikan sinar matahari yang masuk lewat jendela. Ia memutuskan untuk berhenti dan melihat matahari sore yang ingin terbenam.

'Warna oranye yang indah. Sudah lama Aku tidak memperhatikan matahari yang terbenam atau terbit.'

"Sedang memandangi matahari sore?"

Kepala Kuroko langsung menoleh ke arah sumber suara. 'Ehhh! Kepala strawberry lagi! Aku tidak sadar kalau ada yang sedang menuju kemari.'

"Sekolah sudah sepi dan ini sudah sangat sore. Sebaiknya kau segera pulang."

"Ah, baiklah."

Kuroko segera beranjak dari tempatnya dan pergi melewati kepala strawberry.

'Lagi-lagi, Aku lupa menanyakan namanya. Aku terlalu terpaku dengan matanya yang entah kenapa menatap dengan tajam. Mata merah sewarna rambutnya dan mata kuning keemasan. Hmm, kenapa bisa begitu? Kalau begitu seharusnya Ia memiliki warna rambut merah dan kuning'

Kuroko menuju gerbang sekolah dan melihat teman-temannya menunggu.

"Kuroko-cchi!"

Kise berlari dan ingin memeluk Kuroko.

Kuroko lalu mengangkat tangannya dan memberikan isyarat berhenti. "Maaf Kise-kun tapi Aku tidak suka dipeluk olehmu."

Mendengar penolakan Kuroko, Kise menjadi sedih. "Kuroko-cchi! Kau tidak boleh berkata seperti itu pada teman dekatmu –ssu."

"Kau hanya teman biasa Kise-kun."

"Kuroko-cchi jahat –ssu (Kise nangis). Dan Kise berhasil bertambah sedih lagi. Tetapi, hal itu berhasil berlalu dengan cepat. "Ne, Aku dengar dari temanku bahwa ada rumor hantu di perpustakaan. Apakah itu kau, Kuroko-cchi? Kau selalu bisa menjadi hantu dimana pun kau berada bukan."

"Aku bukan hantu Kise-kun. Kalau Aku hantu, Aku pasti akan bertengger dipunggungmu."

Setelah selesai mengunyah, Murasakibara juga mau ikut mengobrol. "Ehh~ apa rumor itu benar Kise-chin? Jarang ada yang bisa melihat hantu, mereka pasti kesepian."

"Benar, hantu yang kesepian pasti senang sekali bisa mengganggu Kise yang sangat cerewet." Aomine berhasil melihat kesempatan baginya untuk ikut bercanda.

"Jangan berbicara yang aneh-aneh Aomine-cchi! Aku jadi mulai merinding –ssu. (Kise nangis lagi)"

Di sebelah Aomine, Kagami menatap punggung Kise dengan tatapan sedikit takut. "Pembicaraan ini tidak menyenangkan, jangan membicarakan orang yang sudah meninggal."

Aomine mengalungkan tangannya di pundak Kagami dan Ia mulai tersenyum mengejek. "Apa kau takut dengan hantu Bakagami? Aku bisa menemanimu tidur malam ini jika kau takut hantunya muncul di kamarmu."

"Menurut ramalan Oha-Asa hari ini, Leo menduduki peringkat ke-10 dan memiliki lucky item berupa garam nanodayo. Garam bisa digunakan untuk mengusir setan jadi kau bisa menyiapkannya Kagami." Midorima merasa kalau Kagami butuh pengetahuan dari Oha-Asa sehingga Ia akhirnya bisa ikut mengobrol.

"Kenapa Aku harus menyiapkannya?! Memangnya di rumahku ada setan?"

"Hantu bisa berada dimana saja, Baka! Jadi kau selalu bisa menghubungiku kalau takut."

"Kenapa Aku harus menghubungimu?! Dan aku bukan anak kecil lagi, Ahomine!"

"Kau memang bukan anak kecil tapi kau juga belum dewasa Kagami." Aomine makin merasa senang melihat Kagami yang emosinya sudah naik.

"Kagami-kun tinggal sendirian. Jadi kalau kau kesepian, kau juga bisa menghubungi Aomine-kun." Bersama Aomine, Kuroko juga merasa senang melihat Kagami yang seperti itu.

"Kenapa jadi Aku yang kesepian?!"

"Aomine-kun peduli denganmu Kagamin, jadi kau tidak usah malu." Dan akhirnya Momoi juga ketularan perasaan senang dari Aomine.

"Hmmm~" *kruk*kruk*krus* "Aku mau makan es, ayo kita ke konbini." Tetapi, ternyata hal itu tidak berhasil menular ke Murasakibara.

Mereka bertujuh terus berjalan menuju konbini. Kuroko yang berjalan dibelakang mengajak Kise berbicara.

"Um, Kise-kun. Kira-kira rumor hantu itu muncul sejak kapan?"

"Kata temanku sudah dua minggu yang lalu. Ada apa Kurokocchi?"

"Tidak ada apa – apa Kise-kun."

'Apa dia hantunya ya?'

Kuroko terbenam dalam pikirannya. Ingatan pertemuan dengan kepala strawberry kembali muncul.

.

.

.


Ini fanfiction pertama author jadi banyak banget yang kurang. Rasanya pengen banget buat fanfiction sendiri setelah banyak baca yang udah ada.

Belum yakin soal judulnya & belum cari tau kalau itu udah dipakai atau belum.

*Maaf, ceritanya panjang dan ada yang kurang penting. Ngak nyangka bisa nulis hampir 3 ribu kata.

*Romancenya belum ada tapi di chapter selanjutnya pasti ada. Jika ada typo, bisa langsung beritahu.

*Jangan lupa reviewnya, saran & kritik pasti diterima

*Waktu update selanjutnya belum ditentukan