Disclaimer: Naruto

.

.

.

No pair

Genre: horror/humor

Rating: T

Setting: alam kuburan

.

.

.

Di Balik Tragedi Dua Pocong

By Hikasya

.

.

.

TOING! TOING! TOING!

Sosok putih yang terbungkuskan kain kafan tengah melompat-lompat dari arah dalam kuburan. Ia sudah bangun dari tempat tidurnya, dan kini ingin berjalan-jalan di tengah malam yang dingin.

Ada sebuah batang pohon besar yang tergeletak di dekat kuburannya, ia duduk di sana. Merenung. Meratapi nasibnya yang kini sudah menjadi pocong.

Wajahnya begitu sedih karena mengingat kematiannya yang teramat tragis. Dirinya yang sudah meninggal dunia. Meninggalkan istrinya satu-satunya.

Namanya adalah Yahiko Pain. Seorang pegawai yang bekerja di perusahaan sabun colek. Meninggal di umur yang masih muda yaitu umur 25 tahun. Dia mempunyai istri yang bernama Yahiko Konan.

"Huhuhu... Kenapa nasibku seperti ini?" tangis Pain memecah. Suaranya menggema dan terdengar sangat menakutkan.

Tiba-tiba...

TOING! TOING! TOING!

Datang satu pocong lagi. Ia adalah laki-laki berambut merah. Ia melompat cepat dan menghampiri Pain yang sedang galau.

"Malam, kawan! Ada apa gerangan sehingga engkau menangis di tengah malam begini?"

Pain menoleh ke arah laki-laki itu.

"Kau itu siapa?"

"Namaku Akasuna Sasori."

"Oh, kau juga jadi pocong ya?"

"Iya. Sepertinya begitu."

"Oh... Oh iya, perkenalkan namaku Yahiko Pain."

"Salam kenal buat Yahiko-san. Hmmm... Apa aku boleh duduk di sini?"

"Boleh."

Yahiko mengangguk. Ia sudah berhenti menangis. Sasori memasang wajah datarnya dan berkata.

"Ngomong-ngomong, apa yang membuatmu menangis?"

"Itu karena aku kecewa dengan istriku."

"Kenapa?"

"Dia telah selingkuh dengan orang lain. Aku memergokinya saat pulang dari kerja. Tapi, dia tidak mau mengaku kalau dia berselingkuh. Dia malah marah dan langsung menusukku dengan pisau."

"Ah, sadis sekali istrimu!"

"Memang dari awal, dia memang tipe yandere sih."

"Mengerikan..."

"Ya. Gara-gara itu, nyawaku tidak tertolong lagi dan pada akhirnya aku mati. Terus jadi pocong seperti ini."

"Menyedihkan sekali ceritamu."

Sasori menunjukkan muka sedihnya. Pain mengangguk dengan wajah yang kusut.

"Lalu kenapa kau mati, Akasuna-san?"

"Aku mati gara-gara dikurung di dalam lemari es."

"Hah!? Terkurung di lemari es? Bagaimana bisa?"

"Iya. Bisa kok. Ceritanya begini, aku punya pacar. Ternyata pacarku ini sudah punya suami. Suaminya ini pulang ke rumah dan memergoki kami. Lalu pacarku menyuruhku bersembunyi di lemari es yang ada di dapur. Ternyata lemari esnya dikunci sama pacarku. Ya... Aku terkurung dan membeku di dalamnya."

"Tragis sekali kematianmu."

"Hn. Begitulah."

"Aku merasa... Kita mati gara-gara dikhianati oleh orang yang kita sayangi."

"Iya. Itu sangat menyakitkan."

Keduanya sama-sama sedih. Bahkan menangis. Tapi, mereka tidak bisa mengusap air mata ini dengan tangan karena tangan mereka tersembunyi di balik kain putih yang terikat.

Pain pun penasaran tentang siapa nama pacar Sasori itu.

"Kalau boleh tahu, nama pacarmu siapa?"

"Kalau tidak salah... Namanya Konan. Aika Konan..."

"Aika Konan?!"

"Iya. Kenapa!?"

"Aika Konan itu istriku, tahu!" mendadak Pain emosi tingkat tinggi."BERARTI KAU ITU SELINGKUHANNYA, KONAN!?"

"Hah, ka-kau suaminya Konan ya?"

"IYA! DASAR, KURANG AJAR! KUBUNUH KAU!"

"WUAAAAH! AMPUNI AKU!"

Sasori kalang kabut saat dikejar Pain. Pain marah besar. Wajahnya sangat menyeramkan.

Mereka saling mengejar memutari batang pohon itu. Saling melompat-lompat, dan tidak tahu kapan pertikaian ini berhenti.

Tengah malam di kuburan Konoha, diwarnai aksi kejar-kejaran antara dua pocong.

.

.

.

SELESAI

.

.

.

A/N:

Terinspirasi dari sebuah lagu.

Terima kasih sudah membaca fic abal-abal ini.

Saya nggak tahu apa humornya dapat atau nggak.

See you next.