An absurd fiction by parknoname

Step Mom, #0 Prolog: Ibu Tiri

Jaemin, and others

Family, Friendship, a little bit Romance

Fakta bahwa ibu tiri di kehidupan nyata dan di sinetron itu sama sampai saat ini masih simpang siur, dan Jaemin mempertanyakan hal itu.

Note: plot murni pemikiran saya, terinspirasi dari sinetron-sinetron Indonesia yang sering menistakan seorang ibu tiri

Warning: very absurd, less than 1000+ words

ㅂㅂㅂ

Dari sinetron picisan yang sering Jaemin tonton kalau sedang main dirumah Jeno, ia dapat menyimpulkan bahwa:

Ibu tiri itu jahat.

Dari sinetron picisan itu, Jaemin menyimpulkan bahwa ibu tiri adalah wanita perusak rumah tangga orang, merebut suami orang yang memiliki jabatan di sebuah perusahaan elit semata karena hartanya.

Terlebih kalau lelaki itu punya anak, maka wanita itu akan menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan anak tersebut, agar semua harta lelaki itu jatuh padanya seorang.

Fakta yang masih simpang siur mengenai ibu tiri di kehidupan nyata dengan di sinetron itu sama atau tidak membuat Jaemin tak peduli dan tetap menonton sinetron picisan itu dikala main kerumah Jeno (karena kebetulan bibi Lee adalah pecinta sinetron itu).

ㅂㅂㅂ

Jaemin punya teman, namanya Haechan. Dia sangat hyper dan berisik, terkadang menyenangkan terkadang menjengkelkan. Haechan berteman hampir dengan semua orang di sekolah, dan semua orang senang berteman dengan Haechan.

Saat ibu Jaemin meninggal dunia, Jaemin sangat terpuruk. Jaemin yang biasanya tak kalah berisik dari Haechan seketika menjadi orang paling pendiam di kelas. Tidak ada yang berani mengusik Jaemin saat itu, bahkan ayah Jaemin sendiri.

Tapi Haechan ada, dan menuntun Jaemin keluar dari keterpurukan. Meskipun tidak seberisik dulu, Jaemin sudah tidak terpuruk lagi. Itu semua karena Haechan dan segala sifat-sifat mengagumkan yang dimiliki bocah itu.

Namun, semua orang punya sisi tergelap mereka masing-masing, tak terkecuali Lee Haechan.

Pada suatu hari dimana mereka sekelas tengah mengambil nilai berenang, Jaemin melihat bekas luka di sekujur tubuh Haechan yang selalu tertutup seragam. Di bahu, punggung, perut, selangkangan, dan Jaemin yakin di bagian anu Haechan juga ada bekas luka.

Pada hari itu juga Jaemin tahu sebuah fakta mengejutkan, bahwa Haechan mendapatkan semua luka itu dari istri baru ayahnya.

Haechan memang mengagumkan, ia masih bisa membawa Jaemin keluar dari keterpurukan disaat dirinya sendiri mendapat luka demi luka dari seseorang yang dipanggilnya ibu. Seketika Jaemin bersyukur karena pasca ibunya meninggal ayahnya tidak memberi sinyal akan menikah lagi.

Tapi, Tuhan gemar bermain-main dengan alur hidup manusia.

Akhir-akhir ini, Jaemin merasa ayahnya lebih sering tersenyum. Jaemin senang, tentu saja, ayahnya –Jung Jaehyun– telah jarang tersenyum semenjak kepergian ibu, tapi kini ayahnya hampir setiap saat tersenyum. Ada sebuah perasaan lega memenuhi dada Jaemin, tapi ada secuil rasa khawatir juga pada kesehatan psikologi ayahnya.

Saat Jaemin dan Jaehyun menonton televisi bersama (ini sudah seperti ritual mingguan yang harus mereka lakukan), saat Jaemin tengah larut pada sebuah acara talkshow, Jaehyun tengah berada di sambungan telepon dengan seseorang.

Jaehyun berbicara dengan sangat lembut, penuh kasih sayang, dan sering sekali tertawa ringan. Ini tidak seperti Jaehyun yang sering tegang dengan kening berkerut saat pak bos menelpon, jadi Jaemin menyimpulkan: itu bukan pak bos yang sering membuat Jaehyun terkena migraen.

Jaemin cukup paham bahwa ayahnya bukanlah orang yang mudah dibuat bahagia hingga berbunga-bunga dalam dada. Jaehyun pernah bilang,

"Meski ayah punya banyak teman yang baik seperti paman Yuta, paman Taeyong, paman Johnny, dan banyak lagi, alasan yang membuat ayah tetap hidup dan bahagia sampai sekarang adalah kau dan ibumu, Jaemin-a"

Saat itu Jaemin masih terlampau kecil untuk mengerti ucapan Jaehyun, tapi kini Jaemin tahu bahwa orang diseberang telepon sana pasti juga memberikan Jaehyun alasan untuk bahagia.

Tiba-tiba Jaemin jadi takut, bayang-bayang ibu tiri Haechan akhir-akhir ini hadir di mimpinya setiap malam, membuatnya terbangun di tengah malam dengan keringat bercucuran dan nafas terengah.

ㅂㅂㅂ

Tak perlu menunggu waktu lama bagi Jaehyun untuk membawa calonnya ke rumah untuk berkenalan dengan Jaemin. Bahkan Jaemin sudah menduga ini akan terjadi cepat atau lambat, malahan ini lebih lambat dari praduga Jaemin.

Anak dengan senyum secerah matahari itu hanya melongo melihat ibu barunya.

Di depannya kini ada seorang pemuda dengan wajah imut mirip kelinci, ia tersenyum sampai gusi-gusinya terlihat, matanya yang juga mirip kelinci menatap Jaemin antusias.

Ini ibu tirinya? Yakin? Bukankah wajahnya terlalu imut jika harus memukuli Jaemin setiap hari?

Tapi setelah dipikir-pikir lagi, ayahnya hanyalah karyawan kantor biasa, paling mentok ayahnya hanyalah ketua tim desain di sebuah perusahaan properti, perusahaannya pun bukanlah perusahaan besar, hanya perusahaan biasa yang dipercaya banyak mitra.

Tidak ada dari ayahnya yang bisa diambil. Harta? Tidak banyak, tapi lebih dari cukup untuk menafkahi satu keluarga. Tabungan? Masih atas nama kakeknya. Harta benda? Sudahlah, Jaemin minta macbook saja tidak dituruti.

Yang ayahnya bisa berikan hanyalah sebuah kehangatan dan kenyamanan, bukan benda-benda mahal yang dibeli para jutawan. Oh iya, jangan lupakan wajah teduh dan senyum hangat milik ayahnya.

Jaemin jadi yakin, ibunya ini adalah pengecualian dari definisi ibu tiri yang ada di sinetron picisan yang ia tonton saat main ke rumah Jeno.

#0 Prolog: Ibu Tiri, fin.

ㅂㅂㅂ

Yap, aku bawa FF tak berbobot lagii xD

Halo halo xD aku bawa ff family nih wkwk, selingan dari On Rainy Day ya :3 sebenernya aku mau main detektif-detektifan gitu sama kalian, tapi dari prolog ini sepertinya kalian udah tahu siapa ibu tirinya Jaemin kan? xD

Aku greget banget kalo liat sinetron-sinetron receh gitu suka nistain ibu tiri (bayangin aja ibu tiri di sinetron itu ibunya haechan ya wkwk), but aku punya temen yang punya ibu tiri, dan kalian tau apa? Ibunya itu baik banget yaallah :(

So, aku pikir kayaknya plot ibu tiri leh ugha wkwk. Sebenernya aku bukan Jaehyun x Doyoung shipper :( aku Taeyong x Yuta shipper, tapi kalo aku buat mereka jadi orang tua Jaemin keknya gak akan ngefeel karena mereka itu view-nya bukan parent-able gitu, betul apa betul?

Aku pernah baca salah satu ff Jaehyun x Doyoung dalam genre family juga, milik kak ichinisan1-3 dengan judul I Get the Thorn Bloom, dan aku pikir kalo mereka jadi orang tua keknya pantes dan feel-nya dapet banget, dan jadilah ff ini xD

Last, enaknya lanjut apa enggak nih? review kalian sangat aku tunggu yha :) aku sayang sama yang rajin nge-review, yang sider? Aku like kalian, tapi sayangnya coming soon ya :")

잘부탁드림니다앙~~

Regard,

Park-no-name

[161219]