Beautiful Voice

Rated M

Cast : Baekhyun, Chanyeol,Sehun,Kai and other

Pair ChanBaek, HunKai

Desclaim: all not mine unlees this story~

Enjoy and please review

Suara bel kecil berbunyi setelah sebuah pintu terbuka menampakan pria dengan jas hitam rapih yang pas dengan tubuh tingginya. Suasana khas Cafe yang ramai terlihat oleh pandangannya. Ia memesan 'expresso dan panekuk' dan memilih sebuah tempat yang bagus untuk menunggu orang. Sebetulnya ia geram dan malas berada di luar kantor sesaat setelah selesai jam kantornya.

"apa-apaan sih Gayoung menyuruhku menunggu disini, bukankah dia tau aku benci menunggu" geram pria itu. Namanya Park Chanyeol, seorang direktur muda yang memegang sebuah perusahaan yang bergerak dibidang properti,pengiklanan dan ia memiliki banyak saham dibeberapa perusahaan. Ia menunggu kekasihnya Gayoung, ya sebetulnya dia sudah bosan hanya saja ia belum mendapatkan penggantinya. Alunan musik terdengar indah di tengah-tengah hiruk pikuk cafe, pesanan Chanyeol datang sesaat setelah ia mendengar suara yang melengking hebat. Bisa di pastikan kekasihnya itu baru saja tiba.

Annyeong naege dagawa
Sujubeun hyanggireul angyeo judeon neo

Huimihan kkumsogeseo

Nuni busidorok banjjagyeosseo~

Berbarengan dengan datangnya kekasihnya sebuah suara merdu mengalun dengan indah memasuki setiap rongga di telinga lebar milik Chanyeol. Ia menoleh melihat siapakah gerangan dengan suara merdu nan indah itu. Bahkan kedatangan Gayoung tidak di hiraukannya. Objeknya tertuju pada seorang pria yang duduk di depan piano sambil menggerakan jari indahnya di setiap tools note yang berderet rapih sambil bibir itu tak henti-hentinya menyanyikan lagu.

"oppa..." Gayoung berusaha untuk membangunkan kekasih tercintanya dari lamunan, ia mengikuti arah pandang Chanyeol

"oppa memandang pria itu dan mengacuhkanku?" ucap Gayoung sambil mengerucutkan bibirnya, orang dibicarakan pun menoleh.

"ah maafkan aku Gayoung-a, aku hanya terpesona dengan suara indahnya, dan bagaimana bisa suaranya semerdu itu padahalkan dia seorang laki-laki" Chanyeol memuji sambil memberikan senyum 5 jarinya.

"ya sudah perhatikan saja orang yang kau anggap lebih penting dariku" Gayoung berdiri sambil menghentakan kakinya keras lalu pergi meninggalkan Chanyeol sendiri. Bagaimana reaksi Chanyeol? Ia acuh, terserahlah kekasihnya itu mau apa toh nanti juga akan kembali baik padanya. Percayalah ia tak akan bertahan berjauhan dengan pria setampan Chanyeol. Paling hanya 1 hari dan besok ia akan merajuk untuk mengantarnya belanja, tipikal semua perempuan.

"terima kasih untuk para pengunjung dengan setia kalian semua sudah mendengarkan suaraku yang pas-pasan" pria yang baru saja menjadi objek pengelihatan Chanyeol itu berdiri sambil membungkuk mengucapkan terima kasih pada semua pengunjung yang senan tiasa mendengarkan suara merdunya. Apa dia bilang pas-pasan astaga jika segitu pas-pasan bagaimana bagusnya fikir Chanyeol.

Chanyeol tanpak berfikir sebentar sampai sebuah ide bertengger manis diotaknya. Ia mengeluarkan ponselnya dan segera mengetikan sesatu dan langsung menempelkan pada kupingnya.

"hallo"

".."

"Yack.. kau sedang apa? Suaramu seperti mendesah?" geram Chanyeol saat mendengar orang disebrang sana berbicara dengan desahan di akhir kalimatnya.

"jangan bilang kau sedang bercinta Sehun-a" gerutu Chanyeol

"Ada apa sih hyung-aahh pelan-pelan kai" suara itu membuat frustasi Chanyeol

"aku mau bilang, kaukan menanyakan padaku hadiah apa yang ku inginkan?"

"hmm,ahh" lagi-lagi di akhir kalimatnya selalu ditambah desahan, menyebalkan

"aku ingin kau menyewakan penyanyi Cafe"

"cafe apa? Berhenti dulu kai!" titah Sehun,

"Xiu Cafe, aku ingin ada penyanyi semerdu yang dimiliki Xiu cafe" dan sambungan akhirnya tertutup. Chanyeol mengaduk-aduk minumannya kesal dengan jawaban dan desahan Sehun, pasti ia sedang bercinta dengan Kai. Chanyeol memasukan lengannya kedalam saku celananya dan berjalan meninggalkan Cafe.

..

"Baek ini bayaranmu untuk hari ini, semua pelanggan terkesan dengan suara indahmu" ucap Xiumin sang pemilik sekaligus teman dekat pria yang bernyanyi di Cafe itu yang diketahui namanya Baekhyun. Ia mendapatkan beberapa lembar won di tangannya, ia tersenyum amat manis.

"terima kasih hyung, aku harus segera pergi aku bisa terlambat" Baekhyun menarik tas selempangnya yang tergantung di loker kerjanya lalu segera berlari meninggalkan ruang loker para pekerja. Jangan tanyakan Baekhyun sebetulnya kerja apa sampai-sampai ia harus berpindah-pindah. Ia tida hanya memiliki 1 pekerjaan, ia bahkan memiliki 3 pekerjaan sekaligus dan ia pandai membagi waktunya. Baekhyun adalah siswa Seirin SHS tingkat 3, sebetulnya siswa dilarang untuk bekerja karena akan mempengaruhi jam belajarnya. Tapi jika ia tak bekerja siapa yang akan membiayai hidupnya dengan ayahnya. Baekhyun hidup dengan ayah yang senang sekali mabuk dan berjudi jadi ia harus ekstra dalam bekerja untuk membayar hutang ayahnya yang terus menerus bertambah setiap harinya.

Baekhyun berlari menuju sebuah restoran mewah, bukan untuk memesan atau bahkan makan disana. Ia masuk lewat pintu belakang, tepat Baekhyun dalam pekerja paruh waktu di restoran bergaya eropa itu. Ia menjadi orang titahan yang pekerjaannya hanya mencuci piring. Ia akan bekerja sampai jam 10 malam dan akan dilanjutkan dengan pekerjaannya di sebuah pom gas sampai pagi menjelang. Kalian pasti bertanya apa tidak lelah apa ia bisa belajar dengan tenang apa ia bisa membagi waktu antar sekolah dan bekerja?. Jawabanya hanya Baekhyunlah yang tahu.

"Baekhyun segera bersihkan piring pelanggan tidak akan mau membersihkan piringnya sendiri" Baekhyun berteriak sekeras mungkin untuk menjawab sang juru koki. Ia dengan giat mengusapkan spons berisikan busah pada piring-piring kotor didalam rak cucian. Sebetulnya ia ingin mengeluh tetapi apa keluhannya akan merubah semuanya, jawabnnya tidak maka ia terus melakukan semuanya dengan lapang dada.

Jam menunjukan pergerakannya lebih cepat dari biasanya. Setelah melihat jam menunjukan angka sepuluh Baekhyun menyelesaikan pekerjaannya lalu mengganti pakaian dan segera berangkat pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan ini sedikit lebih santai karena hanya menunggu mobil ata motor datang maka ia akan mulai memberikan gasnya. Kini Baekhyun duduk di tepian pom sambil menghela nafas lelahnya. Ia sangat lelah sekarang berkali-kali ia minum air yang sengaja diberikan bosnya karena melihat pegawainya itu kelelahan.

Sebuah mobil Maserati Birdcage berhenti tepat di depan pom, seorang pria tinggi dengan balutan jaket hitam dan Jeans yang pas di kaki jenjangnya keluar dengan elegan. Baekhyun yang melihatnya berdiri seketika menyapa sang pelanggan

"isi penuh" ucapnya, tangan Baekhyun terulur sambil memegan selang pengisian bahan bakar itu. Ia berdecak kagum melihat keindahan mobil dihadapannya, jangankan menaikinya memeganya saja sudah membuatnya bahagia. Sang pemilik hanya bersandar di cap mobil miliknya sambil memandang pergerakan sang penjaga SPBU. Setelah selesai ia meletakan kembali selang pada tempatnya.

"siapa namamu" tanya si pemilik mobil sambil memberikan beberapa lembar uang won

"Baekhyun" jawab Baekhyun dengan ramah sambil mengubek isi dompet SPBUnya mencari kembalian.

"simpan kembaliannya" setelah itu mobil mewah itu melesat pergi, Baekhyun bengong pasalnya ia mendapatkan kembalian yang tidak sedikit. Rezeky anak soleh.

...

Udara pagi ini sedikit terlihat tak mengenakan pasalnya matahari tak menampakkan tetapi hujanpun tak turun. Dengan langkah gontai Baekhyun berjalan menuju kelasnya. Ia lelah ngantuk dan lapar, ia tidur hanya 1 jam dan tak sempat sarapan. Dan kini ia harus berkutat dengan soal yang didominasi dengan angka.

"Baek.." sapa seseorang sambil menepuk bahunya

"ah kau Kai.." Baekhyun menoleh sedikit lalu kembali dengan pandangannya

"lihat aku bawa apa" Kai mengangkat sebuah bingkisan di tangannya.

"makanan?" wajah kusut itu berubah menjadi cerah, sahabatnya ini memang mengerti keinginan dan kebutuhannya.

"aku tau kau pasti tidak makan dirumah kan, tubuhmu makin kurus Baek" ujar Kai saat sudah sampai dikelas,Baekhyun malah asik dengan sarapannya.

"terima kasih makanannya kai, aku berjanji akan menjaga pola makanku"

"Baek.. kau bekerja di Xiu Cafe kan?" tanya kai yang langsung di hentikan oleh Baekhyun karen takut orang mendengarnya, ia mengangguk

"kau jadi apa disana"bisik Kai

"penyanyi, wae?"

"ah sepupu kekasihku ingin kau menyanyi di acara ulang tahunnya"

"mwo? Apa dia pernah datang ke cafe apa dia pernah melihat penampilanku?" pertanyaan Baekhyun seakan menyerang Kai

"mwolla.. kau mau?" Baekhyun tampak berfikir sejenak sampai akhirnya kepalanya mengangguk imut.

"bagus, aku akan menghubungi Sehun nanti"

...

Chanyeol sibuk dengan segala berkas di tangannya. Beberapa waktu yang lalu sekretarisnya mengabarkan bahwa ada beberapa masalah terhadap pembangunan hotelnya di Jeju. Ia terpaksa memeriksa segala sesuatunya hingga Laptopnya terus menampilkan keadaan pembangunan hotelnya.

"bagaimana bisa semua ini terjadi" Chanyeol menunduk kesal sambil memijit pelipisnya. Sebuah dana yang seharusnya di berlikan perlengkapan pembangunan justru masuk kedalam rekening salah satu pegawainya. Chanyeol menggerakan jarinya pada telepon di hadapannya.

"setelah jam kantor panggil Park Eun Gook untuk menghadap padaku, jangan lupakan seluru divisinya" ucap Chanyeol setenang mungkin. Chanyeol terus saja memijit pelipisnya, ia pusing dan kesal disaat bersamaan bahkan jam makan siangnya sudah terlewat sejak beberapa jam yang lalu.

Krekk~

"yo.." suara husky itu terdengar sesaat setelah pintu kantornya terbuka

"Sehun"

"kau kembali melupakan makan siangmu?" tanya Sehun, Chanyeol hanya mengangguk pelan

"kalau begitu aku datang disaat yang tepat, aku membawakan makanan untukmu. Aku tidak ingin melihat sepupuku mati karena menunda makan siangnya" Sehun meletakan bingkisan di atas meja Chanyeol "tak ada penolakan" tambah Sehun saat ia tahu bahwa Chanyeol akan protes. Memiliki sepupu yang lebih perhatian dibanding kekasihnya itu sedikit menguntungkan.

"jangan terlalu larut dengan pekerjaanmu kau akan cepat tua nanti" gumam Sehun yang sudah berselonjor santai di sofa ruangan Chanyeol

"jika aku santai sedikit saja bahkan uang keluargaku bisa masuk ke kantung mereka yang tidak tahu terima kasih" jawab Chanyeol sambil menyuapkan makanannya.

"iya sih, tetapi sekali saja kau nikmati hidupmu seperti seorang pria berumur 24 tahun Hyung" Sehun berujar sambil menatap sepupunya itu "ah iya Kai bilang ia sudah bicara pada penyanyi Xiu Cafe dan ia menyetujuinya. Jadi aku akan pastikan 2 hari lagi ia akan bernyanyi diacaramu"mendengar itu membuat makanan yang belum dikunyahnya tertelan seutuhnya.

"benarkah, bagus" Chanyeol mengambil minum untuk meredam sakit di tenggorokannya.

"kau bertengkar lagi dengan Gayoung?" tanya Sehun tiba-tiba

"hmm iya, sepertinya aku akan segera mengakhirinya. Aku bosan dengan sikap manja dan cemburuannya. Hun aku harus menyelesaikan masalah kantor ingin ikut?" tanya Chanyeol setelah mengelap bibirnya yang kotor karena makanan yang dibawa Sehun. Sehun mengangguk pelan sambil mengikuti jejak kaki sang sepupu

"BAGAIMANA BISA SEMUA INI TERJADI!" Bentak Chanyeol sambil membanting tumpukan berkas yang sudah ia periksa. Sehun hanya berdiam sambil memakan eskrimnya. Semua orang di ruang rapat menunduk ketakutan .

"bahkan pria tua brengsek itu tau aku akan mengetahuinya hari ini."geram Chanyeol saat sang tersangka tak ada di hadapannya. Perusahaanya rugi 20 Miliar dan semua uang itu masuk kedalam kantung pribadi bawahannya. Ia tak pernah ingin memecat siapapun, tetapi ini benar-benar keterlaluan 20 M itu bukan uang yang sedikit.

"siapa lagi yang terlibat?" Emosi Chanyeol mulai mereda "aku tidak akan memaksa kalian, jujur lebih baik dari segalanya" Ucapnya lagi, beberapa orang beridiri dari kursinya. Chanyeol menatapnya sebentar

"berapa pria tua itu memberikan komisi pada kalian?" Chanyeol tahu orang-orang itu adalah komplotan dari Park Eun Gook yang membawa lari uangnya.

"maaf tuan, aku menyesal tak seharusnya aku mengkhianati perusahaan yang sudah memberikan banyak kebutuhan kami" salah satu dari mereka berucap,

"ok, kalian semua tahu aku sangat membenci dengan yang namanya pemecatan. Aku memikirkan keluarga kalian di rumah. Aku tidak akan memecat kalian. Tetapi jika kalian melakukan hal seperti ini lagi. Bahkan aku tidak akan segan menghabisi kalian sampai ke akarnya termasuk keluarga kalian" Chanyeol berucap sambil mengeluarkan ponselnya, terlihat para anggota divisi pembangunan merubah raut wajahnya khawatir. Mereka ingat betul bagaimana tabiat bosnya itu ia sangat tidak bermain-main dengan semuanya.

"aku ingin kau mencari Park Eun Gook, bawa dia kehadapanku hidup ataupun mati. Habisi semua yang berhubungan dengannya. Dan bawa kembali uangku" Ucapnya pada seseorang di sebrang telepon.

...

Chanyeol masuk kedalam Xiu Cafe untuk menenangkan fikirannya bersama Sehun. Sehun hanya dapat diam saat emosi sepupu satu ini sedang memuncak. Sehun memesan bubble tea kesukaannya dan Chanyeol hanya memesan expresso dan beberapa camilan. Ia duduk disalah satu kursi yang spotnya langsung menghadap pada panggung dengan piano di sana. Terdengar suara alunan musik dengan suara yang merdu sama dengan kemarin. Pria disana, pria dengan suara lembut ini membuat hati dan fikiran Chanyeol sedikit tenang.

"tenang hyung, dua hari lagi kau akan mendengarnya bernyanyi dihadapamu" ujar Sehun yang tahu bahwa sepupunya itu merasa nyaman berada di cafe ini.

...

Baekhyun pulang dengan tampang lesu dan kelelahan, ia memilih bolos dengan kedua pekerjaannya. Ia merasa hmm sedikit demam, badanna bergetar terus mungkin teralalu lelah. Ia masuk kedalam flat sederhana di pinggiran kota ia meletakan tasnya mengedarkan pandangannya melihat botol-botol alkohol yang berserakan dimana-mana. Dapat dipastikan bahwa sang ayah berada di rumahnya. Dengan amat telaten ia membersihkan botol-botol itu.

Tok tok..

Sebuah ketukan pintu menghentikan aktivitasnya, ia berlari kecil lalu membuka pintunya. Terlihat dua orang dengan tubuh terbilang lebih lebih besar dari Baekhyun berdiri diambang pintu.

"mana ayahmu, ia harus segera melunasi hutang-hutangnya" ucap salah satu dari mereka

"sebetulnya berapa hutang ayah yang tersisa" tanya Baekhyun

"kau bilang tersisa? Bahkan bunganya saja tak pernah bisa kau atau ayahmu lunasi" senyuman mengejek diterima Baekhyun. Byun Byun Baek Ji keluar dari kamarnya dengan kelimpungan, ia masih dalam keadaan mabuk

"Kau datang juga rupanya, mana uangmu? Cepat berikan aku akan berjudi lagi" dengan suara khas sehabis mabuk Baek Ji berucap

"ayah.. ayah masih mabuk" Baekhyun berlari mendekat sang ayah, kedua orang itu menyeret Baek ji

"jangan lepaskan ayahku kumohon" ucap Baekhyun berusaha untuk melepaskan cengkraman kedua pria besar yang menyeret sang ayah.

"tak ada uang tak ada ayah" mendengar itu Baekhyun membongkar isi tasnya dengan tergesah-gesah. Ia mengambil semu honornya selama ini dan memberikannya pada renternir.

"ini, hanya ini yang ku punya aku berjanji akan segera melunasi hutang ayahku"dengan deraian air mata Baekhyun menyodorkan uang yang selama ini ia kumpulkan

"hah hanya 100 000 won? Bahkan untuk bunganya saja ini jauh dari kata cukup" Jawab sang renternir dengan senyum mengejek.

"aku tau tapi setidaknya ini uang untuk menebus ayahku. Kumohon jangan bawa dia" dengan terpaksa mereka mengambil uangnya dan pergi tapi sebelumnya mereka berkata

"jika dalam minggu ini kau tidak mengembalikan uangmu ku pastikan ayahmu akan berakhir di kolam hiuku" Baekhyun tertunduk lesu sambil menatap tasnya, itu uang untuk biaya sekolahnya tetapi kini justru ia gunakan untuk hal lain.

"kau punya uang mana cepat berikan pada ayah"

"uangku sudah habis ayah"

"jangan bohong dasar anak kurang aja" pukulan keras mendarat di wajah Baekhyun hingga darah mengalir di sudut bibirnya. Ini perlakuan ayahnya setelah kepergian ibunya. Dan ini sudah biasa di terima Baekhyun. Ia hanya bisa meringkuk di kasurnya menunggu pagi datang dan bersekolah, waktunya berskolah tinggal beberapa bulan sebelum kelulusannya tetapi uang untuk membayar ujian saja sudah habis untuk membuat ayahnya tetap tanggal.

..

Chanyeol POV

Hampir seminggu setelah pertemuanku dengan si penyanyi Xiu Cafe dan kini tiba saatnya aku bisa mendengar lantunan suara merdu itu berkumandang di acara ulang tahunku. Ia akan bertemu pria yang bahkan cantiknya melebihi seorang wanita. Ini sudah jam delapan dan banyak tamu yang berdatangan dengan segala hadiahnya.

"oppa" suara melengking itu ku yakinkan adalah kekasihku gayoung, ia berjalan mendekat dengan gaun merah yang menjuntai hingga menutupi kaki jenjangnya.

"selamat ulang tahun sayang" ia memelukku sambil mengecup bibirku, ia tersenyum dan terus menggelayutkan lengannya pada lengan kekarku. Bukan dia yang aku tunggu tetapi penyanyi cafe itu bahkan acara sudah dimulai ia tak nampak sama sekali.

"hey hyung.." Sehun memanggilku dari kejauhan dan aku dapat melihat ia membawa dua pria lainnya. Yang aku tau satunya adalah Kai kekasihnya tetapi satu lagi

"hyung selamat ulang tahun, ini aku bawakan kadoku" Sehun mendorong kecil pria itu untuk menghadap padaku.

"hallo nama saya Byun Baekhyun dan saya di undang untuk menyanyi disini" ucapnya manis, astaga ternyata di lihat dengan sedekat inipun wajahnya sangat sempurna, sepertinya aku tertular virus Sehun.

"hyung..." suara berat Sehun membuatku membuyarkan fantasiku terhadap pria di hadapanku. Sepertinya aku harus segera memutuskan Gayoung.

"ah iya, perkenalkan namaku Park Chanyeol, dan ini kekasihku Moon Gayoung" Baekhyun membungkuk. "kau boleh mulai bernyanyi aku sudah menyiapkan piano di panggung." Ia mengangguk lalu berjalan mendekat pada piano putih yang sengaja aku siapkan, astaga dilihat dari caranya berjalan ia adalah tipe yang nikmat jika di jadikan bottom.

"hyung ini hadiahku untukmu" kai memberikan sebuah kotak kecil

"terima kasih kai" aku mengusak rambut coklat caramel milik pria kekasih sepupuku. Gayoung mengerucutkan bibirnya sambil menggoyang-goyangkan lengannya.

"oppa, aku ingin memberikan hadiahku yang paling terakhir" ucapnya dan aku mengangguk. Aku meninggalkan Gayoung dan menghiraukan semua tamu yang datang untuk melihat lebih dekat Baekhyun dan mendengar suara merdu itu menyanyikan lagu lagu yang indah. Aku duduk disebuah kursi tepat di depan panggung sambil menyesap segelas Wine bersama dengan Sehun.

"kurasa aku terjangkit virus mu hun" aku tak memalingkan wajahku melihat bagaimana Baekhyun menggerakan jari-jari lentiknya di note piano. Aku tau Sehun sedang menatap aneh diriku

"aku menyukai pria di hadapanku yang sedang bermain piano"

TBC

Holla bertemu lagi dengan author yang tak punya bakat ini... maaf menghilang dengan tidak mengupdet apapun.. heheh ini mah pasti bakal diselesain kok~ reviewnya biar makin semangat ngelanjutinnya :D