Kau tau bagaiman keadaan kelas yang sedang tidak ada gurunya? Ribut? Sudah pasti, gaduh? Apalagi. Begitulah keadaan kelas X.D yang sedang tinggal gurunya itu, teriakan demi teriakan menggema diseluruh penjuru ruangan itu.
"Heiiii kiba berhentilah berlari-lari seperti itu! Ini kelas bukan lapangan BAKA!"
"Gomeeeeeeeen!"
"Berhenti kau baka! kembalikan kuncirku, ini tidak lucu!"
"Mendokusia na."
"Hehe peace sakura-chan, ini ni ambil."
Disc : Naruto © Masashi Kishimoto
Rate : T+
Pair : SasuNaru
Other chara akan muncul seiring berjalannya fict
Warning : fanfict ini diperuntuhkan khusus untuk para fujoshi ( dan fudanshi )
Yang ga suka sama cerita yaoi silahkan tekan tombol back, sebelum anda menyesalinya , skay tidak menerima flame silahkan memberikan kritik dan saran yang membangun arigatou~~
Gomen sebelumnya jika fanfict ini bertebaran TYPO(s) dan OOC karna fict ini adalah fict pertamaku
Don't like don't read
'...' dalam hati
"..." percakapan
'Bagaimana ini jika Iruka-san melihat isi rapotku? Tidak bisa ku bayangkan nasib telinga ku setelah Iruka melihat rapotku, hwaaaaa Kami-sama tolooooooong TT-TT'
Seorang pemuda berambut pirang secerah matahari yang biasa memiliki senyum hangat itu duduk frustrasi di bangkunya yang terletak paling belakang itu sambil menjambak rambut jabriknya.
Kini ia yang biasanya menjadi biang keributan harus terdiam frustrasi –dengan wajah yang tak mengenakan tentu saja- karena cemas akan hasil ulangannya.
Greeeeekkkkkk -suara pintu digeser-
"Gomeeen anak-anak saya terlambat karena tersesat dijalan yang bernama kebenaran." Kata kakashi – guru mereka- dengan wajah sayunya dan alasan yang tidak logisnya.
"Selalu itu sensei alasanmu, apakah tidak ada alasan yang lebih bodoh lagi?" celetuk kiba sambil memajukan bibirnya beberapa senti.
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAH" tawa anak sekelas pecah ketika mendengar celetukan kiba kecuali murid pirang yang biasanya paling heboh selain kiba yang sedang frustasi, uzumaki naruto.
"Arghhhhhhh maju kau kiba kedepan, kau sangat tidak sopan." Kakashi marah dan langsung menjewer telinga kiba dengan geramnya.
"Itaaaaiiii senseeei gomen ne senseeei saya janji tidak mengulanginya" kelu kiba sambil memegangi telinganya yang merah akibat jeweran nista kakashi sensei.
"Baiklah silahkan kembali kebangku mu."
Dengan tertatih dan sambil memegang telinganya yang merah kiba berjalan ke kursinya yang berada di depan bangku naruto, saat akan menduduki bangkunya kiba merasa ada yang berbeda dengan naruto.
"Hei naru kenapa kau diam seperti itu? Biasanya suaramu yang paling besar di kelas ini." Tanya kiba sambil menoleh ke arah naruto
"Hehe.. tidak apa kiba aku hanya merasa lelah saja" dengan senyum yang dipaksa naruto menjawab pertanyaan kiba.
"Oooh baiklah, ohiya nanti kita kekantin sama-sama yaa." Ajak kiba sambil memaklumi naruto
"Ne kiba-chan~~"
"Berhenti memanggilku dengan embel-embel chan Naruto itu tidak lucu" kelu kiba dangan bibir yang dikerucutkan.
"Gom-"
"Brrrraaaaaaaak!" Suara penghapus papan tulis yang di lempar kakasi tepat mengenai kepala kiba dengan tidak elitnya.
-men." Kata Naruto menyelesaikan kalimatnya yang terpotong.
'Awaaaas kau Kakashi akan kubalaskan perbuatanmu nanti.' Batin kiba kesal setelah dilempar penghapus.
Onyxsasky Love Shapiredobe
KRRRRRRRIIIIIIIIIINGGGGGGG - suara bel yang menandakan istirahat tiba-
"Ayo naruto kita kekantin aku takut ramennya habis" seru kiba semangat 45.
"Iya iya sabar kiba" keluh naruto dengan lesunya.
"Eh? Biasanya kau semangat sekali mendengar kata ramen" kata kiba sinis.
"Arrrrggghhhhh diamlah kiba aku sedang frustasi!" bentak naruto sambil mengacak rambut jabriknya.
"Kenapa kau tidak cerita, bukankah aku sahabatmu? Atau jangan-jangan..." Tatap kiba dengan curiga?
"Atau jangan-jangan apa? Jangan memasang muka seakan-akan kau tau masalahku" ketus naruto sambil berlalu ke kantin meninggalkan kiba dengan muka cengonya.
"Hei bakaaa tunggu aku" ucap kiba sambil berlari kecil mengejar naruto yang meniggalkannya.
Onyxsasky Love Shapiredobe
"Paman aku pesan ramen dengan porsi jumbo dua yaa?" teriak kiba yang menggelegar sehingga membuat seisi kanti menatap sinis wajah polos ( baca : bodoh ) kiba. "hehe.." lanjut kiba tertawa kecut saat sadar dirinya telah di hujani tatapan sinis.
"Ini dua ramen jumbonya" ucap paman teuchi memecahkan keheningan.
"Itadakimasuuuu" seru kiba sambil menyantap ramenya dengan buasnya.
"Are? Kau kenapa naru?" tanya kiba bingung dengan ramen yang penuh dimulutnya memanggil naruto yang sedang asik melamun.
Flashback
GREEEEAAAAAAAAAK –suara pintu yang memecah keheningan kelas-
Dibalik pintu yang dibuka munculah lelaki dengan jenggotnya yang menggoda yang biasa dipanggil asuma sensei.
"Permisi kakashi-sensei."
"Ya, ada apa asuma-sensei?"
"Maaf saya ingin memanggil uzumaki naruto untuk kekantor sekarang."
"Ha'i sensei."
Di kantor
"Ada apa baa-chan kau repot-repot memanggilku kesini?" keluh naroto kepada tsunade, kepala sekolah sekaligus sudah ia anggap seperti neneknya sendiri.
"Kau benar-benar membuatku ingin menjambak rambut jabrik mu itu" ucap tsunade geram.
"Hehe memang ada apa baa-chan?" jawab naruto sambil tertawa garing dan memegang rambut jabriknya.
"Kau tau nilaimu tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang" Jelas tsunade frustasi "Baiklah aku akan memberikan guru tambahan untukmu" Lanjut stunade sambil menghela nafas frustasi.
"Ta-ta-tapi baa-chan aku berjanji akan berubah."
"Tidak ada tapi-tapi an sekali lagi kau mendapatkan nilai yang buruk, tiada ampun bagimu." Ucap tsunade mengancam "dan silahkan kembali ke kelas." Sambung tsunade.
"Baiklah baa-chan."
Naruto keluar dari ruangan kepala sekolah dengan kepala tertunduk lesu sampai tidak memperhatikam keadaan jalan di depannya sehingga secara tidak sengaja dia menabrak seseorag di depannya.
"Bruuuuuk..."
Naruto terduduk dengan keadaan pantatnya yang mendarat dengan mulusnya di atas keramik yang tidak lembut.
"Itaaaaaiiiii" keluhnya sambil mengelus pantatnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Dasar DO-BE" ucap seorang pria -dengan bola mata hitam, berkulit putih mulus bak poselen dan rambutnya yang mencuat melawan gravitasi yang membentuk pantat ayam- dengan ketus.
"ARRRRRRGGGHHHHH DASAR KAU TEME." Jawab naruto geram sambil menatap tajam sasuke –pria yang menabraknya- dan sasuke yang merasa di tatap tajam merasa tidak terima dan menghujani naruto dengan deathglare andalan sasuke.
Onyx bertemu shapire.
"Gyaaaaaaaah sudahlah teme aku malas berurusan dengan orang yang tidak penting sepertimu?" Ucap naruto sambil pergi meninggalkan sasuke.
"Tidak penting?" jawab sasuke ketus dan sukses membuat naruto berhenti "Baiklah jika aku tidak penting bagimu, aku tidak akan perna juga mau berurusan dengan mahluk bodoh sepertimu" sambung sasuke ketus dan berjalan meninggalkan naruto yang berhenti.
'Kenapa dia? Kenapa jantungku berdegub kencang saat melihat mata hitamnya' batinnya sambil berjalan menuju kelasnya 'atau jangan-jangan, ahhhh tidak mungkin tidak mungkin' sambung batinnya sambil menggelengkan kepalanya dan melanjutkan langkahnya lebar agar cepat sampai ke kelas.
Flashback end
"Heiiiiiiiiii naru" jerit kiba meanggil nama naruto dan sukses membuat lamunan naruto membuyar
"Ahhhh kenapa kiba?" jawab naruto cemas saat kepergok melamun
"Kau kenapa naruto?" Tanya kiba lembut.
"Tidak apa-apa kiba hanya ada sedikit masalah saja" Jawab naruto sambil menarik mangkuk ramennya "Ayolah kita makan nanti ramennya dingin lagi" lanjutnya.
"Ya ya baiklah" jawab kiba sambil meneruskan kegiatan makan ramennya.
Onyxsasky Love Shapiredobe
"Kau tau naruto, kau benar-benar mengecewakan ku dengan hasil ulanganmu ini" ucap seorang -yang memiliki rambut coklat dengan luka memanjang di bagian hidungnya- dengan murka kearah naruto.
"A-aku minta maaf iruka-san, aku janji tidak akan mengulanginnya dan akan belajar dengan giatnya aku janji" –sambil nunduk-nunduk gaje-
"Tapi kau sudah sering berjanji naruto, dan kau belum menepati janjimu sampai sekarang." Ucap iruka geram "Tsunade sudah menghubungi ku soal guru tambahan untukmu." lanjut iruka sambil memijat pelipisnya lembut.
"Dia adalah seorang yang bijaksana yang akan mebantumu dalam memperbaikkan nilaimu, aku harap kau bisa menerimanya dan besok kau akan ku pertemukan dengannya"
