:: We ::
.
.
Satu kata yang seharusnya bisa menyatukan aku dan dirimu.
.
.
Bagi Kai, Krystal itu seperti dewi Hestia. Dia perempuan yang selalu menjaga diri nya dari pengaruh-pengaruh buruk lingkungan sekitar dan belum pernah pacaran atau mungkin berciuman, tampak seperti itu kira-kira. Dikampus, mereka memang biasa saja seperti tidak saling kenal. Krystal si putri cantik dan Kai yang hanya mahasiswa biasa-biasa saja, tidak ada yang tau kalau mereka berdua sebenarnya punya hubungan yang sudah mengikat. Pernikahan. Tidak ada yang tau bahwa mereka tinggal di satu rumah yang sama, rumah itu masih memiliki dua cabang lainnya di kanan dan kiri. Jika satu hari ada tugas kelompok atau teman bermain ke rumah Kai, Kai akan mengambil jalur kiri. Sebaliknya, jika itu Krystal, Krystal akan ambil jalur kanan. Mereka akan tampak seperti tetangga baik.
Krystal perempuan manis yang tak akan bisa Kai gapai seberusaha apapun ia, no no no. walaupun hubungan mereka sudah sampai di tingkat menikah, itu tak mengubah apapun. Krystal tetap pada visi nya untuk tetap perawan hingga waktu yang sudah Krystal tentukan, dan Kai sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menghargai waktu itu entah kapan datangnya. Mereka menikah tanpa dasar cinta, pernikahan mereka diambil secara mendadak dan buru-buru sehingga tak ada yang tau. Walau rasanya sakit melihat Krystal berbicara dengan lelaki lain, tapi di dalam hati Kai, dia tau Krystal tak mungkin memiliki mereka sebagai pacar. Karena di statusnya sebagai "suami" Krystal, Kai tak pernah mendapatkan haknya.
Dengan mulut mengerucut, Krystal menelfon kakaknya. Tampak kesal karena telfonnya tak kunjung di respon. "Apa yang terjadi padanya? Karena menikah dengan Taylor apa ia lupa denganku?" Krystal berbicara dengan foto Jessica di ponselnya seolah-olah Jessica mendengar apa yang ia katakan. Kesal, Krystal lalu melempar ponselnya asal. "Kemana Kai?" tampaknya, putri Krystal baru sadar jika "suami"nya itu tak ada dirumah.
Krystal melangkah ke seluruh penjuru rumah, dia merasa sendirian. Sensasi yang tak pernah ia rasakan selama ini sekarang menjuru ke seluruh lingkup tubuhnya, mengejek Krystal dan seolah berkata "kau tak akan menemukan Kai dimanapun".
"Kai, kenapa kau pulang terlambat?" dia bertanya sesaat setelah melihat Kai masuk dari pintu depan. Kai mendongak melihat ia yang berada di tangga, matanya menyipit mau tau. Sejenak, Kai menutup mulutnya. Tapi kemudian, dia membukanya lagi. "Aku punya jadwal ekskul hari ini, kufikir kau harusnya tau aku pulang terlambat dan tak perlu mengabarimu." Ujar Kai.
Kai berjalan ke arah kamarnya di rumah itu, mengambil minuman dari dalam kulkas. Sebenarnya bisa dibilang untuk menghindarkan fokus dari kaki Krystal. Krystal mungkin memakai legging jika di kampus, tapi ia selalu menggunakan celana selutut dirumah. Tentunya sebagai laki-laki normal, tidak mungkin Kai tidak tergoda dengan itu. Kulit Krystal masihlah putih dan mulus. Bahayanya, sekarang Krystal berdiri di belakangnya. Tepat ketika Kai berbalik, Krystal menusuknya dengan tatapan tajam.
"Kau harus kabari aku jika pulang terlambat, jadi aku bisa berbelanja. Kau tau aku menolak teman-temanku untuk ke mall agar aku bisa 'pulang' ke 'rumah'."
"Kau tak pernah peduli padaku." Sebuah kalimat pendek yang balik membalas perkataan Krystal tidak kalah tajam. "Kalau kau mau belanja, pergilah. Aku malas menanggapimu lagi. Walaupun kau istriku, kau tak pernah bersikap seolah aku suami mu di rumah maupun dikampus." Kai menelaah wajah Krystal yang mulai kaget. "Pernikahan kita bukan apa-apa, kau adalah jelmaan dewi Hestia yang tersasar di bumi dan terpaksa menikah denganku. Kau tak pernah menerima keadaan kita saat ini apa, tidak."
Krystal memilih untuk tidak menanggapi Kai sementara waktu dan mereka masih saling bertatap di depan kulkas. "Kai, kau tak seperti dulu."
"Sama sepertimu." Kai berjalan melewati Krystal begitu saja dan membanting pintu kamarnya. Perlu waktu bagi Krystal mencerna setiap perkataan Kai.
"Kau adalah jelmaan dewi Hestia yang tersasar di bumi dan terpaksa menikah denganku."
"Walaupun kau istriku, kau tak pernah bersikap seolah aku suami mu di rumah maupun di kampus."
"Pernikahan kita bukan apa-apa,"
:~ We ~:
Luna melihat Krystal dengan tatapan "apa kau serius?". Pertama kalinya sejak hari pernikahan itu, kali ini Krystal menceritakan semua yang ia tutupi. Krystal tidak tahan dengan status rumah-tangganya yang mulai makin canggung. Krystal tak pernah merasa bersalah sama-sekali seumur hidupnya, Krystal selalu menganggap Kai ada dirumah walau bukan menatap Kai sebagai suami.
"Dia berkata seperti itu padaku pertama kalinya, dimataku itu kasar. Tidakkah kalian fikir juga begitu? Aku lemah, aku rapuh, kenapa dia begitu tega?"
Sulli memandangnya. "Bagiku Kai benar, dia tak salah. Yang salah bagaimana caramu menatapnya, maaf tapi aku tak bisa memberi saran. Tapi, dengan keadaan ini, di pandanganku kau yang salah."
Perkataan Sulli langsung di setujui oleh Luna. Victoria, yang paling tua di antara mereka membuka mulutnya. "Kau salah, Krystal. Kai benar dengan semua perkataannya."
"Jadi aku harus apa?"
"Berikan Kai haknya sebagai suami." Jawab Victoria.
Krystal masih berfikir saat itu. Dia pulang ke rumah kanan untuk mengambil jarak dari Kai, karena kecanggungan yang ada. Dalam fikiran Krystal terlintas banyak cara untuk minta maaf dengan kesalahannya. Bagaimanapun, Krystal adalah seorang istri dan Kai sebagai suaminya. Krystal meringis saat kepalanya semakin pusing memikirkan Kai.
:~ We ~:
Menari.
Krystal menulis berbagai hal yang disukai Kai, dan menari salah satunya. Kai tertulis pernah menari ballet yang membuat Krystal tersenyum geli. Video-video Kai menari tersebar di internet, Kai terlihat seperti artis internet. Ternyata juga setelah di perhatikan Kai memang sibuk dengan komputer untuk menanggapi penggemarnya. Bahkan di video, terdapat komentar kapan dirimu akan menikahi fansmu? Atau jika sudah, siapa perempuan beruntung yang mendapatkan mesin menari mu? Hahaha lucu, Krystal lah perempuan beruntung itu.
"Apa yang kau lakukan? Melihat profilku?" suara Kai di pintu mengagetkan Krystal. Krystal menoleh, dia tidak tau apa yang harus dia katakan saat ini. "Aku mau minta maaf untuk perkataanku tempo hari. Harusnya aku tidak mengatakan itu, aku stress saat itu. Ekskul berjalan tak begitu baik." Lanjut Kai kemudian.
Krystal masih menutup mulutnya mendengarkan. "Dan aku.. mabuk."
"Pria pemabuk." Komentar Krystal. Kai terkekeh, benar, ia pemabuk.
"Dan aku sudah menyiapkan surat cerai. Cepat atau lambat, pernikahan kita akan berakhir. Kau senangkan? Besok aku akan bawa suratnya ke sini." Kai tersenyum. Dia meninggalkan Krystal di kamarnya. Sesaat, hati Krystal terasa sangat jatuh. Krystal tidak tau rasa ini, tidak mungkin bersalah. Ini sedikit berbeda, rasanya tak mau dan tak ingin.
Begitu jatuh. Ini aneh, sensasi yang tak pernah Krystal rasakan. Krystal tersenyum, bukan senyuman bahagia. Ada makna lain di balik senyumnya. Harusnya Krystal bahagia bukan? Mereka akan segera bercerai dalam waktu cepat atau lambat. Tapi aneh, tak ada sedikitpun bahagia di dalam hatinya.
:~ We ~:
Esok harinya, Kai benar-benar membawa surat cerainya ke hadapan Krystal. Menyuruh Krystal untuk tanda tangan di bawah, dimana tanda tangan Kai sudah ada disana. Krystal berpura-pura membawa semua kalimat di surat itu, alasan mengapa Kai menceraikannya begitu menyindir. Aku tak bisa memenuhi keinginan isteriku dan tak bisa membuatnya bahagia.
"Aku.. sudah memberitaumu letak nya kau menaruh tanda tangan, Krystal. Lakukan dengan cepat agar persidangan segera dimulai."
"Tidak."
Kai membulatkan matanya saat Krystal mengembalikan surat itu tanpa tanda tangan, dia menatap Krystal kurang percaya. "Apa-apaan?"
"Kau masih bisa memberikan apa yang aku inginkan, selama keinginanku masih terkabulkan, aku masih bahagia menikah denganmu." Krystal berdiri, pergi dari ruang tengah. Meninggalkan Kai dengan seribu tanda tanya besar.
:~ We ~:
Kai menghubungi temannya Chanyeol. Chanyeol adalah orang pertama yang akan Kai hubungi jika Kai mempunyai masalah. Karena selain Chanyeol sudah berbakat di bidang pernikahan, hubungan Chanyeol dengan istrinya bisa terbilang harmonis. Meskipun istrinya seorang lelaki, tapi keduanya tak pernah tidak saling setuju. Walau Chanyeol dan istrinya suka di pandang sebelah mata, selagi masih ada cinta, mereka akan mempertahankan pernikahan mereka. suara tersambung membuat Kai tertawa sedih, semenyedihkan ini pernikahannya.
"Kai? Ada apa menghubungi aku?"
"Aku sedang bingung, hyung."
"Haha, pasti masalah rumah tanggamu lagi, biar kutebak."
"Ahh, sayangnya kau benar. Ini tentang... Krystal".
"Kau tak pernah bilang dia 'isteri'mu jika menelfonku atau bertemu denganku. Kenapa?"
Kai terdiam sejenak, "Tak apa. Aku dan Krystal punya masalah disini."
"Kalian. Kau tak pernah mengatakan 'kami'."
"Hyung.."
"Ok, lanjutkan."
"Aku mau menceraikannya."
Chanyeol tak menjawab di seberang sana, Kai tau pasti Chanyeol kaget mendengar itu. "Kenapa?"
"Tak ada yang harus di pertahankan. Hubungan ini rumit, memuakkan, membosankan secara bersamaan. Hyung tidak merasakan ini, tapi, aku berani bersumpah kalau rumah tanggaku begitu adanya."
"Tidak ada yang harus di pertahankan? Bagaimana dengan perasaanmu padanya?"
"Hyung!"
"Fikirkan lagi ke depannya, Krystal hanya perlu sedikit waktu."
"Dewi Hestia itu menunggu di jemput ibu-bapaknya."
Telfon terputus, tepatnya di putuskan oleh Kai. Kai menghela nafas, dia memang muak dengan hubungan rumah-tangganya saat ini dan akan tetap begitu seterusnya. Pernikahannya dengan Krystal memang hanya paksaan, karena orangtua Krystal berfikir jika Kai adalah pria yang tepat. Tapi, Krystal tak pernah merasakan itu.
TAP
TAP
TAP
TAP
Suara orang berlari membuyarkan fikiran Kai dan Kai melihat ke pintu kamarnya, seorang perempuan berambut panjang yang pergi menjauh. Kai tau kalau itu Krystal, tapi ada apa dengannya?
:~ We ~:
Makan malam selalu hening setiap harinya. Setelah makan malam, Kai membereskan semua piringnya seperti biasa. Tapi, anehnya, kali ini Krystal melarangnya. Krystal membersihkan semua piring kotor dengan telaten dan kulit-kulitnya langsung berubah menjadi kasar. Semakin malam, Krystal menyiapkan air hangat dan menyuruh Kai mandi. Sebelum tidur, Krystal ada di atas kasur Kai sambil membaca majalah menggunakan piyama. Aneh saja.
Mereka, untuk pertama kalinya, tidur bersama di satu kasur yang sama. Di pagi hari pukul 4, Krystal terbangun karena alarm yang ia setel. Itu juga membangunkan Kai.
Mereka saling bertatapan di pagi hari itu, Krystal membuka percakapannya lebih dulu. "Aku tidak mau kau panggil dengan 'dewi Hestia'."
"Kau mem –"
"Aku juga butuh, Kai."
Perkataan Krystal berarti ambigu di fikiran Kai. "Victoria eonnie adalah temanku yang sudah menikah, begitu juga kakakku. Mereka sama-sekali tidak mengalami kehamilan, rumah-tangga mereka harmonis. Kenapa aku tak bisa?" Krystal melanjutkan, "Lakukan yang ingin kau lakukan. Itu keinginanku."
Kai masih mencerna kalimat Krystal. Tidak langsung, Kai putuskan untuk mencium kening Krystal saja dan berlalu ke kamar mandi tanpa mengatakan apapun lagi.
:~ We ~:
Krystal masak dengan lesu, tubuhnya sangat terasa lemas. Dia tidak merasakan kalau tubuhnya sehat, tapi Krystal tetap memaksa diri untuk masak. Mungkin ini efek samping dari kegiatan-kegiatan yang ia lakukan semalam, Krystal tersadar jika itu semua terasa melelahkan meskipun baru sekali ini ia melakukannya. Puncak kelelahan itu membuat Krystal mematikan kompornya dan supnya tidak jadi, Krystal ke sofa dan menidurkan tubuhnya.
"Hestia.." gumam Kai menggeleng melihat Krystal dan tempatnya tidur. Kai memindahkan tubuh Krystal ke kamarnya, wajah Krystal tidur sangat damai. Kai, lagi-lagi hanya mencium di keningnya dan pergi ke dapur melanjutkan sup Krystal. Setelah setengah jam lamanya, Kai kembali membawakan sup nya ke kamar Krystal. "Bangun tuan putri, aku sudah siapkan sarapannya."
Krystal melenguh dalam tidurnya dan membuka matanya perlahan. Melihat semangkuk sop di atas meja tempat tidurnya, bahkan dia sempat merasa asing dengan kamarnya sendiri. "Aku.."
"Aku yang memindahkanmu. Sekarang, sarapanlah. Karena aku akan pergi cuci baju, kalau sudah letakkan di pantry atau panggil aku saja."
Kai pergi meninggalkan Krystal. Krystal memegangi kepalanya, lelah. Krystal lelah dengan sikap Kai yang tak mengerti tentang dirinya. Selain itu, Krystal pusing. "Kenapa.." gumamnya. "Kau tak pernah mengeluh, Kim Jongin. Kenapa?"
:~ We ~:
"Mau kemana?" tanya Krystal saat ingin ke dapur, tapi ia melihat Kai sudah begitu siap. Dahi Krystal kemudian berkerut. "Tentu saja kuliah, kekampus." Jawab Kai. Ah! Krystal hampir melupakan hal tersebut karena sakit kepalanya.
Kai memeriksa dahi Krystal dengan punggung tangannya, Krystal mengedipkan matanya berkali-kali. Aneh, rasanya. Jantung Krystal berdetak lebih cepat dan lebih kencang, jauh dari kata tenang. Ini hanya sentuhan di dahinya, kenapa Krystal tidak merasa bisa tenang? "Kau masih lelah. Jangan kuliah dulu, lebih baik dirumah. Aku akan pulang cepat sebisa mungkin." Ujar Kai.
Krystal menahan tangan Kai entah dengan alasan yang jelas, dia masih memegangi mangkuk di tangannya. "Tolong letakkan ini, aku masih mengantuk."
Gengsi!
Kai mengangguk dan membawa mangkuknya.
:~ We ~:
Ini hampir 4 jam dan Krystal tau bahwa kuliah tidak mungkin selama ini, semenjak Kai berangkat Krystal tak sanggup menutup matanya. Rasanya khawatir, gelisah dan takut secara bersamaan. Krystal melihat ke arah jam, jam 12 siang.
"Kau dimana.. sshhh..."
Krystal tau ini aneh tapi ia suka sensasinya, membuat Krystal lama menunggui laki-laki yang punya status sebagai 'suami'nya itu. Tidak lama setelah itu, ponsel Krystal berdering menunjukkan nama ibunya.
"Ibu?"
"Nak! Cepat ke seoul hospital, sekarang!"
Krystal kaget bukan main dan hampir menjatuhkan ponsel dari telinganya,dia langsung keluar dan pergi dari rumah menggunakan motornya. Krystal pergi dengan terburu-buru ke rumah sakit yang letaknya tidak jauh dari kampus tempat Krystal kuliah, jadi Krystal membawa motornya dengan kecepatan tinggi. Lampu berganti merah di persimpangan jalan Krystal, dari arah kiri sebuah mobil nge-rem mendadak. "Ya! Bisa bawa motor tidak, sih! Mengerti rambu lalu lintas tidak!"
Persetan dengan rambu-rambu! Krystal hanya perlu menyusul Kai, ini genting! Feeling Krystal mengatakan jika saat ini Kai dalam keadaan tidak baik. Melihat ke spion, puluhan mobil polisi mengejarnya saat ini.
"Polisi?" kecepatan Krystal bertambah sedikit-demi-sedikit dan akhirnya ia sampai di rumah sakit, bersamaan dengan para polisi.
"Ya! Jangan kemana-mana, kau kami tahan!"
"Jangan sentuh aku," ujar Krystal setengah mendesis. Menatap polisi dengan tatapan tajam. "Suamiku sedang sakit, aku harus cepat!" Krystal berlari masuk tanpa sandal, para polisi saling melirik satu sama lain dan memutuskan untuk mengikuti Krystal diam-diam.
Krystal berlari di lorong rumah sakit dan menanyakan kamar pasien bernama Kim Jong In, kemudian ia mengikuti intruksi nya. Belok kanan, naik lift, kamar nomor 88. Krystal membukanya langsung, ada Kai dikasur terbaring lemah dan orangtuanya di samping kanan-kiri Kai.
"Kai!" panggil Krystal tanpa suara, wajahnya menunjukkan kepanikan melihat laki-laki yang berstatus 'suami'nya itu. Wajah Kai memang tak apa, tapi tangannya di perban sama dengan kakinya. "Apa yang terjadi? Ayah? Ibu?"
Krystal melirik orangtuanya satu-persatu dan mendekati Kai. "Kai? Apa kau mendengarku? Katakan sesuatu!"
"K-Krys.."
"Ada apa ini Kai? Kau kenapa?"
Ibu Krystal menyuruh anaknya untuk tenang dan menyuruh Krystal duduk. "Kau tidak pakai sendalmu? Kenapa?" tanya ibu Krystal dengan suara lembut.
"Ibu, Kai kenapa? Katakan padaku ada apa ini! Ayah, kenapa Kai?"
Ibu Krystal kemudian mengelus surainya, "Kai terkena peluru nyasar 1 jam yang lalu, dokter baru berhasil mengeluarkan pelurunya yang bersarang di tangan dan kakinya."
"Apa itu berbahaya? Apa.. bisa menyebabkan kelumpuhan?" tanya Krystal sambil menatap Kai.
"Tidak, Kai akan sembuh. Percayalah."
Krystal tidak menjawab, melainkan menatap wajah Kai. "Cepatlah bangun.. aku.. takut."
Diluar, para polisi, berusaha untuk tidak mengacaukan. Saat Krystal keluar bersama orangtuanya, mereka kebingungan melihat banyak polisi tapi tidak dengan Krystal. Ayahnya bertanya, "Ada apa ini?"
Salah satu polisi menjawab, "Apa anda ayah nona ini? Ah, begini. Tadi anak anda kebut-kebutan dijalan dan menerobos lampu merah, ia juga tidak menggunakan helm. Harusnya nona ini di tangkap sedari tadi."
Ayahnya melihat Krystal tidak percaya dengan perkataan polisi sama dengan ibunya. "Aku tadi panik yah, bu. A-aku khawatir pada Kai,"
Polisi berkata lagi. "Nona bilang 'jangan sentuh aku' kemudian melanjutkan 'suamiku sedang sakit, aku harus cepat.' Maaf jika lancang, apa Kai ini suami nona?"
"Iya dia suamiku. Maaf atas sikapku dijalan tadi, aku pasti tidak akan mengulanginya kembali." Krystal membungkuk hormat di depan polisi selama hampir 1 menit, baru setelah itu berdiri kembali dengan tegak.
:~ We ~:
"Aku pulang."
"Kai." Sambut Krystal dan melihat perban di tangan Kai, juga tongkat di sampingnya. "Kau langsung kuliah kan tadi?"
Kai tidak menjawab pertanyaan Krystal, di benak Kai pasti Krystal marah dengan yang terjadi hari ini. "Kau membuat aku khawatir." Tutup Krystal. Suaranya seperti angin yang hanya terdengar hembusan, Krystal pergi ke arah kamarnya dan menutup pintu secara kasar.
:~ We ~:
Kai mengambil ponselnya dan menghubungi Chanyeol lagi.
"Kai! Kenapa lagi?"
"Bantu aku cerai dengan Krystal hyung, kumohon.."
"Tapi kenapa?" "Chan, kenapa? Kau bilang kau sedang kerja?" "Baek? Kai menelfon lagi, ah maaf Kai membuatmu terbengkalai."
"Tidak ada yang bisa di pertahankan." Kai mengambil sedikit jeda di kalimatnya. "Aku serius hyung."
"Tidak ada.. aku bisa membantumu jika kau benar-benar yakin dan tidak ingin mengubah fikiranmu."
"Aku yakin! Hyung! Krystal tidak bisa aku mengerti, aku tidak tau apapun tentangnya. Aku.. bukan suami yang baik.."
"Kau masih bisa mengubahnya, Kai." Suara Baekhyun terdengar. "Tanyakan pada Krystal apa yang dia sukai, apa yang dia mau. Coba untuk mengerti jadwalnya juga."
Kai jeda panjang lagi, dan menghela nafas. Baekhyun benar, lakukan hal yang sama dengan yang Krystal lakukan tempo hari. Ini aneh, sekian lama mereka menikah dan baru kali ini Kai meminta cerai, padahal dulu tidak. "Aku akan mencobanya."
"Yes you right." Pasti, Baekhyun disana tersenyum. "Sampai jumpa."
"Hmn."
:~ We ~:
Wanita memang sulit dimengerti, mereka seperti memberi tantangan kepada para pria. Kai menerima tantangan yang diberikan Krystal. Di kampus, Kai diam-diam memperhatikan Krystal dan mencatat yang Krystal beli. Teman-temannya mengira jika Kai menaksir Krystal. Sementara Baekhyun dan Chanyeol—mereka bekerja sebagai dosen—memberinya dukungan tak kasat mata.
"Semoga berhasil, kawan." Ujar Chanyeol ketika ketiganya berkumpul di toilet. Kai mengaca sambil terkekeh. "Aku masih melanjutkan ini karena paksaan kalian. Tapi, terimakasih."
Chanyeol menepuk bahunya, "Kau tidak salah memilihku sebagai sobat karibmu, Kai. Selanjutnya, terserah padamu saja."
"Hmn. Aku akan berusaha!"
"Ok." Ujar Baekhyun. "Kai, bisa tolong pergi? Chanyeol punya urusan."
"Denganmu." Kai tertawa hambar dan keluar.
:~ We ~:
Kai pulang sedikit terlambat, dia tidak sadar ada begitu banyak sendal. Saat Kai masuk, rumah tampak berantakkan. Makanan ada dimana-mana. "Ada apa ini?" gumam Kai.
"Jangan lari Rin!" teriak Krystal, dia muncul dari tangga mengejar perempuan lain. Astaga, kenapa Kai tidak sadar dengan hal ini! Sulli juga muncul dari dapur dengan sepiring jelly dan Victoria hampir menabraknya. Dari pintu muncul orang, entah dia perempuan atau laki-laki, "Hey aku terlambat?"
"Amber! Tentu saja, belum. Pesta baru dimulai. Oh hai Kai." Krystal tersenyum begitu manis. Rumah langsung saja hening.
"Laki-laki ini sedang apa?" tanya Amber.
"Dia suamiku, apa salah?" jawab Krystal santai.
Sulli berkata pada Kai. "Aneh saja, masa' kau menikah dengan orang yang tidak terkenal."
Krystal lagi-lagi hanya tersenyum dan menghampiri Kai. Secara tiba-tiba, Krystal mencium pipinya. "Kau mungkin lelah, ayo aku antar kau ke kamar."
Hari itu Krystal hanya menggunakan baju lengan pendek dan celana sepaha, lagi-lagi Kai perlu untuk mengalihkan perhatiannya ketika Krystal di depannya. Diam-diam, Airin, Sulli, Victoria dan Amber saling bertatapan dan mengobrol biasa. Oh tentu saja, ini skenario para wanita.
Krystal membuka pintu, setelah Kai masuk kemudian Krystal menutupnya. "Kau harus mandi, badanmu bau. Ah, aku juga sepertinya. Buka bajumu." Krystal melepaskan pakaiannya tanpa ragu membuat Kai menelan ludah.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Kai.
Krystal malah balik bertanya, dengan senyumannya yang berbeda. "Aku mau buka baju dan mau mandi denganmu. Kenapa? Kau takut kelepasan? Kau takut kepanasan? Kau takut imajinasimu menangkap seluruh tubuhku, kau takut membayangkan untuk menyentuh aku dan aku akan mendesah dibawahmu begitu?"
Kai menggeleng, tapi Krystal maju. "Itu memang tujuanku."
Kai tidak mengerti dengan Krystal, sungguh. Kemarin dia terlihat biasa-biasa saja, tapi sekarang ini seperti bukan Krystal yang dia kenal. "Aku memerlukanmu, Kai. Kumohon."
Krystal naik ke pangkuan Kai dan mengalungkan tangannya di leher Kai. Dia berbisik seduktif. "Kai.."
Krystal mengambil start nya dan mencium bibir Kai, menunggu sampai Kai mengambil alihnya. Tangan Krystal bergerak-gerak, dan kepala Krystal tidak mau diam. Krystal melepaskan ciumannya, tapi Kai menariknya lagi.
Ini pertama kalinya Kai mencium Krystal, bibirnya terasa sangat manis—benar-benar manis, malah—dan membuat Kai ingin terus dan terus. Diam-diam tangannya masuk ke balik baju Krystal dan membuka pengait branya. Kemudian maju ke depan, meremas payudara Krystal.
:~ We ~:
"Hyung,"
"Kai? Kenapa? Kau mau menceraikan Krystal lagi?"
"Bukan.."
Kai tersenyum-senyum sendiri melihat istrinya menyiapkan sarapan dengan telaten.
"Kai! Kau mendengarkan?"
"Tidak.."
Kai masih saja ingat hari pertama kalinya mereka bercinta, terasa nikmat dan memabukkan.
"Kai! Ada apa lagi sih!"
"Kami bahagia.,, sampai jumpa.."
"Apa—asdfghjkl"
Sambungan diputus oleh Kai. Krystal menyelesaikan makannya dan menaruhnya dimeja, "Semoga kau suka ini tuan." Ujar Krystal mengedipkan sebelah matanya.
Kini, tak ada lagi dewi Hestia di rumah ini. Yang ada hanya Krystal, perempuan yang berhasil menaklukan hati Kai. Princess kampus, tapi jika dirumah, Krystal hanyalah istri yang harus memenuhi kewajibannya.
Termasuk dalam melayani suaminya sendiri.
[E-N-D]
"Hah! Cerita apaan ini!" sambung author. Dari belakang, muncullah Krystal dan Kai dengan aura tidak mengenakkan.
"Siapa yang bikin ceritanya.." kata Krystal, menyeramkan. Kai menyambungkan, "Katakan.."
"E-hehe-hehe." Author tertawa garing, segera pergi lari dari ruang komputer.
TEK!
Layar gelap.
Review please?
