BOX

Park Jimin, Siapa yang tidak mengenalinya. Seorang pemuda yang sukses, cerdas, pandai bertutur kata, dan tampan pastinya. Idaman sekali bukan?. Namun, dibalik itu semua ada suatu rahasia yang tidak terduga. Dia sangat menyukai hal – hal berbau SEX. Namun dia tidak ingin mempunyai kekasih atau seorang yang ia cintai selama 20 tahun dia hidup, kecuali kedua orang tuanya.

Dia lebih suka membawa pulang tiga jalang sekaligus kedalam kamarnya, seperti halnya malam ini.


"Mnnh Tuan, apakah kau tidak tertarik untuk memasuki kami?" Tanya salah seorang Jalang yang ia bawa. Dia sedang mengelusi dada bidang Jimin yang masih mengenakan kaos santainya, dan membuat lingkaran kecil disekitarnya dengan jari lentik itu.
"Untuk apa aku memasuki lubang yang telah diterobos hmm?" Jawabnya remeh. Membuat ketiganya menjadi merasa lebih murah saja, mereka ber tiga bertatapan.
"Tuan?" panggil salah seorang jalang yang mengubah posisinya menjadi di bawah Jimin.
"Hmm?" Jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.
"Apakah kau tahu, aku ini masih perawan?" Godanya sambil mengelusi kejantanan Jimin dari luar celana pendeknya.
"Bernarkah?!" Jimin terlihat antusias, membuat mereka bertiga tersenyum. "Tapi aku tidak tertarik dengan lubang perawan yang murahan sepertimu" Jawabnya sambil meneguk anggur yang ia genggam.
"Berati, kau hanya tertarik dengan Janda sepertiku ini ya" Jalan yang ke tiga langsung menyerang bibir Jimin dengan ganas. Tentusaja Jimin membalasnya jika hanya sebuah ciuman. Sampai...

'Dok dok dok' Terdengar suara kamarnya diketuk "Tuan apakah anda di dalam? Saya hanya ingin memberikan kiriman dari ayah anda tuan" Awalnya Jimin sama sekali tidak menggubris itu, namun mendengar kata 'ayah' disana ia langsung mendorong jalang tersebut dan langsung menuju pintu.

'Krek' Pintunya ia buka dengan malas
"Yak kau ini! Mengganggu acaraku saja Kim bodoh!" Ya dia adalah Kim Taehyung, sahabat terdekat Jimin. Dia sering sekali menyamar sebai maid di rumah ini, untuk merampas semua jalang yang dibawa Jimin.
"Gyaha kau sedang bersenang-senang rupanya, tapi kau tidak pernah menikmati lubang mereka" Dia menyodorkan kotak berukuran besar, bisa dibilang bentuknya seperti koper, tapi yang ini sangat besar. "Tapi ini memang dari ayah tercintamu itu"

Jimin hanya menatap horor kotak besar itu, dan bertanya-tanya isinya.

"Hei aku boleh bergabung?" Tanya Taehyung sambil menunjuk kamar Jimin yang terbuka, menampilkan jalang-jalan yang sedang melambaikan tangan padanya.
"Boleh, dan disana ada satu perawan, kau bisa menyikatnya kan" Goda Jimin sambil menyikut lengan Taehyung.
"Benarkah?!" Matanya berbinar "Tapi untuk apa? Hanya kekasihku Jeon Jungkooklah yang paling ku cintai, bahkan perawan tak bisa menggodaku" Dia masuk dan membanting pintu Jimin.
"Ya ya ya Jeon Jungkook ya?" Dia bergumam "HAH! Kau mendapatkanya?!" Jimin berbalik ke arah pintu itu, yang sayangnya telah di kunci oleh Taehyung 'Hei bodoh, buka pintunya!" Terdengar suara nyaring jalang-jalang itu yang sedang tertawa "Sial percuma saja"

Dan akhirnya Jimin tertarik oleh box raksasa itu 'Appa benar-benar sudah gila! Box sebesar ini? Akupun muat didalamnya' pikirnya. Dia membuka kunci pada sisi tutup box itu. Membukanya dengan tenang dan...

"Hiyaa! Mayat! Kau gila Park Bodoh!" Dia terkaget bukan main, pasalnya di dalam box itu terdapat satu tubuh utuh manusia, kulitnya sangat pucat dan wajahnya tertutup. Oya di box itu adalah namja bertubuh 'polos'. Jimin mengambil secarik kertas disana dengan cepat.

'Halo anaku tersayang, bukankah kau dulu ingin sebuah peliharaan?, makanya aku memberimu peliharaan ini, cantik bukan? Aku pun hampir tergoda saat melihatnya, namum eommu lebih menggoda HAHA. Oya kau bisa menjadikan dia apapun yang kau mau

Salam
Appa + eomma'

"Orang itu, benar-benar..." Jimin meremat kertasnya "Dasar Park Mesum!"

Akibat dari teriakanya itu, tubuh yang berada di dalam box itu menggeliat 'Oh masih hidup rupanya, syukurlah aku tidak memelihara mayat' Jimin langsung membuka penutup itu. 'Oh tidak sangat manis rupanya' Dengan sigap, Jimin mengeluarkan tubuh polos namja itu dari box, lalu menggendongnya di punggung, dan membawanya ke ruang kerjanya. Itupun terpakasa, karna alien itu tela menguasai kamar kesayanganya itu.

Jimin merebahkan tubuh itu di sofa, kemudian menyelimutinya. Menatap kagum wajahnya yang teramat manis itu, bibir tipis merahnya, mata yang terpejam indah, dengan pipinya yang sedikit merona. Ah sempurnanya. 'Apakah appa sengaja mengirimnya padaku?' Gumamnya seraya mengelus surai mint namja tersebut.

"Nngh Tuan?" Namja tersebut melenguh karna tidurnya terganggu, Jimin tampak tenang dan menarik tanganya dari surai mint itu.
"Maaf mengganggu tidurmu cantik" Jimin mengusap pipi merona namja itu dengan lembut.
"Ah Tidak apa!" Dia menyembunyikan wajahnya di dalam selimut itu. Jimin yang melihatnya terkekeh geli. 'Imut sekali, bagai mana ini?'
"Sebentar ya, akan ku ambilkan kau pakaian dan makan oke?" yang hanya diangguki namja itu dari dalam selimut.

Jimin melangkah keluar dari ruanganya, dan memanggil seorang maid untuk membawakan makanan hangat untuk namja terebut. Lalu dia berjalan menuju kamarnya yang masih saja terkunci.

"Oy Tae buka pintunya, aku sedang teburu-buru!" Panggil Jimin sambil menggebrak-gebrak pintu itu.
"Sebentar" Jawab Taehyung samar. 'Krek' dia membuka pintu itu, melempar sebuah baju bewarna hitam bergambar kumaon kecil yang menyebar sebagai motifnya. Jimin bingung.
"Hei aku tidak mempunyai baju seperti ini!"
"Aku memungutnya dari box itu!" 'Blam!' pintu itu terbanting lagi 'Krek' pintunya terbuka lagi. Tae melempar sebuah boneka kumaon berukuran sedang kepada Jimin tanpa memperlihatkan jasadnya. Jimin hanya mengangkat bahunya dan segera pergi kembali ke ruang kerjanya.

Dia membuka pintu itu, dan melihat bibinya sedang mengobrol dengan namja itu. Bibi itu tertawa dan namja itu hanya tersenyum manis, Jimin yang melihatnya menjadi ikut tersenyum.
"Bibi, bisa anda meninggalkan kami berdua?"
"Oh, dengan senang hati tuan muda" Bibi itu mengedipkan satu matanya kearah namja itu. Dan benar saja pipinya langsung memerah, kala bibi itu lenyap.

Namja itu masih saja fokus dengan acara makanya, sampai dia tidak sadar kalau dia hanya berbalut selimut dan itu hanya menutupi bagian vitalnya. Jimin menelan ludah dengan kasar.

"Hei, apakah ini milikmu?" Jimin menodongkan boneka kumaon lucu itu. Seketika wajah yang sedang makan itu berbinar dan tersenyum manis, menampilkan deretan giginya yang rapi. Tanganya terulur untuk mengambil boneka itu. Namun Jimin menarik kembali bonekanya.
" Kau belum memperkenalkan dirimu, dan mengapa ayahku mengirimu?" Jimin menarik kursi yang berada di depan PC nya, menuju depan sofa itu.
"Oh iya, aku lupa memperkenalkan diriku" Namja itu menaruh piring yang sudah kosong itu di meja sebelahnya, dan meminum air yang dibawa bibi tadi. "Ayahmu bilang, kau ingin peliharaan?"
"Yah, tapi itu sudah lama sekali"
"Aku Min Yoongi, aku dikirim oleh ayahmu untuk kau jadikan pel-" Yoongi menghentikan ocehanya karna bibir tebal Jimin menyatu dengan bibir tipisnya, rasanya sangat pas. Lalu Jimin melepas kecupan singkat itu. Wajah Yoongi memanas, warnanya wajahnya menjadi semerah tomat dan rasanya ingin meledak sekarangjuga.

"Sst sudah jangan dipikirkan, appaku itu memang sudah gila, bersikaplah seperti biasa, anggap saja ini sebagai rumahmu sendiri oke?" Jimin mengelus pipi Yoongi dan menyerahkan boneka itu.
"Oiya" Jimin mengulurkan pakaian yang ia bawa tadi, Yoongi kembali meraihnya, namun gagal. Karna Jimin menarik lagi barang itu.
"Aku ingin ciuman darimu" Jimin memejamkan matanya dan menunjuk-nunjuk bibirnya. Dengan secepat kilat Yoongi mengecup bibir itu dan menyambar pakaianya. Jimin tekekeh geli dan mencubit pipi gembil Yoongi.

"Jangan kaget saat ada jalan yang berkeliaran disini ne" Yoongi menyiritkan dahinya bingung. "Ya, aku dan sahabatku sering menyewa jalang, namun kami tidak pernah memasuki salah satu dari mereka" Jimin mengedipkan satu matanya.
"Aku bukan jalang" Jawab Yoongi dingin sambil mengenakan pakaianya,

"Tentu kau bukan jalang" Jimin beranjak dari duduknya, dan melangkah menuju pintu.
"Yak Yoongi" Jimin menghela nafas panjang "Sepertinya aku sudah memutuskan untuk mencintai seseorang yang barusaja ku pungut beberapa waktu lalu" Jimin membuka knop pintu "Dan jujur, itu adalah cinta pertamaku" Jimin hilang dari pintu itu, menyisakah Yoongi yang mulai memanas.

TBC

Ehehehe I'm Back!
Yoonmin lagi ^^