Naruto © Masashi Kishimoto
Warning: Shounen-ai, Boys Love, Alternative Universe. Don't like, don't read!
"Please!"
Prologue
by: Aoi no Tsuki
...NaruSasu...
KLEK!
Pintu pada ruangan itu terbuka secara perlahan. Setelah beberapa detik, sosok seorang pemuda keluar dari balik pintu yang berlambangkan kipas merah pada bagian sisi pintu yang telah ia buka.
Dengan sebuah salam hormat yang ditujukan pada orang yang berada di hadapannya, pemuda bermata biru langit itu pun berdiri tegak dengan tatapan datarnya. Sebuah kemeja putih yang tertutup oleh jas hitam menjadi penutup tubuhnya saat ini.
"Aku harap kau bisa menggantikan tugas Iruka-san dengan baik," seru suara berat seseorang yang sedang duduk di sebuah sofa mewah berlambangkan Kipas Uchiha.
Sosok yang berbicara tak terlihat jelas di depan mata yang memiliki warna yang serupa dengan langit. Dan itu tak menjadi persoalan yang serius baginya. Cahaya redup melingkupi ruangan yang menjadi tempat berdirinya sekarang. Dari beberapa menit yang lalu, mulut itu masih terkatup rapat tanpa sebuah perkataan sekalipun.
"Jadi mohon bantuannya ya, Uzumaki-san. Semua kepercayaanku kuserahkan padamu. Pekerjaanmu dimulai besok di Kediaman Uchiha ini,"
"Terima kasih, Fugaku-Sama."
"Dan satu lagi," Ada jeda di antara kalimat itu. "... Pertaruhkan nyawamu demi dia, seperti yang telah dilakukan oleh orang sebelum kau,"
"Saya mengerti. Tanggung jawab berada di tangan saya. Permisi, Fugaku-Sama." Pemuda berambut blonde itu pun memberikan salam hormatnya lagi sebelum ia menutup pintu ruangan rapat.
_a.n.t_
Kediaman Uchiha, Uchiha Sasuke's Room (05.30 a.m.)
TOK! TOK! TOK! TOK!
Suara ketukan pintu itu terdengar nyaring di sebuah pintu kamar milik seorang Uchiha. Empat ketukan yang telah dilakukannya tak berarti apa pun. Tak ada respon ataupun sahutan dari dalam.
KLEK!
"Saya masuk," serunya setelah menarik kenop pintu yang terasa dingin. Perlahan, ia melangkahkan kakinya ke dalam kamar yang berukuran luas itu. Warna biru tua dengan garis kontur hitam menjadi warna pilihan sang pemilik kamar.
Kaki panjang miliknya terus melangkah mendekati sebuah tempat tidur berukuran besar dengan seorang penghuni yang masih berada di alam mimpinya.
Sebuah senyum simpul terpampang di wajah tan-nya. Dengan perlahan, ditariknya selimut yang menjadi penghangat tubuh sang Uchiha bungsu.
Nihil, tak ada respon yang diberikan oleh sang Uchiha. Pemuda berkulit putih susu itu tak bergerak sedikit pun dari posisi tidurnya. Dia terlalu terlelap dalam buaian sang dewi mimpi, mungkin.
"Sasuke-Sama," panggilnya dengan nada yang begitu lembut dan sopan. Tubuhnya yang tinggi berdiri di pinggir tempat tidur dengan selimut berwarna biru tua di tangannya. Sang Uzumaki sedang menunggu sang Uchiha membuka kedua matanya.
SREKK!
Sebuah tirai yang memanjang menutupi sinar matahari yang masuk dibukanya dengan lebar. Alhasil, cahaya yang berwarna kuning cerah itu pun menyelusup ke dalam kamar Sasuke. Naruto yakin hal yang dilakukannya ini pasti akan berhasil untuk membangunkan sang Pangeran tidur itu.
Satu detik. Dua detik, terus berlalu. Dan pada detik kelima setelah tirai itu terbuka sebuah suara pun terdengar, "Ngh, silau. Tutup tirainya," ujar Sasuke yang membalikkan posisi tubuhnya ke arah yang berlawanan dengan cahaya yang masuk ke kamarnya.
"Maaf, saya tak bisa menuruti perintah Anda. Sasuke-Sama. Mohon Anda segera bangun. Hari ini adalah hari Senin dan itu merupakan upacara penerimaan murid baru di sekolah Anda,"
"Sebentar lagi,"
"Maaf, Sasuke-Sama-"
"Aku bangun," Perkataan sang Uchiha bungsu membuat Naruto langsung menutup mulutnya dan tak bersuara sekalipun.
Asal tahu saja, sang Uchiha Sasuke adalah seorang pemuda yang paling benci jika kegiatan tidurnya diganggu. Apalagi, secara berulang-ulang kali seperti yang barusan terjadi. Tapi mungkin kali ini tidak. Dia masih bisa meredam kemarahannya.
Mata biru Naruto terus mengamati polah tingkah laku pemuda yang menjadi tuannya saat ini. Sang Uzumaki tetap berdiri pada tempatnya, masih dengan selimut yang telah ia ambil dari sang pemilik.
Satu menit. Satu menit lebih dua detik. Satu menit lebih lima detik.
Waktu terus menerus berjalan hingga pada detik ke tujuh pada menit tersebut, tubuh itu pun terduduk di atas ranjangnya.
Perlahan-lahan mata yang terkatup rapat itu terbuka dan menampakkan warna oniks yang memiliki kesamaan dengan warna langit malam.
Pandangan mata oniks Sasuke melihat ke arah seseorang yang baru saja ia sadari berada di kamarnya. Orang asing. Begitulah pikiran yang muncul dalam benak hati Uchiha ini.
Wajah yang dilihatnya saat itu tak terlalu nampak karena pantulan sinar matahari. Menyebalkan. Ingin rasanya Sasuke berteriak sekencang-kencangnya. Entah mengapa perasaannya pada hari ini sedang buruk.
"Anda sudah bangun, Sasuke-Sama?" Pertanyaan langsung terlontar dari bibir manis Naruto. Nada itu terdengar sama, sopan dan juga lembut.
"Hn,"
Dengan sebuah gerakan menuju arah tepi tempat tidur, sang Uchiha pun terduduk sebentar dengan kaki yang terlipat. Mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya kembali dari dunia maya. Menarik napasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan.
"Siapa kau?" tanya Sasuke datar tanpa melihat ke arah Naruto yang tak jauh dari posisinya sekarang. Mata oniksnya melihat ke arah luar jendela yang berada di samping Naruto. Sudut pandang mata oniks itu bisa melihat jelas antara sang pemuda asing yang berada di kamarnya dan juga arah luar jendela.
"Saya Uzumaki Naruto, orang yang menggantikan Iruka-san di sini. Dengan kata lain Anda adalah Tuan saya dan saya hanyalah bawahan Anda,"
SET!
Sebuah salam hormat pun dilakukan oleh Naruto di hadapan Sasuke. Dan itu membuat mata oniks milik Sasuke terbelalak kaget melihatnya.
"Kau,"
"Ya?"
Sasuke berdiri dari tepi ranjangnya. Kemudian, ia berjalan mendekati sosok Naruto yang kini berdiri tegak dengan tatapan datarnya.
Biru dan onyx.
Warna mata yang berbeda bertemu pandang untuk yang pertama kalinya. Tak mengartikan apapun, tapi menyembunyikan sesuatu di balik itu semua. Rasa kagum nampak dari raut wajah sang Uchiha. Dan itu ditanggapi datar oleh Naruto.
Jemari putih susu Sasuke menyentuh lembut pipi tan milik Naruto. Perlahan melewati garis demi garis yang tertoreh di sana. Entah mengapa perasaan aneh menggelayuti hati Uchiha bungsu ini. Naruto tak merespon kegiatan yang dilakukan tuannya. Dia tetap terdiam sambil mengamati mata oniks itu dari dekat, sangat dekat hingga hembusan napas tuannya dapat ia rasakan.
"Apakah Anda sudah tersadar dari alam mimpi Anda, Sasuke-Sama?" Ucapan Naruto membuat kegiatan yang dilakukan Sasuke terhenti. Dengan sebuah langkah mundur menjauhi pemuda pirang, Sasuke melepaskan jemarinya dari pipi karamel Naruto dan kemudian berjalan ke arah kamar mandi yang berada di kamar elit miliknya.
Perasaan seperti ini tak boleh terjadi lagi. Perasaan seperti ini tak boleh ada di hatiku untuk yang kedua kalinya.
...BER-SAM-BUNG...
Mohon maaph jika masih ada kesaLahan daLam fict Tsuki.
…skaLi ripiew tetep ripiew ayo maju kasih ripiew…
Arigatou Gozaimashu
Aoi no Tsuki
