Lien, Log In.

Unmei/運命

Chapter 1: Good Boy

-start-

Tokyo, sebuah kota metropolitan modern yang merupakan salah satu kota yang memproduksi barang-barang elektronik. Tokyo merupakan ibukota dari negara matahari terbit Nippon/Nihon. Orang Indonesia menyebut negara ini Jepang.

Terlihat seorang anak muda berambut kuning jabrik sedang berjalan santai sambil mendengarkan musik menggunakan headset. Pemuda itu berusia sekitar 16 tahunan.

Pemuda itu mengenakan kaos putih dan lapisi jaket berwarna oranye dan celana jeans berwarna hitam serta sepatu kets berwana oranye.

"Haaah... Malam ini dingin sekali.." gumam pemuda itu sambil membawa plastik belanjaan yang isinya adalah ramen instan.

Malam itu sangat dingin dan juga sangat indah. Banyak lampu kerlap-kerlip dipasang di mana-mana. Namun dimana ada cahaya di situ ada bayangan.

Saat pemuda itu berjalan disebuah jalan kecil, ia melihat dua orang preman sedang mencoba untuk err.. memperkosa? Yap!, Mereka mencoba untuk memperkosa seorang gadis yang mengenakan seragam sekolah. Pemuda kuning itu melihat seragam gadis itu.

'Seragam itu... Itukan seragam SMA Tokyo' batin pemuda itu. Pemuda itu melanjutkan jalannya. "Bagaimana nona? Apa kau mau main dengan kami?" Ucap salah satu dari dua preman tersebut.

"..." Gadis itu tidak menjawab.

"Kuanggap itu sebagai 'ya'." Preman itu menarik tangan kanan gadis itu dengan tangan kirinya dan mengangkatnya ke atas dan menempelkannya ke tembok lalu preman itu mendekatkan tangan kanannya ke arah dada gadis itu mencoba untuk meremas dada gadis itu. "HIHIHI..." Preman itu tertawa menyeramkan.

'tidak' batin gadis itu.

Tiba-tiba ada yang menggenggam tangan preman itu dengan keras dan preman itu pun melihat tangan yang menggenggam tangannya.

"SIAPA KAU HAAH!?" Preman itu langsung mencoba melesatkan tinju ke arah kepala pemuda itu menggunakan tangan kirinya dan membuat gadis itu terjatuh karena preman itu melepaskan tangannya.

Pemuda itu hanya memiringkan kepalanya dan menendang kepala preman itu dengan kaki kanannya.

"Hanya orang yang lewat." Jawab pemuda itu dengan kaki kanan yang masih di udara.

Preman itu mental ke arah tembok sisi lain dan mengeluarkan darah dari hidungnya. Kemudian ia menurunkan kakinya.

"Tulang hidung patah, 2 gigi seri lepas, Rahang atas retak... penyembuhan paling cepat 6 minggu." Gumam pemuda kuning itu.

Teman preman itu yang melihat temannya kalah, langsung melesatkan tinju kepada pemuda kuning itu

"KAU!! BERANI-BERANINYA KAU!! APA KAU TIDAK TAU SIAPA KAMI HAH!?" Teriak teman preman itu sambil melesatkan tinjunya ke arah pemuda kuning itu.

Pemuda itu menangkap tinju itu dengan tangan kirinya. Preman itu melebarkan matanya karena tinjunya dihentikan hanya dengan satu tangan

"Tidak." Jawab pemuda pirang itu dengan dingin sedingin es. Dan langsung melesatkan tinjunya ke arah tangan kanan preman itu.

Setelah itu, pemuda kuning itu membuat tangan kanannya membentuk huruf 'u' dan langsung melesatkannya ke arah leher preman itu. Dan preman itu memuntahkan darah segar yang mengarah ke jaket pemuda itu.

Lalu, pemuda itu menendang perut preman itu menggunakan bagian bawah sepatunya.

Preman itu pun mental ke belakang dan terjatuh.

"Tulang hasta patah, pita suara rusak, rahang bawah hancur, pendarahan diafragma, penyembuhan paling cepat 9 minggu, kemungkinan besar kehilangan suara." Gumam pemuda kuning itu.

Kemudian pemuda kuning itu merogoh kantong celananya dan mengambil handphone-nya dan mencari kontak yang bernama 'Rumah Sakit' dan menekannya. Lalu mendekatkan handphone itu ke telinganya dan tak lama kemudian ada yang menjawab.

"Disini Rumah Sakit Tokyo, ada yang bisa kami bantu?" Tanya seseorang dari handphone pemuda itu.

"Ya, tolong datangkan ambulan ke sini." Jawab pemuda itu dengan datar.

"Baiklah, tolong katakan di mana anda berada." Balas orang dari handphone itu. Kemudian pemuda itu mengatakan lokasinya.

"Baiklah sebentar lagi ambulan akan datang ke lokasi anda." Ucap orang itu.

"Berapa lama?" Tanya pemuda kuning itu.

"Sekitar 12 menit dari sekarang." Jawab orang itu.

"Terimakasih." Ucap pemuda itu dan memutuskan sambungan panggilan itu dan memasukkan handphone-nya ke dalam kantong celananya.

Pemuda itu mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang tadi dan terlihat gadis itu tidak sadarkan diri. Pemuda itu mendekat ke gadis itu dan menggendongnya ala-ala bridal style dan lanjut berjalan menuju rumahnya.

-time skip-

Setelah sampai di rumah pemuda itu, ia langsung menuju ke kamarnya untuk merebahkan si gadis itu. Setelah sampai di kamarnya, pemuda itu meletakkan tubuh gadis itu di atas kasurnya dan keluar dari ruangan itu.

Pemuda itu melepas jaket berdarah tadi dan memasukkannya ke dalam mesin cuci dan menuju ke arah dapur untuk memasak ramen instan yang dia beli tadi.

'crrriiiiiitttt' bunyi teko yang menandakan bahwa air sudah matang. Pemuda itu mematikan kompornya dan menuangkan air panas itu ke ramen instan itu.

Dan inilah yang dia tidak suka, karena harus menunggu 3 menit sampai ramennya siap.

Setelah menunggu 3 menit akhirnya ramen itu siap. "Itadakimasu!" Ucapnya. Dan dia langsung memakan ramen itu dengan lahap.

Dia lapar sekali setelah melawan 2 preman tadi. Niatnya, setelah pulang dari minimarket, ia ingin langsung pulang dan langsung makan makanan favoritnya itu.

Tapi, tuhan berkata lain.

Karena tuhan telah mempertemukannya dengan jodohnya.

"Gochisousama~" Mangkok plastik yang tadi penuh, sekarang sudah bersih.

"Haaaah~~ kenyang, kenyang." Dia pun membuang mangkok plastik itu ke kotak sampah. Setelah itu, dia menuju ke kamarnya untuk mengecek gadis yang tadi.

'cklek' bunyi pintu kamar pemuda itu.

Dia melihat gadis itu masih belum sadar.

Ia berniat untuk keluar dari kamarnya. Akan tetapi, saat dia ingin membalikkan badannya, dia mendengar sesuatu.

"Jangan. Kumohon, jangan lakukan ini padaku." Dan pemuda itu langsung menuju ke arah gadis itu. Ternyata gadis itu sedang mengigau.

"JANGAN!!" Teriak gadis itu yang kemudian bangkit dari posisi tidurnya menjadi posisi duduk. "Hah.. hah.." gadis itu berusaha menenangkan nafasnya yang tidak teratur. Ia melihat seorang pemuda berambut kuning yang sedang berdiri di sampingnya. Pemuda itu berbicara.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya pemuda itu

"Ha'i" jawab gadis itu yang masih berusaha menenangkan nafasnya. Gadis itu melihat-lihat sekeliling dan bertanya.

"Ini dimana?" Tanya gadis itu.

"Di rumahku." Jawab singkat, padat, jelas sang pemuda.

"Tadi saat aku ingin pulang, aku melihat dua orang preman yang ingin memperkosamu." Pemuda itu mencoba menjelaskan.

"Dan aku melawan mereka, mereka kalah dan kabur." Pemuda itu berbohong.

Sebenarnya mereka tidak kabur tapi mereka mendapatkan luka serius dan tidak bisa kabur. Mungkin sekarang mereka sedang dalam perawatan.

"Dan saat itu kau pingsan, lalu aku membawamu ke rumahku." Jelas pemuda itu agar gadis yang di depannya tidak salah paham.

"A-arigatou gozaimasu." Gadis itu berterimakasih kepada pemuda yang telah menyelamatkannya.

"Douitashimashite~." Jawab pemuda itu dengan senyuman hangatnya dan membuat pipi gadis itu merona merah tipis.

"Ngomong-ngomong siapa namamu?" Tanya pemuda itu.

"Rias, Rias Gremory." Jawab gadis yang bernama Rias itu.

"K-kalau kau?" Gremory-san bertanya balik.

"Aku? Namaku Namikaze Naruto, panggil saja Naruto." Jawab pemuda yang bernama Naruto itu.

"A-aku juga, panggil saja Rias." Balas Rias.

"Kau murid SMA Tokyo kan?" Tanya Naruto sambil menunjuk ke arah seragam Rias. Rias hanya mengangguk pelan.

"Aku juga murid SMA Tokyo." Lanjut Naruto. Rias sedikit terkejut karena Naruto juga murid SMA Tokyo.

"Kau murid tahun keberapa?" Tanya Naruto.

"Aku murid tahun kedua." Jawab Rias. Naruto heran karena dia juga murid tahun kedua tapi Naruto tidak pernah melihat wajahnya.

"Aku juga murid tahun kedua, tapi aku tidak pernah melihat wajahmu." Naruto mendekatkan wajahnya ke wajah Rias sambil memegang dagunya.

'de-dekat sekali' batin Rias karena wajah mereka berdua hanya dipisahkan beberapa centimeter saja. Bahkan sekarang Rias bisa merasakan nafas Naruto.

"Ka-karena aku saat istirahat selalu di perpustakaan." Jawab Rias dengan gelagapan dan muncul rona merah di wajahnya.

"Kau kelas berapa?" Tanya Naruto sambil menjauhkan wajahnya dari wajah Rias.

"A-aku kelas 2-2." Jawab Rias. "Kau sendiri Naruto-kun?" Rias bertanya balik.

'palingan Naruto-kun kelas 2-4, kelas para preman' batin Rias karena Naruto yang menyelamatkan Rias dari dua preman tadi pasti sangat kuat sampai bisa mengalahkan dua preman sekaligus. Dan kelas 2-4 terkenal dengan anak-anak badung dan kuat. Kuat di sini bukan berarti kuat menghadapi ujian karena kalau ujian, kelas mereka yang nilainya paling kecil.

"Aku? Aku kelas 2-1." Jawab Naruto.

"Kan ben-." Rias yang ingin mengatakan 'kan benar' tiba-tiba terdiam.

"Eh?" Ucap Rias.

"..." Hening seketika.

"EEEEEHH!!??" Teriak Rias tidak percaya.

"Kau tidak bercanda kan, Naruto-kun?" Tanya Rias.

"Tidak." Jawab Naruto datar.

"Itukan kelas para jenius!?" Tanya Rias dengan nada sedikit tinggi.

"Hm." Naruto hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Rias masih tidak percaya. Kenapa?, Karena kelas 2-1 adalah kelas para anak-anak jenius seperti Uchiha Sasuke, Nara Shikamaru, dll. Dan Naruto adalah bagian dari mereka!? Rias masih tidak percaya.

Naruto kemudian melihat jam dinding menunjukkan angka 23:18. Sudah hampir tengah malam dan jika menyuruh Rias pulang jam segini, ia kahwatir akan terjadi apa-apa dengan Rias.

'Tidak ada pilihan lain kah..' batin Naruto sambil menghela nafas panjang.

"Kau boleh menginap di sini untuk malam ini." Kata Naruto.

"Tidak baik juga jika seorang gadis pulang malam-malam." Lanjut Naruto.

"Kau istirahatlah dulu, jangan lupa beritahu orangtuamu kalau kau menginap di rumahku, aku tidak mau orangtuamu cemas karena kau belum pulang, besok pagi sekitar jam 4 aku akan mengantarmu pulang, jadi istirahatlah dulu." Ucap Naruto dengan panjang lebar.

"Aku akan tidur di sofa." Ucap Naruto dan pergi menuju pintu kamar dan keluar dari kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas sofa di ruang tengah.

Rias yang melihat Naruto sudah tidak ada, hanya tersenyum tipis.

'Namikaze Naruto...

Dia orang yang baik' batin Rias dan mengambil posisi tidurnya kembali.

Mereka berdua akhirnya tertidur.

-skip time-

'Kringggg... Kringggg... Kringggg...' bunyi alarm handphone Naruto.

Naruto pun terbangun dan melihat jam dinding yang menunjukkan angka 03:40.

Naruto lalu pergi ke kamarnya dan mengambil seragamnya tanpa membangunkan Rias. Dan dia pergi ke kamar mandi untuk mandi.

-skip time-

Setelah selesai mandi dan memakai seragamnya, dia pergi ke kamarnya untuk membangunkan Rias yang masih tertidur.

'cklek' bunyi kenop pintu kamar Naruto.

Naruto menuju ke ranjangnya dan melihat Rias masih tertidur. Tanpa pikir panjang dia langsung menggoyang-goyangkan tubuh Rias, tapi Rias tetap tidak mau bangun.

"Hoy, Rias!, Bangun! Ini sudah jam 4! Ucap Naruto.

"Ehhhmmm." Rias masih belum mau bangun.

Dan Naruto mengulangi itu lagi sampai beberapa kali dan akhirnya Rias bangun.

"HOOAAMMM." Rias menguap dan mulutnya langsung ditutup oleh Naruto.

"Tutup mulutmu kalau sedang menguap!" Tukas Naruto.

"Maaf-maaf." Balas Rias.

"Sudahlah, ayo berangkat." Ajak Naruto.

"Ehh?, Aku tidak mandi dulu?" Tanya Rias.

"Memangnya kau bawa ganti!?" Tanya Naruto dengan kesal.

"Tidak." Jawab Rias singkat.

"Kalau begitu kau mandi di rumahmu saja." Ujar Naruto.

"Ehh? Ta-"

"Sudahlah, diam saja." Naruto memotong perkataan Rias dengan cepat sambil memasang wajah menyeramkan.

"Y-ya." Rias yang ketakutan hanya bisa meng-iyakan perkataan Naruto.

Mereka berdua berangkat dengan berjalan kaki. Dan di sepanjang perjalanan hanya sunyi karena ini jam 4 pagi.

Mereka berdua pun akhirnya sampai di err... Rumah? Ini sudah tidak bisa dibilang rumah lagi karena sangat besar.

Rias yang melihat Naruto melihat rumahnya dengan pandangan takjub pun menawarkan Naruto untuk masuk. Tapi Naruto menolaknya.

'dasar pria yang tidak peka!' umpat Rias dalam hati.

-to be continued-

A/N

Halo Reader-san! Bagaimana fict baru ini? Baguskah? Apa perlu saya lanjutin kah?

Saya terinspirasi dari film 'Sherlock Holmes' tahun 2009 tentu saja hanya di bagian berantemnya hehe. Saya buat fict baru karena kemarin ada yang ngirim saya email. Katanya 'coba cari tutorial hapus cerita di google.'

Dan itu sangat menyakiti hati saya. Karena saya memang masih newbie dan saya maaf kepada Reader-san yang tidak suka dengan cerita saya jika kalian tidak suka, ya tidak usah dibaca.

Kalian tidak perlu sampai menghina saya seperti itu. Tapi terimakasih kepasa Reader-san yang mengirimkan email itu.

Karena email itulah saya mendapatkan ide-ide lain untuk membuat fict baru. T_T Saya sampai begadang membuat fict baru ini jadi saya harap Reader-san suka ya! :D Tolong beritahu jika ada kesalahan. Jangan lupa reviewnya yak!

See you in the next chapter and bye bye.

Terimakasih.

Lien, Log Out.