Taste The Feeling : Waiting
Jaehyun, Taeyong, Ten, Johnny
Ficlet
. . .
Jaehyun menghela nafas resah dengan mata yang tak pernah berhenti menatap lorong menuju pintu keluar. Lalu kemudian menatap layar televisi dengan tidak selera. Pikirannya tidak begitu fokus, karena seseorang yang kini pikirannya belum juga menampakkan batang hidungnya.
Tidak seharusnya ia merasa begitu khawatir. Toh, orang yang Ia tunggu sedang pergi bersama kekasihnya. Bukan dengan penculik ataupun seorang pelaku kriminal. Hanya saja, ia tidak akan bisa terlelap jika orang yang ia tunggu belum juga sampai di flat mereka. Padahal, waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.
"Jae, kau belum tidur?"
Jaehyun tersentak. Sepertinya ia terlalu banyak melamun, hingga tidak mendengar kedatangan Taeyong yang sedari tadi ditungguinya. "Oh, Hyung. Kau sudah pulang? Ya—Ten bilang, ia tidak bisa tidur. Jadi aku menemaninya." Jaehyun menggoyangkan ponsel yang sedari tadi tergeletak pasrah di samping tubuhnya. Ia bahkan belum menyentuh ponselnya lagi semenjak dua jam yang lalu.
Taeyong mengangguk paham. "Kalau begitu, aku tidur duluan."
Jaehyun bergumam mengiyakan. Lantas segera beranjak dari tempatnya saat Taeyong telah memasuki kamarnya. Diam-diam, ia tersenyum dan menghembuskan nafas lega. Taeyong pulang dengan selamat dengan rona bahagia menghiasi wajah manisnya. Sekarang, ia dapat tidur dengan nyenyak.
. . .
Jae, apa kau masih lama?
Disini gelap. Aku tidak tahu harus bagaimana.
Taeyong memasukkan ponsel ke dalam saku jaketnya. Menjongkokkan dirinya di depan pintu falt mereka. Taeyong seorang penakut. Ia benci gelap dan sendirian. Itulah sebabnya ia lebih memilih tinggal bersama Jaehyun di sebuah flat sederhana.
Mereka sudah bersahabat semenjak kecil. Meskipun Taeyong lebih tua dari Jaehyun, namun mereka mampu bersahabat dengan baik. Terlebih mereka sama-sama anak tunggal yang membutuhkan teman untuk bermain.
Taeyong kembali membuka ponselnya. Berharap ada pesan dari Jaehyun dan segera mengabari keberadaannya. Sejujurnya, Taeyong merasa tidak enak karena mengganggu acara kencan Jaehyun dan Ten. Jika saja kekasihnya tidak sedang berada di luar kota, Ia tidak akan mengganggu waktu Jaehyun bersama Ten. ini sudah pukul 10 malam. Dan ia sudah sangat mengantuk karena jadwal kuliahnya yang padat. Ia tidak tahu bagaimana caranya meminta bantuan kepada tetangga flat-nya. Dan ia tidak mengerti mengapa listrik di flat mereka tiba-tiba mati.
"Hyung, kau baik-baik saja?"
Taeyong mendongak dan mendapati Jaehyun yang tengah bercucuran keringat dengan dengan nafas tersenggal. Taeyong segera menegakkan tubuhnya dan memeluk Jaehyun. Menyalurkan segala ketakutan dan kekalutannya. Juga rasa bersalahnya pada Jaehyun. Semakin merapatkan pelukannya saat tangan Jaehyun menepuk –nepuk lembut punggungnya. "Maaf, membuatmu pulang secepat ini."
"Tidak masalah."
Taeyong tersenyum lega. "Terima kasih."
. . .
