Itazura na Kiss
.
Aku hanya sekali jatuh cinta dan ini untuk pertama kalinya
Namun kenapa cinta pertamaku rasanya sesakit ini?
Andai aku tahu akan begini jadinya—aku berharap…
Sangat berharap
Tidak akan pernah dipertemukan dengannya sejak awal
.
.
.
"Sungmin-ah! Kau sudah siap?"
Sesosok yeoja menyahut nyaring dari dalam kamar, "Siap Appa, sebentar lagi!" katanya sambil bersenandung mengancing koper terakhirnya
"Kalau sudah selesai cepatlah keluar, kita tidak boleh membiarkan keluarga Cho menunggu lama" nasihat ayah gadis itu yang sudah bersiap di depan pintu
"Baik!" Sungmin menyahut seadanya, "Yup! Selesai!" gadis itu mengangkut kedua kopernya keluar kamar dan tersenyum mendapati sosok Ayah yang tegap menunggunya
"Kita akan ke Seoul" kata Ayahnya membalas senyum riang Sungmin
"Iya! Aku sudah tidak sabar!" sahut Sungmin bersemangat
Ayahnya hanya terkekeh kecil sebelum mengisyaratkan Sungmin masuk ke dalam mobil yang mereka sewa khusus pindahan, "Appa akan mengenalkanmu pada kedua teman baik Appa! Mereka sangat baik dan kita akan diterima baik dirumah mereka" jelas sang Appa sambil mulai mengemudikan mobilnya
Sungmin hanya tersenyum lebar. Ia yang lahir dan besar di desa sangat menantikan pindahan keluarga kecil mereka—ah sekaligus pindahan usaha mie ramen milik Ayahnya.
Ya, setelah hampir 13 tahun menjual mie ramen hingga terkenal ke daerah daerah lain, akhirnya Ayah Sungmin memberanikan diri mencoba peruntungan di kota besar—Seoul.
Bermodalkan nekat dan kebetulan mendapatkan bantuan tempat tinggal sementara dari teman lamanya membuat Ayah Sungmin yakin membawa anak gadisnya juga ke Seoul.
Dari sinilah permulaan neraka kecil Sungmin yang tidak pernah ia duga sebelumnya…
.
.
.
"Jungmoo-ah! Sudah lama kita tidak bertemu!" seru seorang pria tegap nan tampan walau sudah berumur sambil merentangkan kedua tangannya, menyambut hangat kedatangan Sungmin dan Ayahnya.
Jungmoo atau kita kenal dengan Ayah Sungmin tersenyum sumringah, ia menyambut pelukan sahabat lamanya itu, "Apa kabar Hangeng! Ah kau masih tampan seperti di kampus dulu" gurau Ayah Sungmin
"Ah kau ini!" Hangeng berdecak sungkan, tatapannya beralih ke Sungmin, "Jadi ini anak dari Luna? Ah manis sekali, siapa namamu nak?" sapa Hangeng tersenyum lembut kearah Sungmin
"Lee Sungmin" sahut Jungmoo yang tahu tabiat pemalu Sungmin, "Itu nama pemberian Luna sebelum dia meninggal" Jungmoo tersenyum miris sebelum beralih kearah belakang Hangeng, "Apa itu Heechul, istrimu? Ah dia masih cantik saja" goda Jungmo menyambut kedatangan Heechul yang berjalan tergopoh – gopoh ke depan
"Jungmoo! Dan ini, aigoooo… manis sekali…" Heechul malah meraih kedua tangan Sungmin yang masih merunduk malu, "Ada anak gadis dirumahku! Akhirnyaaaaa" desah Heechul yang membuat Jungmoo dan Hangeng tertawa renyah
"Dia dari dulu tidak berubah, ingin punya anak perempuan" kata Hangeng geleng geleng kepala
"Kenapa tidak menambah satu saja" seloroh Jungmoo mengedipkan matanya kearah Hangeng
"Untuk apa?" tanya Heechul balik sebelum Hangeng membuka mulut, "Aku sudah dapat Sungminie disini… ayo kita masuk, aku sudah siapkan kamar yang cocok untukmu…" Tanpa meminta ijin Heechul menarik Sungmin mengikutinya masuk ke dalam rumah
Sungmin yang biasa tinggal di rumah tradisional Korea dengan segala tradisinya, terpukau menyaksikan betapa rumah besar ini sangatlah modern dan tampak…
"Indah…" puji Sungmin akhirnya bisa berbicara juga
"Iya" Heechul tersenyum menyetujui, "Tapi pasti lebih indah kamar yang kuhias untukmu, ayo" Ia menarik lengan Sungmin menaiki tangga dan mereka berhenti tepat di pojok kamar
Mereka berdua melewati satu kamar yang tampak asing bagi Sungmin
"Ta da~ selamat datang Lee Sungmin!" Heechul membuka dengan gaya dramatis pintu kamar dan tidak sia sia—wajah lugu Sungmin semakin terkejut menyaksikan isi kamar itu yang didominasi dengan warna pink
"Ini…" langkah Sungmin masuk dengan sendirinya, ia masih saja menganga seperti orang bodoh sementara Heechul menatapnya penuh kasih sayang
"Sudah lama aku ingin membuat kamar perempuan, tapi tidak pernah kesampaian" wajah Heechul tiba tiba berubah murung, "Aku hanya mendapatkan dua anak lelaki yang sama sama tidak peduli dengan Ummanya…" Ia merengut lagi
"Dua anak lelaki?" perhatian Sungmin teralih, "Dari tadi aku tidak melihatnya, Adjumma?" tanya Sungmin ingin tahu
"Ah" wajah Heechul berubah tidak enak, "Itu, mereka…"
"Ada apa mau bertemu dengan kami?" sebuah suara membuat kedua yeoja itu menoleh kearah pintu.
Disana berdiri sesosok lelaki tinggi, tegap, tampan dan memakai kacamata bingkai hitam. Sorot matanya dingin—tidak kalah dengan anak kecil di sebelah lelaki itu yang ikut ikutan menatap Sungmin tidak suka
Sungmin tersenyum sopan, "Kalian pasti anak Heechul-shi dan Hangeng-shi, perkenalkan namaku Lee—"
"Tidak penting" sela namja tinggi itu hendak berbalik badan tapi ia terhenti dan kembali menatap kearah Sungmin, "Satu peraturan dirumah ini, jangan pernah menggangguku, mengerti?" katanya datar
"Aku juga!" sambung anak kecil itu menjulurkan lidahnya kearah Sungmin
"Kyuhyun! Yuuki!" bentak Heechul marah, ia memutar kepalanya—menatap tidak enak pada Sungmin, "seperti yang bisa kau lihat… mereka kedua anakku… Cho Kyuhyun dan Cho Yuuki…"
Sungmin menatap seksama kepada kedua namja itu. Ia masih tersentak mendapat penolakan terang terangan dari kedua orang itu.
Sungmin tidak tahu harus bereaksi apa, yang ia tahu ketika Kyuhyun meninggalkan kamarnya, tatapan tidak sukanya masih terus membuat Sungmin ketakutan.
.
.
.
Sungmin harus meralat ucapannya kemarin. Kyuhyun bukan tidak suka padanya. Kyuhyun membencinya.
Sungmin yang tidak tahu apa yang salah dengan dirinya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan ketika memulai hari pertamanya sekolah di sekolah yang sama dengan Kyuhyun
Di depan kedua orangtua mereka dan Ayah Sungmin, Kyuhyun masih bisa mengontrol ketidaksukaannya pada Sungmin namun begitu mereka keluar dari rumah jangan tanya. Kyuhyun dengan tega meninggalkan Sungmin tanpa sepatah katapun kemudian berjalan cepat menuju stasiun kereta.
"Kyuhyun tunggu!" panggil Sungmin berlari lari kecil, "Paling tidak beritahu aku harus naik kemana?" Sungmin bersuara agak keras tapi Kyuhyun seakan tuli sesaat
Ia membiarkan Sungmin tergopoh gopoh mengejar dirinya dan dengan serampangan naik kereta agar tidak ketinggalan dari Kyuhyun.
Di dalam kereta, Sungmin terengah engah—matanya menatap Kyuhyun pedih. Ribuan pertanyaan memenuhi benak Sungmin. Sungguh dia tidak merasa berbuat salah pada Kyuhyun dan mereka baru bertemu kemarin, namun kenapa Kyuhyun begitu membencinya?
"Apa salahku…" bisik Sungmin mencengkram erat tiang kereta kuat kuat
.
.
.
"Akhirnya sampai…" Sungmin tersenyum lelah akan tetapi ia lebih bersemangat berjalan melewati dereta pohon sakura yang memenuhi taman sekolah. Ya, sekolah ini mendapatkan bibit sakura lalu menanamnya hingga bisa tumbuh besar seperti sekarang.
Sungmin tersenyum lagi, "Indah… benar benar indah…" Ia baru mau menjulurkan tangannya menyentuh kelopak bunga sakura kalau saja bel sekolah tidak tiba tiba berbunyi
.
TENG TENG
.
"Ah ya, aku belum menemukan dimana aku ditempatkan… aigooo" keluh Sungmin menyeret langkahnya menuju ruang administrasi sekolah
.
.
.
"Kelas 2-F" kata petugas administrasi tanpa basa basi
"Terima kasih" Sungmin mengucapkannya agak kaku, ia bingung—kemarin Kyuhyun sekarang petugas sekolah juga berkata ketus padanya, "Apa semua orang di kota memang tidak bisa ramah?" bisik Sungmin sambil berjalan menuju kelasnya
Sungmin berhenti tepat di depan pintu. Sekaranglah semuanya benar benar dimulai. Sungmin mengangguk mantap sambil mengulas senyum terbaiknya
"Kau pasti bisa Sungmin!" katanya menyemangati diri sendiri
.
TOK TOK
.
"Ya, masuk" Setelah mendapatkan ijin, Sungmin melangkah kedalam kelas dengan gugup. Puluhan pasang mata langsung bergerak menatap kearahnya
"Selamat pagi… saya murid pindahan yang baru…" kata Sungmin pelan namun karena seluruh kelas terdiam, mereka semua jadi bisa mendengarnya
Hening seketika
Sungmin berdoa dalam hati agar reaksi mereka tidak berjengit seperti saat Kyuhyun melihatnya
"HUAAA MURID BARU!"
Kedua mata Sungmin terbelalak lebar, ia menganga lebar saat salah seorang siswa menarik tangannya masuk dan bunyi riuh rendah memenuhi ruang kelas
"Selamat datang Sungmin-shi"
"Ayo kita berteman!"
"Kau manis sekali, aigoo!"
Dan sederet kalimat ramah lainnya.
Senyum lebar Sungmin langsung menghiasi bibirnya. Ia mengangguk kepada setiap orang sambil terus mengucapkan namanya.
Ah ternyata dia salah. Tidak semua orang kota sedingin atau seketus Cho Kyuhyun.
.
.
.
"Kau mau kemana Sungmin? Sebentar lagi guru olahraga datang!" tegur Kangin—sang ketua kelas sekaligus teman sebangku Sungmin yang baru.
"Sebentar hanya ketoilet" kata Sungmin mulai menunjukkan gigi kelincinya. Dia banyak tersenyum hari ini karena sungguh tidak disangka teman teman sekelasnya sangat menerima dirinya
"Baik, asal jangan lama" Kangin memperingatkan
Sungmin mengangguk kecil, ia berpaling ke arah tangga menuju toilet perempuan di lantai dasar.
Sungmin bersenandung kecil, ia sedikit berjinjit saat berjalan sehingga tidak sadar jika ada belokan tajam tepat di samping tangga
.
BRUKK
.
"AW!" Sungmin meringis kesakitan. Ia memejamkan matanya—takut karena seharusnya tubuhnya sekarang sudah jatuh dari tangga
Tapi tidak…
Aneh pikir Sungmin, dan apa ini… Sungmin merasa dirinya membentur sesuatu yang hidup…
Sungmin membuka kedua matanya dan detik itu juga ia berteriak kencang
"MWO!" Sungmin sontak mundur dan matanya terbelalak lebar mendapati sosok Kyuhyun yang tampak murka di depannya
"Kau lagi" geram Kyuhyun bersuara kecil tapi cukup membuat Sungmin merunduk ketakutan, "Apa tidak bisa kau memakai matamu saat berjalan!"
"Maaf" Sungmin spontan menunduk dalam dalam, "Aku hanya mau ke toilet jadi… tadi…" Ia benar benar gugup mendapati Kyuhyun menatapnya benci
Kyuhyun terdiam sesaat
"Kau tahu apa yang tadi kau lakukan?" tanya Kyuhyun sengit
"Memangnya aku melakukan apa?" Sungmin bertanya balik sambil mendongakkan kepalanya
Kyuhyun menggertakkan giginya—menahan amarah, "Tidak penting, tapi kuulangi sekali lagi!" Kyuhyun melangkah mendekat, "Jangan sampai seorangpun tahu kita tinggal serumah, ingat itu… dan jangan pernah menyapaku seolah olah kita pernah mengenal, mengerti!" ancam Kyuhyun membuat Sungmin membuang muka kesamping
Apa salahnya? Kenapa namja ini bisa membencinya hanya dalam sehari? Sungmin kan sama sekali tidak mengganggu Kyuhyun
"Mengerti" lirih Sungmin menahan air matanya yang sebentar lagi akan tumpah
"Huh, menyusahkan saja, kenapa sih Appa dan Umma harus menampung mereka" sindiran Kyuhyun yang sedang berjalan balik masih dapat didengar Sungmin dan detik itu juga, kesedihannya, kepahitannya tumpah ruah… tidak terbendung lagi…
Sungmin menitikkan air mata hanya dalam sehari karena sosok dingin yang bernama Cho Kyuhyun
.
.
.
"Selamat! Akhirnya kau bisa membuka kios ramen juga di depan stasiun Jungmo! Pasti pengunjungmu akan banyak sekali" gurau Hangeng sambil menyikut Jungmo yang duduk disampingnya
"Ah ini juga berkat kalian berdua, aku tidak tahu harus berbuat apa kalau kalian juga tidak membantuku mencarikan tempat, aku jadi berhutang banyak pada kalian" Jungmoo menatap sendu kedua sahabatnya yang merupakan sepasang suami istri itu
"Kau seperti orang lain saja!" tukas Heechul pura pura marah, "Kami ini sahabatmu, kalau kau butuh apa minta saja, akan kami bantu sebisa mungkin"
Jungmo terenyuh mendengar penjelasan tulus Heechul, "Terima kasih sekali lagi…"
"Sudahlah! Kenapa jadi serius begini!" potong Hangeng sambil mengangkat gelasnya tinggi tinggi, "Ayo Kyuhyun, Sungmin, Yuuki ah kalian bertiga minum jus saja dulu, belum cukup umur" ejek Hangeng yang ditanggapi diam oleh ketiganya
Ya, bahkan Sungmin hanya bisa tersenyum kecil
"Kalian kenapa diam saja dari tadi, aneh" Jungmo geleng geleng kepala tapi tidak mau ambil pusing, ia mendentingkan gelas sojunya kearah Hangeng dan Heechul, "Bersulang!" serunya
"Bersulang!" sahut Hangeng dan Heechul bersamaan
Ketiga orang dewasa itu larut pada pembicaraan mereka di dalam kedai luas nan sederhana yang baru disewa oleh Jungmo. Ya, ini adalah perayaan pembukaan toko ramen milik keluarga Lee.
Perayaan ini bersifat tertutup dan kecil kecilan, hanya keluarga Cho yang datang.
Dan ketika ketiga orang dewasa itu sedang asyik bernostalgia, Sungmin hanya memandang nanar ke dalam gelas jusnya
Perkataan Kyuhyun kemarin masih terus melekat di benak Sungmin…
kenapa sih Appa dan Umma harus menampung mereka
Dada Sungmin serasa tertohok benda tajam. Ia sangat tahu diri—sangat…
"Sekarang aku tahu kenapa Kyuhyun membenciku…" gumam Sungmin sambil memainkan gelas di tangannya, "Kami pasti seperti benalu dikeluarganya…" setiap mengingat itu, Sungmin ingin menangis saja. Ia bukannya tidak tahu diri maka dari itu, sehabis perayaan ini, Sungmin akan memberanikan diri berbicara berdua saja dengan Appanya.
.
.
.
"Appa…"
"Hmm?"
Jungmo yang tengah membersihkan gelas gelas sehabis perayaan, menoleh kebelakang, "Kau tidak ikut pulang dengan mereka Sungmin?" tanya Ayahnya sambil tersenyum lebar
Sungmin menggeleng kaku, tidak mungkin dia menumpang mobil keluarga Cho kalau Kyuhyun saja menatapnya setajam itu
"Appa… kita kan sudah punya kedai ini… dan aku lihat diatas masih ada tempat kosong…" pelan pelan Sungmin mengemukakan pendapatnya, "Jadi… kenapa kita tidak mandiri saja… kita tinggal berdua diatas kedai ini!" akhirnya Sungmin bisa mengatakan semua ini
Jungmoo berhenti berbenah
"Sungmin… aku kenal Hangeng dan Heechul… mereka akan tersinggung kalau kita malah pergi dari rumah mereka…" kata Jungmoo bijak, "Mereka sudah susah payah membantu kita, aku tahu kau mungkin tidak kerasan karena bukan rumah sendiri, tapi usahakanlah… untuk Paman dan Bibi yang sudah begitu baik kepada kita…" jelas Ayahnya panjang lebar
Sungmin mencengkram ujung bajunya, bukan dia tidak tahu terima kasih tapi…
"Baik, aku akan berusaha Appa" Sungmin menelan mentah mentah perkataannya. Iya, dia akan bertahan… toh ini hanya Kyuhyun, asal mereka tidak saling bersinggungan, Sungmin akan berusaha tidak mencari cari masalah
"Nah itu baru anak Appa!" Jungmo mengelus sayang pucuk kepala Sungmin sebelum berlalu ke arah dapur
Sungmin berdiri kaku. Ia memejamkan matanya kuat kuat—sangat kuat sehingga air matanya kembali turun membasahi wajahnya
"Umma… aku rindu Umma…" Sungmin diam diam menangis. Andai saja ada sosok Ibu dimana dia bisa mengatakan segalanya, tapi tidak—dia hanya punya satu Ayah dan itu cukup
Sungmin hanya terkadang tidak tahu berbuat apa ketika ada masalah yang dihadapinya
.
.
.
KREKK
.
"Darimana saja kamu Sungminnie… aigoo anak gadis tidak boleh pulang malam malam"
Sungmin terhenyak, ia yang baru masuk ke rumah Kyuhyun berbalik dan mendapatkan Heechul—memakai piyama sedang menunggunya di ruang tamu
"Adjumma… maaf" ucap Sungmin merasa bersalah, "Tadi aku membantu Appa dulu" jelasnya
"Oh.." Heechul berjalan mendekat, "Lain kali beritahu, Adjumma cemas menunggumu tidak pulang pulang" tegurnya lembut tapi dari dekat, Sungmin bisa melihat raut cemas dari wajah Heechul
"Hiks" Sungmin tidak kuat lagi, kedua matanya mendadak memanas dan semua keresahan hatinya seakan terbuka di depan Heechul
"Hei kau kenapa?" Heechul sekarang benar benar panik, "Aigoo sudah jangan menangis, Adjumma tidak marah padamu" Heechul segera memeluk tubuh Sungmin sambil menepuk nepuk punggungnya
"Ssst… sungguh Adjumma tidak marah padamu" ulang Heechul keibuan
"Umma" sela Sungmin membalas pelukan Heechul, "Aku tiba tiba rindu Umma, Adjumma…" tangis Sungmin semakin deras, dia jadi mengingat semua perlakuan buruk Kyuhyun kepadanya, "Aku rindu Umma…" Sungmin menangis keras lagi
"Oh…" Heechul semakin erat memeluk Sungmin, "Ya sudah… anggap saja aku Ibumu, beres kan?" katanya ringan—masih terus membelai lembut kepala Sungmin dari belakang
Sungmin mengangguk dari balik bahu Heechul. Ia sudah mulai bisa tersenyum kembali saat ekor matanya menangkap sosok namja di ujung tangga atas.
Tatapan penuh kebencian Kyuhyun sontak membuat Sungmin melepaskan pelukan Heechul
"Kau kenapa Sungmin?" pertanyaan bingung Heechul tidak dijawab Sungmin. Ia bergegas naik ke atas—ke arah kamarnya dan otomatis membuatnya melewati sosok Kyuhyun yang berdiri kaku
"Tidak cukupkah—"
Langkah Sungmin terhenti mendengar suara dingin Kyuhyun
"Tidak cukupkah kau mengganggu hidupku jadi kau juga mau mengambil ummaku? Dasar benar benar…" Kyuhyun memalingkan wajahnya—menatap lurus wajah sembab Sungmin sehabis menangis, "Tidak berguna"
Hati Sungmin mencelos. Tenaganya hilang seketika dan berakhir mematung di depan kamarnya. Kyuhyun berbalik pelan ke kamarnya meninggalkan Sungmin yang memancarkan kehampaan dari kedua mata cokelatnya
.
.
.
"Oh ya kenapa Umma tidak pernah melihat kalian berdua pulang bersama" celetukan Heechul pagi itu spontan membuat Sungmin berhenti mengoleskan selai strawberrynya
"Aku sibuk menyalin catatan teman Adjumma, kan aku ketinggalan banyak pelajaran" Sungmin beralasan. Padahal kejadian sebenarnya karena Kyuhyun berpura pura dan tidak akan pernah mau bersama Sungmin meski itu jam pulang sekolah
"Hmm begitu" Heechul mengerucutkan bibirnya, sedikit kecewa sementara Kyuhyun dengan santai kembali memakan sarapannya
Sejak dari semalam, Sungmin berjanji dia tidak akan pernah mencari ribut atau paling tidak sengaja mencari perhatian untuk dibenci Kyuhyun.
Dia hanya perlu menjaga jarak pada semua orang sampai Appanya bisa memutuskan pindah dari sini
Ya, Sungmin hanya perlu menahan mati matian perasaannya.
"Ya begitu saja" gumam Sungmin menghela napas untuk kesekian kalinya, karena jujur saja setiap kali menatap sosok Kyuhyun, Sungmin merasa semakin tertekan.
"Aku berangkat" Kyuhyun yang selesai memakan rotinya, bangkit dari kursi lalu berlalu keluar rumah
"Ah kau tidak bersamanya Sungmin, ayo cepat!" suruh Heechul menyikut lengan Sungmin
"Tidak Adjumma, aku makannya lama" Sungmin mengangkat rotinya yang sengaja ia makan pelan pelan
"Yah…" Heechul tampak kecewa lagi, entah untuk apa tapi Sungmin yang merunduk berusaha menelan sarapannya meski ia bisa merasakan tatapan menusuk Kyuhyun dari belakangnya
.
.
.
"Hei Sungmin!" colek seseorang pas Sungmin sampai dikelasnya
"Eh!" Sungmin berjengit terkejut tapi ia tersenyum maklum begitu melihat Kangin disebelahnya, "Kukira siapa!" katanya mendesah lega
Kangin tersenyum aneh, "Kenapa wajahmu seperti ketakutan sih Sungmin, apa kau sedang kesusahan?" tebak Kangin tanpa sengaja tepat mengenai Sungmin
"Tidak" Sungmin menggeleng cepat, "aku hanya…" Ia merunduk lagi, bingung mau bercerita atau tidak pada Kangin, tapi dia memang butuh seseorang dan mungkin… Kangin adalah orang yang tepat
"Kangin!"
"Ya?" jawab Kangin cepat
"Kau mau ke kantin bersamaku?"
"Eh?"
.
.
.
Raut wajah Kangin berubah ubah saat Sungmin menceritakan segalanya kepada teman sebangkunya itu.
Sungmin berhenti sebentar setelah hampir 10 menit bercerita segalanya tentang bagaimana Kyuhyun memperlakukannya, bagaimana pria itu membencinya dan bagaimana Sungmin tidak tahu harus berbuat apalagi karena apapun yang Sungmin lakukan hanya membuat rasa benci Kyuhyun bertambah
"Dia memang seorang tiran bukan begitu?" Kangin memberikan pendapatnya
"Eh?" mulut Sungmin membulat penuh, "Maksudmu?"
"Yah…" Kangin menyamankan duduknya di kantin sekolah sambil terus berbicara, "Kau tahu sebelum kau datang, Kyuhyun adalah pria idaman seluruh wanita disini. Dia namja terpintar satu angkatan, tampan dan kaya" Kangin menambahkannya dengan jengkel
"Tapi ada satu hal kenapa tidak ada gerombolan yeoja yang ada di kanan kiri Kyuhyun setiap harinya—mereka ingin! Tapi tidak bisa, tahu kenapa?"
Sungmin menggeleng keras
Kangin mencondongkan tubuhnya kedepan—menatap Sungmin lekat lekat, "Karena Kyuhyun bisa mengeluarkan perkataan pedasnya kepada setiap yeoja sampai mereka bungkam karena malu… kau bukan orang pertama yang diperlakukannya kasar…" tambah Kangin penuh pengertian
"Tapi aku bukan termasuk dalam golongan yang menyukainya" lirih Sungmin semakin lelah
"Apa kau yakin?" Kangin mendelik ke arah Sungmin, "Kalian tinggal serumah loh~" godanya
Sungmin melemparkan tatapan tertekan pada Kangin, "Kalau kau tahu apa yang ia katakan tentang aku dan Ayahku, apa kau masih bisa menyukainya?" katanya restoris
Kangin jadi tidak enak sendiri, "Aku akui untuk yang satu itu, Kyuhyun agak keterlaluan"
Kepala Sungmin merunduk ke bawah, matanya memang menatap ke arah sepatu hitamnya namun pikiran Sungmin entah kemana.
"Aku harus bagaimana Kangin?" tanya Sungmin masih memandangi sepatunya
"Jauhi saja dia" jawab Kangin
"Aku sedang mengusahakannya" ujar Sungmin pelan
.
Namun sepertinya usaha Sungmin sia sia saja begitu ia dan Kangin kembali dari kantin, karena tanpa di minta, kejadian menghebohkan kembali menyeret Sungmin larut dalam kebencian seorang Cho Kyuhyun.
.
TBC
.
