Innocence

CHAPTER ONE~

Hari ini gadis berambut coklat panjang itu sudah mulai masuk SMA.. SMA Rakuzan tepatnya.. 'Aku bingung kenapa harus sekolah disini sih?' batinnya dalam hati sambil berjalan menuju ke gerbang sekolah. Dilihatnya sepanjang jalan setelah masuk gerbang sekolah seperti ada pasar yang tiba-tiba ada di SMA [pasar kok ada di SMA?]

.

.

.

'Bergabunglah dengan kelompok renang! Air sangat menyegarkan!'

'Sepak bola! Sepak bola!'

'Bermain shogi meningkatkan kecerdasan!'

'Klub manga! Manga itu gambar yang cukup bagus, kan? Gabung yuk..'

'...'

'Apaan ini.. terlalu ramai.. penuh.. pengap.. berisik.. penuh senyuman.. menyebalkan..' gadis yang terus mengeluh dengan tampang wajah datarnya.

"Oi.. Ohayou! Ai-chan!"

"Hmm.. Ohayou! Berhentilah memanggilku Ai-chan, Baka!"

"Alele~ kau tak berubah ya? Tampang datar dan bermuka dingin.. cep..cep.. bukan seperti seorang putri istana" teman gadis ini selalu mengoceh..

"Aku bukan putri istana! Dan berhentilah untuk mengoceh!" kali ini gadis berambut coklat ini mengatakan lebih tegas dengan tatapan yang mengintimidasi siapa saja yang berani membantahnya.

'Tatapan itu seperti berkata Kalau kau tak diam ku bunuh kau sekarang juga' batin temannya ini.

"Ya, aku akan diam.. tapi sebelum itu kau akan ikut ekstrakulikuler apa?"

"Hmm.." gadis berambut coklat ini malah bergumam tidak jelas

" Hah? Kenapa kau malah bergumam seperti itu?"

"Aku ikut basket dan musik." Jawabnya dengan nada datar sambil menghela napas.

"Masaka? Sugoii..! kalau begitu ayo kita daftar bersama-sama!" katanya sambil menarik tangan temannya menuju meja pendaftaran ekstrakulikuler basket.

.

.

.

.

"Ini formulir pendaftarannya.. selamat bergabung di ekstrakulikuler basket" senpai yang mengurusi pendaftaran basket terlihat menyapa gadis berambut coklat dan temannya dengan penuh senyuman.

"Haik!"

"Hmm.." gadis berambut coklat hanya bergumam.. -_- [benar-benar manusia tanpa ekspresi]

Setelah mendaftar dari klub basket, mereka kemudian mendaftar di klub musik. Upacara pembukaan pun tak lama kemudian di mulai. Selanjtnya diikuti dengan pembagian kelas.

"Rin-chan! Long time no see~" tiba-tiba dari arah depan seseorang melambai ke arah mereka berdua ketika mereka berdua meninggalkan aula dan ingin menuju ke kelas.

"Hai! Wah.. Luar biasa! Sekarang kau menggunakan bahasa inggris ya.." Rin-chan mulai mengoceh kembali dengan mendekat ke sorang gadis di depannya.

"Hahaha.. ya.. mungkin ini pengaruh dari Inggris yang masuk ke jiwa ku.. Oh ya, siapa dia? Temanmu?" tanya gadis yang menyapa tadi.

"Ya.. dia temanku. Perkenalkan dia Ai-chan" Rin menjawab dengan antusias.

'Ai-chan?' temannya pun terheran

Tak lama kemudian gadis berambut coklat ini ikut mendekat.

"Watashi wa Shimizu Aiko-desu! Yoroshiku onegai shimasu!" gadis berambut coklat ini memperkenalkan diri dengan sedikit membungkukkan badan.

"Ahh.. Watashi wa Haruko-desu! Senang bertemu dengan mu juga!" gadis yang menyapa tadi ikut juga memperkenalkan diri.

"Haru-chan sekolah disini juga ya?" tanya Rin

"Ya.. aku berada di kelas 1-B. Rin-chan di kelas berapa?"

"1-B. Kita satu kelas ya.. pasti menyenangkan!" Rin benar-benar merasa senang.

.

.

.

Haruko adalah teman SD Rin yang kemudian melanjutkan SMP di Inggris karena kedua orang tuanya pindah kerja ke sana. Kemudian ia memutuskan untuk tinggal di Jepang karena ia rindu akan kampung halamannya ~eakk

Haruko tinggal di Jepang bersama Ibunya, dan ayahnya tetap berada di Inggris untuk bekerja.

"Haru-chan tinggal bersama siapa di Jepang? Bukankah ayah Haruko masih di Inggris.. Haru-chan pernah bercerita kalau ayah Haru-chan berada di Inggris selama 10 tahu. Kok Haru-chan sekarang tinggal di Jepang?" Rin-chan benar-benar mengoceh!

"Ahh.. aku rindu Jepang! Aku tinggal dengan Ibu ku, Rin-chan masih pandai mengoceh ya.." Haruko-chan mengatakan dengan penuh senyuman

'Kok gua di kacangin?' batin Aiko ketika mereka mengoceh tak berhenti-henti.

"..."

"..."

'Tch.. mereka se-spesies! Penuh dengan senyuman, canda tawa, dan... tak bisa berhenti ngomong!' kali ini Aiko benar-benar kesal. Dia memang tak pernah sperti itu.. tertawa? Tak pernah! Senyum? Jarang banget! Hanya satu kali ia mengekspresikan apa yang ia rasakan.. Ia pernah menangis! Menangis di depan orang yang sangat penting baginya.. Ia benar-benar marah, sedih, dan kecewa ketika ia menumpahkan air mata di depan orang yang berarti baginya.. Tapi itu semua hanya masa lalu.

"Ano.. Rin-san, Haruko-san!" kata Aiko dengan wajah datar sambil mengangkat tangan sebelah kanan untuk menarik perhatian mereka berdua.

"Ada apa Ai-chan?"

"Aku mau ke kelas!" ucap Aiko kemudian meninggalkan mereka berdua dengan sikap acuh-tak acuh.

"Dia benar-benar Ai-chan yg sama seperti waktu di SMP" kata Rin dengan lirih ketika Aiko pergi.

"Hah? Kau bilang apa?"

"Ah.. Bukan apa-apa!" Rin mencoba ngeles dengan menampakkan senyum pada Haruko.

.

.

.

Aiko lalu berjalan menuju ke kelasnya, kelas 1-A. Ketika ia melewati kelas 1-B ia berpapasan dengan seseorang. 'Bukankah dia.. Seijuro-san?' batinnya ketika ia melihat Akashi Seijuro, kapten Kiseki no Sedai keluar dari kelas. Tak lama setelah itu, Akashi Seijuro pun melihatnya sekilas. Kemudian ia pergi begitu saja.

'Seijuro-san ya.. Ternyata ia bersekolah disini juga' ucapnya dengan tersenyum sinis. 'Kalau aku seorang penjahat, akan ku bunuh dia..' batin Aiko sambil menyeringai dan mengepalkan tangan kanannya.

Sesampainya di kelas, pelajaran di mulai seperti biasa. Dia benar-benar bisa mengikuti pelajaran dengan cepat. Tentu saja tak ada masalh baginya, sewaktu di SMP Teiko ia memang menjadi juara kelas. Selain itu ia menjadi rank 2 se-sekolahnya. Rank 1 diraih oleh Akashi Seijuro, eits tapi itu bukanlah alasan Aiko yg ingin membunuh Akashi, ada suatu peristiwa yg sangat ia tak bisa lupakan saat waktu SMP. Dan itu menurut Aiko semua itu gara-gara Akashi!

"Kring! Kring!" bel istirahat kedua pun berbunyi.

"Ai-chan! Ayo kita makan bersama!" Rin tiba-tiba masuk ke kelas Aiko kemudian menuju ke bangkunya.

"Ya!" jawab Aiko singkat

"Bagaimana kalau aku ikut?" tiba-tiba Haruko masuk ke kelas Aiko dan ingin ikut bergabung.

"Tentu saja.. iya Ai-chan?" tanya Rin dengan senyumnya.

Aiko hanya memalingkan muka karna ia memang tak peduli.

Hari pertama masuk sekolah mereka sebenarnya ingin makan di kantin tapi karna kantin penuh mereka punpergi ke taman sekolah untuk makan siang disana.

"Ai-chan, besok kita ada latihan basket. Apa Ai-chan tidak apa-apa kalau langsung ikut?" tanya Rin

"Memangnya Aiko-chan kenapa, Rin-chan?"

"Aku tidak apa-apa!" jawab Aiko dengan sewot.

Mungkin karna Haruko masih teman baru untuknya jadi ia masih belum terbiasa...

.

.

.

Hari pertama sekolah cukup sukses, walaupun ia sedikit kecapekan. Sore itu hujan deras, Aiko tak bisa pulang dulu. Haruko dan Rin sudah pulang. Ia sekarang sendirian. Mungkin bagi orang lain sendirian itu sepi, tapi tidak bagi Aiko. Ketika ia sendirian seperti itu 'Akhirnya aku bisa tenang dari mereka.. mereka benar-benar mengoceh saat makan siang.. aku tak bisa tenang..' batinnya ketika ia berjalan menuruni tangga untuk menunggu mobil jemputannya. Tak lama setelah itu handpone-nya berbunyi. Ia membuka flap handphonenya dengan malas.. "Moshi.. moshi.. Onee-chan?"

"Ahh.. Aiko-chan.. Summimasen.. Mobilnya aku pake buat ke lokasi pemotretan.. Kau harus pulang sendiri naik bus! Tak apa-apa kan?" Yumi-neechan kakak dari Aiko ngasih kabarnya telat banget. Dia udah nunggu sampe ujan berhenti sampe 30 menit, sekarang ternyata malah gak dijemput lagi. Ia suruh naik bus?

"Hmm.. Ya.." Aiko menjawab pertanyaan kakaknya dengan malas kemudian langsung menutup flap ponselnya. Sebenarnya ia kesal, tapi ia sangat malas berdebat dengan kakaknya. Ia tak membuang tenaganya dengan percuma.

Setelah sampai di gerbang sekolah ternyata salah perkiraan lagi, dia pikir hujannya udah agak terang. Ternyata malah hujannya makin deras. Ia benar-benar terjebak lebih lama lagi. Sepi.. Sunyi.. Mungkin ia murid yg satu-satunya belum pulang. Ia mencoba melihat-lihat disekitarnya, tiba-tiba ia mendengar seseorang melangkah dari arah belakangnya. Mungkin juga penjaga sekolah..

"Hai.." Seorang laki-laki tiba-tiba berada disampingnya.

Aiko benar-benar kaget. Ia mencoba menyembunyikan raut muka kagetnya, padahal ia hampir saja berteriak. "Jangan muncul secara tiba-tiba.. siapa kamu?" Aiko mencoba menenangkan diri dan menghela napas.

"Aku Chihiro Mayuzumi.. Kau Aiko-chan kan?" seorang pemuda yg lebih tinggi dari Aiko berbicara dengan jelas dan punya logat bicara seperti seseorang yg Aiko kenal.

"Ya, memangnya kita satu kelas?"

"Tentu saja, aku duduk dibelakang bangku mu"

Ketika itu juga ia mengamati pemuda di depannya itu, tinggi, berambut abu-abu. Tingginya mungkin 180-an cm.

"Kenapa belum pulang?" tanya pemuda itu

"Hujan. Tak bawa payung." Jawab Aiko singkat

"Ini kau bisa pakai payungku.." pemuda itu menawarkan payungnya ke Aiko tanpa menatap Aiko.

"Lalu bagaimana kau pulangnya?" Aiko juga tak ingin merepotkan orang lain. Mungkin ini sebuah cara menolak yg halus.

"Ōku no tasuku.. aku sedang mengerjakan tugas di perpustakaan.." jawabnya dengan memandang ke arah hujan dengan tatapan kosong..

'Heh? Tugas? Hari ini banyak tugas? Hari ini hari pertama sekolah.. dan tak ada tugas! Kau pembohong yg buruk' batin Aiko

Sebenarnya Aiko tak ingin memakai payungnya, tapi karena ia tahu pasti pemuda itu akan tetap menyuruhnya memakai payungnya lagi dan karna Aiko juga malas untuk berdebat. Ia pun menerima payung Chihiro dan pergi pulang..

"Arigatou. Aku akan mengembalikan payung mu besok di sekolah.."

"Ya"

.

.

.

Keesokan harinya..

"Ini payung mu.. Termia kasih untuk yg kemaren" kata Aiko sambil meletakkan payungnya di meja Chihiro-san.

"Ya" ucap Chihiro sambil tetap fokus membaca novel ringan yg ada ditangannya.

Aiko juga sedikit heran. Dia merasakan ada yg aneh dengan Chihiro Mayuzumi itu. 'Hawa keberadaan yg rendah, tatapan mata yg kosong, ku pikir.. Ia seperti Kuroko-kun..' ucapnya dengan lirih saat ia duduk di bangkunya...

Hari ini latihan basket, ia sudah lama tak bermain basket sejak kejadian yg mengerikan itu terjadi. Sejak kejadian itu ia langsung keluar dari klub basket. Saat ia menuju ke gym, "Ai-chan! Ayo pergi bersama!" Rin menarik tangan Aiko seenaknya saja. "Ano.. Rin-san tak bersama Haruko-san?" tanya Aiko untuk mencari topik pembicaraan. Rasa-rasanya dia juga tak enak kalau ia diam saja, karna bagaimanapun ia juga menganggap Haruko dan Rin sebagai temannya. "Hmm.. Haru-chan sekarang ikut ekstrakulikuler renang" jawab Rin.

"Oh.."

"Ai-chan.. apa Ai-chan sudah tak apa-apa lagi kalau main basket sekarang?" Rin benar-benar mengkhawatirkan temannya ini. Karna Rin juga tau kalau peristiwa mengerikan dulu yg menimpa Aiko.

"Ya.. aku harus siap. Itu semua hanya masa lalu." Jawab Aiko-chan dengan lirih.

"Hmm.. Akashi-kun satu kelas denganku" ucap Rin

"Ya aku tau. Jangan berbicara lagi tentangnya.. Rasanya aku benar-benar ingin membunuhnya kalau aku mendengar namanya" kali ini Aiko menunjukkan tatapan dinginnya itu.

.

.

.

Sesampainya di gym, "Kita langsung membagi kalian menjadi 2 kelompok! Blank and White! Kalian langsung latihan tanding basket!" Kapten tim basket utama menjelaskan kepada para pemula (adik kelas 1). "Ya!" ucap adik kelas dengan penuh semangat..

Saat pertandingan berlangsung, entah kenapa Aiko merasa gemetar, ia benar-benar seperti saat kejadian masa lalu itu berlangsung.. Ia membenci basket! Saat babak pertama baru dimulai, ia gagal mendrible, shoot bahkan pass-nya pun selalu di steal oleh lawan, Tim White. "Ai-chan! Fokuslah!" kata Rin yg berbisik dengannya. Untugnya Rin satu tim dengan Aiko, jadi Rin bisa memberi Aiko nasehat saat itu.

"Oi! Kau bisa basket tidak?! Kemampuanmu payah! Tim kita tertinggal 10 point! Kita bisa kalah, Baka!" seseorang yg satu tim dengan Aiko meneriaki Aiko dengan keras dan nada yg merendahkan.

"Alele~ jangan berkata seperti itu.." Rin mencoba menenangkan teman yg meneriaki Aiko.

"Aiko nanti bisa..." Rin mencoba untuk menambahkan kalimatnya tapi tiba-tiba..

Aiko mengepalkan tangannya, kemudian memandang anak yang mengolok-oloknya tadi dengan tatapan yg mengintimidasi siapa saja yg melihatnya. "Kau pikir aku lemah?" "Aku akan menunjukkan padamu siapa yg lemah sebenarnya! Aku tak akan kalah!" balas Aiko dengan nada kejam. Gadis yg tadi meneriakinya menjadi berhenti berkata, 'Apa-apaan ini, aku menjadi takut.. Auranya berubah.. Siapa dia sebenarnya?' gadis itu membatin dalam hati.

Pertandingan langsung seru! Entah kenapa Aiko langsung bisa menunjukkan kemampuan basket yg luar biasa itu! Entah kenapa Aiko dapat melupakan Kejadian Masa Lalu yg Mengerikan itu untuk sesaat. 'Mungkinkah Ia tak ingin dikatakan sebagai orang yang lemah?' 'Dia kembali menjadi kapten Basket SMP ku seperti dulu!' batin Rin yg sedikit bangga melihat Aiko sudah bisa hebat lagi bermain basket.

.

.

.

Saat pertandingannya usai,

"Masaka? Sugoii! Skornya 48-100?"

"100 angka dicetak oleh Black team? Selisih 52 angka!"

"Sugoii.."

Semua senpai yg melihat pertandingan latihan itu, benar-benar tak bisa menyangkanya, hasilnya sungguh mengerikan untuk White team..

"Sekarang liat siapa yg lemah? Winners are affirmed completely and losers are denied completely. I've never lost at anything before and I never will." Kata-kata itu tiba-tiba keluar dari mulut Aiko saat ia berbicara didepan gadis yang mengolok-oloknya tadi.

"He.. he.. Bat..!" gadis itu hanya mengucapkan kata-kata itu dengan lirih.

'Aku akan kembali seperti dulu! Aku akan menjadi pemain basket yg hebat lagi! Aku berjanji.. Kuroko-kun.. aku akan bermain basket lagi..' batin Aiko sambil melewati gadis didepannya itu dengan sikap acuh tak acuh untuk mengambil air mineral di bangku cadangan.

"Ai-chan! Kau benar-benar hebat!" Rin tiba-tiba menepuk pundaknya denga keras.

"Uhuk.. uhuk.. Hentikan Rin-san! Kau membuatku tersedak.." ucap Aiko.

"Gomen.. gomen.. Ah, tadi itu formless shoot dan alley-loop mu benar-benar keren!" kata Rin dengan matanya yg berbinar-binar.

"Berhentilah untuk memuji ku.." Aiko hanya tak ingin Rin mengoceh lagi. Ketika satu kali ia mengoceh ia akan susah untuk dihentikan.

"Hmm.. ya ya.. Aku akan segera menjadi kuat, agar aku bisa seperti mu " ucap Rin dengan tersenyum.

Aiko kemudian menaruh tangannya di kepala Rin dan berkata, "Tentu saja kau akan menjadi kuat! Tapi aku tak mau kalah denganmu!" Rin mengatakannya dengan sedikit tersenyum. Mungkin bagi orang lain itu bukan senyuman melainkan Aiko itu menyeringai, tapi bagi Rin itu menandakan bahwa Rin sedang tersenyum.

Latihan basket hari itu selesai! Rin pulang terlebih dahulu lagi meninggalkan Aiko, karna Rin harus segera ke rumah saikit. Adik perempuannya sedang sakit typus, jadi ia harus pergi untuk menjaganya untuk memastikan keadaan adiknya itu sudah mulai membaik, karna kedua orang tuanya belum pulang bekerja. Saat Aiko akan meninggalkan gym, "Aiko, tunggu!" senpai memanggilnya dari arah belakang. "Ada apa?" tanya Aiko.

"Aku ingin kau ikut rapat pertemuan basket besok sore.. aku ingin mengangkatmu menjadi tim inti sekolah ini, aku mengangumi teknik basketmu, kemampuanmu juga sungguh luar biasa.." ucap Senpai yg menjadi kapten tim basket sekolah sambil tersenyum senang.

"Ahh.. Tapi, bukankah terlalu cepat, kalau aku dimasukkan ke dalam tim inti?" Aiko ragu-ragu untuk menjawa "YA" karena ia kan masih pemula di sekolah SMAnya ini.

"Kau menolak?" tanya senpai yg ada didepannya ini dengan wajah kecewa.

"Hmm.." Aiko hanya bergumam tak jelas.

"Kau tidak menjawab tidak. Jadi, pastikan besok ikut ke pertemuan ya.. sampai jumpa!" kata Senpai yg langsung pergi meninggalkannya.

'Yah.. Baiklah sampai jumpa besok' Aiko hanya memandang senpainya saat ia pergi. Tentu saja Aiko senang, ia tak menyangka bisa langsung diterima di tim inti. Dilihatnya jam tangannya menunjukkan angka 5:15 sore. 'Mungkin aku harus segera pulang.. Oh ya, mobilnya sedang dipakai Onee-chan.. aku harus naik bus lagi ya?' ucapnya lirih dengan mengeluh. Sewaktu ia keluar dari gym, matanya menangkap sepasang heterochrome sedang memandangnya..

"Halo.. Shimizu.. Lama tak melihatmu.." ucap seseorang yang bermata heterochrome itu dengan sedikit menyeringai seperti mengejeknya.

"Sejuro-san?" ucap Aiko dengan lirih dan kaget.

.

.

.

See you next time.. See you in CHAPTER 2 :D