Title : Costa Concordia
Main Cast :
Lee Hyukjae
Lee Donghae
Cho Kyuhyun
Lee Sungmin
Lee Hongki
Choi Jonghun
Genre : Angst, Romance.
Rating : T-Semi M
Warning : ff ini sebenarnya fanfic lama yang tersimpan di dalam folder, fanfic yang kubuat untuk temanku. Ooc. Boys-boys. Tanpa diedit
Costa Concordia
Chapter 1
Pelabuhan Civitavecchia , pelabuhan dekat dengan pusat kebudayaan Italia, Roma. Pelabuhan yang menjadi tempat dimana kemegahan dan kemiskinan terlihat jelas diantara pakaian kebangsawanan yang selalu penduduk Italia pakai. Kini, jam tujuh tepat di Civitavecchia, Costa Concordia berlenggang dengan angkuhnya membelah gelombang laut.
Costa Concordia
Sebuah kapal pesiar mewah yang dimiliki dan dioperasikan oleh Costa Cruises, sebuah perusahaan kapal pesiar yang berbasis di Genoa Italia. Merupakan kapal pesiar pertama yang merupakan varian dari kelas
Costa Concordia
Kapal termewah yang didirikan menjadi pusat daya pandang yang mengagumkan, penuh dengan kemewahan menggambarkan kedudukan para bangsawan yang masuk menyandarkan sejenak pada sosok kapal yang di klaim sebagai kapal termegah abad ini. Francesco Schetino yang menjabat sebagai kapten kapal berdiri angkuh dengan seragam putih yang dia kenakan, para awak kapal berlalulalang sibuk dengan tugas mereka.
Kapal mulai berlayar, terdengar bunyi deru mesin yang menggema di atas langit Mediterania. Mereka melambaikan tangan perpisahan, penuh dengan senyum kepuasan, kebahagiaan dan kebanggan. Costo Concordia, kapal megah inilah yang akan menjadi awal sekaligus akhir sebuah cerita. Kisah yang baru saja dimulai dan akan diakhiri dengan sekali kedipan mata.
Setengah jam telah berlalu saat Costa Concordia berlayar.
Di sini, ketiga saudara itu duduk termangu bersantap makanan di tengah hamparan laut mediterania. Mereka tidak duduk di ruang dimana gaun wanita terjuntai anggun dan para pria memakai jas mahal rancangan Armany dengan wajah aristocrat mereka, bukan di restoran megah yang saat ini sedang diadakan perkumpulan membosankan para bangsawan. Tetapi mereka berada di deck kapal menikmati hembusan angin laut yang menyisakan sedikit uap air yang membasahi mereka, mereka tersenyum merasakan rambut coklat mereka menggelitik wajah.
"Hyung, nanti malam kau akan menari di tengah para bangsawan itu."Pemuda berambut panjang nan cantik menyenggol pemuda yang masih terpaku pada sebuah bangunan mewah yang terlihat dari balik kaca. Bangunan para bangsawan, bangunan yang akan menjadi latar dimana dia akan menggerakkan seluruh tubuhnya dengan menari.
"Ne, Hongki-ah. Untung saja kau tidak salah mengenal orang. Kita beruntung dapat menaiki kapal ini."Pemuda dengan gummy smile-nya menepuk kepala dongsaeng-nya.
"Ya, Hongki tidak salah mengenal Hechul-hyung, dia sosok bangsawan yang menepati janji. Dia memberikan kita tiket geratis menaiki kapal Costa Concordia dan memberikan kita pekerjaan."Pemuda dengan gigi kelinci nan imut merangkul Hongki, mencium pucuk kepala bungsu keluarga Lee itu.
"Ya, setidaknya aku tidak sebodoh Eunhyuk-hyung yang ditipu dan akan dijual oleh gigolo."Hongki tertawa.
"Ya, sudah jangan diungkit-ungkit lagi."Anak kedua keluarga Lee itu langsung memukul pundak dongaseng-nya.
Kedua pemuda itu saling memukul sambil tersenyum membuat sang kakak tertua hanya bisa menggelengkan kepala pasrah. Dia sungguh heran memiliki adik yang kelewat hiperaktif. Bertingkah layaknya anak kecil yang sangat sulit untuk diukur. Tapi, Sungmin menyayanginya. Meyangangi sosok Lee Eunhyuk dan Lee Hongki.
Kedua pemuda itu masih terus bertingkah sampai sungmin menepuk bahu keduanya hingga mereka menghentikan akivitas mereka. Dengan mata yang mengerjap-ngerjap, dua Lee Hiperaktif itu menatap Hyungnya.
"Ada apa Sungmin-hyung?"Eunhyuk bertanya.
"Nanti malam aku tidak pulang, jangan tunggu aku ne!"
"Aishh, jangan bilang hyung akan menemui bangsawan maniak game itu."Hongki mendesah, mengumpat dan memanyunkan bibirnya. Dia sangat tidak rela hyung-nya yang sangat lembut itu mendapatkan pemuda semenyebalkan itu. ok, pemuda itu kaya dan sedikit tampan. Namun Hongki dapat merasakan aroma setan yang terkuar dari seringainya, tidak hanya itu, dari matanya saja Hongki tahu kalau penerus Co Cooperation itu seseorang yang pervert. Dan tentu saja Hongki tidak percaya kalau selama beberapa tahun ini mereka bersama Sungmin-hyung belum pernah disentuh oleh pemuda yang lebih muda dari Sungmin-hyung itu.
"Kau sudah tau kan! Kyu sudah memberikan kunci kamarnya padaku,"Sungmin tersenyum.
"Hyung, apa kau sudah siap jika keluarga pemuda itu tahu hubungan kalian. Ingat kau dan pemuda itu sangat jauh berbeda dan dia sudah memiliki seorang tunangan hyung"Eunhyuk menatap hyung-nya.
"Hyukkie, aku tahu kami berbeda dan aku tahu jika kyu sudah memiliki tunangan. Tapi aku mencintainya dan dia mencintaiku, jika kalian jatuh cinta, kalian akan paham dengan apa yang kualami. Aku mencintai Kyu."
Eunhyuk dan Hongki menerawang, menatap hyung-nya yang sangat yakin dengan ucapannya. Mereka tidak mungkin melarang, hanya bisa mendukung dan berharap jika keputusan yang diambil Sungmin tepat, mereka tidak mau Sungmin terluka karena memang posisi Sungmin yang tidak memungkinkan. Mereka tidak mungkin menyalahkan Sungmin seutuhnya, menjadi simpanan seorang Cho kyuhyun membuat ini semakin sulit.
"Ya, apapun keputusanmu aku akan tetap mendukungmu hyung."akhirnya mereka berucap, memberi sedikit dukungan yang memang diperlukan oleh Sungmin.
Sungmin tersenyum, memeluk kedua dongsaengnya. Dia mengelus rambut kedua pemuda itu. mengecup lembut rambut mereka dengan penuh kasih sayang.
XXXX00000XXXX
Malam di tengah lautan berbeda, malam seakan akan menjadi iringan kegelapan yang semakin pekat. Hanya bintang sebagai penghias cakrawala, mengiringi setiap deru laju kapal. Malam di lautan Mediterania, tampak suram meski dihiasi gemerlap kemegahan Costa Concordia.
Pemuda bungsu keluarga lee itu mengeratkan syal yang melilit di leher, mengurangi hawa dingin yang semakin menusuk. Dia bisa saja berdiam diri menikmati hamparan selimut putih di kamar, namun dia tidak ingin sendiri berada di ruangan yang cukup suram itu. dia hanya sendiri, kedua hyung-nya pergi sibuk dengan urusan masing-masing. Eunhyuk-hyung tentu saja bekerja menghibur para bangsawa dengan tariannya yang memukau, hanya tarian tidak lebih. Sementara Sungmin-hyung dipastikan sedang menghabiskan malam bersama bangsawan kaya itu.
Huh…,hanya sendiri.
Berjalan di malam yang Nampak pekat walaupun dihiasi beberapa lampu yang menyala terang menghiasi Costa Concordia. Lantai kayu yang menjadi pijakan berbunyi akibat gesekan sepatu kulit yang dia pakai. Dia sudah berjalan melewati bagian bagian dari kapal, apalagi geladag atau deck kapal bagian dasar yang memang dia tinggali. Dia tahu dia bukanlah dari kelas dua atau kelas pertama, dia hanya seseorang dari keluarga sederhana yang mendapatkan kebaikan hati dari seorang Heechul untuk menaiki kapal Costa Concordia ini.
Pelan, dia pijakan kakinya menuju bagian kapal paling atas. Angin mulai bertiup kencang, menyibakkan helai demi helai rambut panjangnya. Pikirannya sudah melayang entah kemana, di atas kapal megah dengan suasana yang seperti ini mengingatkannya pada kisah Titanic. Ya…, dia ingin menikmati hembusan angin di ujung kapal. Menaiki pagar-pagar besi kemudian merentangkan tangannya di atas kapal.
Hongki semakin cepat melangkahkan kakinya. Dia sudah tidak sabar merasakan hembusan angin yang menjanjikan masa depan untuknya. Namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika melihat seorang pemuda yang sedang menaiki pagar kapal.
'deggg'
Apa pemuda itu ingin bunuh diri?
Berbagai pikiran memasuki pikiran Lee Hongki, Hongki sudah tidak mampu berfikir lagi ketika melihat pemuda itu mulai melakukan hal-hal yang mencurigakan. Hongki panik, dia bergetar ketakutan. Namun dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, membiarkannya tenggelam dan mati atau menolongnya kemudian menceramahinya.
Ya…mungkin dia mengambil opsi yang kedua
Dia langsung berlari dan tanpa basa-basi, setelah berada tepat dibelakang pemuda itu dia menarik tubuh pemuda itu hingga mereka terhuyung ke lantai kapal.
'Duggg'
Benturan kepala kedua pemuda itu terdengar. Keras dan membuat pemuda itu merasa gelap untuk sementara waktu.
"Kau tidak apa-apa?"Hongki bertanya dalam keadaan masih berbaring di lantai.
Tidak ada jawaban, yang ada pemuda yang ditolongnya berdiri sambil melonggarkan dasi yang dia kenakan. Hongki dapat melihat jelas wajah pemuda itu, demi Tuhan belum pernah dia melihat wajah searistokrat itu, dengan garis wajah yang nyaris sempurna, hidung mancung dengan tatapan mata yang tajam membuat Hongki terdiam. Rambut merah pemuda itu berkibar, kemeja yang dia pakai terbuka beberapa kancing memperlihatkan dadanya yang bidang.
Hongki berdiri mencoba tersenyum pada pemuda itu.
"Apa-apaan kau ini."Pemuda berkepala merah itu membentaknya.
Hongki mengerutkan dahi tidak percaya dengan polah pemuda di depannya.
"Seharusnya kau berterimakasih padaku, aku menghentikanmu melakukan hal yang tidak seharusnya terjadi."jawab Hongki.
"Maksudmu apa?"Pemuda itu berkacak pinggang.
Hongki semakin tidak mengerti dengan pemuda di depannya.
"Bukankah kau mau bunuh diri?"
Dan beberapa detik berlalu
Hanya ada hembusan angin yang membelai rambut mereka. Tidak ada yang bersuara, hanya hembusan nafas yang tertahan akibat apa yang diucapkan pemuda Lee itu. hening menciptakan aroma keadaan yang semakin tidak bisa ditebak.
"Bunuh diri….!"
Dan sosok pemuda berwajah tampan itu menganga tidak percaya setelah mendengar ucapan pemuda yang dianggap gila itu.
"Ya, bukankah kau mau bunuh diri?"ucap Hongki yakin.
"Bunuh diri, untuk apa aku bunuh diri. Aku hanya mengambil kalungku yang tersangkut dan gara-gara kau, kalungku jatuh ke lautaan."Jelas pemuda itu.
Dan seketika Hongki membeku ditempat setelah mendengar penjelasan dari pemuda itu. hanya bisa diam sambil tersenyum dipaksakan untuk mengurangi sedikit ketegangan yang telah melanda dirinya. Jujur saja, Hongki bahkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Diam, namun tidak mungkin, karena setiap apa yang akan dia ucapkan atau sesuatu yang telah diperbuat pada sosok didepannya akan menentukan nasibnya. Bersembunyi dibalik selimut tebal bahkan tidak cukup mengurangi rasa malu yang membuat wajahnya memerah seketika.
"Ka-u tid-ak bu-nuh di-ri?"ucap Hongki gagap.
"Hey ini bukan kisah titanic. Kau benar-benar menyebalkan."Pemuda itu mengambil jas hitamnya yang tergeletak di lantai, dia sampirkan jas hitam pada bahunya.
"Mian, aku akan mengganti kalungmu?"Pemuda cantik itu menunduk membayangkan berapa uang yang harus dia keluarkan untuk membayar kebodohannya kali ini. Dan dia sangat yakin jika kalung yang dia hilangkan bukan kalung murahan yang biasa dijual, atau jangan-jangan 'blue ocean' kalung dengan batu permata berwarna biru yang terkenal itu.
Achhhhhh
Ingin rasanya pemuda itu berteriak, namun dia hanya bisa memandang pasrah pada sosok pemuda berhidung indah itu. menanti keajaiban atau kebaikan dari pemuda di depannya.
"Tidak usah,"ucapn itu membuat Hongki tersenyum sejenak, sepertinya pemuda di depannya bukanlah seseorang yang suka menuntut, "Dan lagipula kau tidak mungkin bisa menggantinya."
'Ctaarrr'
Seperti ribuan jarum yang menginjeksi tubuhnya, ucapan pemuda itu benar-benar telah menginjak-nginjak harga dirinya. Seperti sebuah belati yang dia menancap erat di ulu hati. Sebuah ucapan yang telah mengoyak harga diri dan kehormatannya, dia tahu dia bukanlah dari kalangan atas, namun dia masih punya harga diri yang harus dia jaga. Dan Hongki bukanlah orang yang diam ketika ada seseorang yang melakukan hal itu padanya. Pemuda itu kuat, fisik maupun ucapan sanggup meruntuhkan kearogansian orang lain. Sakit hati memang, tapi dia kan membalasnya lebih sakit dari luka yang telah pemuda itu goreskan.
"Cih….,Dasar sombong. Memangnya kau siapa mengataiku seperti itu, kau hanya manusia dengan kelebihan uang, tidak sepantasnya kau menghina yang lainnya. Apakah uangmu akan menjamin kebahagian hidupmu, aku rasa tidak dan dari matamu aku tahu kau sama sekali tidak bahagia dengan hidupmu."teriak Hongki.
"Apa yang kau tahu. Kau sama sekali tidak tahu tentang hidupku."
"Aku hanya menebak saja. Dan kalau kau marah seperti itu sepertinya tebakanku memang benar."ucap Hongki sinis.
Merasa ditekan dengan ucapan pemuda gila itu, pemuda tampan itu hanya mendesah. Dia memang sosok yang tidak suka bicara dan malas berdebat dengan orang lain.
"Aishhh, sudahlah aku tidak mau berdebat."Pemuda itu berjalan pelan melewati Hongki yang masih menggumal tidak jelas.
Beberapa langkah, pemuda itu melirik ke arah Hongki yang entah mengatakan apa dengan bahasa yang tidak dia ketahui. Pelan, akhirnya pemuda itu akhirnya kembali bersuara.
"Ya, mungkin hidupku memang tidak bahagia meskipun aku memiliki semua yang orang lain inginkan. Tetapi, suatu saat nanti kau akan melihat kebahagiaan di mataku. "
000XXX000
Costa Concordia masih berjalan angkuh di tengah lautan. Bridge Concordia atau ruang komando kapal ditempati para navigator yang menggunakan peralatan mereka. Bridge berada di posisi yang mempunyai jarak pandang ke segala arah. Roda kemudi kapal, peralatan navigasi, radar maupun komando ruang mesin ditempatkan di anjungan.
Kemudian deck paling bawah selain ditempati orang-orang biasa, deck dasar diigunakan sebagai tempat penyimpanan barang. Mobil-mobil dan limosin berjejer memperlihatkan dari kalangan mana saja bangsawan yang menaiki Costa Concordia.
Di tempat ini, di dalam limosine berwarna perak kedua pemuda itu berada, melampiaskan semua yang telah mereka pendam beberapa hari. Lenguhan dan deru nafas teredam deru ombak, tidak ada yang menghalangi mereka, meski peluh telah mengucur deras membasahi setiap jengkal tubuh mereka. Mereka membiarkan diri mereka membaur menikmati setiap puncak yang mereka dapatkan. Cinta…, ya dengan cinta mereka melakukannya. Meski semuanya memang salah, mereka tidak peduli. Hubungan yang mereka jalani memang sudah salah dan mereka menanggung segala konsekuensi yang telah mereka perbuat.
Mereka berdua kembali menautkan tangan mereka, merasakan perasaan yang benar-benar telah menguasai akal sehat mereka. Berkali-kali terbuai dengan lembah maya yang mereka ciptakan, berbaur dalam deru nafas yang semakin sesak. Tidak ada perasaan lain selain meluapkan perasaan cinta dengan sentuhan dan tidak ada lagi yang menghalangi keduanya, hanya perasaan yang melebur menikmati setiap detik yang terjadi.
Meski mereka dihujat mereka tidak peduli, menyalurkan semerbak cinta yang kembali menuntut unuk mengeksplor semuanya. Dalam dekapan palsu dan sentuhan semu kembali tenggelam menikmati sang terkasih. Lagi, sang dominan menuntut dan mengklaim sang submissive menjadi miliknya seutuhnya. Tidak peduli akan goresan noda yang akan terus mengakar dalam tubuhnya.
Lelah…
Tidak akan pernah lelah. Setiap detik berlalu, menit berlalu dan jam berlalu akan menambah perasaan cinta kedua pemuda itu. hanya deru nafas yang tertinggal, menutup mata dengan perasaan bahagia yang membuncah.
Pemuda itu menyandarkan tubuhnya, menatap pemuda di sampingnya yang memejamkan mata menimati setiap moment yang mereka dapatkan. Menatap betapa cantiknya pemuda di sampingnya, betapa dia mencintai sosok di sampingnya dan melihat betapa sempurna malaikat yang bersandar padanya.
"Minnie…."ucap pemuda itu.
"Ne kyu, ada apa?"
"Aku mencintaimu."pemuda bernama lengkap Cho kyuhyun mencium lembut kepala pemuda cantik itu.
"Aku tahu. Kau sudah mengatakannya berkali-kali."ucap Sungmin sambil mengembangkan senyuman. Pemuda tidak akan bosan mendengar ucapan dari pemuda yang lebih muda dua tahun darinya itu, tidak akan pernah bosan.
"Mianhe, malam ini kita tidak bisa menghabiskan malam di kamar kita. Orang tuaku mengirim gadis itu ke kamarku,"ucap Kyu.
"Tidak apa Kyu, asalkan kita bersama aku tidak masalah. Walaupun kita tidur di tempat ini tidak masalah, justru aku khawatir padamu, kau tidak pernah tidur ditempat yang tidak nyaman."
"Aku berjanji semuanya akan selesai setelah ini."Kyu mempererat pelukannya, meresapi setiap aroma dari pemuda yang dicintainya, "Setelah kapal ini mendarat aku berjanji akan menikahimu, aku akan melepaskan semuanya."
"Kyu…,"
Sungmin hampir saja menumpahkan air matanya, merasakan kebahagian yang melanda dirinya saat ini. Kebahagiaan yang hanya bisa diberikan oleh pemuda bernama Cho Kyuhyun. Inilah yang selama ini dia nantikan, dia bermimpi ketika pemuda yang dia cintai mengatakan hal ini, dan sekarang apa yang menjadi mimpinya terjadi.
Ohh Tuhan
Sungmin tidak mampu lagi menatap Kyuhyun, hanya linangan air mata kebahagiaan yang terus mengucur dari kedua mata indahnya. Dia membenamkan wajahnya di dada pemuda itu, menahan rasa malu yang menjalar.
"Aku tahu aku bukanlah pria yang baik sungmin, tapi biarkan aku menikahimu."Kyuhyun kembali berucap.
"Kyu, aku mencintaimu. Aku mau menikah denganmu kyu."dan akhirnya Sungmin menatap Kyuhyun, mengangguk mantap dengan pilihan yang dia ambil.
000XXX000
Suara dentuman music mengalun di atas kapal megah ini, membawa gerakan lincah yang menyatu dengan ruh tariannya. Tidak ada yang sanggup menolaknya, keindahan setiap lekuk gerakan tari bak dewa yang menenggelamkan semuanya ke dalam jurang yang dia buat. Liukan tubuh, pijakan kaki dan gerakan eksotis namun lugas tertera jelas pada sosok pemuda pirang itu. menari adalah jiwanya, hidupnya dan masa depannya. Karena, setiap dia menggerakkan tubuhnya engkau akan melihat keindahan tiada tara, keindahan yang terpusat pada sosok jewel.
Pemuda itu masih menari, meluapkan perasaan bahagia yang menjalar. Menari adalah hidupnya, dia memusatkan segala perasaannya pada gerakan gemulai nan lugas. Dia menyukai setiap apa yang dia rasakan, menyukai setiap dentuman music yang mewakili perasaannya. Bahagia, sedih nan kekecewaan dia tuangkan pada setiap gerakan. Tidak ada yang memungkiri, meskipun seorang Lee Eunhyuk dari kalangan biasa. Namun Sang Jewel tetaplah menjadi seorang perhiasan, perhiasan yang berkilau diantara para bangsawan. Keindahan itu terpusat di tengah panggung yang memukau. Dengan kilauan yang berpendar mengalahkan penari lain, sang Jewel kembali memutar tubuhnya. Dengan kemeja putih yang dia kenakan membuatnya semakin memukau.
Gerakan terakhir yang dia lakukan membuat semua mata menyorot pada pemuda itu. entah itu pria maupun wanita mulai jatuh dalam pesona sang pirang.
Kini music telah berhenti, membuatnya tersenyum puas dengan apa yang telah dilakukan. Berada di bar mewah khusus para bangsawan membuatnya puas, sangat puas. Dengan pelan dia menuruni panggung menuju sebuah meja dengan beberapa minuman yang siap untuk dinikmati, dia melirik beberapa minuman yang ada. Memilih minuman yang tidak mengandung alcohol, namun nihil hanya wine-wine mahal yang tersedia. Mendesah dia memanggil pelayan, mencari sesuatu yang menjadi minuman favoritnya.
"Apa ada susu strawberry disini."Tanya-nya pelan.
"Maaf tidak ada, kau mau wine termahal?"Pemuda itu menawarkan.
"Tidak, aku tidak bisa minum. Terimakasih."
Lee Eunhyuk tersenyum, kemudian bangkit dari tempat duduknya. Dia melihat Kim Heechul yang mengacungkan jempol padanya. Eunhyuk tersenyum pada bangsawan satu itu, menundukkan kepala menghormati sosok yang membawanya masuk dan membayarnya sebagai penari di Concordia ini.
Sudah sangat malam, Eunhyuk berencana kembali ke kamarnya ingin merebahkan tubuh yang cukup lelah setelah beberapa jam menari. Baru beberapa langkah, dia merasakan pergelangan tangannya ditahan oleh seseorang. Dia mengerutkan dahi ketika seorang pemuda kira kira berumur duapuluh lima tahunan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Berapa yang kau inginkan."Suara berat pemuda itu menyeruak masuk ke indera pendengaran Eunhyuk membuat sang pirang mengerutkan dahi tidak paham.
"Maksud tuan apa?"
"Berapa aku harus membayarmu untuk satu malam."
'Degg'
Eunhyuk membeku di tempat. Dia merasakan tubuhnya bergetar menahan amarah yang mulai timbul tenggelam menguasai hati nurani. Bagaimana tidak marah jika engkau pada posisi pemuda itu? pemuda itu bukanlah sosok yang menjual tubuhnya, dia mempunyai harga diri yang harus dia jaga. Dia mencoba menahannya, tidak ingin membuat keributan di tempat yang bukan tempatnya. Pelan, dia hembuskan nafasnya mengatur nada bicara yang ia lontarkan.
"Maaf tuan salah orang."Katanya mantap.
"Cihhh, jangan munafik. Bukankah kau disini untuk hal itu."pemuda bertitel bangsawan itu semakin menengkeram tangan pemuda itu.
"Maaf tuan, saya peringatkan satu kali lagi anda salah orang dan saya bukan orang seperti yang anda kira. Dan lepaskan tangan anda!"
Eunhyuk benar-benar tidak mungkin lagi tidak bertindak jika bangsawan rendahan itu tidak mendengarkan ucapannya. Dia sudah menahan amarahnya, menekan setiap emosi yang menyeruak meminta untuk dibebaskan.
"Aku akan membayarmu lebih jika kau ikut denganku."
"Brengsek!"
Brakkkkkk
Dan dia tidak bisa menahan lagi, tubuh bangsawan itu jatuh menghancurkan meja yang berjejer rapi akibat pukulan Eunhyuk. Puluhan mata langsung terpusat pada kedua sosok itu dan Eunhyuk tidak suka menjadi pusat perhatian dalam keadaan seperti ini.
"Dengar tuan, sebaiknya anda jaga ucapan anda. Tidak sepantasnya seorang bangsawan seperti anda berbicara seperti itu. selamat malam."
Eunhyuk mempercepat langkah meninggalkan tempat kejadian, dia tidak ingin berurusan lagi dengan para bangsawan yang menganggap rendah dirinya. Tidak ingin. Memang dia hanya seorang penari, tapi dia bukanlah seseorang yang menjual harga dirinya. Menari adalah sebuah pekerjaan dan Eunhyuk benci ketika image penari selalu dikaitkan dengan penghibur yang menjajakan tubuh mereka.
Dia melangkah membuka pintu bar itu, mencoba berlari ingin menghilangkan kejadian buruk itu dengan basuhan air. Namun, kembali dia merasakan sebuh tangan mencengkeram lengannya.
"Maaf tuan, anda salah orang. Jadi lepaskan tanganku."
Tanpa melihat pemilik tangan, dia berkata dingin. Dia sudah lelah mendapat penghinaan yang cukup besar.
"Tidak, aku tidak akan melepasmu lagi."
Suara berat itu membuat Eunhyuk membeku. Merasa terhina dengan tindakan pemuda yang sama sekali tidak dia kenal. Apakah dirinya sehina itu? tapi dia bukanlah lelaki rendahan yang bisa singgah diranjang orang lain, dia masih murni.
Dia merasakan tangan pemuda dibelakangnya menyentuh pinggangnya. Merasa terancam, dia membalikkan tubuhnya siap melayangkan pukulannya.
Namun nihil
Hanya ada bunyi deru ombak yang terdengar, tangan Eunhyuk ditahan oleh tangan yang lebih kuat. Eunhyuk menatap pemuda di depannya, tubuhnya bergetar hebat. Dia menggelengkan kepalanya tidak percaya, pemuda di depannya tersenyum dengan tatapan yang sangat lembut.
"Lee-Donghae….!"
"Hyukkie, lama tidak bertemu."
Lee Eunhyuk membeku di tempat. Dia tidak mampu lagi menggerakkan bibirnya untuk sekedar berucap. Terlalu kaku, meski dia sudah mnelan salivanya. Tidak mampu memandang sosok pemuda di depannya, sosok sahabatnya yang kini telah menjelma menjadi sosok yang sangat mengagumkan. Sahabat yang selalu melindunginya kini berada di depannya.
Lee Donghae berada di depannya
Lee Eunhyuk merasakan nafasnya tercekat erat, dia malu dengan keadaannya sekarang. Dia malu mendapati sahabatnya melihatnya dilecehkan seperti ini. Dia ingin pergi menutup wajahnya dengan selimut hingga dia tidak mampu meliihatnya.
"Donghae-ah!aku-"
"Aku merindukanmu."Sebelum dia menyelesaikan ucapannya. Pemuda itu telah menarik lembut tubuh Hyukkie di pelukannya. Sang actor terkenal itu bahkan tidak mempedulikan posisi mereka yang terlalu berbahaya, "Kau tidak tahu, betapa senanganya aku saat melihatmu malam ini. Aku sudah mencarimu beberapa tahun ini, aku sangat merindukanmu Hyukkie."
"Aku juga merindukanmu Donghae."Dan seorang Lee Eunhyuk membalas pelukan seorang Lee Donghae.
000XXX000
Lee Sungmin merasakan tubuhnya benar-benar tidak bisa dikompromi lagi, dia merasa lemas bahkan pagi tadi dia memuntahkan sarapannya. Eunhyuk dan Hongki langsung membawanya ke dokter kapal, dan anehnya dokter hanya memberikan beberapa obat dan sebuah alat yang membuat darahnya berdesir.
Disinilah dia berada, di dalam toilet sambil mengeratkan jubah mandi putih yang dia kenakan. Dia menatap alat kecil di tangannya, menunggu hasil yang tertera.
Dan beberapa menit berlalu
Sungmin menutup matanya sambil menghempaskan nafasnya berkali-kali. Dia mulai membuka matanya mencoba menerima setiap apa yang akan terjadi dalam hidupnya.
Dan seketika, pemuda itu membeku ditempat, matanya menerawang kosong tidak mampu lagi mencerna setiap apa yang terjadi dalam hidupnya. Dia mulai menangis meluapkan segala perasaan yang membuncah. Bahagia dan ketakutan kini benar-benar menyelimutinya, dia melihat dua tanda merah yang bertengger manis pada alat itu.
Tidak mungkin, apakah ini benar-benar terjadi?
Tapi ini nyata, bahkan Sungmin dengan jelas melihat dua tanda garis itu.
Sambil menutup mulut dengan tangannya pemuda itu terisak.
"Ini tidak mungkin, aku hamil."hanya suara parau dan isakan yang terdengar dari dalam toilet kamar. Ketakutan itu semakin menjalar mebuatnya jatuh terduduk lemas di lantai. Dia sangat takut jika dia harus kehilangan sosok Cho kyuhyun, ketakutan ini semakin nyata melebihi ketakutan ketika dia belum mendapatkan benih yang tertanam ditubuhnya. Sungmin menunduk, dia letakkan tangannya di dadanya. Perasaan takut ini semakin besar, menyelimuti kesadaran dan mengoyak harmonisasi ketenangan. Pedih, tidak mampu berfikir jernih, karena semua adalah kesalahan yang mendominasi hubungan tidak jelas ini. Bukan sebuah kebahagiaan yang dia janjikan, hanya harapan kosong yang membutakan panca indera pemuda itu.
Dia takut namun tidak memungkiri perasaan bahagia yang mendera dirinya, bahagia ketika mengetahui di dalam tubuhnya terdapat benih dari pemuda yang dicintainya. Perasaan itu bercampur membelenggu setiap gerakan yang akan dilakukan Lee Sungmin. Pelan, dia berdiri membasuh wajahnya dengan air. Melihat gurat perbedaan yang belum Nampak pada tubuhnya.
"Hyung, kau tidak apa-apa?"Suara Hongki mengembalikan kesadaran Sungmin, dia menghembuskan nafas kemudian mengusap air matanya.
"Ne Hongki, hyung baik-baik saja."teriaknya.
"Kau sangat lama hyung, aku juga ingin menggunakan kamar mandi. Heechul-hyung menungguku,"
"Ya, sebentar Hongki-ah,"
Sungmin menatap dirinya di cermin memastikan dirinya tidak nampak aneh dihadapan para dongsaengnya. Dan setelah itu dia melangkah membuka pintu yang akan membuatnya kembali harus berjuang dalam kehidupan nyatanya. Berjuang dengan nyawa seseorang di dalam tubuhnya.
00tbc000
Chapter 1 selesai, fic ini terdiri dari 4 chapter.
Keep or delete
Tolong tinggalkanjejak anda dengan review.
