A/N
Bagaimana kalau keadaan materi antara Sasunaru dibalik? Ai terus berpikir untuk masalah ini. Malas juga menulis bahwa Sasuke kaya banget sedangkan Naruto biasa-biasa aja! Nah, sekarang Ai balik Naruto yang kaya banget sedangkan Sasuke sedang-sedang aja!
Lalu, Naruto disini pendiam dan dingin banget walau masih suka tersenyum itupun dikit banget dan juga cuek banget tentunya.
Satu lagi, Judul, pengarang ama isi bukunya hanya karangan Ai. Mohon maaf kalau ada kesamaan, tapi ini beneran fiksi.
Sekarang
Airu Haruza
Presented New Condition
Of N.S
Lost Hope
Chapter 1
Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
Dedicated For:
Fujoshi Indepence Day
Rated:
T
Genre:
Angst/Romance
Pair:
Uzumaki Naruto
Uchiha Sasuke
Warning:
BL or shou-ai/Miss typo (s)/OOC/pergantian POV/Twoshoot
Just Read! And watch out!
Ket.
xxxxx : artinya pergantian tempat, waktu atau POV
Naruto: I7 tahun
Sasuke: 15 tahun
Beta Ed by: FBSN
Spesial thanks to 'Angela Nuit' makasih atas waktunya kakak!
"Kaasan! Aku berangkat dulu! Jaa-nee!" seru seorang anak laki-laki berambut raven sambil membuka pintu rumahnya. Dia mengenakan setelan blazer hitam dan celana panjang hitam dengan kemeja putih dan dasi di dalamnya.
"Sasuke! Kamu sudah bawa bekalmu?" tanya seorang wanita.
"Iya," balas anak laki-laki bernama Sasuke itu.
"Baiklah, hati-hati di jalan sayang!"
Sasuke Uchiha adalah siswa baru KIS (Konoha International School) mulai hari ini. Dia senang sekali bisa masuk ke sekolah itu, apalagi ayahnya sangat bangga karenanya. KIS merupakan sekolah internasional dan mempunyai fasilitas yang sangat lengkap, dengan masuk ke sekolah ini Sasuke berharap bisa mengikuti jejak kakaknya yang telah menjadi seorang ilmuwan di kota Oto.
Dia sampai di pintu gerbang KIS yang super besar itu. Halaman yang luas dan tertata rapi membuat Sasuke Uchiha terkagum-kagum dengan sekolah barunya. Dia melangkah dengan sedikit senyum, dan tiba-tiba dari arah belakang...
DUG!
BRAK!
Sesuatu menimpanya dan terjatuh, isi tasnya berhamburan keluar. Sasuke merasa jengkel dengan orang yang telah menabraknya itu, dia mendongak untuk melihat pelakunya. Dia pun mendapati seorang pemuda berambut pirang bermata biru langit di sisinya.
"Kau tidak apa-apa?" tanyanya seraya membantu Sasuke memungut isi tasnya yang berhamburan.
"Hn, iya!" gumam Sasuke pelan, dia berdiri dan membersihkan blazernya yang berdebu. "Arigatou!" kata Sasuke setelah menerima tasnya.
"Hm..." gumam pemuda pirang itu lalu meninggalkan Sasuke yang tertegun di belakangnya.
xxxxx
Itulah awal aku bertemu dengannya, pemuda pirang bermata biru itu. Meskipun agak menyebalkan, tapi entah kenapa sosoknya tidak bisa menghilang dari kepalaku! Setelah itu aku ketahui bahwa pemuda pirang itu bernama Uzumaki Naruto, kelas 3 program IPA, dan juga seorang ketua osis.
Siang itu aku makan siang di kantin sekolah yang sangat besar bersama teman-teman baruku yang agak aneh kalau mau dibilang. Yang pertama bernama Shikamaru Nara, orangnya tidur terus. Tipe yang membosankan. Terus yang kedua bernama Kiba Inuzuka, pencinta anjing. Tipe yang ribut. Dan yang terakhir bernama Aburame Shino, pencinta serangga. Tipe yang pendiam.
Tiba-tiba sekumpulan orang datang, dan aku melihat pemuda berambut pirang itu beserta keempat teman yang mengikutinya. Aku melihat terus mereka yang mengambil tempat di pojok kantin dekat jendela.
"Sasuke, kau lihat apa?" tanya Kiba mengalihkan kembali perhatianku.
"Tidak apa-apa!" kataku cepat. Tapi, Kiba telah mengikuti arah pandanganku dan pemahaman tampak di wajahnya.
"Oh, mereka!" katanya.
"Kau kenal?" tanyaku heran.
"Tentu saja! Siapa yang tidak mengenal mereka!" ujar Shino pelan.
"Apa maksudmu?" tanyaku lagi tidak mengerti.
"Mereka berlima adalah yang paling terkenal di sekolah ini sekaligus anak terkaya di kota Konoha ini!" Kata Shikamaru sambil menguap.
"Kau lihat! Yang berambut merah di sana itu bernama Sabaku No Gaara, anak dari pemilik perusahaan internasional. Walaupun dia sangat terkenal di kalangan gadis, tidak ada yang berani mendekatinya, karena… yah, sikapnya yang sangat dingin. Belakangan diketahui bahwa dia pacaran dengan Hyuuga."
"Siapa Hyuuga?"
"Itu yang di sebelahnya yang berambut panjang hitam, dia pewaris tunggal sebuah dojo yang menghasilkan ribuan atlet berbakat!"
Aku tersedak minumanku.
"Dia... homo?" tanyaku heran.
"Yah, sudah tidak asing lagi di sini," kata Shikamaru mengangkat bahunya.
"Lalu, di sebelahnya lagi bernama Sai, seorang ahli lukis yang sangat terkenal sampai-sampai beberapa negara selalu memesan lukisan padanya! Dia memang ramah dan suka tersenyum, tapi tidak ada juga yang berani mendekatinya. Entahlah, alasannya masih misterius. Terus selanjutnya perempuan cantik berambut pirang itu bernama Yamanaka Ino, anak pemilik butik dan salon paling terkenal. Sangat populer tentu saja! Tapi, sikapnya juga sangat dingin."
"Bagaimana dengan dia?" tanyaku sambil mengedikkan kepala ke arah Uzumaki itu.
"Kau bercanda! Di antara kelima orang itu yang paling tidak bisa didekati adalah orang itu!" kata Kiba pelan. "Uzumaki Naruto, ketua osis sekaligus pemegang prestasi sekolah ini! Tidak ada yang mengetahui identitas dirinya bahkan keluarga dan alamat rumahnya! Sangat misterius! Ada yang bilang bahwa dialah yang terkaya di antara mereka berlima. Banyak gadis maupun cowok yang menembaknya tapi, dia langsung menolak semuanya sebelum mereka berkata apa-apa! Yang paling dingin dan cuek di antara mereka berlima. Kusarankan jangan dekati dia!"
"Hn," gumamku pelan lalu melanjutkan makanku yang sempat tertunda itu.
'Uzumaki Naruto, ya…?' pikirku.
xxxxx
"Naruto!" panggil seorang pemuda berambut merah di sebelahnya, sedangkan yang dipanggil hanya menggumam tidak jelas.
"Aku lihat tadi pagi kau menabrak seseorang di pintu gerbang!" katanya lagi, "Apa yang terjadi? Siapa orang itu?"
"Aku tidak tahu! Memangnya aku peduli siapa dia?" katanya dingin lalu kembali menoleh ke jendela. Sedangkan keempat temannya hanya menggeleng melihat kelakuan pemuda pirang itu.
"Naru-chan! Kau tidak boleh begitu! Nanti tidak ada yang mau dekat lagi denganmu, lho!" kata seorang lagi yang berambut hitam sambil tersenyum.
"Memang kenapa? Dan apa peduliku?" katanya tambah ketus.
"Sudah! Jangan mendesaknya!" larang seorang wanita berambut pirang pucat itu.
"Terserah! Kamu mau ke mana setelah pulang sekolah?" tanya pemuda berambut merah itu lagi.
"Pulang!" jawabnya singkat, lalu beranjak pergi meninggalkan teman-temannya itu.
"Sepertinya, kita sudah membuatnya marah!" kata pemuda berambut hitam panjang disambut oleh anggukan yang lainnya.
"Ayo, ikuti dia!" kata pemuda berambut merah lalu berdiri diikuti yang lainnya meninggalkan kantin itu tanpa mempedulikan bahwa seluruh penghuni kantin menatap mereka sedari tadi.
xxxxx
Pagi ini Sasuke berangkat sekolah, kemarin dia baru saja mengunjungi rumah teman-temannya satu-satu untuk perkenalan. Dia berjalan di pinggir trotoar sambil menyandang ranselnya. Di seberang jalan dia melihat sesosok berambut pirang yang masuk ke sebuah toko buku yang besar. Sasuke tertegun, dia mengenalnya. Dia adalah Uzumaki Naruto sang ketua osis itu. Tanpa sadar Sasuke melangkahkan kakinya memasuki toko buku itu.
Terdengar bunyi lonceng ketika Sasuke membuka pintu toko itu, toko itu tidak seberapa luas dan sangat sepi tapi penuh dan sarat akan buku yang tertata rapi sesuai abjad, dinding toko yang berwarna merah bata dan langit-langitnya yang terbuat dari papan membuat Sasuke bertanya-tanya dalam hati, 'Untuk apa seorang Uzumaki memasuki toko buku yang terkesan sepi tapi tidak elit sama sekali ini?'
Dia melihat pemuda berambut pirang itu sedang mondar-mandir antara satu rak dengan yang lainnya, sibuk mencari sesuatu. Tidak tahu harus berbuat apa? Sasuke melangkah menuju salah satu rak, dia menarik salah satu buku secara acak dan membukanya, matanya tidak lepas dari pemuda pirang itu.
"Kau mau buku itu?" tanya sang Uzumaki tiba-tiba membuat Sasuke kaget dan menjatuhkan buku yang di tangannya.
"Eh, maaf! Ada apa?" tanyanya seraya membungkuk mengambil buku yang terjatuh di tanah itu.
"Kau mau beli buku di tanganmu itu?" ulang sang Uzumaki.
Sasuke melihat sampul buku berwarna merah di tangannya, membaca judul yang tertera di sana: 'Lost Hope' karya N.M. Dia tertegun, buku macam apa ini yang dia ambil? Dia memandang Uzumaki di depannya yang masih menunggu jawabannya.
"Err—kurasa tidak!" kata Sasuke lalu menyerahkan buku di tangannya ke Uzumaki yang langsung menerimanya.
"Hm... terima kasih! Aku sudah lama mencari ini!" katanya lalu segera ke kasir untuk membayar buku itu. Sasuke masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya, Uzumaki berterima kasih padanya? Padahal kata Kiba kemarin Uzumaki itu sangat dingin dan cuek. Tersadar dari lamunannya, Sasuke segera keluar dari toko itu, dia melihat sekilas sebuah sedan hitam bercorak oranye melintas di hadapannya, dia yakin itu mobil sang Uzumaki. Sasuke kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah, memang jarak antara rumah dan sekolahnya hanya 200 meter, jadi dia hanya berjalan saja.
xxxxx
Sasuke berjalan di koridor sekolah bersama teman-temannya saat istrahat, mereka menuju kantin. Kiba sibuk berceloteh sendirian karena Shikamaru hanya meresponnya dengan kuapan sedangkan Shino hanya diam, dan Sasuke hanya ber-'Hn' saja. Sasuke tertegun dan berhenti di tempatnya, Kiba yang menyadari Sasuke berhenti langsung menoleh.
"Ada apa, Sasuke?" tanyanya. Tapi Sasuke hanya diam.
Di depan mereka, terdapat lima orang terkenal itu yang sedang berjalan berlawanan dengan Sasuke dan teman-temannya. Yang berada paling depan tentu saja sang Uzumaki diikuti oleh Sabaku dan Hyuuga lalu Sai dan Yamanaka. Mereka berlima berjalan dengan gaya tidak peduli akan sekelilingnya, kecuali Sai yang tersenyum ke sana kemari, terlebih lagi dengan sang Uzumaki yang berwajah tanpa ekspresi dan menatap lurus ke depan.
Mereka berpapasan. Sasuke menoleh untuk melihat sang Uzumaki, tapi pemuda itu terus saja berjalan tanpa memperhatikannya sama sekali. Kiba melambai pada Yamanaka pirang itu tapi hanya dibalas dengan tatapan mengejek oleh sang Yamanaka.
"Astaga! Mereka sok sekali!" gerutu Kiba begitu sampai di kantin. "Menyebalkan sekali!"
"Hn!" gumam Sasuke tidak jelas, sepertinya dia sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. Mereka berlima memang sangat dingin apalagi sang Uzumaki, tapi entah kenapa Sasuke merasa tertarik dengan kelompok cuek itu terutama sang Uzumaki tentunya.
xxxxx
Bel sudah berbunyi, menandakan jam sekolah telah usai, Sasuke berjalan agak sedikit terhuyung. Kepalanya sakit karena baru saja mengikuti ulangan empat mata pelajaran berturut-turut. Benar-benar sekolah internasional! Matanya berkunang-kunang karena matahari bersinar dengan sangat terik membuatnya pusing. Dia berjalan pelan sampai tiba-tiba dia merasa menendang sesuatu, Sasuke menunduk. Dia melihat sebuah buku bersampul merah tergeletak di depan gerbang.
Merasa mengenali sampul buku itu, Sasuke memungutnya dan melihat judul bukunya: 'Lost Hope'.
Dia tercekat.
'Astaga! Ini 'kan buku Uzumaki itu!' katanya dalam hati, 'Bagaimana bisa ada ditempat seperti ini? Pasti tadi dia menjatuhkannya! Aku kembalikan saja besok!'
Lalu dia pun melangkah meninggalkan tempat itu.
Setelah beberapa lama berselang sebuah sedan bercorak oranye memasuki halaman sekolah. Pemiliknya segera turun dari mobilnya dan tampak mencari-cari sesuatu. Dia merasa yakin telah menjatuhkannya di sekitar sini. Setelah sekitar setengah jam mencari akhirnya dia memutuskan bahwa yang dicarinya telah hilang. Setengah merutuk, dia menaiki mobilnya lagi lalu pergi dari tempat itu.
xxxxx
Selesai makan malam, Sasuke langsung masuk ke kamarnya untuk mengerjakan PR yang sangat banyak. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Sasuke merenggangkan badannya, ototnya terasa kaku setelah duduk kurang lebih tiga jam. Dia sudah ingin beranjak tidur tapi segera teringat dengan buku sang Uzumaki yang ditemukannya depan gerbang. Dia membuka tasnya dan mengambil buku bersampul merah itu dan judul yang diukir dengan warna hijau emerald. Sasuke langsung penasaran dengan isi buku yang ternyata sangat tipis dan hanya berisi kira-kira tidak lebih dari sepuluh lembar ini. Apalagi dia juga teringat kembali dengan kata-kata Uzumaki itu.
"Hm... terima kasih! Aku sudah lama mencari ini!" kata Uzumaki itu.
Kira-kira bagaimana sebenarnya isi buku yang dicari-cari Uzumaki yang terkenal cuek itu? Sasuke mulai membuka halaman pertama, dia melihat halaman judulnya.
Lost Hope
By
N.M
"Lost Hope? Harapan yang hilang, ya…?" gumamnya pelan, "Dan siapa N.M itu?"
Lalu dia membuka halaman kedua.
Bagaikan sudah tidak mempunyai jiwa,
Aku hidup
Hanya dengan tubuh.
Harapanku telah hilang
Untuk selama-lamanya.
Sasuke mengangkat alisnya melihat bait pertama itu.
"Harapan yang hilang? Apa maksudnya?" tanyanya pelan, tidak mau tambah penasaran dia membuka halaman selanjutnya.
"Akankah waktu yang bisa terulang kembali?
Aku ingin bisa berada di dekatmu lagi,
Untuk yang kedua kalinya!
Bisakah kita kembali bersama?
Aku hanya ingin melihat senyummu
Dan mengatakan untuk terakhir kalinya
Bahwa
Aku
Mencintaimu"
Sasuke makin penasaran dengan buku ini! Apa hubungannya coba buku ini dengan Uzumaki? Apa ada hubungannya dengan sikapnya yang sangat dingin itu? Apa dia juga telah kehilangan harapan?
Sasuke membuka halaman keempat.
"Harapanku yang telah hilang,
Bagaikan jiwa yang telah pergi
Aku tidak tahu dengan apa aku hidup sekarang!
Mungkin tubuh tanpa jiwa
Tanpa hati lagi!
Bisakah aku bertahan dengan tubuh tanpa perasaan ini?
Bisakah?
Bisakah, wahai langit malam?
Bisakah, wahai bintang-bintang?
Seseorang!
Tolong, jawab aku!
Aku takut dengan tubuhku!"
'Ketakutan akan tubuh tanpa jiwa? Apa maksudnya?' pikir Sasuke.
"Aku telah dikelilingi oleh dunia glamour,
Tapi,
Untuk apa semua itu?
Kalau yang kurasakan hanya kehampaan!
Tidak punya harapan
Dan keinginan lagi
Bukankah ini sungguh ironis?
Aku sungguh muak dengan kepura-puraan ini!
Tidak ada untungnya buatku lagi
Aku ingin pergi
'tuk
Menemuinya!
Tolong bantu aku!"
xxxxx
Sasuke terbangun keesokan harinya dengan buku bersampul merah terbuka di hadapannya, ternyata dia ketiduran setelah membaca buku itu. Dia menengok jam di sebelah tempat tidurnya dan astaga! Dia terlambat! Menyambar handuk di samping meja belajarnya dan cepat-cepat mengguyur tubuhnya lalu ganti baju dengan terburu-buru. Sasuke masuk ke dapur dan minum jus tomat yang disediakan ibunya.
"Kaasan! Aku berangkat dulu!" teriak Sasuke.
"Hati-hati di jalan, Sasuke!" balas ibunya.
Sasuke berjalan setengah berlari di sepanjang jalanan, sampai saat mau menyebrang dia tidak melihat sebuah mobil yang datang dari arah kanannya. Sasuke hanya terpaku tidak bisa bergerak, tampaknya sebentar lagi mobil itu akan menghantam tubuhnya! Dia memejamkan matanya menunggu saat itu dan...
CKIITT
Suara ban berdecit tanda sang pemilik mobil menginjak rem sekuat tenaga, seorang pemuda pirang turun dari mobil itu dan terburu-buru melihat apa yang terjadi.
Huft... untunglah! Mobilnya tidak sampai menabrak walaupun hanya tinggal beberapa senti lagi dari hadapan pemuda itu. Pemilik mobil yang ternyata Uzumaki Naruto segera mendengus pelan melihat Sasuke yang masih memejamkan mata dengan kaki gemetaran. Dia mendekati Sasuke lalu berujar dekat telinganya, setengah geli.
"Kau tahu? Kau terlalu pasrah!" bisiknya pelan.
Sasuke langsung membuka matanya mendengar suara serak-serak basah yang dikenalnya dan jadi heran sendiri.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya heran.
"Oh, well," Naruto mengangkat bahunya, "Aku hampir saja menabrakmu tadi!" katanya sambil mengedikkan kepalanya ke arah mobil hitam bercorak oranye yang berada hanya beberapa senti lagi dari badan Sasuke. Setengah lemas setengah bingung Sasuke menghela napas lega!
"Lalu! Kenapa kamu mau menabrakku?" kata Sasuke merasa marah.
"Maaf, aku tidak melihatmu!"
"Hah? Tubuh sebesar ini! Kau bilang tidak lihat? Kau taruh dimana matamu?" teriaknya.
"Diam!" lalu sang Uzumaki langsung masuk ke mobilnya dan membuka pintu di sebelahnya, sementara Sasuke hanya tertegun melihat ini.
"Ayo, masuk! Jangan bengong! Kita sudah hampir terlambat!" katanya sedikit kesal melihat Sasuke hanya diam mematung saja. Dengan agak—atau sangat—kaget Sasuke masuk ke mobil sedang itu melalui pintu di sebelah sang Uzumaki yang menyetir lalu memasang sabuk pengaman. Mobil itupun melaju, kali ini dengan kecepatan agak tinggi mengingat hanya tinggal lima menit lagi bel akan berdering.
Tidak sampai tiga menit, mereka berdua sampai di sekolah yang gerbangnya sudah setengah menutup. Penjaga gerbang yang melihat mobil Uzumaki langsung terburu-buru membuka gerbang, agak ketakutan. Saat Sasuke turun bersama Uzumaki dari mobil, seluruh siswa dan siswi menengok ke arah mereka berdua, kesemuanya dengan alis terangkat. Sasuke merasa risih dengan pandangan para murid-murid itu, dan hanya mematung di tempat.
"Sampai kapan kamu mau berdiri di situ, hah?" lagi-lagi suara itu mengagetkannya.
"Bel sudah hampir berdering, ayo!" ajaknya lalu menarik lengan Sasuke sedikit kasar.
Semua murid menatap mereka berdua bingung sekaligus heran.
'Mana mungkin Uzumaki Naruto yang terkenal sangat dingin itu mempunyai teman lain selain empat orang itu, murid kelas satu pula!'.
Tapi Uzumaki sepertinya tidak peduli, dan itu terbukti dengan dia yang bergerak menyeret Sasuke sampai koridor lalu mereka berpisah di persimpangan.
"Hm... sudah dulu yah! Dah!" kata Uzumaki sambil melambaikan tangan lalu belok ke kanan. Sedangkan Sasuke yang masih tidak percaya, berbelok ke kiri dan berjalan dengan melamun.
Sasuke membuka pintu kelasnya, dan ternyata sudah ada Kakashi-sensei di dalam.
"Maaf, saya telat, sensei!" ucap Sasuke datar dengan mata menerawang, tidak fokus. Kakashi yang melihatnya mengangkat alisnya, heran dengan keadaan Sasuke yang tidak biasanya.
"Maa~, Sasuke-kun! Baru kali ini kau terlambat! Ada apa?" tanya Kakashi.
"Err—itu, sensei, tadi di jalan saya hampir tertabrak! Jadi telat!" jelas Sasuke.
"Oh, bilang dari tadi! Ya, sudah ayo masuk, ne, Sasuke-kun!" kata Kakashi mempersilakan Sasuke masuk. Seperti orang linglung, Sasuke berjalan pelan menuju tempat duduknya membuat teman satu kelasnya menatapnya cemas.
"Ne, Sasuke-kun! Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Kakashi lagi, sedikit khawatir.
"Saya tidak apa-apa sensei! Silakan lanjutkan!" kata Sasuke masih dengan nada datar.
"Yare-yare! Anak-anak buka buku kalian halaman 30! Di situ ada penjelasan mengenai Trigonometri, kalian bisa membacanya terlebih dahulu!" jelas Kakashi.
Sasuke masih tidak percaya dengan kejadian tadi! Apakah dia bermimpi? Sepertinya bukan! Lalu mengapa muncul perasaan aneh di hatinya? Seperti perasaan...
Senang?
Tidak mungkin!
Tidak mungkin dia merasa senang hanya gara-gara kejadian itu! Tidak mungkin! Sasuke menggelengkan kepalanya.
"Apa yang terjadi padaku, ya?" gumamnya pelan, lalu kembali tenggelam dengan pikirannya sendiri.
To Be Continued...
Wokeh!
Chap satu selesai!
Ai nggak tahu ini bagus apa nggak?
Tapi Ai udah berusaha untuk tidak membuat Sasuke terlalu OOC!
Kenyataannya Sasuke terasa OOC yah? *Pundung*
Oh, iya
Sebagai author fujoshi –ngaku ngaku!-
Ai mengucapkan selamat hari 'Fujoshi Indepence Day'
Ai persembahkan fic ini kepada seluruh fujoshi deh!
Sekarang,
Mind To Review?
Please!
~Airu Haruza~
