Yaaay~ ini fanfic pertama saya di fandom KHR! Aku baru nontin KHR beberapa bulan lalu, terus kepikiran buat cerita ini. Emang gaje terus aneh, tapi tetep di enjoy yah! Judul ceritanya emang aku ambil dari lagu "Sakura addiction", tapi ini bukan song fic.

Katekyo Hitman Reborn selalu milik Akira Amano-sensei, kalo saya yang punya, ceritanya bakal hancur ditengah dan kemunculan Hibari bakal aku banyakin :p

Hak milik saya hanya Aihara Sakura dan ceritanya, itu aja, gak lebih, gak kurang.

Read, Enjoy, and Review!

Sakura Addiction

Hanya ada satu hal yang tak bisa kau hindari: pertemuan.

Chapter One: Prologue

Sinar matahari pagi hari di Namimori membuat gadis yang masih tertidur lelap dalam tempat tidurnya perlahan terbangun. Seakan-akan masih ingin melanjutkan mimpinya, gadis itu kembali menarik selimutnya dan menutupi tubuhnya, tidak mempedulikan sinar matahari yang menyinari tubuhnya.

"Ah!" sahut gadis itu tiba-tiba, terbangun dari tidurnya, dan melirik jam wekernya yang berwarna kuning dengan mata membelak. "Ya ampun! Sudah jam segini? Aku bisa telat!" teriaknya panik dan segera berlari ke kamar mandi.

Suara grabak-grubuk yang dibuat oleh gadis itu membuat kakaknya yang masih tertidur terbangun, menghela nafas karena memang ini kebiasaan baru adiknya sejak dia pindah Namimori. "Kalau dia ribut bukan karena alasan itu, aku sudah memukulnya dari tadi," gumam sang Kakak—Aihara Kazuki—beranjak keluar dari kamarnya menuju dapur flat mereka, membakar sebuah roti dan menunggunya sambil meminum susu langsung dari kardusnya.

"Sakura! Kalau kau tidak cepat-cepat, kau tidak akan bisa pulang dengan selamat, loh!" sahut Kazuki usil, membuat adiknya lebih panik dan terburu-buru keluar dari kamar mandi.

"Kakak! Candaan kakak tidak mutu!" omel gadis itu—Aihara Sakura—panik dan seakan-akan ingin menelan kakaknya bulat-bulat. Dia memasang segera menjepit rambutnya dengan jepitan kotak-kotak dengan kombinasi warna merah dan hitam. "Aku pergi!" pamitnya dan membuka pintu flat.

"Sakura, kau belum sarapan!" sahut Kazuki mengingatkan dan melempar sebungkus roti melon kepada adiknya itu. "Ambil saja itu! Lari yang cepat, daripada kau digigit sampai mati olehnya!"

Sakura dengan mudah menangkap bungkusan roti itu dan menaruhnya ke dalam tasnya. Dia tersenyum pada Kazuki lalu beranjak keluar flat mereka sambil berlari. Sesekali, dia melirik jam tangannya, memastikan agar ia tidak telat sampai ke sekolah.

Atau dia akan…yah, kau tahu apa yang akan terjadi.

-Sakura Addiction-

Sakura terus berlari dan berlari, berharap dia takkan telat sampai di sekolah. Jam 07.45—gumam Sakura saat dia melirik jam tangannya. Dia tersenyum, kalau begini, dia bisa datang tepat waktu tanpa bertemu dengan oh-orang-yang-sangat-dia-benci.

Dia berbelok, dan melihat sekolahnya sudah berada tepat di depan matanya. Menambahkan kecepatan di kakinya, Sakura pun sampai di sekolah jam 07.48. Ini pertama kalinya dia datang tidak terlambat sejak dia pindah ke sekolah ini seminggu yang lalu.

"Safe!" sahutnya riang. Dia mengangkat tangannya bangga, dan tersenyum senang. Namun, senyumannya itu berubah menjadi cemberut saat ia melihat sosok yang sangat tidak ingin dilihatnya.

"Kau telat lagi?" sahut sosok itu, seorang siswa laki-laki berambut hitam dengan armband merah bertuliskan 'Komite Disiplin' dengan huruf kanji yang rapih. "Untuk kesekian kalinya kau telat. Kau ingin kuhukum sekarang juga?"

"Aku tidak telat!" protes Sakura dengan suara kesal. "Aku datang jam 07.48, Hibari-senpai!"

"Senpai? Kau memanggilku 'senpai'? Kau tahu sopan-santun juga?" ejek sang orang yang sangat Sakura benci—Hibari Kyouya—dengan wajah meremehkan. Dari wajah Sakura terlihat dia sangat, teramat sangat, ingin membalas ucapan menyebalkan Hibari, namun Hibari sudah mengeluarkan tonfanya dan bersiap-siap menyerangnya.

"Tu—Tu—Tunggu dulu, Hibari-senpai!" teriak Sakura panik dan mundur selangkah. "Hanya karena aku nyaris telat, senpai ingin menyerangku dengan tonfa-mu itu?"

"Aku akan menggigitmu sampai mati," sahut Hibari mengatakan kata-kata khas-nya. Tanpa basa-basi lagi, Hibari langsung menyerang Sakura, namun dapat dia hindari dengan sempurna. Tak ingin terkejut karena gadis itu bisa menghindari serangannya, dia terus menyerang Sakura, namun semua serangannya itu dapat dihindari terus dihindari, seakan-akan Sakura bisa membaca semua gerakannya.

"Oh, kau hebat juga," sahut Hibari dan menurunkan tonfa-nya. Sakura nampak terengah-engah, menyibakkan rambut hitam panjangnya, dan menghapus keringatnya. "Itu pujian?" tanyanya kesal. Hibari tidak menjawab, dia hanya terdiam dan meninggalkan Sakura sendirian di lapangan sekolah.

"Wow, Aihara-san benar-benar satu-satunya murid di sekolah ini yang beran dengan Hibari-san," komentar teman sekelas Sakura—Tsuna—dari jendela kelas mereka.

"Dia juga jenius, bisa lompat kelas. Padahal umurnya dua tahun dibawah kita," timpal Gokudera. "Perlu kuakui, kemampuan matematikanya sangat hebat, aku mengakuinya, Juudaime!"

Tsuna tertawa kecil mendengar komentar sahabatnya itu. Tapi ya—Aihara Sakura adalah gadis jenius. Dan juga berani—buktinya, dia bisa melawan kata-kata Hibari tanpa takut sedikitpun. Memang, saat pertama kali melihat Sakura bertingkah seperti itu, semuanya berpikir Sakura itu antara berani, bodoh, atau dia sudah bosan hidup.

Tapi…bukankah itu tak apa? Toh, Hibari jadi fokus pada tingkah laku Sakura, dan itu membuat murid lain merasa longgar. Yah, meskipun dia masih buas seperti biasanya, tapi tidak sebuas dulu. Oke. Ubah kata-kata tadi. Dia menjadi sangat amat sedikit tidak sebuas dulu.

Untuk pertama kalinya Hibari fokus pada seorang murid. Seorang gadis pula. Apakah ini….pertanda baik?

To Be Continued

Iyap, itu chapter satu. Masih gaje yah? Maaf, aku akan buat chapter selanjutnya lebih baik lagi! Kalau ada mistype, atau kurang bagus, aku minta maaf, udah lumayan lama enggak nulis fanfic nih.

Ayo, klik tombol review yang imut-imut di bawah ini! Aku butuh review yang bisa mendorongku buat cerita yang lebih bagus lagi~

Thank you