Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Puisi Usang
Ada yang bertanya padaku
Tentang kehebatan
Sebagian bertanya padaku
Tentang gelora kejayaan di medan perang
Hanya endikan bahu yang bisa kutawarkan
Tanpa jawaban yang pasti
Puaskah mereka dengan ketidaktahuanku?
Mungkin iya
Tapi lebih masuk akal jika jawabnya 'tidak'
Aku tidak tahu apapun tentang yang mereka tanyakan
Karena luka ini bukan tentang kemenangan
Bukan pula bukti pertarungan penuh kejayaan
Yang aku tahu hanyalah kesepian
Yang rasanya asam, berkeliaran di hatiku
Ataupun penyesalan yang terkadang muncul kembali
Bukti dari masa muda yang penuh dengan tempaan kekerasan hati sendiri
Sebilah tanto dan puluhan kunai
Tidak mampu mencegah akan datangnya kehilangan
Tidak pula dengan berlari kencang menghindari semua
Yang paling berharga menggelincir pergi dari sela tangan ini
Tanpa kubisa melindungi
Nama-nama silih berganti mengisi hariku
Lebih dekat dari apapun
Lebih liat dari tali-temali
Mengikat dan melekat tak kalah kuat dari yang sedarah
Namun lagiā¦
Yang paling berharga kembali terselip dari jemari
Meninggalkan bekas sebagai tanda aku tak mampu berbuat lebih
Dan rasa pedih yang tak asing, hadir oleh sebab kehilangan
Karena kehilangan yang lalu tak jua bisa mencegah kehilangan yang baru
Namun,
Kepingan nama-nama itu tetap kugenggam
Kugantung di leher, bukan semata hiasan
Lebih berharga dari nyawa
Sampai akhir, aku hanya boleh maju
Dengan sekujur memori yang dipenuhi kekuatan dan harapan
Melebihi luka di batin, maupun luka yang mengoyak daging
Sia-sia jika ada yang bertanya tentang kejayaan
Atau gegap gempitanya perang
Karena aku hanya akan memberikan jawaban yang mengambang
Tapi jika kau ingin tahu
Tentang hal yang sebagian orang anggap usang
Datanglah padaku
Dan bertanyalah
.
.
.
"Waaa, puisi siapa ini ya? Puitis sekali," seru Sakura ambil membolak-balik selembar kertas kecil. Kakinya selonjoran di atas rumput untuk melepas penat sehabis latihan dengan Kakashi dan Naruto. Di belakang punggungnya, beberapa lubang serupa kawah mini menganga di atas tanah. Bukti dari latihan ganas yang dilakukannya. Bisa juga dianggap sebagai bukti kemantapan hati Sakura menghajar lawan tandingnya.
Secarik kertas lusuh yang berisi puisi itu ia temukan melayang di depan wajahnya setelah latihan berakhir, ketika ia hendak membasuh wajahnya di telaga terdekat. Iseng-iseng dipungutnya, lalu ia temukan coretan yang membentuk puisi di atas secarik kertas itu.
Naruto yang sedang cuci muka di dekat Sakura, melongok penuh rasa ingin tahu.
"Puisinya memang puitis, tapi aku tidak mengerti. Nee, Sakura-chan, kira-kira siapa ya, yang menulisnya?"
"Yang pasti bukan Kakashi-sensei. Iya kan, Naruto?" tanya Sakura, mengerling ke atas pohon maple tempat Kakashi tiduran di dahannya dengan wajah tertutup Icha-Icha Paradise.
Sesaat kemudian terdengar gelak tawa dua murid Kakashi. Meremehkan kemampuan berbahasa sensei mereka. Yang ditertawai hanya mengibaskan tangannya dengan cuek sambil berusaha tetap tidur. Tidak menghiraukan dua monster remaja yang telah menguras tenaganya dalam latihan. Tidak juga menghiraukan secarik kertas yang terlepas dari himpitan halaman Icha-Icha Paradise miliknya. Secarik kertas sobekan dari buku catatan yang ia tulisi puisi pemenggal malam, lalu diselipkannya di buku mesum karangan Jiraiya. Puisi yang merangkum ironi hidupnya karena datang dan perginya orang yang ia anggap begitu berharga. Dan ikatan yang ia jaga seutuh niat.
"Hm. Anak-anak jaman sekarang memang menyebalkan," kata Kakashi hampir tak terdengar kecuali oleh dirinya sendiri. "Bukan begitu?" gumamnya pada angin. Berharap angin akan membawa kata-katanya tembus ke atmosfer. Ke alam para roh tempat guru dan teman setimnya kini bersemayam. Lalu menukik kembali ke bumi, ke air terjun di mana seorang pemuda berambut sehitam jelaga berlatih memeras tenaga dan kebenciannya untuk jadi lebih kuat. Di manapun dan seperti apapun mereka, tetap sama bagi Kakashi. Teman, guru, dan murid. Yang berharga.
OWARI
.
.
.
Chibinotes :
Hola, Chibi pengen nulis fic yang pendek tentang salah satu chara favorit Chibi. Dan akhirnya terhidanglah (?) fic super pendek nan ganjil ini. Setting waktunya adalah setelah Naruto balik ke Konoha dan sebelum nyelametin Gaara. Hauuu, Chibi juga gak begitu paham timeline-nya. Semoga gak maksa.
Puisinya juga gak puitis-puitis amat. Hmmmmmmh #menarik napas panjaaaang#
Terus, pengennya sih Chibi pengen mereka IC, tapi susah juga ya, nentuin mereka IC apa OOC dengan range fic yang super duper pendek begini. Anyway, Chibi harap Chibi bisa ngewakilin perasaan Kakashi yang uda ngeliat orang-orang penting di hidupnya pergi dan usahanya untuk move on sekaligus mengambil pelajaran dari kehilangan itu.
Hope you'll like it.
Last but not least, RnR pliiiiiis #kitty eyes no jutsu#
Arigatou
