My Boy, My Neighbour, My Sunbae
Main Casts:
Kim Taehyung
Kim Seokjin
Other Casts:
Jeon Jungkook
Enjoy~
Disinilah namja itu terduduk menatap kosong pada langit sore yang suasananya sungguh menenangkan hati. Sesekali ia menggigit bibir bawahnya untuk menghilangkan rasa gugupnya yang membuncah seketika saat melihat alat penunjuk waktu yang melingkar di tangan kanannya tidak mau berhenti berdetik.
"Sudah lewat lima belas menit" gumamnya sambil menghembuskan nafasnya panjang. hampir 30 menit lamanya seseorang yang ia tunggu sedari tadi belum juga muncul. Watak aslinya yang tidak sabaran akhirnya terkalahkan oleh perasaan sukanya pada seseorang. Ya. Perasaan suka. Ia rela menunggu sekitar 30 menit terduduk di rerumputan hijau ini sambil menatap air sungai yang mengalir dengan tenang, terkadang pikirannya ikut terbawa hanyut olehnya, hanya untuk menunggu seseorang yang ia sukai.
"Taehyung" tertangkap sebuah suara bariton oleh indra pendengarannya. Namja itu seketika menoleh mencari sumber suara itu dan matanya sedikit terbalak ketika menangkap sesosok namja berstelan seragam bername-tag "Kim Seokjin" yang sudah agak lusuh, seragam itu tidak terkancing menampilkan kaus putih polos yang sudah sedikit kotor dibalik seragammnya. Di tangan kanannya terdapat sebuah bola basket dan tangan yang lainnya menggenggam selendang ranselnya. Namja manis itu segera beranjak dari duduknya dan menatap sedikit tak percaya, namja yang ditunggunya itu datang.
"S-sunbae" panggilnya terbata-bata. Salahkan pada rasa gugupnya yang membuatnya seperti itu.
Seokjin hanya menatapnya datar dengan wajahnya yang terlihat kelelahan karena ia seharian ini berlatih basket untuk turnamen besok.
Taehyung semakin gugup dan takut melihat wajah datar sunbae yang berdiri dihadapannya. Ia menunduk. Wajah itu sangat datar dan menakutkan. Sangat cocok untuk menjadi pemeran antagonis, pikir Taehyung.
"Aku ingin mengatakan sesuatu sunbae" ujar Taehyung takut-takut.
Namun Seokjin tetap bergeming dan hening menunggu Taehyung melanjutkan kalimat pernyataan yang katanya akan ia sampaikan.
"Ah mengenai turnamen besok. Fighting!" ucap nya sedikit menyimpang dari tujuannya bertemu Seokjin. seulas senyuman lembut nampak dari wajah manisnya. Mata yang kecil itu membentuk lengkungan sempurna membuat wajahnya semakin manis membuat siapapun yang melihatnya merona. Ah. Tapi tidak dengan sunbae yang terkenal dengan sifat dinginnya itu. Ia tetap tak merubah ekspresi dinginnya menatap Taehyung yang bertingkah lugu itu. Seokjin menghembuskan nafasnya lelah.
"Ada lagi yang ingin kau katakan?" jawabnya. Tidak Seokjin. Bukan itu yang ingin Taehyung dengar. Dan berhentilah menampilkan wajah menyebalkanmu itu pada adik kelasmu yang lugu itu. Kau membuatnya takut!
Taehyung menggeleng cepat sebagai jawaban. Ia sudah sangat ketakutan dengan Seokjin. Pasalnya, ini tidak sesuai dengan keinginannya. Ia hanya ingin melihat sunbaenya tersenyum saat ia menyemangatinya. Sekarang, ia mengurungkan niatnya untuk menyatakan perasaannya pada Seokjin, sunbae yang 3 tahun lebih tua darinya itu.
Seokjin hanya mengangguk kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari posisinya. Meninggalkan Taehyung yang masih tertunduk disana.
"Aku menyukaimu sunbae" gumamnya lirih.
My Boy, My Neighbour, My Sunbae
"Taehyung baby kenapa pulang terlambat lagi? Ini sudah sangat sore sayang" terdengar suara yeoja yang tengah mengomel saat Taehyung memasuki rumahnya. Taehyung hanya menggeleng lemah sebagai jawaban. Ia terlalu lelah untuk menjawab. Melihat Taehyung seperti itu, yeoja itu menatapnya khawatir. Pasalnya, anak sulungnya tak seperti biasanya. Biasanya, Taehyung menampilkan senyuman manisnya pada sang ibu dan memeluknya bahkan mencium kedua pipinya. Oh anak itu sungguh menggemaskan.
Tapi sore ini, Taehyung sangat berbeda. Ia murung sekali, jalannya lunglai dan tidak bersemangat.
Ia berjalan gontai menuju kamarnya tanpa merespon ibunya yang masih menatapnya khawatir.
Membanting pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam karena ia tak mau ada yang mengganggunya, sekalipun itu adalah sang ibu.
Taehyung menghempaskan tubuhnya kasar di atas ranjang empuknya. Bayangan Seokjin masih menghantui pikirannya. Ia mengerucutkan bibirnya sebal jika ia mengingat wajah dingin dan menyebalkan sunbaenya itu.
"Ish! Kenapa aku bisa menyukainya?" ia mengomeli diri sendiri dengan wajah yang tertekuk.
"Keluarlah! Aku tak ingin diganggu!" lagi lagi pendengaran Taehyung terganggu. Kali ini bersumber dari luar kamarnya.
Itu pasti teriakkan tetangganya.
Taehyung yang mendengar itu hanya menghela nafasnya berat. Ia hapal suara itu. Itu suara sunbae yang tadi membuatnya cemberut seperti sekarang ini. Ya. Itu suara Seokjin.
Seokjin adalah sunbae di sekolahnya dan juga tetangga di lingkungan rumahnya. Tunggu dulu. Ini di luar ekspetasi kalian. Walaupun rumah mereka bersebelahan, dan mereka sekolah di sekolah yang sama, mereka tetap tidak akrab satu sama lain.
Taehyung beranjak dari ranjang empuk favoritnya dan berjalan menghampiri jendela kamarnya yang sedikit terbuka. Dengan hati-hati ia mengintip keluar untuk memeriksa keadaan.
Ia menangkap sosok itu lagi. Seokjin, sunbaenya baru saja memasuki kamarnya. Tirai kamarnya tak terlalu tertutup membuat Taehyung leluasa mengintip gerak-gerik Seokjin.
Seketika wajahnya merona sempurna saat melihat Seokjin mulai melucuti pakaian atasnya dan lekukan otot itu tertangkap jelas oleh manik mata Taehyung. Taehyung akui ia sangat mengagumi tubuh indah itu. Ia terus memandangi dan mengagumi Seokjin dengan wajah yang masih merona.
Sampai akhirnya, manik mata sipit itu terbalak sempurna ketika ia menangkap Seokjin yang tengah menatapnya juga. Astaga. Memalukan sekali. Bagaimana bisa Seokjin memergoki Taehyung yang sedang menatap dan memperhatikannya sedari tadi.
Jangan tanya seperti apa ekspresi Taehyung saat ia tertangkap basah sedang melakukan aksi mengintipnya itu.
Dengan terburu-buru ia mebanting kasar jendela kamarnya itu dan menutup tirainya dengan sempurna. Membuatnya serasa seperti sedang diisolasi. Jantungnya berdegup sangat kencang, nafasnya memburu. Ia terlalu gugup dan terkejut dalam situasi ini.
"Pabbo pabbo pabbo! Aish!" Taehyung terus mengomeli dirinya sendiri dengan bibir manis yang mengerucut sempurna. Menambah kesan menggemaskan bagi siapapun yang melihatnya. Percayalah.
"Kau tidak boleh suka padanya Taehyung. Ugh jangan. Dia menyebalkan. Dingin. Jelek! Ya jelek!" Ujarnya sakratis, apalagi saat ia menyebutkan kata 'jelek' dengan penuh penekanan saat mengucapkannya.
Namun hati Taehyung berkata lain. Semua ucapannya adalah dusta jika kita dapat mendengar isi hati Taehyung yang sebenarnya. Hatinya berkata Seokjin itu tampan mengagumkan dan ia sangat menyukai Seokjin.
Hah. Dasar anak muda.
.
.
.
Kemudian
Di keesokkan hari.
Lorong kelas itu tampak sepi. Tentu saja. Ini sudah lewat jam pulang sekolah. Mungkin keberadaan siswa disana sekarang bisa dihitung jari. Terkecuali untuk siswa yang masih berkepentingan untuk menyelesaikan urusan lain di luar jam sekolah, Taehyung misalnya.
Dan di lorong itu lah Taehyung terus menggerutu dan mengumpat dengan sumpah serapahnya terkadang memaki wali kelasnya yang demi tuhan sangat menyiksanya itu. Ia meminta Taehyung datang ke ruangannya untuk membicarakan sesuatu.
"Kenapa harus aku sih?" Gerutu Taehyung.
Taehyung menghentakkan langkah kakinya kesal memasuki ruang guru yang terlihat sudah sangat sepi. Sejauh mata memandang, Taehyung hanya menangkap 2 orang di dalam ruangan itu. Guru olahraga killernya dan wali kelasnya yang terduduk manis sambil menampilkan senyum ramah ke arahnya.
Taehyung sedikit membungkuk sopan ketika sampai di dekat guru tersebut.
"Duduklah" yeoja itu menawarkan dengan ramah.
Taehyung hanya tersenyum simpul kemudian mendaratkan tubuhnya terduduk di sofa itu dengan ragu ragu.
"Santai saja Taehyung. Jangan tegang begitu. Ini bukan mengenai nilai atau prestasimu" jelas sang guru santai
"Ne? Lalu ada apa seonsaengnim?" Taehyung bertanya dengan santun.
"Aku ingin kau bernyanyi untuk acara perpisahan sunbaemu nanti" lanjut sang guru.
Taehyung hening seketika. Apa apaan ini. Mimpi apa Taehyung semalam? Kenapa ia tiba-tiba saja ditunjuk untuk bernyanyi nanti di sebuah acara. perpisahan? Tunggu. Acara perpisahan siswa tingkat akhir. Itu artinya ia akan tampil di depan Seokjin, sunbae incarannya. Ia sangat tidak siap untuk tampil di depan banyak orang, terutaman di depan sunbaenya, Seokjin.
"Tapi.. seonsaengnim" wajah Taehyung terlihat begitu ragu untuk menerimanya.
"Ada apa? kudengar kau selalu menjuarai kontes bernyanyi? Ayolah. Kau hanya harus tampil membawakan 2 buah lagu saja. Mau ya?" ajak sang guru memelas padanya.
"Baiklah seonsaengim" Taehyung mengangguk sedikit dan menghela nafasnya berat. Dengan teramat berat hati ia menerimanya.
"Nah acaranya 3 minggu lagi. Kuharap kau memberikan penampilan terbaikmu" si guru keras kepala itu berucap senang.
Dan lagi lagi Taehyung menghela nafas panjangnya.
.
Setelah mendiskusikan sesuatu yang cukup memakan waktu lama, akhirnya Taehyung bisa terbebas juga dari ocehan berisik sang wali kelasnya itu.
Padahal awalnya mereka hanya berdiskusi mengenai acara pelepasan para sunbaenya, tapi dengan tiba tiba si guru cerewet malah menggunakan kesempatannya untuk mencurahkan isi hatinya pada muridnya. Ia menceritakan semua keluh kesahnya menjadi seorang guru di sekolah itu.
Astaga. Demi boneka beruang tua yang selalu menjadi sasaran tinjunya, Taehyung ingin sekali memnyumpal mulut gurunya itu dengan sapu tangan kesayangannya. Namun ia tentu membuang niat buruknya itu karena ia masih menyayangi statusnya sebagai murid kesayangan. Jadi Taehyung hanya tersenyum kecut selama sesi diskusi dengan sang wali kelas.
Kemudian Taehyung berjalan lesu meninggalkan ruang yang dirasa cukup besar dan cukup sumpek itu. Menggendong ranselnya yang cukup membuat bahunya sedikit pegal ia berjalan menuju pintu gerbang sekolah.
Langkahnya terhenti seketika saat ia berjalan melewati lapang basket yang berada di sisi kanannya. Tertangkap sesosok namja yang berbaring terlentang di tengahnya dengan wajah kelelahannya. Taehyung tersenyum kecil memperhatikan namja itu. Ia. Seniornya yang sekarang sudah menduduki tingkat akhir, Seokjin.
Entah ada keberanian dari mana, Taehyung melangkah berberlok dari tujuan awalnya menuju gerbang sekolah, ia menuju lapang basket yang cukup sepi itu. Mungkin sudah sepi karena hanya ada Seokjin dan Taehyung disana.
Langkahnya terhenti ketika dirasa sudah cukup dekat dengan namja yang tengah berbaring lelah di sana.
"sunbae" panggilnya ragu. Dan yang dipanggil membuka matanya perlahan. Sedikit memfokuskan padangannya yang sedikit kabur dan menatapi seorang yang telah mengganggunya itu.
"Ada apa?" jawab Seokjin dengan nada bicara yang sedikit atau bahkan terlalu malas untuk merespon.
Taehyung tersenyum sedih dan masih berdiri di samping sunbae kesayangannya itu.
"Anni kukira sunbae mati hehe" canda Taehyung garing.
Taehyung. Kau pintar, manis, dan suaramu indah, kau juga cukup terkenal di sekolahmu, karena suara emasmu. Tapi. Seseorang tolong panggilkan guru lawak untuknya. Karena lawakannya itu terlalu klasik. Ah tidak. Itu bahkan garing!
Seokjin tetap terdiam tanpa merespon Taehyung yang tersenyum bodoh disampingnya. Kelopak matanya entah sejak kapan sudah tertutup kembali dan tak menghiraukan adik juniornya yang memasang raut sedihnya.
"Pulanglah" titah Seokjin tiba tiba. Taehyung mendesah kecil mendengar titahan itu. Sepertinya dugaanya benar, ia tidak akan bisa mengobrol dan berbicang lama dengan Seokjin. Taehyung mengangguk lemah dan berucap sebelum pergi meninggalkan Seokjin yang masih terbaring disana.
My Boy, My Neighbour, My Sunbae
"oi! Melamunkan siapa ?!" sebuah suara tiba tiba terdengar sangat keras. Tentu sangat keras. Pelakunya berbicara sedikit berteriak sangat dekat dengan daun telinganya. Membuat sang empu menggeram kesal
"Ya! Kenapa kau selalu saja berteriak di telingaku hah? Aku tidak tuli!" Bentak namja berparas manis itu galak.
Lengannya yang sudah terkepal sempurna sedikit menggebrak meja yang terbuat dari kayu yang hampir rapuh itu.
Ia kesal. Kesal pada sahabatnya yang memiliki kebiasaan yang menyebalkan. Bagaimana Taehyung tak kesal, jika seseorang tiba tiba saja meneriakinya dengan jarak yang sangat tipis dengan daun telinganya? Untung saja gendang telinga Taehyung yang sering mendapstkan perlakuan seperti itu masih bisa bertahan. Mungkin jika tidak gendang telinganya pasti sudah rusak sekarang.
Taehyung melemparkanan tatapan tajam nan galak itu, namun masih tergurat lekukan manis pada wajah galaknya itu.
Yang diomeli hanya tertawa cengengesan. Ia terlalu sering dimarahi Taehyung seperti ini. Awalnya memang ia merasa sedikit takut jika sahabat manisnya itu sedang memarahinya akibat kebiasaan bodohnya itu. Tetapi lambat laun, ia sedikit kebal dengan bentakan dan wajah garang namun imutnya.
"Haha mian hyung" si pelaku menjawab dengan entengnya kemudian lengannya tergerak untuk merangkul tubuh mungil yang sedang terbakar emosi itu.
Taehyung yang masih kesal itu semakin menekukkan wajahnya cemberut, menepis lengan yang merangkul bahunya dan menggeser duduknya menjauh dari sang pelaku
"Jangan sentuh! Jeon Jungkook! Jika kau berani menyentuh.. awas saja" ancam Taehyung dengan garangnya.
Jungkook, si sahabat yang menyebalkan itu, menggerling jahil pada Taehyung, membuat Taehyung sedikit merinding dibuatnya.
"kau lihat apa hah?" Bentak Taehyung galak.
"Ya ya kau galak sekali. Sudah. jangan terlalu sering marah marah hyung. Nanti cepat tua. Banyak keriput. Ppft"
Sungguh. Sahabatnya itu sangat menjengkelkan. Benar!
Ingin rasanya Taehyung menarik tubuhnya dan memutarnya kemudian meleparnya jauh jauh dari penglihatannya. Taehyung hanya memasang ekspresi datarnya san tak menjawab apapun.
Jungkook tahu, sejahil apapun ia pada Taehyung, Taehyung takan marah besar. Paling ia hanya memberikan omelan pedas dan wajah galak namun terkesan manis itu. Itu saja. Tidak pernah sekalipun ia marah sampai mendiamkan Jungkook. Karena Taehyung menyayangi Jungkooknya yang jahil. Ia sudah menganggap Jungkook itu sebagai adiknya sendiri. Asal kalian tahu, sebenarnya Jungkook itu 1 tahun lebih muda dari Taehyung. Dia murid pindahan akselerasi, makanya ia bisa satu kelas dengan Taehyung dan bersahabat seperti sekarang ini.
"Jadi.." Jungkook menggantung ucapannya dengan menolehkan wajahnya ke arah dimana Taehyung memfokuskan pandangannya sebelum ia mengejutkannya.
"Kau memperhatikan siapa hyung?" Tatapnya dengan raut yang sangat penasaran.
Setelah itu ia menoleh kembali dan menemukan sosok sunbae yang tengah berbincang asik dengan temannya yang lain
"Oh.. si sunbae jutek tetanggamu itu ya hyung? Kau masih mengejarnya?" Ujarnya enteng
Mata Taehyung terbalak sesaat selepas Jungkook mengucapkan sederet kata kata itu dengan polosnya.
"Ya! Ish dasar bocah!" Taehyung berteriak tertahan. Jarinya yang sudah terasa gatal akhirnya ia gerakkan untuk mencubit punggung tangan Jungkook gemas. Membuat bocah itu sedikit memekik kesakitan dan reflek menarik tangannya untuk menyelamatkannya sebelum Taehyung mencubitnya lebih keras.
"ouch sakit hyung" protesnya sambil mengelus perlahan kulit pumggung tangannya yang terasa panas akibat cubitan itu
"Kau sih!" gerutu Taehyung kesal.
"Jadi aku benar hyung?" Jungkook tersenyum bangga.
"t-tidak juga" dusta Taehyung sambil memainkan sedotannya, menggerakkan sedotan itu dengan gerakan mengaduk jus strawberry kesukaaannya.
"Kau tak berniat meminta dasinya di hari kelulusan nanti?" tanya Jungkook dibalas dengan raut wajah Taehyung yabg kebingungan.
Jungkook mendengus dan menggeleng.
"jika kau mendapatkan dasinya, itu berarti kau adalah orang yang paling ia kenang selama ia bersekolah disini" jelas Jungkook.
Taehyung mengerjapkan matanya beberapa kali menatap Jungkook tepat setelah Jungkook menjelaskannya. Sedetik kemudian ia tertunduk lesu sambil menggigit bibir bawahnya.
"aku bahkan belum pernah mengobrol dengannya" Taehyung menghela nafasnya.
"kudengar.. pesta pelepasannya diadakan sekitar tiga minggu lagi. Kau bisa memanfaatkannya untuk membuat kenangan yang terindah untuknya" kali ini karakter sahabatnya itu sungguh berbalik 180 derajat. Ucapannya mendadak menjadi bijaksana sekali. itulah yang Taehyung senangi dari watak Jungkook. Walau ia sering menjahilinya, tapi jika sudah diajak serius dan dihadapi masalah, ia selalu memberikan solusi.
Taehyung tersenyum riang mendengarnya. Jungkook ada benarnya. Ia mengangguk cepat dan tersenyum sumringah karena mendapatkan ilham. Ya. Berterima kasihlah pada otak si bocah jahil itu.
"besok. Klub basketku akan turnamen. Kau ikut saja denganku? Bagaimana?" tawar Jungkook terkekeh pelan.
Taehyung yang baru tersadar akan hal itu langsung menepuk jidatnya cukup keras. Betapa bodohnya ia! Kenapa ia bisa sampai lupa kalau Jungkook adalah anggota klub basket itu. Ia bahkan berada dalam satu tim yang sama dengan Seokjin. Jungkook itu sangat lihai jika berurusan dengan basket. Maka dari itu, walaupun masih kelas 1, tim basket berani merekrutnya sebagai anggota tim pertandingan.
Lalu kalau begitu, kenapa ia tak minta bantuan Jungkook saja dari awal? Hah. Otaknya memang sulit diajak kompromi jika menyangkut cinta.
Ah sudahlah. Yang terpenting sekarang adalah misinya yaitu membuat kenangan terbaik untuk sunbae sekaligus tetangganya yang dingin itu, Kim Seokjin.
Taehyung mengangguk pertanda setuju akan ajakan Jungkook untuk mengajaknya menonton turnamen itu. Jungkook tersenyum lebar dibuatnya. karena ini adalah pertama kalinya Taehyung menghadiri sebuah turnamen olah raga.
.
.
Jadi biar kujelaskan lagi mengenai dasi itu,
Sepertinya itu memang sebuah tradisi. Tradisi menyerahkan dasi untuk seseorang yang paling berkenang bagi siswa atau siswi di sekolah itu. Mereka bisa memberinya pada siapapun termasuk guru mereka. Simbol pemberian dasi itu juga memiliki arti yang cukup bermakna. Siswa atau sisiwi lulusannya berharap akan terus dikenang walau mereka tak lagi berada di kawasan itu.
Terkadang ada juga yang memaksa untuk mendapatkan dasi itu. Penggemar misalnya.
Mereka pernah sampai berebutan untuk mendapatkan dasi sang idola. Ya. Itu memang berlebihan, tetapi itu juga memang fakta.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Taehyung itu mulai mendeklarasikan visi dan misinya untuk membuatkan kenangan manis untuk Seokjin dan mendapatkan dasinya.
Hanya dalam 3 minggu.
To Be Continue a/n: halo haloo hai~ apa masih ada yang menunggu ff terbaru benwubacon? Semoga kalian suka cerintanya~~ ini bakalan jadi kisah Taehyung buat dapetin dasi #salah cintanya seokjin Semoga kalian respon dengan baik ff ini~
Haaa hari ini aku bawakan JinV lagii~ terispirasi dari sebuah film romance yang aku pernah tonton tapi gatau judulnya #dor
kalo yang ingin ff ini lanjut, boleh dong reviewnya ^w^
review juseyooooo XD Gomawooo~
