Reka(n)
Bungou Stray Dogs © Kafka Asagiri, Sango Harukawa
Warning: bisa dibilang ini puisi, mencoba angst, kinda plotless
Soukoku – Double Black
Happy reading~
.
.
.
Bermula bukan dari mau keduanya
Mungkin
Tiada yang sungguh menahu tentang hati manusia
Terbangun satu yang sesungguhnya ganda
Berseberangan, dua sisi, mengimbangi
Dua puluh jemari dalam total
Menepuk dalam ejek
Menguatkan dalam hening
Bertautan dalam bisu
.
Mengapa.
Kisah ini mengurai dari sana
Kenapa.
Ini sungguh melelahkan
Memilah benang satu-satu dari kekusutan
Yang tidak sedikit di antaranya sengaja dijambak
Beberapa dipotong dan dibawa lari
Oh Tuhan, sejak kapan mati menjadi pilihan yang indah begini
.
Halo jelita manusia
Mayang menguraimu sungguh menawan
Setitik nila bersebut bayang nestapa di pojok hatimu tidak mengubahnya
Semu duka yang merupakan peranakan pahit masa lalu
Asalnya dari mana sungguh ingin sejatinya ditemu
Namun tidak, tidak semudah itu
Pun dirimu enggan mengakui dan menelusur
Pekat yang sengaja dipelihara dibentangkan sebagai selubung
Lalu ada celah yang cukup dekat juga agak jauh
Mengalun tanya tentang ketiadaan diri
Pada hari-hari sebagai pendamping
Tanya untuk sebelahnya yang lenyap
Ketidak tahuan yang mengasapi marah
Perlahan berkobar membakar dan membuat hati menelan racun
Pahit yang takarannya meluber
Pahit yang tidak bisa termuntahkan
.
Semua jadi abu-abu
Wahai sosok pesona yang mencari damai abadi
Hai sosok yang kehilangan dalam naung hidup
Apa kabar
Apa kau masih mencari
Jawaban yang sepertinya masih hobi melarikan diri
Warnamu banyak berubah
Banyak yang masih tetap
Dan pekat yang lama masih setia kau simpan
Satu pecahan agaknya masih dikantongi ke mana-mana
Tidak mudah membuang segalanya
Tidak dengan sepenggal selamat malam tanpa suara
Tidak dengan satu ledakan
Tidak juga dengan sekian lama tanpa sua
.
Akan lebih mudah jika semua hanya pura-pura
Jauh lebih gampang bila segalanya rekaan
Sandiwara lebih mudah dinikmati
Gampang untuk dilupa
Sial sekali seluruhnya asli
Sayang sekali kabut sesal masih membayang
Sayang sekali hidup membuatnya sulit
Sungguh sayang
Sayang
.
Potret kenangan terkadang menabur
Terutama saat malam dengan bulan menggantung
Di mana pernah menjadi waktu bersama
Gulita menjadi renda penghias
Gelap menjadi latar sempurna
Saat-saat bersama yang ingin dikubur
Menumbuh jengkel
Percaya yang terlanjur tumbuh
Menggores nyeri
.
Ada berapa dusta yang lupa dihitung
Ada berapa pinta yang tak sempat diucap
Ada berapa panggil yang tak kuasa jadi nyata
Saling beradu punggung dalam jarak yang bukan lagi jangkauan bebas
Ada apa sebenarnya ingin sekali ditanya
Sebelah manakah pura-pura yang sebenarnya
.
Peduli acap kali menyakiti
Berpikir kerap membuat tumpul insting
Baik-baik saja
Ini bukan kebohongan
Dunia masih berputar dengan tempo yang seharusnya
Sakit yang disimpan sendiri terasa lebih bijak
Sisa tanya yang tanpa jawab biarlah jadi debu
Sungguh amat baik bila akhirnya begitu
Tapi sayangnya tidak
Sungguh sayang
.
Mengerti membuatnya lebih sakit
Tidak ada yang menjadi lebih apik
Memahami membuat segalanya lebih pedih
Gapaian yang tidak sampai
Rengkuhan yang gagal
Sendu yang melapis
.
Halo jelita
Halo sosok yang penuh pesona
Apa yang ingin kau kejar
Kematian yang bagaimana yang ingin kau peluk
Rindu yang tidak terakui
Pasti menumbuhkan sesak berlipat
Reka tawa
Reka seringai
Reka serapah
Ada salam yang tidak terucap
Ada tamparan yang tidak terwujud
Ada maaf yang tidak bersuara
Ada maaf yang tidak tersampaikan
Ada yang merindukan sepercik masa dulu
.
Momen-momen yang serupa kembali mengisi
Terasa sangat benar, terasa sangat hidup
Aromanya berbeda namun sungguh mewangi memori
Percaya yang tidak bohong
Tautan yang tidak menipu
Tabur iseng yang sedap membumbu
Terasa sangat benar, terasa sangat hidup
Dan malam terasa singkat
Teramat singkat
.
Bagaimana kisah panjang akan terakhiri
Siapa yang tahu
Lanjutannya pun sukar ditelusur
Kemungkinan saling berlomba, saling menumpuk
Mungkin nanti akan ada hal yang melegakan terjadi
Mungkin nanti satu yang terpecah bisa kembali utuh
Mungkin sesak akan kembali menyerang
Mungkin akan ada air mata yang tertumpah
Siapa yang tahu
.
Saat di mana mereka berdampingan
Saat di mana mereka tidak terkalahkan
Di mana rekan bukanlah rekaan
Dan waktu membingkai mereka dengan warna-warna cantik
Kepekatan yang sarat jelita
Kepekatan yang penuh pesona
Hitam berganda yang menjadi kesatuan
.
Andai saja ada porsi lebih untuk menjelaskan semuanya
Sayang sungguh sayang
Goresan ini tidak mampu membawanya ke sana
.
.
.
26 Februari 2017
.
.
.
Dazai merapatkan pelukannya pada Chuuya yang terlelap. Dihirupnya wangi Chuuya dalam-dalam, berusaha menyimpannya dengan sempurna. Mungkin mereka akan kembali tidak bertemu dalam kurun waktu yang lama.
"Selamat malam Chuuya," Dazai membisik kecil.
Tubuh Chuuya menggeliat dalam pelukan Dazai.
"Dazai ..."
Mungkinkah tadi Chuuya mendengarnya.
"Jangan pergi," suara Chuuya terdengar samar, igauan kala tidur, namun sangat jelas bagi Dazai. Pemuda berambut cokelat itu tersenyum tipis.
"Tidak Chuuya. Tidak malam ini."
-end-
Thanks for reading! Reviews are really appreciated.
