~0o0~
Ansatsu Kyoushitsu / Assassination Classroom © Matsui Yuusei
Ansatsu to Korosu / Assassination and Kill © Akai Sora
"Dibunuh atau membunuh, Bukankah itu pilihan yang selalu manusia temukan selama mereka hidup? Jika kau tak mau dibunuh, maka bunuhlah. Begitu pula sebaliknya."
~0o0~
"Nee-san, dengan begini kau bahagia, bukan?" Bocah itu tersenyum manis, menggenggam tangan Kakaknya yang gemetar. Wajahnya yang tulus, tak berdosa itu dipenuhi cipratan darah.
Sang Kakak tak bisa bergerak, tak menyangka kalau ia telah membuat adiknya sendiri menjadi pembunuh.
"Nee-san?" Menyadari keanehan dalam diri Kakaknya, Sang Adik mengguncang-guncangkan pundak Kakaknya. " Nee-san, ada apa?"
Dan tanpa disadari, sudut bibir Sang Kakak terangkat, Dengan matanya yang berkaca-kaca, ia berusaha tersenyum. Ia tepuk kepala Adiknya.
" Anak baik, Akira"
1. Transfer Student Time
" Pembunuh Pro sebagai murid pindahan? Siapa?"
Berita yang dibawa Isogai membuat seluruh siswa di kelas 3-E itu langsung mengarahkan perhatiannya pada cowok Ikemen itu. Isogai hanya tersenyum sambil mengangkat bahu.
" Entah, kemarin aku baru mendapat beritanya dari Karasuma-sensei"
Kasak-kusuk pun mulai terdengar di setiap sudut ruangan, masing-masing saling membicarakan murid pindahan ini. Baru kali ini mereka mendapat murid pindahan yang dikhusukan untuk pembunuhan Koro-sensei, selain Bitch-sensei tentunya.
" Hm.. Kira-kira orangnya seperti apa ya?" Tanya Kayano sambil mengangkat kepalanya, berlagak berpikir. Nagisa tersenyum mendengarnya.
" Mungkin, seseorang yang dingin dan kejam. Dia kan Pembunuh Pro" Jawab Nagisa tanpa pikir panjang.
Nakamura nyengir lebar. " Belum tentu, lihat saja Bitch–sensei. Dia seorang Pembunuh Pro juga, bukan?"
Kayano dan Nagisa hanya bisa tersenyum dengan sweat-drop .
" Oh ya, aku juga dapat informasi lain saat aku tak sengaja mendengar pembicaraan Karasuma-sensei dan Koro-sensei" Isogai dengan gampangnya menyedot kembali perhatian seluruh orang. " Ada dua murid pindahan yang akan ke sekolah ini"
Karma, yang entah kenapa ikut tertarik, mulai ikut pembicaraan. " Adik-Kakak?"
"Lebih tepatnya kembar." Lagi-lagi semua orang terpana mendengar jawaban Isogai. " Namun, hanya satu yang akan ke Kelas E"
" Eh? Kenapa?" Kurahashi berseru.
" Entahlah. Si Adik akan pindah ke kelas A, yang akan pindah ke sini adalah Si Kakak"
" Ke-Kelas A? Sepintar apa dia?!"
"—Nurufufu~ Sepertinya kalian sangat bersemangat dengan kedatangan murid baru ini~"
Para murid terlonjak kaget, sontak mereka melihat keatas langit-langit kelas, sumber suara tadi.
" Tak baik menguping pembicaraan orang, Koro-sensei" Ucapan Kataoka membuat makhluk berwarna kuning disertai beberapa tentakel mencurigakan itu tersentak.
"Hiyaaa! Bu-Bukan itu maksudku, Kataoka-san!" Koro-sensei turun dengan cepat. Walau ekspresi wajahnya tetap sama –Mulutnya yang selalu menyeringai itu-, setiap murid bisa melihat keringat gelisah menuruni wajahnya yang berbentuk bulat itu.
" Wah, wah.. Koro-sensei… Kau suka menguping pembicaraan orang lain ya?" Para siswa memasang muka jijik terhadap Koro-sensei, yang tentu saja membuat makhluk berbentuk gurita itu makin gelisah.
"A-Ah… Bukan itu maksudku, kaliannn~ dengarkan dulu dong penjelasann—"
KRINGG!
"—NUUYAA!" Saking lagi gak fokusnya, Koro-sensei terkaget-kaget sendiri dengan suara bel masuk. Seluruh siswa tertawa.
"Nah, Koro-sensei… Bukankah sekarang saatnya kau mengenalkannya pada kami?" Tanya Maehara disela-sela tawaannya.
Dengan muka masih gelisah, Koro-sensei pun pergi keluar kelas. " Baiklah, Sensei akan memanggilnya"
Sementara siswa kelas 3-E sibuk ke tempat duduknya masing-masing, di luar gedung sekolah lama itu Karasuma berjalan disamping seorang gadis.
" Ini kelas 3-E?" Tanya gadis itu seiring mereka berjalan bersama ke gedung sekolah.
" Ya. Kau akan pergi kesini setiap paginya dan belajar seperti layaknya murid biasa. Namun yang tak biasa adalah—"
"—Yang mengajarku itu seorang alien berbentuk gurita raksasa dan aku harus membunuhnya?" Gadis itu menyela omongan Karasuma dengan halus. " Benar, kan?"
Karasuma mengangguk, disertai beberapa bulir keringat dingin yang menuruni dahinya. Bisa dirasakan olehnya hawa membunuh yang keluar dari gadis itu, sangat kuat.
Gadis itu menyeringai.
" Menarik ya~"
" Kita akan memulai pelajaran sekarang. Namun, Sensei akan memperkenalkan seorang murid baru di kelas kalian" Ucapan Koro-sensei membuat para siswa terdiam, menunggu-nunggu siswa baru itu. Koro-sensei menutup buku absen lalu berseru. " Kau boleh masuk sekarang!"
KREK…
Seluruh siswa langsung mengarahkan pandangannya pada seorang gadis berseragam seperti mereka dengan rambut hitam panjang sepunggung yang melangkah masuk ke ruangan kelas dengan tenang. Matanya yang berwarna hijau tua menatap setiap sudut kelas dengan antusias, dan tangannya memegang tas sekolah biasa. Tak ada hal yang membuat ia kelihatan seperti Pembunuh Pro.
Setelah ia berjalan dan berdiri di sebelah Koro-sensei, ia memberi Koro-sensei tatapan yang tak bisa dijelaskan. Datar.
" Oh ya! Nah, silahkan perkenalkan dirimu!~" Seru Koro-sensei dengan semangat. Gadis itu menunduk, terlihat mengambil nafas perlahan, lalu mengeluarkannya kembali.
Ia mengangkat wajahnya dan terlihatlah sebuah senyum lebar yang terukir di wajahnya.
" Ohayou gozaimasu, minna-san! Namaku, Hanaki Haruka! Silahkan panggil aku Haruka atau apapun yang kalian inginkan. Tentu jangan panggilan ejekan~" Ia tertawa sendiri mendengar lelucon yang ia lontarkan, walau tak ada yang tertawa saking tidak menyangkanya kalau murid baru ini sangat ceria. Lalu Haruka membungkuk.
" Yoroshiku onegaishimasu!"
Tak berapa lama kemudian, melihat teman baru mereka yang kelihatannya sangat baik dan ramah, para siswa pun satu-persatu mulai tersenyum, bahkan beberapa ada yang berseru pada Haruka.
" Senang bertemu denganmu, Haruka-chan!"
" Yoroshiku, Hanaki-san"
Melihat para siswa menerima Haruka dengan hangat, Koro-sensei –yang sebenarnya memang setiap kali menyeringai- terlihat makin senang.
" Kalau begitu, Selamat Datang di Kelas 3-E, Haruka-san!~" Seru Koro-sensei dengan senang. Haruka tersenyum manis pada Koro-sensei lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
" Oh ya, Koro-sensei.. Kudengar kau menyukai makanan manis, jadi kuberikan ini sebagai tanda terima kasih mau mengajarku!~" Haruka menyodorkan sebatang besar cokelat yang kelihatannya mahal dan enak, membuat Koro-sensei mau tak mau langsung mengambilnya dengan penuh suka cita.
" Terima kasih, Haruka-san!~~" Dan tanpa pikir panjang, Koro-sensei langsung melahap cokelat itu dengan cepat, tak menyadari gadis di sebelahnya itu membuang senyumnya, digantikan sebuah tatapan dingin. Hawa pembunuhnya mulai keluar, namun masih belum dirasakan oleh Koro-sensei.
Dengan ringan, ia angkat kakinya dan diinjaknya salah satu tentakel Koro-sensei, yang tiba-tiba saja langsung terluka seperti terkena pisau atau peluru Anti-Sensei. Itu membuat Koro-sensei tak mempunyai waktu untuk menghindari sebuah pisau yang diarahkan ke lehernya.
Yah, hampir saja sih.
Haruka menatapnya dingin, masih belum berganti. Ia mendecak kesal melihat tangannya ditahan oleh tentakel Koro-sensei, padahal 1 detik saja Koro-sensei terlambat menyadari hawa pembunuhnya, makan tamatlah sudah Koro-sensei.
" Wah, wah.." Haruka berucap dengan intonasi lambat dan suara pelan, mengintimidasi. "Kudengar, kau itu sangat cepat. Mach 20 ya?"
Haruka menaikkan dagunya, menatap Koro-sensei dengan tatapan mengejek. " Apa alien lemah dan lambat inilah yang harus kubunuh?"
Suasana kelas hening seketika, bukan keheningan yang menyenangkan namun keheningan yang mencekam. Haruka melepaskan tangannya dari Koro-sensei dengan cepat, lalu mengangkat kembali kakinya dari tentakel Koro-sensei yang terluka. Memperlihatkan sebuah pisau Anti-Sensei melekat di bagian bawah sepatunya. Lalu, ia masukkan pisaunya kedalam tas dengan cepat, gerakannya hampir tak terlihat.
" Dimana tempat dudukku?" Tanyanya dingin, pandangannya menyapu ke setiap sudut kelas dan setiap siswa. Koro-sensei yang kelihatannya masih terkejut, berucap gugup.
" D-Di belakang, Tepat di belakang gadis berkacamata itu, Okuda-san" Koro-sensei menunjuk ke kursi di belakang Okuda, yang langsung tersentak kaget. Dengan gampangnya Haruka melewati siswa-siswa yang lain.
Dan Nagisa bisa merasakannya saat Haruka melewatinya, ia bisa merasakan hawa pembunuh professional yang asli.
Bahkan tak ada suara hentakkan kaki saat ia berjalan, sekecil apapun. Ucap Nagisa dalam hati sambil menelan ludahnya, takut.
Dengan tampang tak berdosa, Haruka duduk di kursinya dengan tenang seakan-akan tak terjadi apa-apa tadi. Seakan ia tak semenakutkan seperti tadi. Tak ada satu orang pun yang bersuara, lebih tepatnya, tak berani bersuara. Namun sepertinya mereka melupakan satu orang. Dan celakanya, ia duduk tepat di sebelah Haruka.
" Kau sangat cepat ya, Nona~"
Oke, Kita melupakan Karma. Pikir Nagisa sambil ber-sweat-drop.
Haruka menatap Karma seperti saat ia menatap Koro-sensei, tatapan dingin yang kelihatannya mengintimidasi seseorang saat melihatnya. Namun, bukan seorang Karma namanya jika tidak menggoda dan juga mem-bully orang yang baru ditemuinya.
" Jangan marah ya, namun bukan kau yang pertama kali bisa melukai Sensei~" Dengan nada menyebalkan, Karma terus mengoceh pada Haruka yang tiba-tiba terlihat kaget mendengar ucapannya. Lalu Karma menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya, sebelah matanya tertutup. "Aku lho yang pertama kali melakukannya~"
Mata Haruka sedikit membelalak. Karma melanjutkan ocehannya. " Makanya, dengan kau melakukan itu setelah aku, melukai Sensei bukanlah hal yang baru" Karma menatap Haruka dengan tatapan memancing.
Tepat setelah Karma mengatakan hal itu, sebuah pisau Anti-Sensei sudah berada tepat mengenai lehernya. Dan tak seorang pun bisa melihat dan tahu, kapan Haruka mengeluarkan pisaunya dan dengan cepatnya sudah berada di leher Karma? Tak ada yang berani menanyakan tentunya.
" Berarti, jika kau yang pertama kali bisa melukai makhluk yang dipanggil Sensei itu tak bisa menghindari serangan termudah ini" Kini gantian Haruka yang mengintimidasi Karma. "Makhluk itu lebih lemah, bukan, yang terlemah diantara kita. Bukan begitu?"
Karma nyengir, namun bisa dilihat keringat dingin menuruni dahinya. Seorang Akabane Karma terintimidasi, atau bisa saja takut.
Bagaimana tidak? Jika pisau yang tadi dipegang Haruka adalah pisau asli, dan bukan pisau Anti-Sensei yang tak akan melukai manusia, pasti nyawa Karma sudah sangat terancam.
" Haruka-san! Dilarang berkelahi di hari pertama sekolah! Sebagai hukumannya, kau harus tinggal di dalam kelas untuk mengambil pelajaran tambahan!" Seru Koro-sensei marah dengan tanda 'X' besar tertera di wajahnya yang berubah ungu. Haruka mendecak kesal, lalu menaruh kembali pisaunya kedalam tas.
" Ia hanya kesal karena tadi ia tak bisa menghindari serangan Haruka-san di salah satu tentakelnya" Para murid berbisik-bisik.
" Itu balas dendam" Seluruh siswa ber-sweat-drop, terkecuali Haruka dan Karma. Dan untuk kesekian kalinya, Nagisa menuliskan kelemahan Koro-Sensei di bukunya.
'Sensei tidak ingin kalah, selalu ingin menang sendiri.'
" Apa itu termasuk kelemahan?" Tanya Kayano tak yakin setelah membaca apa yang Nagisa tulis.
" Entahlah" Nagisa sweat-drop sendiri. Nagisa menutup bukunya dan kembali memperhatikan Haruka.
" Kalau aku tak mau, Koro-Sensei?" Haruka bertanya malas dengan penekanan saat ia mengucapkan 'Koro-sensei'.
" Kau harus mau!"
" Kalau aku langsung pulang begitu bel pulang berbunyi?"
" Sensei akan menarikmu dengan paksa!" Ucap Koro-sensei dengan nada tinggi. Alis Haruka mengangkat sebelah.
" Setelah kejadian tadi? Maaf ya, namun mungkin saja kau tak bisa selamat untuk kedua kalinya" Haruka berkata dengan nada merendahkan.
Akhirnya Koro-sensei menyerah –setelah merajuk di pojokan untuk beberapa saat-. Ia memulai pelajaran di pagi hari itu. Namun, ketegangan yang dibuat oleh Haruka masih terasa oleh seluruh penghuni kelas 3-E.
Kini mereka tahu seberapa seramnya seorang Pembunuh Pro.
Author's Note :
Hei kalian!~ Akai Sora kembali hadir!~ XD Ini adalah FanFic pertama setelah Akai memulai kembali menulis dari nol! XD Hehe.. Terima Kasih pada kalian yang sudah membaca dan bahkan me-review ini ^^ Akai sangat berterima kasih.
Maaf jika ada kata-kata yang kurang pas, ataupun karakter yang OCC. Jika ada yang mau ditanyakan, silahkan saj! ^^
Oh ya, Untuk Disclaimernya... Akan Akai lakukan sendiri!~
*Ekhem* Yo, minna-san! Ansatsu Kyoushitsu adalah milik Matsui Yuusei-sensei, Ansatsu to Korosu dan Haruka adalah milik Akai Sora~
Sampai jumpa di chapter selanjutnya~
Jika ada yang masih bingung tentang penampilan dan profil Haruka, di chapter selanjutnya akan Akai bahas~
