Chapter 1 : Meeting Again

Pernahkah kau berpikir. Mengapa semangkuk sup tanpa garam akan terasa hambar?

Itu karena bahan sup harus dikomposisikan seseimbang mungkin.

Seperti itulah, kehidupan.

.

.

.

"Yoongi-ya~ antarkan sup ini ke sekolah seni Gangnam! Ini alamat dan rincian pengirimnya." Perintah seorang wanita kepada pemuda yang sedari tadi terdiam menatap jalanan di balik jendela restoran miliknya. Sang pemuda berambut hitam yang dipanggil Yoongi itu mendecih sebal, beranjak dari kasurnya, menyambar kertas alamat yang kini sedang disodorkan sang ibunda tercinta lalu mengambil bungkusan sup dan melenggang pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun.

Sang ibu dari pemuda berambut hitam itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Anak itu. Jika orang-orang tahu seperti apa sifat aslinya, bisa-bisa restoran ini kehilangan banyak pelanggan."

Yoongi melangkahkan kakinya dengan kasar tatkala sesosok wanita tua yang diyakininya sebagai tetangga menyapanya dengan riang. "Suga-ya~ kau hendak pergi kemana?"

Sontak Yoongi membalikkan tubuh mungilnya kemudian segera memasang raut wajah yang berbanding terbalik dengan raut yang sedari tadi ia pasang dengan sukarela di wajah mulusnya; sebuah ekspresi yang ramah.

"Ah, nenek tetangga. Aku akan mengantarkan pesanan. Kau sedang apa?"

Mendengar jawaban Yoongi, sang wanita tua itu pun tersenyum hangat.

"Rajin sekali... Andai saja aku memiliki cucu sepertimu. Aku pasti sudah sangat bahagia. Suga-ya~ kau harus tetap seperti itu. Teruslah membantu bisnis ibumu. Ah- dan aku sedang berjalan-jalan saja. Kau tahu, bukan, jika seseorang nenek tua butuh banyak sekali relaksasi?" Jawab nenek itu seraya tertawa terbahak. Yoongi pun ikut dibuat tertawa olehnya.

"Baiklah Suga. Aku akan kembali berjalan-jalan. Hati-hati."

"Ya, kau juga hati-hati, nek~!" Yoongi melambaikan tangan ke arahnya sejenak.

"Hah... Merepotkan."

.

.

.

Tidakkah kau bertanya-tanya, mengapa Yoongi dipanggil Suga? Diibaratkan dengan gula, senyum Yoongi itu sangatlah manis. Ya, kau benar. Suga berasal dari kata 'sugar' yang berarti gula.

Dengan cepat Yoongi menaiki sepedanya dan memutar pedalnya menuju sekolah seni elit di daerah Gangnam. Tak butuh waktu lama baginya sampai di tempat tujuannya; hanya butuh waktu 15 menit. Segera Yoongi memarkir sepedanya di depan gerbang lalu mengayunkan kedua tungkainya menelusuri sekolah elit tersebut.

"XI-A... XI-A... Kelas musik..." gumamnya tanpa menghentikan edaran matanya, mencari kelas yang tertera dalam kertas alamatnya yang kini sedang dibawanya. Sebuah tulisan 'XI-A Music' di hadapannya membuat ia tersenyum lebar.

"AH! Ini dia~!" Sorak Yoongi gembira kemudian mengetuk pintu dan mengintip ke dalam kelas tersebut.

.

Betapa terkejutnya ia.

Di dalam kelas tersebut, seorang siswa sedang dipukul tanpa ampun hingga mulutnya berkali-kali mengeluarkan darah. Emosinya mulai memuncak saat menyadari bahwa siswa tersebut dipukuli secara keroyokan.

Satu tarikan nafas pemuda berambut hitam itu lakukan.

.

.

"HENTIKAAAN!" Teriak Yoongi seraya berlari menuju para murid yang sedang melakukan tindak kekerasan dan merentangkan tangannya, hendak melindungi sosok yang kini sedang tergeletak tak berdaya.

Melihat aksi nekat Yoongi, seisi kelas pun terdiam. Memanfaatkan hal itu, Yoongi membalikkan tubuhnya, menatap sesosok pemuda berambut coklat gelap dengan luka di sekujur tubuhnya.

"H-hey, bangun- kau tak apa, kan? Hey-"

Ucapan Yoongi terhenti tatkala netra indahnya tak sengaja melihat nama pemuda tersebut di nametag yang dengan setia terpasang pada seragamnya.

Jeon Jungkook.

Tunggu. Jeon... Jungkook?!

Kalau begitu, pemuda inilah yang ia cari!

"Kalian..." Yoongi mengepalkan tangannya erat. "Apa yang kalian lakukan? Tak seharusnya kalian melakukan hal ini. Sekolah elit apanya? Pelajarnya saja tak berpendidikan seperti ini!" Segera Yoongi berdiri, menghadapkan tubuhnya pada para murid; pelaku pembullyan tersebut.

"JAWAB AK-"

Teriakkan Yoongi terhenti.

Seperti ada sesuatu yang mengikat lehernya dengan kuat.

Jangankan bersuara.

Untuk bernafas pun rasanya Yoongi tak mampu.

Yoongi menatap sesosok pemuda yang berdiri di hadapannya dengan tatapan tak percaya.

.

.

"Kim Namjoon-"

TBC