Artist and Student
Author : ssungra
Main Cast :
Jeon Wonwoo
Kim Mingyu
Support Cast :
Yoon Junghan
Lee Jihoon
Kwon Soonyoung aka Kwon Hoshi
Hong Jisoo
Choi Seungcheol
Ratting : T
Genre : Romance, School-Life, Comedy(?)
Length : Twoshoot
Disclaimer : Alurnya Sungra yang buat sendiri ya~ jadi, NO PLAGIAT! Bagi yang merasa fanficnya ditiru, sekali lagi Sungra bilang, ini fanfic dari otak Sungra sendiri. NO COPAST! NO PLAGIAT!
Warning : Typo! YAOI! OOC!
Summary : "Haruskah aku selalu menganggumu agar mendapatkan perhatianmu?" –Mingyu / "Kau tidak perlu berubah menjadi orang lain agar aku menyukaimu. Cukup menjadi dirimu sendiri." – Wonwoo
.
.
HAPPY READING
.
.
.
Enjoy
.
.
Disebuah lapangan luas, terdapat banyak kursi yang sudah ditata dengan rapi. Ditengah lapangan itu, dibuat panggung dengan dekorasi yang mewah. Seperti bunga di pinggiran panggung dan banyaknya balon yang menempel pada tiang di setiap sudut panggung. Serta, banyak sarang burung merpati yang digantung di pinggirannya.
Lapangan basket yang mulanya hanya ada ring basket, sekarang diubah menjadi panggung outdoor mewah yang dikelilingi oleh deretan kursi yang rapi. Tak ketinggalan, dipinggir lapangan itu dihiasi dengan berbagai bunga yang memiliki wangi khas. Pohon-pohon disana dihias dengan berbagai macam benda yang membuatnya tampak indah. Walaupun hanya dengan deretan lampu kecil dan kertas crab.
Semua yang ada disana terlihat rapi dan indah. Semua orang melakukan pekerjaannya dengan sangat bagus, dan begitulah hasilnya. Lapangan basket ini sudah di sulap bagaikan pesta malam.
Semua orang terlihat sedang beristirahat di luar lapangan. Suasana terlihat sangat damai, sebelum..
"YAK! KEMBALIKAN! LEBIH BAIK KAU LATIHAN SANA!"
..sebuah teriakan menggema. Teriakan yang berasal dari pemuda tinggi dengan surai hitam legam di depan aula sekolah itu; di luar lapangan.
"Aku sudah lelah dari tadi latihan." Orang yang diteriaki malah menjawab dengan entengnya. Ia membuka tutup botol itu dan menghabiskan isinya dalam sekali teguk.
Seseorang menghampirinya sambil menggeleng-geleng tidak percaya. "Astaga! Kau suka sekali menganggunya, eoh?"
Pemuda bersurai hitam legam itu menghampiri pemuda yang diteriakinya. "Yak! Nanti malam kau akan tampil! Lebih baik kau latihan saja sana!" Dan pemuda yang dengan seenak jidatnya menga_ tidak menghabiskan minumannya itu hanya mengangkat pundak malas dan berlalu dari hadapannya dengan enteng.
"Aiishh! Kau! Uggh!" Ia menghentakkan kakinya kesal sambil berlalu dari sana.
"Mengambil minumanku dengan seenak jidatnya, mengangguku habis-habisan, membuatku kesal, apa lagi yang ia mau? Untung saja dia artis, kalau tidak.. sudah ku! Ughh! Kesalnya! Mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengan artis seperti dia! Ughhh! Benci!" Gerutu pemuda bersurai hitam legam itu. Sampai seseorang datang menghampirinya dan memanggil nama pemuda itu.
"Wonwoo!"
"Apa?" Tanya pemuda yang bernama Wonwoo itu masih dengan nada kesalnya. Lebih terdengar seperti bentakan sepertinya.
"Kau ini, marah-marah saja." Wonwoo melipat tangannya di depan dada sambil mendecak kesal.
"Bagaimana tidak marah! Kau ti_"
"Aku tahu, kau diganggu lagi olehnya. Lagi. Minumanmu diambil dan dia menghabiskan minumanmu dengan seenaknya." Potong pemuda dengan surai coklat mudanya.
Wonwoo mengangguk melas, "Woozi-ya~ aku malas dengannya. Kau tahu, aku selalu jadi bahan gangguannya. Selalu aku yang diganggu! Arggh! Itu membuat emosiku meledak-ledak! Jika saja dia bukan artis, akan aku patahkan lehernya! Ughhh!" Wonwoo kalau marah ya begitu. Menyeramkan.
"Sudah-sudah. Lebih baik kau sekarang membantuku merapikan bunga-bunga itu. Ini sudah jam 12 siang. Beberapa jam lagi, acara akan dimulai." Titah Woozi, namja bersurai coklat itu. Wonwoo mengangguk-anggukan kepalanya dan segera menyusul Woozi untuk merangkai bunga-bunga di pinggir lapangan.
.
Membuat acara disekolah itu sangat menyibukkan. Terutama untuk para pengurus osis. Dan, Wonwoo termasuk salah satu pengurus osis. Ia sudah sibuk sejak seminggu yang lalu. Mengurusi acara itu tidak mudah. Belum mengumpulkan uang untuk biaya ini itu, membuat panggung, mendatangkan artis sebagai penghibur, membuat bazar dan berbagai hiburan lainnya. Belum lagi, sekolah mereka mengadakan lomba untuk murid-murid Junior High School tingkat 1, 2 dan 3.
Wonwoo dibuat pusing karena memikirkan ini dan itu. Terlebih saat sang ketua osis, Seungcheol izin tidak masuk selama 4 hari karena sakit. Jadi, semua urusan jatuh ketangannya, yang notabenenya seorang wakil ketua osis. Dan, beruntungnya dia memiliki sahabat seperti Junghan dan Woozi yang rela membantunya. Walaupun mereka bukan termasuk pengurus osis.
Wonwoo menghabiskan waktu seminggu hanya untuk memikirkan acara perpisahan untuk sunbaenimnya yang tingkat 3. Ujian kenaikan kelas sudah dilewati oleh murid tingkat 1 dan 2 dua minggu yang lalu. Baru saja selesai ujian, pikirannya sudah dipenuhi dengan urusan seperti ini.
"Wonwoo-ya! Jangan melamun. Lihat! Kau jadi merusaknya~" Wonwoo melihat rangkaian bunga yang sudah dibuatnya. Dan benar saja, bunga-bunga itu menjadi tidak terbentuk olehnya.
Pemuda bersurai panjang menghampirinya pelan. "Kau melamunkan apa, eoh?"
"Aniyo, bukan apa-apa." Wonwoo kembali merangkai bunga-bunga itu. Sekarang ia harus serius.
"Dia memikirkan si artis itu. Siapa namanya?" Seseorang menyeletuk dari arah belakangnya. Wonwoo menoleh dan memberikan tatapan 'apa kau bilang?!' pada seseorang itu.
"Engg.. Kim.. Aku hanya tau marganya." Jawab Woozi. Hoshi, seseorang itu menjentikkan jari,
"Kim Mingyu. Iya kan?"
"Eiiih, ada apa kau dengannya eoh?" Tanya Junghan, pemuda bersuari panjang.
"Tidak ada apa-apa. Si Kwon itu hanya mengasal." Wonwoo kembali merangkai bunganya.
"Nah, itu dia orangnya. Aku panggilkan, ne?" Hoshi sedikit berlari menjauh dari tempat Wonwoo.
Wonwoo menoleh dengan mata melotot.
"Ya_"
"Kim Mingyu!" Seseorang bernama Kim Mingyu menoleh dan menghampiri Hoshi serta Wonwoo, Woozi, dan Junghan.
"Ada apa?" Mingyu duduk di sebelah Wonwoo.
"Kenapa kau kesini?" Tanya Wonwoo lengkap dengan nada judesnya.
"Aku? Tadi, dia memanggilku." Wonwoo memutar bola matanya malas. Ini gara-gara si Kwon itu, pikirnya.
"Woozi-ya, Junghan hyung~ kalian bisa membantuku membawakan ini?" Tiba-tiba Jisoo, sekertaris osis datang membawa tumpukan berkas yang bahkan memiliki tinggi setengah dari tubuhnya.
"Selesai!" Woozi meletakkan rangkaian bunga itu dan berdiri di tempatnya.
Wonwoo menoleh. "Mau kemana?"
"Membantu Jisoo hyung. Kau selesaikan ini, arra? Ayo Junghan hyung." Woozi membantu Junghan berdiri dan segera pergi bersama Jisoo menuju aula. Sedangkan Hoshi dan Junghan memikirkan hal yang sama. Yaitu, 'Nice Timing!'
Haahh
Helaan nafas terdengar dari Wonwoo. Ia tidak mau berlama-lama menyelesaikan rangakian-rangkaian bunga yang sayangnya masih banyak ini. Ia baru menyelesaikan 1 rangkaian dan itu sedikit hancur.
"Butuh bantuan?" Tiba-tiba ada tawaran dari arah sebelahnya.
"Kalau kau bisa, silahkan." Wonwoo tanpa menoleh hanya berkata dengan entengnya. Huh, palingan dia tidak bisa. Batinnya.
"Kau lambat sekali," Celetuk Mingyu tiba-tiba. Wajah Wonwoo sedikit memerah menahan amarahnya ayng akan meledak.
"Biarin! Selesaikan saja tugasmu!" Wonwoo melanjutkan merangkai bunganya ditemani gerutuan yang keluar dari mulutnya.
"Jangan menggerutu begitu. Kau berisik!" Wonwoo menoleh, menatap Mingyu dengan sinis.
"Apa?" Mingyu menunjukkan wajah menyebalkannya. Wonwoo tidak mengubrisnya. Ia hanya memberhentikan gerutuannya dan kembali fokus pada tugasnya. Berbeda dengan yang ada di dalam hatinya. Ia menjadi ingin mencakar wajah, ekhem tampan Mingyu itu.
Mereka sibuk dengan rangkaian bunga masing-masing. Wonwoo baru saja menyelesaikan 5 rangkaian bunga, sedangkan Mingyu sudah 2 kali lipatnya.
"Aishh! Kenapa ini susah sekali, eoh?" Gerutu Wonwoo kecil.
Mingyu menoleh. "Kau salah memasukannya. Seharusnya, tangkai sebelah sini kau masukkan disini. Dan tangkai ini seharusnya kau ikat di tengah. Lalu, bunganya kau sedikit regangkan." Wonwoo melongo tidak percaya. Kenapa dia tahu benar masalah seperti ini? Batin Wonwoo.
"Nah, setelah ini, kau ikat bunga yang ini dengan yang disebelah kiri. Selesai!" Mingyu meletakkan rangkaian bunga Wonwoo di tempatnya.
Ia melihat Wonwoo yang hanya diam melihat rangkaian bunga itu. "Kau jangan melamun seperti itu. Bahaya, kau tahu?"
Wonwoo menoleh kearah sumber suara. "Aku tahu." Ucapnya sambil melenggang pergi dari sana. Mingyu yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepala.
.
"Wonwoo-ya!" Panggil Seungcheol, ketua osis.
"Ne?"
"Eumm, begini.. Sekolah kita akan mengadakan satu acara lagi, yaitu ulang tahun Sekolah yang ke 50." Wonwoo melongo mendengar ucapan Seungcheol.
"Lagi?!" Ia tidak percaya. Satu acara saja belum selesai, dan sekarang nambah lagi? Heol!
"Dan, acaranya itu.." Wonwoo menatap Seungcheol cemas.
"..Besok."
DEG
WTF!
"Besok?! Tidak salah?!" Wonwoo berseru histeris. Seungcheol mengangguk pasti, namun di dalam hatinya dia kasihan melihat Wonwoo. Sepertinya dia sudah kelelahan sekali.
"Kalau kau tid_"
"Aku bisa. Kapan kita akan mengaturnya?" Potong Wonwoo cepat.
"Nanti malam. Setelah acara ini selesai."
"Bukannya, ini selesai jam 12 atau jam 11, ya?"
"Iya, kita akan menginap. Seluruh pengurus osis akan menginap. Jadi, nanti malam bawa baju untuk ganti besok paginya." Jelas Seungcheol. Wonwoo mengangguk-angguk mengerti.
"Tapi, kalau kau tidak mau juga tidak apa. Masih banyak pengurus osis yang lainnya. Kau bisa istirahat." Wonwoo tersenyum mendengar ucapan Seungcheol.
"Aniyo, hyung. Aku tidak apa-apa. Ini sudah menjadi resiko kalau menjadi osis." Seungcheol balas tersenyum.
"Gomawo, Wonwoo-ya." Seuncheol memeluk tubuh tinggi Wonwoo.
"Sama-sama, hyung." Wonwoo membalas pelukan Seungcheol. Tidak tahukah kalian, dari jauh sana ada seseorang yang sedang berusaha menahan api cemburunya?
.
Malam yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pesta perpisahan outdoor megah ditemani oleh banyak bintang-bintang serta cahaya bulan yang membantu penerangan pada malam itu. Pesta itu sudah dimulai sejak senja tadi, banyak wali murid berdatangan dan segera duduk di tempat yang sudah disediakan.
"Selamat malam, para hadirin semua." Suara MC terdengar menggema dari tengah lapangan itu.
"Saya, Kwon Hoshi selaku pembawa acara disini akan menemani anda semua pada acara perpisahan sunbaenim kami yang dilaksanakan pada malam hari ini."
"Untuk membuka acara ini, mari kita dengarkan kata penyambut dari kepala sekolah kami. Kami persilahkan kepada kepala sekolah kami yang terhormat untuk berdiri disini, menyampaikan kata-kata penyambut." Tutup Hoshi.
Ia berjalan menuju belakang panggung. Si Kwon itu tampak tampan malam ini, pikir Wonwoo. Hoshi tampak tampan dengan balutan tuxedo putih dengan kemeja putih polosnya. Rambut blondenya ia diamkan turun menutupi keningnya, dan sedikit riasan pada matanya yang sipit.
"Aku tahu aku tampan, Wonwoo-ya." Baru saja ia terkagum oleh ketampanan seorang Kwon Hoshi yang jarang sekali dilihatnya. Sekarang, ia sudah sweet drop karena perkataan sang empunya ketampanan.
Wonwoo memutar kedua bola matanya malas. "Ya ya ya terserahmu saja, Kwon."
Hoshi memberikan cengiran khasnya pada Wonwoo. Sedangkan Wonwoo hanya menatapnya datar. Sepertinya ia harus menarik lagi kata-katanya tadi tentang ketampanan seorang Kwon Hoshi.
.
Suara ricuh terdengar saat para artis undangan menampilkan bakat mereka di atas panggung. Pesta outdoor ini terasa seperti pesta-pesta formal pada umumnya. Para wali murid berada di barisan paling depan, dan murid-murid berada di barisan tengah. Di pesta ini juga, diadakan acara makan malam bersama.
"Selanjutnya, ada pemuda yang ahli dalam vocal dan rapp. Kita sambut, ini dia.. Kim Mingyu!" Para tamu terutama yeoja berseru ricuh dari tempat duduk mereka. Mereka menyambut seorang Kim Mingyu dengan tepuk tangan dan teriakan-teriakan ricuh. Sekarang, pesta ini terasa seperti konser.
Mingyu berdiri di atas panggung itu dengan balutan tuxedo berwarna perak yang dihiasi mawar merah di kantong sebelah kirinya. Rambutnya yang awalnya berwarna coklat sekarang berubah menjadi warna abu bercampur biru itu ditata miring dengan rapi. Hiasan diwajahnya membuat presentase ketampanannya bertambah. Ia tersenyum, menampilkan dua buah gigi taring yang membuat seluruh murid yeoja disana berteriak histeris. Betapa tampannya seorang Kim Mingyu malam ini. Tapi, hanya satu orang yang tidak menganggap seorang Kim Mingyu tampan. Hanya, Jeon Wonwoo seorang.
"Masih tampanan aku." Gerutunya. Ia berdiri di samping panggung sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Ia menggerutu terus-menerus dari tadi hingga tepukan dipundaknya yang membuatnya bungkam.
"Chogiyo, apakah kau pengurus pesta ini?" Tanya seorang ahjussi yang baru saja menepuk pundaknya.
"Eh, iya. Aku pengurusnya disini. Ada apa, tuan?" Ahjussi itu tersenyum melihat Wonwoo yang tadi menggerutu sekarang menjadi anak yang sangat sopan.
"Ah iya. Toilet dimana, ya? Sudah lama aku tidak kesini, rupanya sekolah ini sudah berubah."
"Anda tinggal lurus saja, nanti disana ada tulisan toilet." Jawab Wonwoo. Ahjussi itu mengangguk-angguk mengerti.
"Gamsahabnida. Ngomong-ngomong, kalian berdua sama tampannya." Setelah berkata seperti itu, ahjussi itu langsung melenggang pergi meninggalkan Wonwoo yang melongo terkejut.
"Apa ahjussi itu mendengar ucapanku?" Ia menutup mulutnya sambil menepuknya pelan. Ia merutuki mulutnya ini. Kalau seperti ini ceritanya, kan ia jadi malu.
.
Pesta malam itu sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Semua wali murid serta murid-murid tingkat 3 sudah pulang sejak tadi. Sekarang, lapangan menjadi sepi lagi. Hanya ada beberapa pengurus osis dan beberapa pekerja pembuat panggung. Waktu yang dihabiskan ternyata lebih cepat dari yang dijadwalkan. Acara selesai pada pukul 9.30p.m, dan beruntungnya pekerja pembuat panggung langganan mereka mau datang untuk membongkar panggung itu pada malam hari.
Mereka membongkar panggung yang berada di tengah lapangan itu dan membuat baru di pinggir lapangan dengan ukuran dua kali lebih besar dari awalnya. Wonwoo mendapat bagian untuk melipat kursi-kursi para tamu dan menaruhnya di truk. Ia dibantu oleh dua sahabatnya, Woozi dan Junghan.
"Ah.. Akhirnya selesai." Gumam Junghan.
"Hyung, Woozi-ya, gumawo. Kalian sudah rela-rela kesini untuk membantuku." Wonwoo memeluk dua sahabatnya itu. Satu minggu ini, dua sahabatnya itu rela pulang terlambat hanya untuk membantunya mengurusi acara sekolah ini.
"Tidak apa-apa, Wonwoo-ya. Tapi, maaf kami tidak bisa menginap disekolah. Tapi, kami akan datang pagi sekali besok. Mianhae.." Wonwoo melepas pelukannya.
"Tidak apa, hyung. Dengan kalian sudah membantuku malam ini, itu sudah cukup. Sekali lagi, gumawo."
"Baiklah. Wonwoo-ya, habis ini tidurlah. Biar yang lain yang menyelesaikan sisa-sisanya. Kau sudah banyak bekerja seminggu ini." Ucap Woozi.
"Ya! Kau harus menjaga uri Wonwoo! Arra?" Woozi tiba-tiba saja menarik lengan Hoshi yang sedang lewat dibelakang mereka.
"Sudahlah, Woozi-ya.."
"Kau harus menjaganya! Kwon Hoshi." Ucap Woozi sambil mengancungkan jari telunjuknya pada wajah Hoshi lengkap dengan penekanan pada kata tertentu.
"Siap! Aku akan melakukan apapun untukmu, Woozi-ya~" Rupanya Hoshi sedang mencoba menggombal. Tapi, sayangnya itu sudah biasa ia lakukan pada Woozi. Dan sayangnya lagi, Woozi sudah bosan mendengarnya.
"Wonwoo-ya.. Kami pergi dulu. Kwon Hoshi? Ingat!" Setelahnya, Woozi dan Junghan pergi meninggalkan Hoshi yang masih menyengir kuda dan Wonwoo yang menatapnya aneh.
"Wonwoo-ya~ kau tidak dengar, eoh? Kau di suruh tidur. Sana sana! Ke aula!" Hoshi mendorong-dorong tubuh tinggi Wonwoo kearah aula sekolah yang luas.
"Ya! Ya! Aku bisa sendiri!" Wonwoo meronta-ronta guna melepas dorongan Hoshi.
"Jalja~" Hoshi meninggalkan Wonwoo sendiri setelah mengatakannya.
Wonwoo melihat sekelilingnya, tiba-tiba saja ia tidak merasa ngantuk lagi. Daripada berdiam sendiri di aula, lebih baik pergi ke taman, pikirnya. Ia pun melangkahkan kakinya menuju taman sekolah yang berada cukup dekat dengan aula. Ia mendudukan dirinya di salah satu bangku taman tersebut.
"Huuhh, bosan juga.." Keluh Wonwoo. Baru saja ia ditinggal oleh teman-temannya, tapi ia sudah merasa bosan saja. Tidak ada yang bisa diajaknya bicara atau melakukan hal lain. Semuanya pada sibuk beres-beres untuk acara besok. Ia sebenarnya bisa saja membantu, tapi rasa malas yang menghinggap di tubuhnya sangat tidak membantu.
Puk
Seseorang menepuk pundaknya. "Kenapa sendiri?"
"Kau? Kenapa masih disini?" Wonwoo menggeser letak duduknya sedikit ke sebelah kanan.
"Aku malas di dorm." Seseorang itu melipat tangannya di belakang kepala sambil memejamkan matanya.
"Kemana managermu? Kenapa bisa kau tidak dimarah keluyuran seperti ini? Terus, kau ditahu masih disini?" Tanya Wonwoo bertubi-tubi.
"Kau banyak tanya." Wonwoo memanyunkan bibirnya tidak kentara. Ia reflex melakukan hal itu.
Mereka berdua diam dalam keheningan yang menyelimuti mereka. Mingyu, seseorang itu yang tidak tahan dengan keadaan ini mulai membuka matanya dan membuka percakapan.
"Ah, iya. Kudengar, kau yang paling banyak mengerjakan ini. Benar?" Wonwoo melirik Mingyu sebentar.
"Yah, begitulah. Karena ketua osis yang sedang izin waktu itu."
"Kau tingkat berapa?" Tanya Mingyu.
"Dua. Kau sendiri?"
"Satu."
Wonwoo memutar tubuhnya menghadap Mingyu. "Jinjja?"
Mingyu mengangguk seadanya. Ia sudah biasa melihat reaksi terkejut dari banyak orang. Tapi, entah kenapa ia belum pernah melihat yang satu ini. Wajah terkejut dengan mata membulat dan mulut juga yang ikut membulat. Ditambah matanya yang berkedip lucu itu. Mungkin sebagian orang merasa itu hal yang biasa, tapi dimatanya itu sangat imut.
"Whoaa.. Daebak." Gumam Wonwoo kecil. Sekarang, giliran Mingyu yang menoleh.
"Daebak?"
Wonwoo mengangguk-angguk. "Aku kira kau tingkat 3 atau sudah lulus."
"Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?"
"Karena wajahmu, dan badanmu yang tinggi?" Wonwoo ragu menjawabnya.
"Aku setua itukah?" Wonwoo hanya menyengir kecil.
"Whoaamm.." Itu Mingyu yang sedang menguap. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya. Badannya entah kenapa terasa pegal sekali.
"Kalau ngantuk ke aula saja sana." Ucap Wonwoo.
"Kau mengusirku?" Wonwoo menoleh sebentar lalu memnggeleng.
"Kau tidak mengantuk?"
Wonwoo menggeleng-lagi. "Ini sudah jam setengah 12. Tidak baik tidur larut malam." Lanjut Mingyu.
"Eumm, aku tahu. Tapi, aku masih ingin disini."
"Disini dingin." Ia masih saja keras kepala mau diam di taman. Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Mingyu melenggang pergi dari sana.
Sudah 10 menit Wonwoo ditaman itu, sendiri. Disaat ia sendiri, Wonwoo merasa kepala dan matanya terasa berat. Berulang kali sudah ia menguap.
"Kenapa aku mengantuknya sekarang?" Gumamnya kecil. Angin malam berhembus cukup kuat dari biasanya. Ia memeluk badan kurusnya menggigil. Sudah tau tidak tahan dingin, masih saja keras kepala ingin di taman. Wonwoo… Wonwoo..
Tap Tap
"Ayo! Sudah menggigil seperti ini masih saja keras kepala." Seseorang menariknya paksa untuk bangun dari bangku taman itu.
"Lihat, kulitmu semakin memucat. Kalau kau sakit besok, awas saja!" Wonwoo hanya pasrah di seret seperti itu. Ia jadi menyesal sudah keras kepala tadi.
.
/Aula/
"Kau tidur disini saja. Jangan bantah!" Tegas Mingyu. Ia berhasil membawa -lebih tepatnya menyeret- Wonwoo ke aula tanpa penolakan dari sang empu. Bagaimana mau menolak, atau meronta? Wonwoo saja sudah tertidur sejak perjalanan-acara penyeretannya-ke aula. Tapi, tidak tidur sepenuhnya, bisa dibilang merem-melek(?)
Mingyu meletakkan tubuh Wonwoo di atas tumpukan selimut tebal yang berada di sudut aula. Ia menyelimuti tubuh Wonwoo dengan pelan, takut sang empu terbangun. Dia manis kalau dilihat dari jarak dekat. Batin Mingyu. Dihitungan detik berikutnya, ia merutuki batinnya itu. Kenapa ia bisa memikirkan seperti itu? Pikirnya.
Sedangkan, di depannya Wonwoo terlihat terusik. Ia menggeliat pelan sebelum akhirnya mata sipitnya itu sedikit terbuka. "Mingyu?"
Mingyu sedikit terkejut dibuatnya. "Apa?" Wonwoo mendudukkan tubuhnya yang awalnya berbaring sambil mengeratkan selimut yang dikenakannya.
"Kau tidak tidur?" Mingyu mendudukkan tubuhnya di samping Wonwoo.
"Baru saja aku mau tidur. Kau kenapa bangun?"
"Aku kedinginan. Cuacanya sangat dingin malam ini." Jawab Wonwoo. Badannya terbungkus selimut tebal yang membuatnya mirip seperti kepompong.
Mingyu sedikit terkekeh. "Makanya, kalau disuruh masuk jangan bantah. Kedinginan kan jadinya?" Ia mengusak-usak rambut hitam Wonwoo.
"Aishh! Berhenti mengusak rambutku. Kau merusaknya." Protes Wonwoo.
"Ya sudah, kembali tidur."
"Tidak bisa."
"Kenapa?"
"Aku kedinginan, Mingyu." Mingyu kembali terkekeh, tapi lebih besar sedikit dari yang tadi. Wonwoo tanpa sadar merengut dan menekuk wajahnya.
Ngomong-ngomong, hanya mereka berdua saja yang belum tertidur. Yang lainnya sudah tertidur dari tadi, dan lampu aula sudah dimatikan. Hanya cahaya bulan yang menerangi ruangan luas itu.
Tiba-tiba, Mingyu mencondongkan tubuhnya mendekat kearah Wonwoo. Ia menyelipkan kedua tangannya dan melingkarkannya pada pinggang ramping Wonwoo. Tubuh Wonwoo ditarik mendekat kearah tubuhnya hinga menempel. Wajah Wonwoo sudah menempel dengan dada bidang Mingyu yang dilapisi kemeja putihnya.
"A-apa y-yang kau lakukan?" Wonwoo yakin wajahnya sudah memerah seperti kepiting sekarang. Untung saja aula sudah gelap. Jadi, Wonwoo tidak perlu malu jika wajahnya dilihat oleh Mingyu.
"Sstt, kau diam saja. Bagaimana? Hangat?" Wonwoo mengangguk. Sekarang sudah lebih hangat dari yang tadi, pikirnya. Mingyu menggosok-gosokkan telapak tangannya pada punggung Wonwoo.
"Ini." Wonwoo membuka sedikit selimutnya. Ia ingin berbagi selimut itu kepada Mingyu. Mingyu menerimanya dan membungkus tubuhnya sendiri. Ia juga merasa sangat kedinginan. Uhh malam yang sangat dingin, pikir mereka berdua.
Haruskah aku selalu menganggumu agar mendapatkan perhatianmu?
Mendapat perhatianmu ternyata susah.
.
.
.
NEXT or DELETE?
.
.
.
Hellaw~ Sungra balik lagi hahaha XD setelah 2 bulan *kalo ga salah* hiatus tanpa kabar *ceileh* dan sekarang balik dengan ff aneh ini hahaha XD
Sebenarnya tu ya, Sungra bimbang mau share ini ff apa gak, soalnya gaje. Tapi gaterlalu sih, ya cukuplah ya buat orang ketawa:)) *gak?* Dan, karena udah 2 bulan hilang gitu aja, terus itu ff sebelah (Re: Don't Let Them Know) Sungra delete karena ada sesuanu :v Jadi, Sungra nekat(?) buat share ini ff. hehe~ So? Kalo ada typo atau semacamnya, itu sih karena Sungra gak baca lagi :V Jadi maaf ya, .. Mian yeorobun T^T
Niatnya sih mau update pas tanggal 28 kemaren, biar samaan gitu pas ultah *eaa ngode diucapin* tapi kelupaan, ya jadinya gitu deh :'v Dan, sekarang kan lagi konsernya Seventeen tuh ya, terus terus ada Wonu gituuu~~ ulala, gimana gak kobam coba? :'v Pake si Wonunya tampan gitu lagi, yawlaa~ Terus terus yaa, ada Meanie momentnya juga, astagaahh Sungra pingsan ditempat. /die/ /bangun lagi/ Lah malah curhat jadinya-_- Udah ah, cuap-cuapnya. Sungra mau balik ke asal dulu, mau liat meanie moment sambil bebaper sendiri bye~
JANGAN LUPA REVIEWNYA YA KESAYANGAN~~ chuu~
