AN:Supaya sesuai, jangka waktunya diubah sedikit khe khe khe…(apanya yang lucu?)
DISCLAIMER:Kalo saya punya detnot ceritanya pasti jadi ngaco dan tokoh utamanya pasti bukan kau-tahu-siapa (bukan Voldemort lho, tau kan?)
WARNING:Mungkin disini ato di chapter selanjutnya bakal ada sedikit yaoiness… sedikit kok. Then, mungkin ada sedikit 00Cness,namanya juga fic humor
Mello melangkah tergesa-gesa di salah satu lorong di Wammy House. Salah satu tangannya menyeret sebuah koper hitam sementara tangan lainya memegang sebatang coklat yang tengah dimakannya. Ia pun berpapasan dengan seorang anak berambut putih. Killuakah ? Atau Inuyashakah ? Ato malahan Kakashi ?Yup, tebakan anda benar, tebakan author salah (author:*mojok di pinggir ruangan*)
" Mello? Kenapa terburu-buru ? Mules ? Bukannya baru kemarin penyakit diaremu sembuh ? " Tanya Near (sok) khawatir." Bukan! Gw sakit ambeien, makanya mau ke dokter gigi! " sahut Mello ketus. Near terdiam sesaat, Mello pun kembali melangkah." Tunggu ! " kata Near sambil menarik salah satu lengan Mello," Kalo ambeien tuh jangan ke dokter gigi, tapi ke dukun sunat…". Mello cengok…'Apaan tuh dukun ?'(Ya iyalah, dukun cuma ada di Indonesia kan?) Tapi dia nggak terima kalo Near aja ngerti arti dukun,masa dia enggak? Maka Mello pun membuka kembali memori dalam otaknya hingga ia teringat dari sebuah buku yang ia colong dari perpustakaan pribadi Watari tertulis : Dukun yaitu sebutan untuk ahli supranatural di Indonesia, tapi ingat! Kita tak boleh mendukung praktek musryik di Indonesia! Rajin shalat, rajin mengaji, rajin dzikir, ingat akhirat, blah blah blah blah (silakan ingat-ingat sendiri kalo AA Gym lagi ceramah).
Mello menepis tangan Near,"… Cuma bercanda Near ," kata Mello setengah tak percaya. Sosok yang selama ini ia iri-kan (bahasa yang aneh…) ternyata percaya dukun! Untuk masalah yang nggak nyambung samasekali lagi! Mello bagikan menemukan setetes air di padang gurun! (nggak nyambung).
" Sudah beberapa ribu hari (baca:beberapa tahun) sejak L meninggal karena Kira. Dulu aku tak bisa berbuat apa-apa karena dilarang meninggalkan panti asuhan ini. Tapi sekarang,aku sudah berusia 15 tahun. Kini aku bisa keluar dari sini dan menghabiskan sisa persediaan coklat L, sekalian menyelesaikan kasus Kira ," kata Mello enteng sambil menggigit menggigit silver queen chunky bar yang malang itu (coba dimakan sama author,pasti tuh coklat bahagia deh…*digeplak*). Near hanya bisa terdiam sambil menatap curiga seakan penuh tanya (kok jadi lagu…) pada sosok belakang Mello yang perlahan tak tampak lagi dari pandangannya.
Mello Cuma bisa bengong setelah berada di bandara Narita(betul nggak namanya?) di Jepang. Ia memang langsung membeli tiket pesawat ke Jepang karena dari data L yang ia dapatkan, Kira berada di Jepang. Itu berarti L melakukan penyelidikan sampai akhir hayatnya disana. Artinya tempat penyimpanan makanan manis L juga di Jepang…iya kan? Tapi ia tak tahu apa-apa tentang negara ini selain 'negara Jepang Negara yang ada gunung Fujinya'. Apalagi ia betul-betul sendirian sekarang,apa yang harus ia lakukan? (Mello:beli coklat chocoby-nya shincan! Author:Ssst!Diem aja luh!) Jadi,Mello pun memutuskan untuk menemui satu-satunya orang yang ia kenal di Jepang…(bukan, bukan perdana menteri Shinzo Abe…)
" Mihael? " Tanya seorang pemuda dengan nada tak percaya saat membuka pintu rumahnya yang dianyam pake kulit pandan (?).Maklum, krisis ekonomi! " Lama tak bertemu ," kata Mello pada 'teman'nya. Sebenarnya mungkin tak bisa dikatakan sebagai 'teman', karena mereka hanya pernah sekali bertemu di pemilihan 'uke' idaman (Mello:nodongin pistol ke author) ah, bukan, maksudnya olimpiade matematika internasional dimana mereka sama-sama menjadi pesertanya.
" Jadi ada apaan lo kesini ?" Tanya pemuda berambut madu itu setelah mempersilakan Mello masuk." Aku kesini untuk menyelidiki kasus Kira ," jawab Mello ," kurasa aku butuh bantuanmu untuk mencarikanku tempat tinggal, Light ". Light cuma melengos," Apa boleh buat ".
Mello dan Light pergi ke sebuah rumah kost (?) yang direkomendasikan Light dengan berjalan kaki, karena letaknya memang tak jauh dari situ. Di perjalanan Mello baru menyadari banyak orang yang memakai kuping-kupingan aneh di telinga mereka." Hei,Light, apa disini begitu banyak acara cosplay? Waktu di bandara juga rasanya banyak yang seperti itu ," kata Mello." Kau belum tahu? Mereka disebut persocon, sejenis robot serba bisa. Di Jepang penggunaan mereka sudah lebih banyak daripada komputer. Kurasa sebaiknya kau membeli satu," jelas Light." Nggak usah ya, gw udah punya laptop, mereknya HP dengan windows vista, Pentium dual core, dilengkapi Bluetooth dan blah blah blah…," Mello membanggakan laptop kesayanganya sampe idungnya mekar kayak Pinokio.
Akhirnya merekapun sampai di final destination (emang film?) alias tujuan akhir. Tampak di hadapan mereka sebuah rumah kost bergaya Eropa kuno." Disini lumayan enak kok tapi pemiliknya…" belum sempat Light melanjutkan kalimatnya, seorang pemuda berambut hitam acak-acakan keluar dengan memakai t-shirt hitam lengan panjang dan blue jeans. Cara jalannya yang sedikit membungkuk mengingatkan Mello pada L." Yagami-kun… lama tak bertemu," kata pemuda itu saat Light mendekatinya." Ya,aku membawa calon penghuni baru. Mihael, kemarilah,ini pemilik rumah kost ," kata Light sembari mengayunkan tangannya.' Emang gw anjing…?!' pikir Mello.
" Namaku Mihael Arwana,panggil saja Mello ," kata Mello. Light cengo." Kok 'Arwana?!' bisiknya pada Mello." Berisik. Tidak bijak kan, kalau aku langsung memberitahukan nama asliku ?" balas Mello, juga dengan berbisik.' Iya,tapi kayak nggak ada nama lain yang lebih bagus gitu ?!' pikir Light. "Ooh,Mello-kun,ya…" kata pemuda itu sambil tersenyum penuh arti. Mello sedikit merinding dengan atmosfer yang diciptakan pemuda …agak 'berbeda' dengan orang lain. Mello merasa harus waspada pada pemuda ini. " Namaku Beyond Birthday. Panggil B saja," kata pemuda itu.
Setelah berbagai proses yang ribet dijelasin (dasar author males) Mello kini bisa menikmati kamar barunya. Memang futon disitu lebih keras daripada kasurnya di Wammy house, sehingga ia tak bisa tidur (Heh?Cuma gara-gara itu?dasar manja…Lha?Kan gw yang bikin kayak gitu ya…) Maka Mello mengobrak abrik isi kopernya untuk menemukan laptop tercintanya,supaya dia bisa browser (sejak kapan Mello suka browser?bukannya dia suka brownies?) Tapi…
"WTF?!Mana laptop gw?!" tereak Mello kayak gembel dikejar trantib. Ia pun kalang kabut mencari laptopnya (yang sebetulnya udah pasti nggak ada di kamar itu). Dan butuh waktu 1 jam 17 menit 45 detik bagi seorang jenius seperti Mello unutk mengerti kalo laptopnya ketinggalan. Yup, K-E-T-I-N-G-G-A-L-A-N." Shit…bisa-bisanya gw ninggalin benda yang penting banget buat penyelidikan…"
Untuk mengusir stessnya, Mello pergi ke Indomaret (emang di Jepang ada?) oke, Japanmaret untuk membeli beberapa coklat batangan. Mello pun segera pulang setelah mendapatkan barang yang sudah menjadi candunya itu. Inget kata orang tua,' anak gadis nggak baek pulang malem-malem…'(Mello:What?! Anak gadis?! *nodongin senapan *Author:Eh,nggak kok…) Dan Mello melewati komplek perumahan yang ia tahu bisa menjadi jalan pintas untuk pulang ke rumah kost-nya.
Disana ia melewati bak sampah (?) dan…
" WTF?!Oh Em Ji,apaan tuh?!" jerit Mello bak bencong ngeliat trantib (disini trantib ngetop banget yak?!). Tatapanya tertuju pada bungkus Hello Panda yang sudah kosong… eh, bukan deng, pada sesosok pemuda berambut hijau tua yang 'tertidur' diatas tumpukan sampah memakai jaket kulit hitam dan celana jeans yang serupa warnanya.
" Ya ampun salah apa gw,hari pertama di Jepang udah ketemu sama korban pembunuhan, tobat dah, tobat…" bisik Mello pada dirinya sendiri sambil ngumpet di balik tiang listrik entah dari apa. Ia pun mengintip untuk melihat pemuda itu lagi. Kupingnya…."…Ternyata persocon toh…" kata Mello lega. Ia pun kembali melangkah dengan tenang,melewati bak sampah tersebut.
' Ng? Tunggu dulu… mumpung laptop gw ketinggalan,pake aja persocon itu. Toh udah dibuang,iya kan?' pikir Mello.
Maka ia pun mengangkat tubuh persocon tersebut. Dan tanpa Mello sadari sebuah disc bertuliskan huruf L dengan abjad Inggris terjatuh dari baju persocon tersebut." Untung ga ada yang liat, kalo nggak bisa mati malu gw, gendong-gendongan ama cowok, meskipun persocon sih… Tapi tetep aja, yang namaya yaoi fangirls kan banyak dimana-mana " kata Mello entah pada siapa(bicara sendiri?Gila?) Mello melangkah menuju rumah kost-nya meninggalkan disc yang terjatuh tadi.
Akhirnya Mello sampai di rumah kostnya."Nah,gimana caranya mengaktifkan persocon ya?"
To be continued
Ripyu?Please?
