Empty Ears
Title : Empty Ears
( Annyeong ! My Name is Sungmin, Lee Sungmin )
_oOo_
By : White Lucifer ( LS1307_ )
_oOo_
Genre : Romantic, Family, and Friendship
_oOo_
Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Kim Heechul, Ibu Kim
_oOo_
Rate : T
_oOo_
Length : Chapter
_oOo_
Warning : all players in this story is not mine, but the story is entirely the product of my thinking
_oOo_
Hell! For readers who don't wanna RnR… please go out from my Fic. Thanks !
~Start~
"Hari ini kelas kalian kedatangan seorang murid baru." Guru perempuan berparas cantik yang kini berdiri di depan kelas 6A itu tersenyum lebar, ia sedikit menganggukkan kepalanya ke luar kelas sebagai perintah agar seorang murid baru tersebut segera masuk ke dalam kelas barunya.
Sang murid tersebut mematuhi apa yang diperintahkan sang guru. Ia-pun mulai menginjakkan kakinya ke dalam ruangan dengan senyuman gugup yang menghiasi wajah manisnya.
Bersamaan dengan itu, seluruh murid yang ada di dalam kelas tersebut bersorak ricuh nan menggoda ketika mendapati sesosok mungil itu memasuki wilayah mereka. Beberapa siswi bahkan ada yang saling berbisik sambil menampakkan wajah malu mereka, sementara yang lainnya masih begitu sibuk mengagumi 'pemandangan segar' yang terpampang begitu jelas di depan kelas mereka.
DDOK !
DDOK !
DDOK !
Guru perempuan ber-nametag 'Kim Junghee' memukul dengan keras meja-nya. Usaha yang tadi tengah ia lakukan bertujuan untuk membuat seluruh siswa-siswi di kelasnya diam.
Setelah dirasa sunyi, guru Kim pun meraih kedua pundak mungil siswa baru tersebut dengan kedua tangan lentiknya. Ia menarik pundak tersebut dengan lembut agar mendekat ke arahnya.
"Nah, perkenalkan ! Lelaki manis yang ada di hadapan kalian ini bernama Sungmin, Lee Sungmin. Dia pindahan sekolah dari Gyeonggi ke Distrik dikarenakan ayah-nya yang seorang Pegawai Negri yang kebetulan saja dipindahkan kesini." Jelas sang guru yang membuat para murid di kelasnya bergumam "Oh," secara bersamaan.
Guru Kim tersenyum melihat tingkah murid-muridnya sebelum ia kembali melanjutkan perkataannya, "Sungmin-ssi ini termasuk siswa yang sering mendapat peringkat ke-3 dalam 5 besar di sekolah lamanya. Yah, meskipun begitu ia termasuk siswa yang baik dan ramah kepada semua orang…" Guru Kim terdiam sesaat sambil sesekali melirik cemas pada lelaki manis bernama Sungmin tersebut "...tapi, mohon dimaklumi jikalau Sungmin-ssi ini tidak sesempurna yang kalian kira."
"Sungmin-ssi 2 tahun yang lalu mendapat kecelakaan besar yang menyebabkan kerusakan parah pada organ bagian dalam sistem pendengarannya."
Sungmin menundukkan kepalanya ketika para siswa dan siswi di kelas barunya kini menatap iba ke arahnya. Ia tau, justru ia yakin, jika guru yang ada di samping kanan-nya ini sebelumnya menjelaskan tentang kekurangan yang ada pada dirinya tersebut.
Jujur saja, ia sangat risih dengan tatapan yang begitu intens dari calon teman-temannya itu. Seolah-olah mereka tengah mengasihaninya. Tapi, Sungmin memakluminya, mengingat tahun-tahun kemarin ia juga mendapat tatapan yang sama dari orang-orang di daerahnya dulu.
"Tapi kalian tidak usah khawatir ! Sungmin-ssi masih bisa sedikit mendengarkan apa yang nanti akan kalian tanyakan padanya. Ia memiliki alat bantuan yang terpasang di masing-masing telinga-nya," Guru Kim tersenyum hangat sembari menarik lembut dagu Sungmin untuk mendongakkan kepalanya kembali untuk menatap ke depan—ke arah calon teman-temannya, "Apa kau bisa menyapa teman-temanmu terlebih dahulu, sebelum duduk ?" Tanya guru Kim dengan volume yang sedikit dikeraskan pada lelaki bertubuh mungil tersebut.
Sungmin mengerjapkan bulu mata lentiknya berkali-kali sebelum menganggukkan kepalanya sebagai respon "A-annyeonghaseyo chingudeul~" Sapanya yang membuat para siswi tertawa malu-malu.
Guru Kim terkekeh melihat tingkah gugup Sungmin. Ia kemudian mendorong pelan tubuh Sungmin maju sedikit lebih ke depan kelas lalu menunjuk ke sebuah bangku yang berada di barisan kedua pojok kelas dekat jendela, "Kau boleh duduk, nak." Perintahnya sambil mengacak-acak sayang rambut pirang Sungmin.
Sungmin tersenyum lebar dan membungkukkan badannya kepada seluruh calon teman-temannya sebelum melangkahkan kaki mungilnya ke tempat tujuan.
.
.
"Annyeong !" Seorang lelaki tampan berbisik sedikit keras tepat di teling kiri Sungmin "Cho Kyuhyun imnida," sapanya sopan sambil menjulurkan tangan kanannya ke arah Sungmin.
Sungmin menaikkan alisnya, tidak begitu jelas mendengar suara cempreng Kyuhyun "C-cho… Kyu…Hyun ?" ulangnya dan di respon anggukkan semangat oleh lelaki berparas tampan nan imut tersebut.
Sungmin—yang memang merupakan lelaki ceria—ikut menganggukkan kepalanya dengan semangat. Senyumnya melebar dan menampakkan kedua gigi kelincinya yang terlihat lebih besar dari gigi-giginya yang lain, "Lee Sungmin imnida." Dan dibalaslah uluran tangan Kyuhyun tersebut dengan tangannya yang jauh lebih kecil dibanding Kyuhyun.
Tingkah unik yang Kyuhyun dan Sungmin lakukan tadi mampu membuat para siswa dan siswi berebut ingin berkenalan dengan si tunarungu berwajah manis tersebut. Yah, tidak berebut juga sih… Tapi, setidaknya dengan kata 'berebut' itu mampu menunjukkan bahwa seorang Sungmin sudah dapat diterima dengan biak oleh mereka.
Guru Kim yang sedari tadi melihat tingkah seluruh murid asuhnya hanya bisa tersenyum bangga. Tetapi sayang, senyum itu hanya berlangsung sebentar ketika ia mendapati seorang lelaki berparas tampan menatap jenuh dari bangkunya yang terletak jauh di pojok kelas dekat dinding.
Guru Kim mau tak mau, beranjak dari duduknya dan melangkah santai ke arah lelaki tersebut. Ia mengelus puncak rambut hitam lelaki tersebut, "Jungmo-ah, apa kau tidak begitu penasaran untuk berkenalan dengan lelaki yang ada di ujung sana, hm ?" tanyanya lembut tanpa basa-basi.
Anak lelaki bernama Jungmo melirik sekilas ke arah perempuan cantik yang ada di hadapannya dan tersenyum sinis, "Tidak." Jawabnya singkat.
Guru Kim menggigit bibir bawahnya, hawa dingin mulai menusuk ulu hatinya melihat tingkah Jungmo yang begitu tidak bersahabat, "Kenapa Jungmo-ah ? Bukankah mempunyai teman baru sangat menyenangkan ?" bujuknya yang direspon dengusan dari Jungmo.
"Dia cacat, umma ! Dan dia sudah mengambil alih perhatian kalian !" Teriaknya gusar, membuat para siswa dan siswi yang berada di meja Sungmin terdiam dan menatap heran bocah berambut lurus itu.
Guru Kim menghela napas lelah. Jungmo—anaknya—memang sering sekali bertingkah seperti ini, jika ada orang baru yang masuk ke dalam wilayahnya, tak peduli perempuan ataupun lelaki.
Guru Kim juga sedikit bingung dengan tingkah buruk anaknya yang sudah menempel sejak lahir tersebut, tapi, menurut dokter spesialis anak yang merupakan dokter khusus Jungmo, hanya mengungkapkan kalau Jungmo hanya tidak bisa bersosialisasi pada orang baru, secepat anak normal lain pada umumnya. Ya, hanya itu !
"Baiklah…" Guru Kim tersenyum masam, "Terserahmu sajalah, Jungmo-ah. Asalkan dengan kedatangan Sungmin-ssi tidak akan mengganggu aktivitas KBM di sekolah, semua tidak masalah." Guru Kim mengecup sekilas pipi Jungmo dan kembali pada posisi semula.
TO BE CONTINUE~~~
~Finish~
Annyeong ! Setelah sekian lama hiatus dari FFn, akhirnya aku bisa balik ke sini :D ku kira semua author pada hiatus juga dengan ancaman seseorang waktu itu. Tapi, ternyata, setelah tadi malam aku membuka FFn, masih banyak author yang update di sini :)
Oya, ini ff kedua ku… Dan kumohon harap di RnR yaaa :)
Aku juga ga pasti bisa lanjutin ini FF kapan. Mau UN sih :D
And the last… Please comment this ff !
_Lusiana_
