ROBIN HOOD MENCURI CINTA
Author : Kiela Yue
Cast : Luhan, Baekhyun, Sehun, Kai Kris and the rest of EXO
Chapter : 1/?
Disclaimer : FF ini punya saya. Dan EXO milik EXOtics. XD lalu Luhan milik saya.
.
.
DLDR!
.
.
.
Summary : Robin Hood adalah pencuri baik hati yang mencuri dari orang kaya dan membagikannya pada orang miskin. Bagaimana jika Robin Hood nya terdiri dari kumpulan namja – namja mesum?
.
.
.
Pengenalan Tokoh Robin Hood ala Yue
Luhan : Namja berperawakan kurus dan bertubuh kecil. Matanya mungkin terlihat polos saat bicara. Tapi ia adalah namja yang begitu pandai merayu dan memiliki stamina lebih saat melayani semenya. Ia memiliki kemampuan untuk melemparkan pisau – pisau kecil dengan tepat saat berhadapan dengan para penjaga rumah bangsawan yang mereka masuki hingga prajurit itu bisa mati seketika. Kemampuan larinya sangat cepat, cocok dengan julukannya si namja rusa.
Baekhyun : Tubuh namja ini sama saja dengan Luhan, kurus dan pendek. Lebih pendek beberapa senti dari Luhan. Ia bisa memainkan pedang dengan lihai dan mampu untuk melakukan beladiri tangan kosong. Memiliki senyuman manis memikat dan mampu menjerat namja dengan sekali kedipan mata. Menjadi uke dalam setiap hubungan. Sampai saat ini belum menemukan seorang yang tepat untuk mengisi hatinya.
Sehun : Sebenarnya ia adalah anak bangsawan dan bergabung belakangan dengan kelompok RobinHood ini. Ia namja yang pintar dan mengetahui siapa identitas sebenarnya dari pencuri misterius yang hanya mengincar para bangsawan. Awalnya ia ditolak. Tapi karena Sehun memiliki otak encer dan informasi tentang rumah dan keberadaan harta para bangsawan, justru ia lah yang jadi pemimpin mereka sekarang. Ia namja yang muak dengan ketamakan mereka yang memiliki kedudukan tinggi. Bergabung dengan komplotan pencuri berhati mulia ini merupakan pilihannya yang paling bagus. Walau sok keren, tapi sebenarnya ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Luhan. Namun ia berusaha untuk menjaga image nya dengan tidak mengikuti sex bebas yang dilakukan teman – temannya. Dalam hati pengen, gengsi berteriak melarang. Jadilah ia hanya menelan ludah tiap kali melihat Kai atau Kris mengerayangi tubuh Luhan.
Kris : Ia adalah namja dengan aura kharismatik yang tinggi. Ketamvanannya mampu mengalahkan ketamvanan pangeran negeri ini. Pemilik EXO cafe sekaligus pencetus ide Robin Hood dari buku yang pernah ia baca waktu kecil. Ie mengajak teman – temannya Kai, Luhan dan Baekhyun untuk bergabung. Meski tidak memiliki perasaan khusus, tapi ia senang meniduri Luhan atau Baekhyun. Katanya asyik karena layanan kedua namja itu memuaskan. Sering berselisih paham dengan Kai, apalagi jika Kai ambil start duluan mengambil Luhan atau Baekhyun. Ia tahu kalau Sehun menyukai Luhan, tapi pura – pura tidak tahu. Ia sangat jago dalam memanah, sedikit bermain pedang dan jago dalam pertarungan tangan kosong.
Kai : Dengan tubuhnya yang sexy plus warna kulitnya yang eksotik, ia selalu mampu membuat namja maupun yeoja menjerit tertahan saat melihatnya. Kemesumannya sebelas dua belas dengan Kris. Mampu bermain pedang dengan sangat baik, ia memiliki pedang kembar yang khusus. Paling senang mengisi waktu luang dengan meniduri Luhan atau Baekhyun, atau dua duanya sekaligus kalau memang bisa.
Mereka berlima tinggal didalam sebuah cafe yang diberi nama EXO CAFE, terletak di pinggir sebelah barat kota Andorra, ibukota negeri Aria. Pemiliknya Kris, tapi ia juga merangkap jadi pelayan bersama dengan Luhan, Baekhyun dan Kai. Sedangkan Sehun hanya bertugas dibelakang karena ia seorang bangsawan dan akan timbul kericuhan kalau ternyata ia jadi pelayan. Cafe hanya buka selama tujuh jam karena dimalam hari atau pagi, mereka harus latihan. Ciri khas dari kelompok Robinhood ini adalah, mereka selalu mencuri di malam minggu saat Cafe mereka tutup. Lalu keesokan harinya mereka akan membagikannya pada rakyat yang tinggal dipinggiran atau yang berada dibawah tekanan bangsawan yang memimpin mereka.
.
.
Chapter 1
.
Suara dentingan gelas kaca yang beradu dengan meja kayu begitu kentara terdengar di ruangan ini. Beberapa orang yang menjadi pelaya tetap kafe bernuansa coklat itu, kafe EXO memulai aksi mereka untuk menggoda pelayan yang tengah mengantarkan minuman mereka. Pelayan yang memakai baju tanpa lengan- mengingat cuaca yang lumayan panas sama sekali tidak terusik dengan namja – namja bertubuh kekar yang tengah menggodanya dan berusaha untuk menyentuhnya. Ia mengelak dengan pelan walau senyuman tetap terpatri indah diwajahnya yang cantik.
"Pesanan anda sudah lengkap kan, tuan – tuan?" ia bertanya dengan sopan dan bersiap untuk melangkah pergi.
Namja yang duduk paling dekat dengannya menyempatkan diri untuk menggenggam tangan pelayan itu. "Jangan pergi dulu, Luhan. Bagaimana dengan ajakanku untuk kencan malam ini, hem?"
Namja bernama Luhan itu tetap tersenyum walau dalam hati ia ingin muntah melihat wajah mesum khas om – om yang berusaha merayunya. "Jangan begitu, Yunho-ssi. Aku tidak ingin berkencan dengan siapapun. Bukankah sudah berkali – kali kukatakan?"
"Kenapa kamu selalu menolakku? Aku berjanji akan membuatmu terus mengingat semua sentuhanku, sayang~"
Cuiiit cuiittt...
Teman – teman Yunho yang berada di meja yang sama dengannya bersiul dengan penuh semangat. Sudah bukan rahasia lagi kalau Yunho, si pemilik pertambangan yang ada di luar kota Andorra sangat mesum dan selalu berganti – ganti pasangan. Incarannya kali ini adalah pelayan EXO cafe yang terkenal dengan kecantikannya dan berusaha untuk menjadikannya sebagai teman tidurnya. Namun yang ada malah ia selalu mendapatkan penolakan.
"Maafkan saya, tuan. Tapi..."
"Luhan! Cepat antarkan pesanan yang lain di meja nomor tujuh!" sebuah suara yang berat meginterupsi percakapan mereka. Luhan bernafas lega karena akhirnya terbebas dari namja mesum itu. Meski demikian, ia masih menyempatkan diri untuk mengerlingkan sebelah matanya sebelum pergi hingga mulut Yunho dan teman – temannya menganga lebar. Luhan memang sangat mempesona.
Namja yang tadinya memanggil Luhan hanya bisa geleng – geleng kepala. Entah apa yang membuat Luhan begitu senang mendapatkan tawaran kencan dari orang yang tidak ia kenal sama sekali.
"Taruhan. Pasti si Luhan monyong itu taruhan lagi dengan si Baekhyun!"
Namja bertubuh tinggi itu menoleh kearah sumber suara. "Apa maksudmu, Kai?"
"Ck, kau memang bodoh atau bagaimana sih, Kris? Masa kamu tidak tahu kelakuan dua namja genit itu? Mereka selalu taruhan berapa banyak tawaran kencan yang mereka dapatkan tiap hari. Lalu yang kalah akan mencuci baju yang menang selama seminggu. Aish.. apa mereka tidak tahu kalau tanganku terasa gatal untuk menyingkirkan namja – namja mesum yang menggoda mereka itu? Lagipula, apa servis-anku masih kurang? Padahal setiap kali aku meniduri salah satu dari mereka berdua, mereka selalu minta lebih karena ketagihan. Lalu kenapa masih mencari namja lain lagi? Meyebalkan sekali!"
Kris mengangguk setuju dengan pendapat Kai.
"Sudahlah. Aku sudah tidak tahan melihatnya!" Kai menunjuk kearah Luhan yang sengaja menggoyangkan pinggulnya saat berjalan dan membuat pengunjung yang menginginkannya hanya bisa menelan ludah. Dengan cepat, Kai beranjak dari samping Kris dan mengejar Luhan yang berjalan kearah ruang istirahat yang terletak disamping dapur.
"Hey Luhan! Berapa banyak yang kau dapat hari ini?"
Luhan pura – pura berpikir. "Berapa ya? Kuhitung dulu, Baekhyun. Memangnya kamu dapat berapa?"
Namja bernama Baekhyun yang tidak kalah cantiknya dengan Luhan memasang smirknya. "Aku mendapat dua puluh tawaran kencan. Selamat menikmati hukumanmu mencuci bajuku, Luhan!" Bekhyun terlihat sangat yakin akan menang karena tawaran yang ia dapat hari ini sangat banyak. Minggu lalu ia kalah dan terpaksa mencuci baju Luhan. Menyebalkan sekali.
"Eits, jangan senang dulu deaar. Aku mendapat duapuluh lima ajakan kencan. Ditambah barusan dari Yunho, berarti jadinya duapuluh enam. Kali ini kamu kalah lagi, Baekhyun." Senyuman mengembang diwajah Luhan.
"Bagaimana bisa? Kamu tidak berbohong kan?" selidik Baekhyun.
"Hey! Aku malah mencatat nama mereka. Kamu jangan curigaan begitu dong!" Luhan menunjukkan catatan kecil yang berisi nama – nama namja yang mengajaknya kencan, lengkap dengan jamnya, bahkan usia mereka pun ia tuliskan agar Baekhyun tidak curiga.
Baekhyun yang merasa kesal langsung membanting handuk kecil yang ia pegang. Sial sekali kalau harus mencuci baju kotor Luhan yang entah kenapa selalu bertambah banyak setiap hari. Sepertinya namja itu sengaja mengerjainya. Padahal mereka masih punya tugas mulia yang lain selain jadi pelayan disini. Apa Luhan tidak kasihan padanya? Oh, itu pertanyaan konyol. Tidak ada rasa kasihan dalam kamus Luhan. Namja itu malah akan bahagia kalau melihat temannya menderita. Ia juga tidak segan – segan untuk menertawakan mereka yang kadang terluka saat melakukan 'tugas' itu. Ck, untung saja ia masih punya rasa kasihan pada rakyat miskin dan mau bergabung dengan kelompok ini.
Luhan cekikikan melihat Baekhyun yang mengerucutkan bibirnya kesal. Apalagi saat Baekhyun tidak menghiraukan rayuan pengunjung yang berusaha menarik tangannya. Pasti namja itu sudah kehilangan moodnya. Hahaha...
Tiba – tiba saja mata Luhan melotot saat ia merasakan benda basah dan lembab mendarat ditengkuknya. Tubuhnya merinding seketika.
"Menang taruhan lagi, eoh?"
Luhan tahu siapa pemilik suara yang dipenuhi nafsu ini, Kai. "Kai.. hentikan.." Luhan berusaha untuk menahan tangan Kai yang mulai menyusup kedalam baju yang ia kenakan. Namun Kai malah menggigit lehernya dengan sedikit keras hingga Luhan hanya bisa mendesah.
"Kai..hgh. lepaskaan.."
"Tidak mau. Kamu membuatku on saat melihat goyangan pinggulmu merayu pelanggan itu. Bagaimana kalau kamu menunjukkan goyanganmu padaku sayang?"
Kai langsung membalik tubuh Luhan dan menciumi bibirnya dengan kasar. Tidak ada penolakan dari Luhan karena ia memang menginginkannya. Lidah Kai melesat masuk ke dalam mulut Luhan dengan cekatan ia mengeksplor semua isinya. Dalam sekejap mereka sudah bergelut dan tubuh Luhan berada dibawah Kai yang tengah membuka bajunya dengan buru – buru. Sebisa mungkin Luhan menampilkan wajah menggoda dan itu membuat Kai semakin tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Desahan yang keluar dari bibir Luhan menandakan kalau permainan mereka semakin panas.
.
.
Meski cafe EXO memiliki banyak pengunjung, tapi mereka tidak mau menambahkan jam kerja dan tetap tutup paling lama jam sembilan malam. Walau banyak komplain dari pelanggan, mereka tetap tidak mau buka lama – lama. Bukan karena mereka tidak mau menambah penghasilan, tapi karena masih ada pekerjaan lain yang harus mereka lakukan.
"Kalian mengerti?" sebuah suara memecah keheningan diruangan yang ada di sebuah rumah dibelakang EXO cafe. Ruangan itu tertutup dan terlihat seperti ruang pertemuan. Hanya ada sebuah meja besar dengan enam buah kursi kayu tanpa ukiran mengelilinginya. Sebuah pot bunga kaktus diletakkan tepat ditengah. Selebihnya ruangan itu kosong.
Kris yang duduk diseberang namja itu mengangguk paham. Sedangkan Luhan dan Kai yang terduduk dilantai dengan alasan badan mereka masih berbau-sex ikutan menganggukkan kepalanya. Luhan merasa sial membiarkan Kai menyentuhnya hari ini. Ia lupa kalau malam ini mereka akan melakukan aksinya dirumah seorang bangsawan bernama Sungmin. Bagaimana ia bisa bergerak bebas kalau bagian bawah tubuhnya masih perih? Kai memang bodoh!
"Kita harus berangkat sekarang. Baekhyun sudah pergi dari tadi sore untuk menyamar jadi pelayan dan memasukkan obat tidur kedalam minuman para prajurit penjaga rumah keluarga itu. Saatnya beraksi teman – teman!" Kris langsung berdiri diikuti namja yang satu lagi. Namja itu hanya melirik sekilas kearah Luhan dan Kai. Walau begitu, meski hanya sepersekian detik, Luhan tetap merasakan jantungnya tidak normal setiap kali bertatapan dengan namja berwajah es itu.
Luhan dan Kai ikutan berdiri menyusul dua namja itu. Luhan berlari kekamarnya dan mandi dengan kecepatan tinggi lalu mengambil peralatannya.
.
Sehun dan Kris langsung melesat dengan kuda mereka masing masing. Hari sudah menunjukkan jam sebelas malam, saat yang tepat untuk beraksi meski mereka hanya ditemani penerangan cahaya bulan. Mereka butuh waktu sekitar satu jam menuju rumah Sungmin. Dibelakangnya Kai dan Luhan menyusul. Mereka berdua naik diatas seekor kuda. Untung saja tubuh Luhan kurus hingga kuda itu tidak merasa keberatan karena harus membawa dua orang sekaligus.
Awalnya mereka sama – sama terdiam karena memang tidak ada hal yang mau dibicarakan. Namun beberapa saat kemudian Luhan menautkan alisnya saat merasakan nafas berat Kai berhembus ditengkuknya.
"Ada apa?" tanyanya dengan suara pelan. Sedikit bergidik dengan jemari Kai yang mulai mengelus – elus perutnya.
"Ngg...hh Luhan.. tidakkah goyangan ini mengingatkanmu dengan tadi siang?"
OH TUHAN! Luhan berucap dalam hati. Apa yang ada dalam otak Kai hingga ia sempat – sempatnya berpikiran demikian padahal mereka sedang dalam perjalanan?
"Hentikan pikiran mesummu itu! Bagaimana kalau Kris marah jika kita terlambat?"
"Tidak akan, sayang.." Kai mulai menjilati tengkuk Luhan dan memberikan kembali tanda disana. Tidak Cuma itu saja, Kai juga menggerakkan pinggangnya maju mundur hingga juniornya menyentuh pantat belakang Luhan. Luhan yang tidak nyaman menggoyang – goyangkan tubuhnya hingga mereka hampir terjatuh.
"Hentikan, Kai. Kamu bisa mendapatkan jatahmu nanti!"
"Aku maunya sekarang.."
"LUHAN! KAI! CEPAT! Kenapa lama sekali haaaahh?!"
Luhan bernafas lega karena ternyata Kris berhenti ditengah jalan untuk menunggu mereka. "Kalian jalan didepan. Aku dibelakang. Aku yakin kalian akan membelok kalau tidak diawasi."
Mau tidak mau, Kai terpaksa menuruti perintah Kris dan niatnya untuk melahap Luhan harus ia tahankan dulu. Suara ketawa Luhan membuatnya makin kesal. Untung saja tidak berapa lama kemudian mereka sudah sampai di dekat rumah Sungmin dan mulai menyusun strategi yang telah mereka buat hingga ia melupakan hasratnya tadi.
Karena prajurit yang berjaga digerbang terlihat mengantuk berat, mereka bisa masuk dengan mudah. Bahkan prajurit yang berada di ruang penyimpanan sudah tertidur nyenyak. Baekhyun yang sudah menunggu didalam tersenyum saat melihat kedatangan teman – temannya.
"Aku sudah memasukkan uangnya kedalam dua buah karung berukuran kecil, itu untukku dan Luhan. Sisanya karung berisi bahan makanan untuk kalian bertiga. Kita harus cepat karena efek obat tidurnya tidak lama lagi akan hilang. Hei! Mana Luhan?" Baekhyun kebingungan karena tidak menemukan Luhan diantara mereka.
"Dia menunggu diluar," Kris berkata dengan dingin sambil memandang Kai dengan sinis. Namun Kai tidak mempedulikannya karena ia terlalu terpesona pada Baekhyun yang memakai pakaian yeoja.
Kris mengambil sebuah karung besar dan sebuah karung kecil untuk ia berikan pada Luhan agar namja itu yang membawanya. Sehun mengambil sebuah karung tanpa bicara dan mengikuti langkah Kris keluar. Sepertinya malam ini misi mereka lancar tanpa ada pertempuran karena tidak ada prajurit yang menghadang mereka.
Baekhyun yang hendak melangkah keluar menoleh kebelakang dimana tangannya tengah ditahan oleh Kai. "Ada apa lagi? Kita harus cepat. Nanti ketahuan bood.."
Perkataan Baekhyun hanya sampai disitu saja karena Kai sudah mendaratkan bibirnya diatas bibir Baekhyun dan melumatnya dengan kasar. Baekhyun berusaha menolak dengan menepuk – nepuk dada Kai, namun hasilnya nihil. Lagipula imannya tidak cukup kuat untuk melawan sentuhan – sentuhan Kai yang mulai membuka bajunya dan mengelus perutnya yang rata. Alih – alih melawan, tangannya malah melingkar manis ditengkuk Kai dan menekannya untuk memperdalam ciuman mereka.
Kai melumat bibir Baekhyun dengan penuh nafsu. Ia sudah terlanjur horny saat berada diatas kuda dengan Luhan, ditambah lagi melihat keadaan Baekhyun yang menggoda dengan tubuhnya yang dibalut pakaian yeoja. Bibirnya diberi pemerah dan terlihat menggiurkan. Jangan salahkan ia yang tidak lagi bisa mengendalikan diri.
"Ah..hmmp" Baekhyun cepat – cepat menutup mulutnya agar desahannya tidak keluar. Terlalu berbahaya kalau sampai ada yang mendengar. Mereka bisa mati konyol saat ini juga.
"Jangan ditahan sayang~" Kai berbisik ditelinga Baekhyun sambil menjilati daun telinga namja mungil itu. Tubuh Baekhyun menggelinjang keenakan. Ia tidak sadar kapan Kai melepaskan gaunnya hingga tubuhnya sudah terbaring dilantai kayu tanpa sehelai benangpun menutupinya.
Bibir Kai tebal Kai mulai memanjakan tonjolan kecil didadanya. Sedangkan tangan namja itu memainkan tonjolan yang satu lagi. Belum lagi bibir Kai yang menjilati garis rahang hingga lehernya. Baekhyun merasa melayang walau kenyataannya tubuhnya tetap disana.
"Oh.. Kaaiii,,," Baekhyun melengkungkan dadanya saat Kai mulai memasukkan juniornya kedalam mulutnya. Tangan kai sesekali mengelus pahanya, atau meremas twisball nya. Meski Kai melakukannya dengan gerakan cepat – seperti terburu – buru, tapi Baekhyun masih bisa merasakan semua rangsangan itu dan mengeluarkan hasratnya didalam mulut Kai.
"Kau tetap nikmat, sayangh..." ujar Kai sambil memasang tampang mesumnya. Baekhyun menampar lengan Kai dengan keras.
"Cepat selesaikan bodoh! Bagaimana kalau ketahuan?"
"Apa kamu begitu menginginkanku memasukimu?"
"Cepatlaaah.." Baekhyun mengerang frustasi. Dia benar – benar menginginkan milik Kai yang besar itu berada di dalam tubuhnya sekarang!
"Baiklahh baiklaah..." Kai lalu membuka celananya dan mengeluarkan miliknya. Baekhyun menelan ludah. Perasaannya saja atau memang benda itu makin hari makin besar?
"Kalau meu cepat, kau harus menahannya.."
"Jangan banyak bica... AAARRGGHHHHHH!" Kali ini Baekhyun tidak bisa lagi menahan teriakannya saat Kai memasukinya tanpa ada persiapan sama sekali. Belum lagi Kai yang seenak jidatnya langsung menggerakkan pinggulnya tanpa menunggu rasa sakit Baekhyun reda. Baekhyun menggigit bibirnya menahan rasa sakit dan nikmat disaat bersamaan. Tapi ia tidak bisa memungkiri kalau rasa nyeri itu semakin menghilang seiring permainan Kai yang semakin cepat.
Tubuh Baekhyun terasa semakin panas mengikuti irama tarian Kai yang memabukkan. Tangannya mencengkeram rambut Kai untuk meluapkan perasaan yang ia dapatkan dari semua sentuhan Kai di setiap titik sensitifnya. Dan tidak butuh waktu lama bagi namja yang memiliki senyuman manis itu untuk mengeluarkan desakan di perut Kai.
"Ahh~" Baekhyun mendesah lega. Tapi ia tetap merasakan hentakan – hentakan Kai untuk beberapa saat hingga akhirnya namja itu juga mengeluarkan cairan cintanya di dalam.
Kai menjatuhkan tubuhnya dan berbaring disamping Baekhyun. "Kau hebat.." ucapnya disela nafasnya yang terengah – engah.
Baekhyun sudah hampir mencium bibir Kai saat ia mendengar suara derap langkah kaki diluar. Matanya melotot seketika.
"Siapa didalam! Apa yang terjadi disini?"
SH*T! Kai memaki sambil memakai pakaiannya dengan terburu – buru. Baekhyun yang masih kesakitan mengenakan pakaiannya dengan gerakan lambat hingga Kai terpaksa membantunya.
Terdengar bunyi pintu didobrak dan lima orang prajurit bersenjata pedang sudah berdiri dihadapan mereka berdua. Kai diam – diam bernafas lega karena sudah menyobek ujung gaun Baekhyun untuk dijadikan penutup wajah agar identitas mereka tidak ketahuan. Meski demikian, ia tetap pesimis bisa lolos dengan selamat mengingat tubuhnya yang masih lemas karena kegiatannya dengan Baekhyun tadi. Baekhyun tidak bisa diharapkan, untuk berdiri saja ia merasa susah. Kali ini, Kai merutuki kebodohannya yang seenaknya melakukan hal seperti itu saat sedang menjalankan misinya.
.
Te Be Ce
.
Cemana? Cemana? Ini FF baru Kiela.
Silakan di-review yaaa~
