Help and Save

NCT Member

YAOI, bahasa acak-acakan, OOC, typo

Cast milik Tuhan YME, ortu dan agensi. Saya hanya meminjam nama mereka

.

.

.

Doyoung tidak terlalu mengerti. Mungkin karena dia terlalu lelah dengan jadwal comeback mereka yang padat, mungkin juga karena merindukan keluarganya, atau karena stres yang menumpuk. Saat dia berbaring lelah di ranjang dorm sambil memikirkan begitu banyak kejadian dalam satu hari dan mengevaluasi dirinya demi performbesok, bola matanya terlalu berair dengan berat aneh di tenggorokannya.

Kemudian dia sadar bahwa matanya mendesak untuk mengeluarkan air mata, dan rasa aneh di tenggorokannya berlomba-lomba mengeluarkan isak.

Doyoung mengerjabkan matanya bingung. Kenapa dia ingin menangis? Memangnya ada kejadian apa di hari ini yang membuatnya sedih? Tapi pertanyaan itu belum membuahkan jawaban seberapa kerasnya Doyoung berpikir. Pikirannya terus berputar seperti roda aus yang dipaksa berputar sementara air matanya mulai menitik.

Ibunya pernah bilang, tidak apa bagi pria untuk menangis karena pria juga manusia. Mereka punya emosi yang jika ditekan tidak akan baik, lagipula menangis sesekali tak ada salahnya. Mungkin karena didikan itu atau fakta Doyoung perasa, dia cukup mudah menangis.

Dan Doyoung benar-benar melakukannya, dia menangis sambil memeluk guling di hadapannya. Doyoung menekan wajahnya sendiri ke bantal untuk meredam isaknya sehingga orang yang melihatnya akan berpikir di tertidur, kalau mengecualikan fakta punggungnya bergetar. Entah keberuntungan macam apa di hari ini, untung Ten masih perform di MuBank sementara Mark latihan dengan NCT Dream. Setidaknya takkan ada yang memergokinya menangis.

"Hyung?"

Doyoung tersentak. Walau teman sekamarnya tidak ada, tapi masih ada orang di dorm dan orang yang mendatanginya malah bukan sosok yang ingin dia temui. Jung Jaehyun.

"Hyung, tadi kuketuk tapi tak ada jawaban. Maaf, aku langsung masuk."

Bahkan nada bersalah sangat kentara dalam suaranya, membuat Doyoung makin membenci dirinya sendiri. Dan kenapa bunyi pintu dibuka tidak dia dengar sama sekali? Doyoung berusaha menjernihkan suaranya, lalu bertanya. "Ada apa, Jaehyun-ah?"

Jaehyun hanya terdiam. Sejujurnya dengan posisi Doyoung yang membelakangi Jaehyun, dia tak tahu apa yang Jaehyun pikirkan. Hening agak lama sebelum akhirnya Jaehyun menjawab. "Tidak jadi, hyung. Bisa menunggu besok kok, selamat malam." Lalu terdengar langkah kaki dan suara pintu dibuka-ditutup.

Seakan diberi beban lainnya, Doyoung kembali menangis. Tenggorokannya terasa sakit karena menahan isak tangis, itu tidak baik karena dia butuh tenggorokannya tetap fit. Mereka masih dalam minggu promosi. Tapi Doyoung sadar bahwa dia sudah mencapai batasnya, entah apa yang membebaninya, hal itu mulai membunuh Doyoung diam-diam. Dan selama dia tak tahu akarnya, pelampiasan seperti ini diperlukan. Lalu besoknya dia akan kembali menjadi Doyoung yang biasa, Doyoung yang selalu bertengkar dengan siapa saja, memastikan performa vokal NCT tetap bagus, dan menjadi peran 'ibu' bagi NCT Dream.

Dan seolah memberinya sedikit kenyamanan, tiba-tiba sepasang tangan memeluknya erat. Terlampau erat sampai Doyoung merasa mati rasa, dia tahu siapa yang memeluknya seperti itu tapi tak mungkin. "Jaehyun?" Bahkan suaranya sangat pecah dan menyedihkan.

Jaehyun membawa tubuh kurus itu ke dalam pelukannya, walau posisi Doyoung membelakangi Jaehyun kini Doyoung tahu apa yang Jaehyun pikirkan. Jaehyun tetap peka dan selalu menunggunya dengan kedua tangan terbentang lebar. "Menangis saja, hyung. Meraung kalau perlu, hyung membutuhkannya," kata Jaehyun yang seolah melepas sedikit beban Doyoung. Seiring tangisnya yang menguat, Jaehyun dengan setia mengelus kedua tangan Doyoung. Walau tinggi mereka tak berbeda jauh, Doyoung tetap merasa sangat kecil apalagi dalam keadaan seperti ini. Jaehyun yang identik dengan peran adik kecil yang polos, kini menjadi pria yang mampu menjadi sandaran Doyoung.

Mungkin karena sudah puas atau karena sudah lelah, Doyoung perlahan menjadi tenang. Jaehyun masih melingkupinya dengan kedua tangan kekar di pinggangnya, punggung Doyoung menempel erat dengan dada Jaehyun yang sudah terbentuk apik. Posisi mereka sebenarnya sangat romantis, tapi tak ada satu pun di antara mereka yang berpikiran sampai ke sana. Fokus Doyoung adalah menenangkan pikirannya, sementara fokus Jaehyun menganalisis kemungkinan Doyoung bisa begitu rapuh malam ini.

Keheningan masih membalut mereka erat saat angin AC menerpa. Jaehyun ingin bertanya tapi takut dianggap lancang, Doyoung ingin bercerita tapi takut dianggap pembual. Dan untungnya Jaehyun berhasil menangkis keengganannya dengan berkata terlebih dahulu. "Hyung rindu keluarga ya?" Pertanyaan yang membuat citra polosnya menguat.

"Mungkin?" Doyoung bahkan tidak begitu yakin saat menjawab, tapi mungkin itu benar. Doyoung belum sempat mengunjungi keluarganya saat libur tahun baru, walau dia sempat menelpon. Doyoung adalah anak bungsu, terbiasa dimanja sedemikian rupa dan untuk saat ini dia butuh keluarganya. Dia rindu masakan ibunya, teguran bijaksana ayahnya, dan pertengkaran ajaib dengan sang kakak. Lagipula jika dia mengatakan terang-terangan rindu rumah, bagaimana dengan member yang tinggal jauh dari keluarga seperti Johnny?

Jaehyun menepuk kepala Doyoung lembut. "Hyung, masih kepikiran soal itu ya?" tanyanya hati-hati. Doyoung bergumam penuh tanya, membuat Jaehyun agak berhati-hati menyusun kata-kata. "Itu... soal hyung yang dituduh dekat dengan Mark dan Taeyong hyung demi popularitas."

Doyoung menahan nafas sejenak. Ya, dia ingat pernah membaca artikel itu di naver. Beberapa oknum menunduhnya memanfaatkan ketenaran Mark dan Taeyong, yang tentu saja omong kosong besar. Doyoung memang dekat dengan keduanya, apalagi dia sayang Mark. Tapi tentu saja Doyoung bertanya-tanya, kenapa para haters selalu memburu berita tentangnya? Memangnya apa salahnya? Bahkan Doyoung tidak pernah berpikir memanfaatkan popularitas siapapun untuk membuat dirinya naik. Lagipula mereka satu tim, semua harus naik jika salah satu member naik kan?

"Tidak... tahu. Tapi kurasa aku masih kepikiran," jawab Doyoung jujur. Tangan Jaehyun masih sigap memeluk pinggangnya, dan tangan lainnya kini membelai wajah Doyoung. Posisi mereka masih Doyoung membelakangi Jaehyun. "Apa hyung masih kesulitan saat dance? Aku bisa kok jadi tutor sementara hyung."

Walau Doyoung memiliki suara yang cukup mumpuni, kelemahannya dalam hal dance masih harus diperbaiki. Suaranya masih bergetar saat perform, dan ini hal fatal karena sebagai main vocalist dia harus menunjukkan kestabilan suaranya. High notes-nya di lagu BOSS agak sulit dengan koreo yang rumit, bahkan ada usulan dirinya melakukan high note 2-3 lebih tinggi dari sebelumnya.

"Jangan bilang kalau hyung merasa terbebani dengan posisi main vocalist?" tebak Jaehyun yang tepat sasaran. Sejujurnya Doyoung cukup senang dengan posisinya, namun dia mengemban tidak hanya nama grupnya tapi juga SME. SME dikenal memiliki kualitas main vocalist yang tidak perlu diragukan lagi dan bersama dengan Taeil dan Jaehyun, Doyoung harus membawa gelar itu dengan bangga. Bukan cuma sekali Doyoung membaca keluhan tentang kemampuan vokal NCT yang diragukan. Di comeback NCT U kali ini, tidak berlebihan bahwa Doyounglah yang diandalkan melakukan high notes karena ketiadaan Taeil. Tipe suara Jaehyun bukan slight tenor, Jungwoo juga belum mampu menurut pelatih vokal mereka.

"Kurasa itu ada benarnya," jawab Doyoung. Jaehyun bergumam, masih berpikir. "Untunglah kita comeback saat job MC hyung kosong," kata Jaehyun yang membuat Doyoung terpikir hal lain. Benar, secara tak langsung dialah MC utama NCT. Bukan karena member lain tak mampu melakukannya, hanya saja pengalaman Doyoung di bidang ini lebih banyak. Berawal dari MC Show Champion di masa pre-debut, di MV commentary, atau acara-acara NCT lainnya sampai membuat tren JinJiDo. Tentu saja Doyoung tidak mengeluh, dia malah senang karena ikut membuat nama NCT dikenal. Tapi ada kalanya dia merasa frustasi karena tak mampu membuat acara menjadi menarik, atau mempersiapkan bahan-bahannya dan menjaga chemistry dengan pasangan MC. Dia takut dicap mempermalukan nama NCT apabila tidak berhasil membawakan acara dengan baik.

"Hyung?" Dan panggilan Jaehyun hanya disahuti Doyoung dengan gumaman. Doyoung sadar bahwa dia seperti membagi bebannya terlalu banyak pada sang adik. Padahal sebagai salah satu member tertua NCT, dia harusnya bisa menahan diri lebih baik lagi. Secara tidak langsung, Taeyong mengandalkannya 'mengurus' NCT Dream. Bukan karena Taeyong tidak mau atau tidak suka pada Dreamies, tapi karena NCT sendiri sudah memiliki 18 member dan Taeyong butuh bantuan untuk memastikan tim baik-baik saja. Tiap member dari hyungline sedikitnya berusaha meringankan beban Taeyong, dan mungkin Doyoung kelihatan lebih kentara. Jadi, Doyoung harusnya tidak membiarkan perasaannya terlalu tumpah begini.

"Hyung, aku kangen," bisik Jaehyun. Tangannya telah berhenti membelai wajah Doyoung, dan kembali memeluk pinggang Doyoung. Doyoung merasa jantungnya berhenti.

"Kita selalu bertemu, tiap hari," kata Doyoung pelan. Tapi Jaehyun menolak jawaban itu. "Bukan begitu, hyung mengerti kan maksudku?" katanya sambil membenamkan wajahnya ke rambut Doyoung.

Sayangnya, Doyoung mengerti betul arah pembicaraan ini.

"Itu sudah berakhir," kata Doyoung dengan suara bergetar. Saat dia mengerjab, terasa setetes air mata turut keluar. "Sudah berakhir, Jaehyun-ah."

Dan Doyoung kembali menangis dengan Jaehyun yang terdiam sambil memeluknya. Baik Jaehyun maupun Doyoung mengerti, setidaknya akar terbesar dalam kedepresian Doyoung berasal dari satu hal, Jaehyun itu sendiri dan hubungan mereka di masa lalu.

Hubungan antar 2 lelaki di masyarakat Korea Selatan bukan hal lumrah dan ditentang begitu keras, apalagi ini terjadi di kala mereka belum debut. Hubungan yang berawal dari partner MC Show Champion, kedekatan hyung-dongsaeng, sampai ke arah percintaan antara kekasih. Bukan hal yang mudah menyembunyikan hubungan mereka dari member SM rookies lainnya, dan begitu ketahuan beberapa member memandangnya dengan tatapan lain.

Tapi Doyoung tidak peduli, dia lebih sakit saat mendapat persuasi untuk memutuskan Jaehyun dari mulut hyung-nya sendiri, Gongmyung. Gongmyung bukannya tidak setuju, tapi dia tidak mau adiknya terluka lebih parah. Apalagi semenjak mereka debut banyak sekali berita negatif yang tidak benar, dia juga tahu pairing member yang begitu populer. Dia kembali sadar bahwa dirinya tak pantas di samping Jaehyun. Seorang Jung Jaehyun memiliki masa depan yang lebih cerah tanpa dirinya, memiliki begitu banyak kualitas diri yang akan dirusak Doyoung bila hubungan ini berlanjut.

Maka di saat gencarnya foto teaser fire truck dirilis, hubungan Doyoung dan Jaehyun resmi berakhir.

Itu adalah kali pertamanya melihat Jaehyun begitu hancur, melihat pantulan dirinya yang begitu rapuh saat meninggalkan Jaehyun sendiri di ruang tengah. Doyoung yang tak sanggup kembali ke kamarnya, memilih pergi ke kamar mandi dan menangis pilu. Dia hanya memberi alasan bahwa hubungan mereka adalah kesalahan dan kesalahan tak bisa diteruskan.

Lalu Jaehyun menjawab, kesalahan apa? Apa hyung menyesal karena sudah memilihku?

Dan ego Doyoung menjawab, iya. Begitu banyak kesalahan dan ketidakcocokkan mereka takkan membuat mereka lebih baik.

Doyoung yakin bahwa dia melakukan hal yang benar, tapi kenapa hatinya masih berdenyut sakit? Kenapa airmata tak hentinya keluar? Dan di saat yang tepat, Taeyong muncul dan memeluknya. Dia berusaha menghibur Doyoung tanpa tahu alasannya menangis, dan Doyoung menolak itu. Egonya mengingat kesalahan yang bahkan tidak dilakukan Taeyong.

Tapi jiwa leader Taeyong menang, dia berhasil membuat Doyoung menumpahkan semuanya di 15 menit pertama setelah Doyoung memaksanya pergi. Tentu saja Taeyong terkejut, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa selain membuat Doyoung berhenti menangis. Sejujurnya Taeyong tak pernah menolak hubungan Jaehyun-Doyoung, dia memang sering mengingatkan untuk tidak begitu mengumbarnya. Walau di era NCT U mereka sudah cukup renggang.

Keesokan harinya ketiga pihak bersikap biasa, seolah kejadian malam itu hanya mimpi belaka. Taeyong tentunya memilih bungkam demi kestabilan grup, sementara hubungan Jaehyun-Doyoung yang makin merenggang dipertanyakan berbagai pihak. Tapi alasan debut NCT 127 dan kesibukan Doyoung seolah berhasil meyakinkan semua orang.

Tapi tidak berarti mereka bertiga melupakannya. Ketika dia tidak memimpin di depan, Taeyong memperhatikan dari berlakang dalam diam. Jaehyun semakin bersinar sementara Doyoung pun semakin percaya diri, dengan begitu 2 tahun berlalu.

Kini Jaehyun mempertanyakan kembali kebingungannya, dan Jaehyun telah menyadari alasan pemutusan sepihak 2 tahun lalu. Beban jiwa yang dipikul Doyoung sangat berat, kepekaan Doyoung malah balik menyerangnya. Jaehyun memang marah dan sedih saat itu, tapi dia sudah mencoba mengerti dan akhirnya semakin mengerti alasan klasik Doyoung.

Doyoung takut menghambat karir Jaehyun, dia sudah merasakan ini sejak lama dan puncaknya adalah saat NCT U debut.

Jaehyun agaknya terpukul saat tahu beban jiwa Doyoung yang terkuat adalah dirinya, karena itu dia meminta maaf dengan rasa bersalah yang menghantui. "Maaf hyung," gumamnya berkali-kali seperti kaset rusak. "Maaf, maaf, maaf..."

Doyoung tahu bahwa dirinya kini menyeret Jaehyun ke dalam kesedihannya, dan dia merasa semakin bersalah. Air matanya semakin banyak yang tumpah dan kedua insan itu semakin terpuruk.

Musim dingin yang membawa duka, ternyata masih senang bermain-main dengan mereka.

Saat Doyoung memutuskan untuk berhadapan langsung dengan Jaehyun, saat Jaehyun memutuskan untuk membalik paksa tubuh Doyoung, adalah saat mereka bertatap muka pertama kalinya. Mata merah yang sama-sama menyiratkan kehancuran, rambut yang begitu berantakan persis pikiran mereka, dan tubuh yang lelah dengan mental yang rapuh. Mereka begitu sama, begitu hancur dan terluka dalam.

Kalau dipikir-pikir, apa alasan mereka bisa bersama dulu? Karena mereka saling mencintai? Bukan, karena mereka punya kemiripan. Hal itu masih berlaku sampai sekarang.

Jaehyun kesepian sebagai anak tunggal, Doyoung kesepian di kota yang begitu asing.

Jaehyun memiliki suara emas yang memiliki ciri khas, Doyoung memiliki suara memukau yang berkali-kali bersinar.

Jaehyun supel karena keinginan menghapus kesepian, Doyoung supel karena keharusan menghapus kesepian.

Dan hanya hal itu yang terpikir Doyoung saat dirinya tenggelam dalam pelukan Jaehyun. Kepalanya dibenamkan di dada Jaehyun, sementara tangannya membalas pelukan Jaehyun.

Kenapa butuh waktu begitu lama untuk mereka menyadari kesepian dan luka mereka selama ini?

Mereka saling membutuhkan, sebagai rekan segrup, hyung-dongsaeng, atau sepasang kekasih. Mereka sama-sama hancur saat kata putus mengambang di udara, mereka sama-sama mencari pelarian dan sama-sama gagal. Tanpa mereka duga, member yang lain merasa sedih melihat keduanya saling menghindari sedemikian rupa.

Dan di malam dimana seharusnya mereka terlelap dan mengistirahatkan diri, mereka berhasil melepas beban terbesar dalam diri masing-masing. Ciuman lembut dan pelukan menjadi tanda perdamaian, lalu keduanya akan siap menjadi figur idola setiap perempuan.

.

.

.

"Hyung, aku kangen sama eommanim."

"Eh? Kau kangen eommaku? Kangen personal atau masakannya?"

"Keduanya, nanti kita ke rumah hyung yuk."

"Jadwal kita padat... tapi aku juga kangen, mungkin nanti aku akan mengajakmu."

"Aku kangen nge-MC sama hyung deh."

"... Aku juga kangen mencubit pipi gembulmu"

"Aww, hyung lucu deh kalau wajahnya memerah."

"Ayo kita tidur, nanti Taeyong hyung marah kalau kita terlambat."

"Hyung, jangan mengalihkan pembicaraan..."

"Jaehyun-ah..."

"Iya hyung, maaf."

.

.

.

Fin

Panda baru sadar ff ini terlalu sedih, jadi bagian terakhir itu pemanis aja XD

Judulnya sendiri Panda pilih karena, di saat Doyoung begitu terpuruk -bahkan sampai menangis gitu- harus ada yang memeluknya dan menenangkan, tolong dan selamatkan dia. Karena jika akar kesedihan itu tidak ketemu, dia bisa terpuruk dan masuk ke zona depresi. Dan itu gak menyenangkan sama sekali -Panda harap Doyoung gak pernah mengalaminya, kalau pernah semoga para member bisa menariknya kembali-. Btw, pengalaman ini Panda pernah merasakannya akhir-akhir ini.

Sejujurnya, Panda membuat ff ini dengan beberapa pertimbangan. Kalian pernah merasa gak sih Doyoung itu merasa sangat tertekan karena hal-hal di atas? Soalnya Doyoung tuh kayak diserang haters terus, padahal dia gak melakukan hal yang pantas dihujat. Terus Doyoung termasuk aktif di dunia entertaiment, nge-mc sama ikut program gitu. Dia itu berusaha membuat nama NCT makin dikenal sama masyarakat, dan Panda yakin usahanya berbuah manis. Panda harap Doyoung selalu bahagia dan sehat nun jauh di sana *eaa.

Singkat ya? Maklum Panda nulisnya agak mepet, ini aja pengalihan dari tugas yang harus dikumpul XD. Apa cerita ini menarik atau membosankan? Atau malah kurang angst? Review, fav dan follow please ^^