Disclaimer : Intinya bukan milik Kuga.

Warning : OOC, Chara Death, GaJe, etc.

Don't like, don't read!


Aku segera menenteng tas hijau gelapku dan berjalan kearah ruang kelas VII-D, tempat teman-temanku akan melakukan latihan , namaku Annabeth Chase, seorang gadis berambut pirang. Aku sekolah disebuah SMP terkemuka di New York ini.

Kulangkahkan kakiku kedalam kelas dan mendapati seorang lelaki yang sedang menghajar temannya. Kakak kelasku, Kak Malcon melerai mereka. Kutarik nafasku dalam-dalam dan duduk dilantai. Kukeluarkan buku gambar, pensil mekanik dan pensil warnaku. Sejak dulu aku memang ingin menjadi arsitek.

Tiba-tiba, kulihat adik seorang temanku yang bernama Jason Grace. Edward Grace. Jason masuk ke kelas VII-D dan mulai berkata, "Luke Castellan meninggal." Serunya.

Aku menatapnya tak percaya. Luke Castellan adalah kakak kelasku saat SD. Dia sangat baik pada ku dan teman-temanku yang lain. "Tunggu- Apa-!?" Aku berusaha bertanya pada Jason.

Jason mengangguk muram, "Ya..."

"Kenapa dia meninggal, Jas?" Tanya Frank Zhang. "Demam Berdarah." Jawab Jason. "Thals pun sudah tau..."

Aku terdiam, merasakan air mataku tumpah. Temanku, Piper pun sama... Luke Castellan benar-benar kakak kelas yang baik hati... Bagaimana perasaan ibunya, May Castellan...?

"Drew ingin mengajak kita untuk ikut melayat." Ujar Jason. "Ada yang mau ikut?"

Aku mengangkat tanganku. "Aku." Ujarku. Lantas, kukeluarkan handphone-ku dan mulai menelepon kedua orang tuaku untuk minta izin.


Setelah aku minta izin aku, Piper, Jason, Leo, Nico, Bianca, Percy, Drew, dan yang lain pergi menggunakan bus. Kudengar dari Frank bahwa Hazel menangis. Ya... Tentu saja, Luke sudah seperti kakaknya... Namun, Hazel tak bisa melayat karena dia naik jemputan. Sedangkan Frank, rumahnya dekat dengan Luke, tapi dia belum dijemput.

"Hei, Leo, Beckendorf, Kapan... Luke meninggal ...?" Tanyaku. "Pukul 13.00." Jawab Beckendorf pelan. Lelaki tersebut nyaris saja menangis seperti Leo. Aku hanya mengangguk pelan.


Akhirnya kami semua sampai dirumah Luke. Kami menghampiri ibunya, May Castellan, yang sedang menangis tersedu-sedu. Aku dan yang lain berusaha menenangkannya. Sesudah itu kami melihat jenazahnya. Leo dan Beckendorf benar-benar sudah terisak. Ada juga teman-teman SD-ku yang datang. Bahkan, guru-guru juga ikut datang... Luke benar-benar murid yang baik...

Kulihat Zoe yang sedang menghibur Thalia. Padahal, rasanya baru kemarin kami merencanakan acara reuni... Tapi...

"Luke tak akan senang jika kau menangis..." Ujar seseorang, Percy Jackson.

"Aku tau, Percy..."

"Ayo, yang lain akan segera pulang..." Ujarnya, "Kita semua pasti mendo'a-kan Luke, Annie..."

Aku tersenyum kecil kepada jenazah Luke. 'Thanks atas semuanya, Luke... Semoga kau senang disana...'


Hei, Luke,

Aku yakin kau dapat melihat kami semua dati sana

Aku senang menghabiskan waktu bersamamu

Kau orang yang sangat baik

Walau jiwa-ragamu sudah tak ada didunia,

Kau masih ada diantara kami semua...


Selesai... Akhirnya, saya berhasil membuat cerita ini... Ya, saya tau ini aneh sekali tapi... Entah kenapa, ini mungkin menjadi salah satu bentuk penghormatan pada teman saya...