A Naruto fict by Sanna Uzumaki
Disclaimer : Masashi Kishimoto
When I see your smile
Pair utama : SasuNaru
Warning : boyxboy, typo bertebaran, deskripsi minim, OOC and many more.
DONT LIKE, DONT READ!
HAPPY READING
xxx
Daun berwarna merah muda jatuh berguguran. Dengan ramai menghiasi langit biru cerah. Musim gugur telah datang dan tentu saja menjadi pemandangan yang sangat biasa bagi orang jepang disana. Setiap tahun selalu terjadi, namun tak ada kata bosan bagi mereka yang menatap daun-daun dari pohon sakura itu berterbangan mengikuti kemanapun angin itu membawanya. Terlihat seorang pemuda dengan iris sekelam malam, menatap dingin ke arah langit. Tidak ada yang aneh, namun entah mengapa langit yang biru cerah itu tiba-tiba saja menarik perhatiannya. Pemuda dengan rambut raven itu menghela nafas dan ia berjalan menuju sekolah barunya yang terletak tidak jauh dari rumahnya. SMA Konoha, ya itulah nama sekolahnya. Ia menatap datar tulisan nama sekolah itu dan berjalan memasuki lingkungan sekolah yang terlihat elit. Suasana damai segera tergantikan saat ia sampai di sebuah lapangan besar sekolahnya tersebut. Mungkin ratusan siswa berada di lapangan luas itu. Ya wajar saja karena hari itu adalah hari dimana semua siswa baru diharuskan memilih salah satu eskul yang SMA itu miliki. Sambil menggenggam tasnya, setelah menghela nafas (lagi) ia mulai masuk kedalam keriuhan yang di timbulkan dari teriakan-teriakan para senpainya yang mempromosikan estrakulikuler kebanggaan mereka. Dengan lihai, pemuda berambut raven itu mulai menghindari beberapa orang yang mungkin akan saja akan menabraknya. Penglihatannya menangkap beberapa gadis yang memandang takjub pada dirinya. Memiliki kulit putih bak porselen, mata yang sehitam malam, dan juga raut wajah yang datar, malah menjadi magnet penyita perhatian bagi beberapa gadis atas pesona sang Uchiha bungsu. Namun, pemuda itu tidak terlalu memperdulikan pandangan beberapa gadis itu. Pemuda yang bernama Sasuke itu pun tak luput dari serangan para senpai yang memperebutkan dirinya. Dengan hanya memperlihatkan telapak tangannya dan juga sedikit senyum (yang dipaksakan) berhasil membungkam para senpai itu (karena hampir semuanya perempuan) . Sasuke kembali berjalan mencari estrakulikuler yang telah ia tetapkan semalam. Ya ia akan memilih osis. Namun tubuhnya serasa membeku saat melihat seseorang pemuda dengan rambut blonde sedang tertawa renyah bersama teman-temannya. Sekilas ia nampak melihat pemuda blonde itu memiliki iris berwarna biru, secerah langit hari ini.
"Oh jadi dia ketua osisnya? Wah tampan ya!" Ujar seorang gadis yang berdiri disampingnya. Sasuke tak menoleh karena perhatiaannya tersita oleh pemuda berambut blonde itu. Namun telinganya terpasang awas untuk mengetahui beberapa hal tentang 'sang ketua osis' tersebut.
"Setahuku begitu. Ya dia memang tampan. Jadi kau mau masuk osis?" Tanya gadis satunya.
"Tentu saja, dan dengar-dengar, dia juga sangat ramah. Ayo kita kesana."
Ya itulah percakapan sekilas yang tertangkap oleh indra pendengaran Sasuke. Sasuke dengan sedikit antusias mendekati stand pendaftaran osis tersebut. Namun ia kembali menghela nafas ketika ia harus mengantri menunggu giliran karena banyaknya siswa yang mendaftar. Karena terlalu malas untuk mengantri, ia memilih untuk mencari tempat menyendiri. Setelah sepi, ia baru akan kembali ke stand tersebut.
Setelah keluar dari keramaian tersebut dan mencari tempat untuk mencari ketenangan, akhirnya ia menemukan sebuah bukit yang berada di belakang sekolah. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat seorang pemuda berambut hitam dengan ikat kepala dibelakangnya sedang berbaring sambil menatap langit. Tak lama dari situ, mata hitam kelam Sasuke membulat saat seorang pemuda berambut blonde yang tadi ia lihat di lapangan, mendekati pemuda berambut nanas itu. Dengan rasa penasaran yang tinggi, ia bersembunyi di belakang sebuah pohon untuk mendengarkan pembicaraan mereka.
"Shikamaru, giliranmu sana. Aku sudah lelah." Gerutu pe,uda berambut blonde pada temannya yang bernama Shikamaru. Pemuda berambut hitam itu hanya menguap lalu mengangguk.
"Kau mengganggu tidur siangku saja Naruto." Sahut Shikamaru dengan nada malas. Ia lalu bangkit dan berjalan meninggalkan si pemuda blonde itu. Sasuke mengangguk, kini ia telah mengetahui nama ketua osis yang menarik perhatiaannya itu.
"Maaf Shikamaru, aku benar-benar lelah. Selamat bekerja. Stand kita sangat ramai, hahaha." Tawa Naruto renyah dan hanya dibalas dengan helaan nafas dari pemuda bernama Shikamaru. Naruto mulai membaringkan tubuhnya dan tersenyum lebar.
Setelah yakin bahwa Shikamaru telah berjalan cukup jauh, Sasuke mulai memberanikan diri mendekati sang ketua osis. Ia tertegun saat melihat senyuman dari senpainya. Entah apa yang merasuki dirinya, pemuda bermarga Uchiha itu tersenyum tipis.
"Senpai." Panggil Sasuke dengan nada dingin. Pemuda berambut blonde itu menoleh padanya.
"Kau siapa? Siswa baru? Kenapa ada disini?" Tanya Naruto beruntun dan membuat Sasuke mendengus geli. Tanpa menunggu persetujuan dari Naruto, pemuda berambut raven itu duduk begitu saja di samping sang ketua osis.
"Namaku Uchiha Sasuke, dan kau benar, aku siswa baru." Jelas Sasuke singkat. Naruto yang tadinya berbaring, mulai bangun dan duduk disamping adik kelasnya itu.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya senpainya itu sekali lagi. Sasuke hanya menatap lurus.
"Karena aku benci keramaian." Jawab Sasuke singkat dan membuat Naruto memiringkan kepalanya.
'Sepertinya pemuda ini anti-sosial' batin Naruto memprediksi.
"Ekhem." Naruto berdehem. "Bagaimana jika kau ikut osis? Kebetulan aku membawa formulirnya." lanjut Naruto sambil memberikan selembar formulir kepada Sasuke. Sasuke tentu saja senang karena ia tak perlu repot-repot mengantri untuk mendaftar. Namun ia menyembunyikan rasa senangnya dengan ekpresi wajahnya yang dingin. Ia mengambil kertas formulir tersebut dan kembali ia terpaku saat melihat senyuman dari senpainya itu.
"Terimakasih." Ucap Sasuke sangat pelan namun masih terdengar oleh telinga Naruto.
"Sama-sama." Jawab Naruto sambil menepuk pelan punggung Sasuke. Suasana tiba-tiba terasa canggung bagi mereka berdua. Sasuke menarik nafas dalam untuk menetralkan debaran jantungnya yang bekerja abnormal. ia mengambil bolpoinnya dan mulai mengisi kertas formulir tersebut.
Tanpa Sasuke ketahui, sang ketua osis yang memiliki tanda tiga garis di kedua pipinya terus saja memperhatikan kesempurnaan dari adik kelas yang berada di sampingnya.
"Sudah senpai." Ujar Sasuke sambil memberikan kertas berisi datanya tersebut dan sukses menghentikan lamunan pemuda berambut blonde itu. Naruto hanya tersenyum canggung sambil menerima kembali selembaran tersebut. Suasana kembali hening.
"Kau sudah tahu namaku?" Tanya Naruto mencoba mencairkan suasana. Ia tidak suka dengan suasana kaku seperti ini.
"Naruto-senpai, seorang ketua osis." Jawab Sasuke singkat dan mendapatkan anggukan dari Naruto.
"Lebih lengkapnya Uzumaki Naruto." Ujar Naruto sambil memperlihatkan senyum lima jarinya. Mereka berdua kini kembali diam dan hanya menatap lurus. Pemandangan perkotaan Konoha dapat mereka lihat dari atas bukit itu.
Sasuke melirik sekilas senpainya itu. Dan tanpa ia duga, pandangan mereka bertemu. Iris onyx bertemu dengan cerahnya biru sapphire. Sejenak mereka berdua saling mengagumi keindahan yang mereka miliki masing-masing. Sasuke mati-matian untuk terus mempertahankan ekpresi dinginnya saat melihat semburat merah menghiasi wajah senpainya itu. Tanpa Sasuke sadari, tangannya seakan ingin meraih tangan pemuda berambut blonde itu. Namun..
"Naruto-kun."
Terdengar suara teriakan dibelakang mereka. Naruto yang akhirnya sadar kembali memperlihatkan senyuman canggungnya dan menoleh kebelakang. Seorang gadis berambut panjang berlari kecil hendak menghampiri mereka berdua.
"Naruto-kun, kau dipanggil Kakashi-sensei, cepalah!" Ujar gadis itu dengan nafas terengah-engah. Sasuke hanya mendengus kesal karena gadis itu telah mengganggu mereka berdua.
"Baik-baik, aku kesana sekarang." Teriak Naruto yang cukup membuat telinga Sasuke berdenging. Kembali dengan senyuman lebarnya, Naruto menepuk-nepuk pundak Sasuke.
"Nah Sasuke, sebaiknya kau segera kembali ke lapangan. Bergabunglah dengan yang lainnya. Aku duluan." Ucap Naruto ramah dan hanya mendapat anggukan lemah dari sang Uchiha. Naruto segera berlari menuju gadis itu dan mereka berdua berjalan menjauhi dirinya yang termenung sendiri.
'Kenapa rasanya aneh seperti ini? Kenapa aku sangat suka dengan iris matanya yang berwarna biru itu?' batin Sasuke sambil menatap langit.
'Lalu senyumannya, aku merasakan kehangatan yang selama ini aku cari.. senpai, kau harus bertanggung jawab karena telah membuatku tertarik padamu' batinnya lagi dan tersenyum tipis pada langit. Ah menatap langit biru sepertinya akan menjadi hobi baru sang Uchiha.
TBC
Hai minna, gomene saya malah membuat fict baru /plak. Saya jadi ragu untuk meneruskan fict selanjutnya soalnya ternyata ide saya itu pasaran *nangis* dan ada fict yang -hampir sama- dengan ide yang saya tuangkan dalam fict tersebut. Saya tidak mau di anggap -plagiat- maka dari itu saya pikirkan lagi untuk kelanjutannya. Kalau fict ini sih latar belakangnya terinpirasi dari anime kurobas XD gapapa kali ya saya cuma ambil setting tempatnya doang kok. Mind to review please? *puppy eyes no jutsu*
