Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi

Warning : Yaoi, Shonen-ai , OCC, typo, dll.

By : Kiruna Neophilina Phantomhive

Summary : "Tetsuya, apa yang harus kulukan agar kau mencintaiku? Agar kau bisa memandangku sebagai suamimu? Menagapa kau terlihat begitu membenciku? Bahkan, aku yakin aku tak punya salah padamu. Karena, aku begitu mencintaimu.."

*0*0*0*0*

"Tetsuya, bagaimana dengan kuliahmu?" tanya sosok pria berumur 40 tahunan, dengan mata hazel yang memandang mata baby blue itu dengan tajam.

.

"Baik otou-san..." jawab si baby blue yang diketahui bernama Kuroko Tetsuya, pada sang ayah Kuroko Hiyashi, sedangkan sang istri Kuroko Tetsumi. Mencoba menenangkan sang suami, yang sewaktu-waktu bisa meledak jika sudah membicarakan soal IPK sang anak.

.

"Berapa IPK-mu, semester ini?" tanya Hiyashi, yang sudah mulai panas. Sang Istri sudah, harap-harap cemas jawaban Tetsuyanya tidak sesuai harapan sang ayah.

.

"3,7..."

.

Hiyashi masih menunggu, lanjutannya. Namun, sepertinya ucapan itu sudah berhenti, berarti anaknya hanya mendapat 3,7

.

"Semester lalu kau mendapat 3,73, Tetsuya. Apa yang kau lakukan selama semester ini?"

.

Suasana mulai mencekam, Tetsumi hanya bisa mengelus-elus punggung sang suami dan berkata 'sabar..sabar...'

.

"Sumimasen otou-san...tapi, setidaknya Tetsuya tidak melanggar perjanjian. IPK tidak boleh dibawah 3,6 bukan?" bela Tetsuya pada dirinya sendiri.

.

"Kau memang tak melanggar perjanjian, tapi menurunnya IPK-mu. Itu membuat otou-san kecewa, Tetsuya. Kau harus ingat, kau anak pertama. Kau yang akan, membiayai Chihiro dan menjaga okaa-san, jika otou-san sudah tidak ada. Jadi, otou-san mohon padamu. Ini yang terakhir kalinya, otou-san dengar berita seperti itu darimu..." jelas sang kepala keluarga, lalu pergi meninggalkan sang istri berdua dengan si sulung.

.

Selepas Hiyashi, meninggalkan ruang keluarga. Tetsumi langsung memeluk anak sulungnya, dan mengelus-elus punggungnya. Tidak ada, kata yang ia keluarkan dan tidak ada kata yang Tetsuya keluarkan, ia hanya membalas pelukannya ibunya seakan memberika isyarat kalau ia tidak apa-apa.

.

Kuroko Tetsuya 19 tahun, sedang menyelesaikan semester 6-nya sambil melakukan penelitian disalah satu perusahaan terbaik di Jepang. Ia, benar-benar bertarung dengan jurusan yang bukan ia minati. Ia bercita-cita menjadi guru taman kanak-kanak, sedangkan sang ayah menyuruhnya masuk ke perindustrian, sehingga Tetsuya harus masuk ke Jurusan Teknik Industri. Itu lebih menjanjikan masa depannya, kata sang ayah. Sedangkan menurut Tetsuya ini begitu menyikasanya.

.

Seorang Industriawan harus memahami semua mata kuliah yang ada, walaupun itu hanya dasar yang diajarkan seperti di SMA. Namun, nyatanya mereka dituntut untuk menyelami mata kuliah itu lebih dalam, secara mandiri. Tetsuya yang tidak suka dengan matematika, harus menahan rasa tidak sukanya itu karena, matematika adalah dasar dari segala mata kuliah yang ada. Ia tidak mau, melihat ayahnya marah lagi. Jika sang ayah sudah marah, semua keluarganya akan kena amukannya. Ia, tidak mau itu terjadi lagi. Bahkan ia, sampai menyiksa tubuh lemahnya untuk mengikuti semua kegiatan kuliahnya dan menyelesaikan kuliahnya selama 3,5 tahun untuk membuat ayahnya bangga.

.

"Tet-chan, apa kau benci pada otou-san?" tanya Tetsumi, masih memeluk ankanya.

.

Tetsuya menghela nafasnya, lalu melepaskan pelukan ibunya. Menatap ibunya dengan hangat, senyum lembut ia lukiskan diwajahnya. "Tidak sama sekali kaa-san. Tetsuya, sayang pada otou-san..." jawabnya.

.

"Okaa-san tahu, Tet-chan sudah berusaha dengan keras. Kaa-san tahu, Tet-chan sangat lelah..."

.

"Sabar yah nak, 1 semester lagi..."

.

Hening, Tetsuya masih memandang ibunya. Menunggu ibunya melanjutkan ucapannya. "Maafkan kaa-san, tidak bisa berbuat apa-apa. Maafkan kaa-san, tidak bisa membantumu lagi. Bahkan hanya untuk sekedar membuatkan makanan untukmu, menuci baju untukmu, mengurusi semua keperl-"

.

"Okaa-san...terima kasih. Okaa-san sudah cukup membantu Tetsuya. Do'amu selalu membantuku kaa-san," ucap Tetsuya, memotong perkataan ibunya. Karena, ia tidak sanggup lagi melihat ibunya menyalahkan dirinya yang tidak dapat membantuya.

.

Tetsuya tinggal di Tokyo, sedangkan kuliahnya berada di Kyoto. Itu pun keinginan dari ayahnya. Karena, nilai tata krama di Tokyo sudah mulai hilang. Ia tidak mau anaknya, kehilangan tata krama. Jadi ia menyruhnya untuk berkuliah di Kyoto yang masih kental dengan tata kramanya. Karena itu pula membuat Tetsuya harus tinggal disana, awalnya sang ibu meminta jika Tetsuya berada diasrama saja, agar dapat dipantau dengan baik. Namun, ternyata kamar asrama sudah habis. Sehingga membuatnya harus tinggal di apartement yang tak jauh dari tempat kuliah.

.

Sebulan pertama perkuliahan, Tetsuya sudah dilarikan ke rumah sakit, karena kelelahan. Saat SMA, semuanya sudah diurus oleh sang ibu, mulai dari sarapan, pakaian, semuanya. Itu membuat tubuh Tetsuya yang lemah shock, karena perubahan yang terjadi. Tidak ada lagi yang menyediakannya, semuanya sendiri. Uang yang dikirim harus cukup hingga akhir bulan, ia tidak mau menyusahkan orang tuanya. Namun, saat dilarikannya Tetsuya ke rumah sakit. Akhirnya, Hiyashi menambahkan uang saku pada Tetsuya untuk membawa pakaiannya kotornya ke laundy saja.

.

"Tet-chan, sampai kapan dirumah? Apa tempat penelitianmu, memberimu libur? Ibu tidak mau, kau seperti semester kemarin. Baru sampai rumah, dan mendengarkan ceramah dari ayahmu. Lalu balik lagi ke Kyoto," ucap ibunya cemberut.

.

"Tetsuya minta cuti 3 hari bu, dan untung saja diizinkan..."

.

"Baiklah, lebih baik Tet-chan sekarang tidur. Besok ibu masak, makanan kesukaanmu..."

.

-PEMBATAS HAHAHAHAHAHA-

.

Tetsuya tidak bisa tidur, berkali-kali ia mencoba memejamkan matanya dan merapatkan selimutnya. Namun, rasanya sama sekali tidak mengantuk. Dilirik sebuah jam dinding menunjukan jam, 11 malam. Pantas saja, ia tidak mengantuk. Biasanya, jam 11 malam ia masih bergelut dengan laporan-laporannya hingga jam 3 pagi.

.

"1 semester lagikah?"

.

"Hahaha...sepertinya, 1 semester lagi akan menjadi lebih rumit. Menuju gerbang kehidupan yang sebenarnya. Dimakan atau memakan..."

.

"Bukankah begitu teman-teman?"

.

Meskipun hawa keberadaanya tipis, namun Tetsuya bukanlah orang yang penyendiri. Pandai bersosialiasi menjadi tuntutan oleh ibunya. Ibunya, tidak mementingkan akademik seperti sang ayah. Karena nyatanya, banyak diluar sana yang tidak pandai dalam akademik, tapi ia pandai bersosialisasi dapat sukses. Namun, selama riwayat pertemanannya. Tetsuya hanya dijadikan pion untuk keberhasilan teman-temanya, kemudian tak dianggap lagi sebagai teman. Semenjak itu, Tetsuya mulai memilih dalam berteman. Tidak hanya memilih, ia bahkan tidak menggap mereka teman. Mereka hanya saingan, yang sedang menunggu untuk memakannya.

.

Sudah cukup ia tidak bisa tidur, Tetsuya pun membuka tasnya dan mengambil laptop dan memutuskan melanjutkan membuat laporan, hingga matanya mengantuk.

.

-PEMBATAS HAHAHAHAHAHA-

.

"Ohayou Tet-chan..." ucap sang ibu yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.

.

"Ohayou kaa-san, Chihiro..." balas Tetsuya, dengan masih setengah mengantuk. Rambutnya masih acak-acakan, dan tampak garis hitam dibawah matanya.

.

"Are? Tetsu-nii, kapan sampai?" tanya Chihiro, yang melihat kakanya sudah berada dirumah.

.

"Tadi malam Tet-chan sampai rumah, Chi-chan sudah bobo. Tet-chan, apa kau begadang?" tanya Tetsumi, melihat anaknya sudah mirip bayi panda.

.

"Mengerjakan laporan yang belum beres, kaa-san..." jawab Tetsuya, sambil mengoleskan selai coklat diatas rotinya.

.

"Mou, kau kan sedang liburan. Lupakanlah sejenak laporanmu, kau tampak makin kurus tau. Kaa-san tidak mau dimarahi Harumi baa-san (Ibu dari suaminya), karena melihatmu semakin kurus. Pokoknya, selama disini. Tet-chan harus perbaikan gizi!"

.

"Baik-baik..."

.

"Dimana tou-san?" tanya Tetsuya, yang tidak melihat kehadiran ayahnya.

.

"Dia sudah berangkat sejak pagi, proyeknya tidak bisa ditinggal..." jawab Tetsumi, yang sudah ikut duduk dimeja makan.

.

"Tetsu-nii, apa kau tau? Taiga-nii, sudah balik dari Amerika loh!" ucap Chihiro, membuat sang kakak sedikit terkejut. Walau tak nampak diwajah datarnya.

.

Kagami Taiga, teman Tetsuya sejak taman kanak-kanak. Atau mungkin sahabat? Ia dan Taiga sangat dekat. Taiga yang kuat dan Tetsuya yang lemah, bahkan diawal pertemanan mereka. Alex (Ibu dari Kagami), merasa Taiga dan Tetsuya seperti induk dan anak ayam. Namun, karena urusan pekerjaan suaminya, keluarga kagami harus pergi ke Amerika dalam waktu yang lama. Dan itu membuat Tetsuya merasa kesepian.

.

"Hari ini, aku akan diajarkan bermain basket olehnya. Tetsu-nii mau ikut?" tawar Chihiro, lalu membereskan bekas makannya, dan melihat kakaknya menganggukan kepalanya. "Baiklah, aku tunggu, untuk siap-siap.." lanjutnya, menunggu kakaknya untuk bersiap-siap.

.

-PEMBATAS HAHAHAHAHAHA-

.

"Taiga-nii!Ohayou!" sapa Chihiro, pada Kagami Taiga yang sudah menunggu dilapangan basket.

.

"Yo, Chihiro!" balas Kagami, sambil mengacak-ngacak rambut coklat milik Chihiro.

.

"Kau tidak menyapaku juga Kagami-kun?"

.

"HUWAA! Kuroko! Bisa tidak kau muncul dengan cara normal?" ucap Kagami, yang entah kenapa tidak pernah terbiasa dengan cara muncul sahabatnya itu.

.

"Aku muncul dengan normal Kagami-kun, dan selamat datang kembali ke Jepang..." jawab Kuroko, dengan senyum yang terlukis diwajahnya dan membuat Kagami degdegan.

.

"Y,ya...arigatou. lagi pula, aku akan sudah mendaftarkan diri kuliah di sini..." balas Kagami, sambil memalingkan wajahnya. Tak sanggup melihat senyum sahabatnya yang begitu memikat.

.

"Sumimasen..."

.

Kagami yang tahu maksudnya, langsung mengelus rambut lembut baby blue itu. "Tidak apa-apa, walau kau kuliah di Kyoto. Kita masih bisa berkomunikasi, atau mungkin aku akan kesana sesekali menjengukmu..."

.

Merasa dicuekin, Chihiro pun menggembungkan pipinya. "Jangan mesra-mesraan deh, kita jadikan latihannya?"

.

"Tentu saja!"

.

-PEMBATAS HAHAHAHAHAHA-

.

"Kalau begitu kami pamit dulu, Kagami-kun. Arigatou sudah mengajarkan, Chihiro bermain basket. Juga arigatou, karena kau tidak mau mengalah dariku dalam one on one," ucap Kuroko, dengan nada menyindri.

.

"Oy..oy, aku sudah mengalah tahu! Kau saja yang lemah..." bela Kagami, karena menurutnya tadi ia sudah bermain sangaaatttttttt pelan.

.

"Kau yang seperti monster, kalau begitu kami pamit dulu..."

.

"Jaa, Taiga-nii!"

.

"Ou!"

.

KAGAMI POV

Aku memandang punggung kecil yang semakin lama semakin menghilang dari pandanganku. Kuroko dan aku sudah berteman sejak taman kanak-kanak. Saat awal berteman, aku kira ia perempuan. Karena menurutku, ia begitu kecil dan manis seperti anak perempuan. Bahkan saat kukecil, aku sempat berfikir kalau Kuroko itu seperti boneka barbie yang sering ada di iklan TV. Saat taman kanak-kanak, wajahnya tidak sedatar itu. ia menampakan ekpresinya. Namun, saat sekolah dasar aku mulai menyadari ada yang berubah dari dirinya.

Ia jadi sering melamun, ekspresinya mulai menghilang, dan bahkan aku pernah melihat bekas tamparan dipipinya. Tetsuya sangat lemah, inginku melindunginya. Namun, saat naik kelas 5 SD. Aku harus pindah ke Amerika, karena pekerjaan ayah. Aku kembali lagi ke Jepang, saat masuk SMA. Betapa beruntungnya aku dapat bersekolah dan sekelas dengannya. Ia nampak begitu sempurna dimataku, baik, sopan, dan manis. Namun, tetap saja aku tidak nyaman dengan wajahnya yang semakin datar. Seolah-olah, ia menyembunyikan kesedihan yang mendalam. Baru 1 tahun sekolah SMA di Jepang, ayahku ternyata diam-diam mendaftarkanku beasiswa di Amerika melalui basket.

.

Sial

.

Aku masih ingin berada di Jepang, masih ingin bersamanya, melindunginya. Aku tahu, aku hanya dianggap sahabat olehnya. Tidak apa, aku hanya ingin melihatnya bahagia. Itu sudah cukup.

.

-PEMBATAS HAHAHAHAHAHA-

.

Akashi Mansion

"Seijuurou, bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Akashi Masaomi, setelah aktivitas sarapan paginya. Mengawali pembicaraan, antara ayah dan anak.

.

"Sempurna otou-sama," jawab Seijuurou, yang juga sudah selsai dengan sarapannya.

.

"Kau harus ingat, keluarga Akashi haruslah sempurna..."

.

"Baik otou-sama..."

.

"Itu baru anakku..."

.

'Aku bukan anakmu, bahkan aku tak lagi menganggapmu ayah...'

TBC

Cerita apaan ini astagaaaaa? Wkwkwkkw...yah begitulah, berbeda dengan sumary. Jadi di FF ini akan menceritakan jauh, sebeluh kejadian di sumary. Kira-kira ada 10 chapterlah :( .

RnR