TITLE: BEYOND THE SNOW AND ICE
AUTHOR: AUSTINE SOPHIE
DISCLAIMER: BLEACH AND ALL OF ITS CHARACTERS ARE THE PROPERTY OF TITE KUBO
WARNING: OOC (MAYBE), TYPO(S), PLOT ANEH DAN MEMBINGUNGKAN, DSB
Summary: Kuchiki Rukia tidak pernah mengetahui bahwa ternyata ia 'berbeda' dari manusia lainnya. Semuanya berawal disaat musim dingin yang menjadi musim favoritnya, dimana ia menemukan seorang pemuda tengah terkapar diantara salju. Entah misteri apa yang dimiliki oleh pemuda itu, secara bertahap, Rukia mulai mengetahui suatu rahasia yang tersembunyi di dalam dirinya sendiri...
.
.
.
~HAPPY READING~
PROLOGUE
Salju. Butiran-butiran kecil nan dingin itu mulai berjatuhan dan menumpuk, menyisiri permukaan tanah yang tak tersentuh, laksana sebuah selimut lembut yang tipis.
Warna putih itu mendominasi sekelilingnya. Tidak dapat dipungkiri, ini adalah pertanda bahwa waktu telah memasuki musim dingin.
Sosokku tengah berdiri di sebuah lapangan rumput bersalju yang luas, dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan yang tertutupi oleh salju. Namun, ada yang berbeda dari pemandangan hutan ini.
Semuanya berwarna putih sempurna.
Seolah-olah bumi tempat aku berpijak, yakni hutan bersalju ini, adalah dunia lain dimana semuanya terbuat dari salju. Indah, bukan, itu bukan kata yang tepat. Sempurna. Semuanya tampak memukau.
Tak lama kemudian, aku pun mulai menyadari bahwa tidak hanya aku saja yang berada di tempat itu. Ada seseorang disana, di balik rimbunan pepohonan yang menutupi sosoknya itu. Perlahan-lahan, orang itu mulai mendekat. Sosoknya pun mulai terlihat sempurna.
Dia adalah seorang perempuan yang berbalutkan sebuah kimono yang indah. Kimono yang dikenakannya berwarna putih bersih bagaikan salju, senada dengan rambut putihnya yang panjang. Ia menatapku dengan sendu. Tatapannya tertanam jelas di benakku.
Siapa? Siapa perempuan ini? Ingatan dalam otakku mengatakan bahwa aku tidak pernah mengenalnya. Namun, hatiku ini berbisik bahwa aku mengetahuinya.
Bibirnya pun mulai terbuka. Mengeluarkan kata-kata yang tak dapat kudengar dengan jelas oleh karena suara erangan angin. Namun suaranya perlahan-lahan mulai kembali jelas. Ya, semakin jelas.
'Bangunlah...wahai...sang salju...Kau..' Bangunlah wahai sang salju? Kau? Kau apa?
Belum sempat kutanyakan, sosoknya pun telah menghilang. Lenyap, tak tersisa. Hanya salju dan barisan pepohonan yang menjadi saksi bisu bahwa perempuan itu sebelumnya memang berada di sini.
Tiba-tiba, sosok lain pun mulai muncul menggantikan sosok perempuan yang telah menghilang itu. Kali ini adalah seorang pemuda dengan tinggi yang hampir sama denganku.
Sontak, hujan salju yang turun mulai mereda, menipis, dan menghilang begitu saja. Pepohonan yang tadinya terlapisi oleh butiran salju, kini mulai membeku. Permukaan tanah bersalju pun digantikan oleh lapisan es yang mengilat. Semuanya berwarna biru dan putih, bukan hanya putih saja.
Dunia salju itu telah tergantikan oleh dunia es.
Dia berdiri tegap. Punggungnya membelakangi sosokku. Hanya warna rambutnya saja yang aku ketahui. Putih, sama dengan wanita itu.
Kembali hatiku meresah. Siapa lelaki ini? Aku merasakan ada sebuah ikatan. Ikatan yang menghubungkan diriku dengannya.
Diam-diam aku berbisik, 'Siapa kau?' Namun dia tetap tak berpaling. Seolah-olah menganggapku hanya sebuah angin lalu saja.
Aku pun berniat mengulangi pertanyaanku, namun sosok itu mulai berpaling. Di tengah cahaya putih rembulan yang tiba-tiba muncul untuk menerangi wajah pemuda berambut putih salju itu, aku mulai melihat wajahnya dengan jelas.
Ia berkulit hitam tan, selaras dengan rambut putihnya. Mata iris emerald miliknya mulai menatap dingin mata violetku. Ungu bertemu dengan hijau.
Kemudian, suara yang bagaikan dentingan lonceng samar-samar terdengar di telingaku. Suara yang halus, bagaikan nyanyian, dan membahana dalam pendengaranku.
'...dan ketika waktu telah memutuskan..
untuk mereka yang lahir...
dari dia, Sang Batu Es Abadi...
dua belahan jiwa...
yang awalnya adalah satu...
Sang Salju dan Sang Es...
mereka yang oleh takdir...
harus mengitari dan berputar...
demi menjaga keseimbangan...
dan untuk waktu yang harus berjalan.'
'Repent the crimes before they shall wake.'
-End of The Prologue-
Yosh! Ini baru cuma prolog, mungkin masih bingung-bingung gitu.
Gaje? Saya tahu, kok. Hehehe...
Sebenarnya, ini pertama kali saya bikin fic di fandom Bleach. Ngebet gitu, pengen nulis fic Hitsuruki XD
Apakah ada saran? Kritikan? Pendapat dan sebagainya?
Kalau begitu silahkan review! Mohon bantuannya, ya, readers!
Tapi ingat, No Flaming!
Oke, cukup segitu saja. Terima kasih untuk yang telah membaca, kalau bisa tolong tinggalkan review, ya. Thanks^^
SEE YOU AGAIN IN THE NEXT CHAPTER!
Austine Sophie
Beyond The Snow and Ice
